masih rendah dari penderita TB BTA+ yang diobati angka kesembuhan juga masih rendah.
Gibson 1985 mengemukakan ada 3 jenis variabel yang mempengaruhi kinerja seseorang yaitu faktor individu kemampuan keterampilan dan latar
belakang, faktor organisasi sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur, organisasi dan desain pekerjaan dan faktor psikologi persepsi, sikap, kepribadian
dan motivasi. Menurut Teitjen, et. al 1997 mengidentifikasikan beberapa faktor
psikososial dan organisasional yang menambah terjadinya ketidakpatuhan petugas perawat kesehatan.
Yang paling penting dirasakan adalah: 1 pengaman yang kurang untuk petugas yang bekerja dirumah sakit dan klinik, dan 2 konflik kepentingan antara
menyelenggarakan perawatan kesehatan yang terbaik dan melindungi diri sendiri dari pemaparan Gershon, 1996.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah di atas, maka penulis ingin melihat analisa pekerja kesehatan menggunakan alat pelindung diri sebagai pengawas
menelan obat penderita tuberkulosis di Kota Pekanbaru tahun 2008.
1.2. Perumusan Masalah
Belum diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerja kesehatan menggunakan alat pelindung diri APD sebagai PMO penderita tuberkulosis di Kota
Pekanbaru tahun 2008.
Rusherina : Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Pada Pengawas Menelan Obat PMO Penderita Tuberkulosis Di Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1 Untuk mengetahui gambaran PMO menggunakan alat pelindung diri APD pada penderita tuberkulosis di Kota Pekanbaru tahun 2008.
1.3.1. Untuk mengetahui hubungan pendidikan, pengetahuan, motivasi dan beban
kerja PMO menggunakan alat pelindung diri pada penderita tuberkulosis di Kota Pekanbaru.
1.4. Hipotesa
Untuk menjawab pertanyaan “Apakah Pekerja Kesehatan Menggunakan Alat Pelindung Diri Sebagai Pengawas Menelan Obat Penderita Tuberkulosis Paru”, maka
peneliti memberikan jawaban sementara dalam bentuk hipotesis, sebagai berikut: 1.4.1.
Adanya hubungan antara penggunaan alat pelindung diri dengan kejadian kasus BTA + pada PMO.
1.4.2. Adanya hubungan antara pendidikan, pengetahuan, motivasi dan beban kerja
dengan penggunaan alat pelindung diri pada PMO.
1.5. Manfaat Penelitian
1.5.1. Memberi masukan bagi Departemen Kesehatan dalam rangka menentukan
kebijakan dan strategi intervensi yang tepat dan terarah dalam program P2TB. 1.5.2.
Memberi masukan bagi Dinas Kesehatan Provinsi Riau dalam rangka menentukan kebijakan operasional, pedoman dan strategi intervensi yang
tepat dan terarah dalam program P2TB sesuai dengan kondisi setempat.
Rusherina : Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Pada Pengawas Menelan Obat PMO Penderita Tuberkulosis Di Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
1.5.3. Bagi Pimpinan Puskesmas hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam
upaya meningkatkan motivasi pekerja kesehatan menggunakan alat pelindung diri APD dalam pengawasan penelan obat PMO yang akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan keteraturan berobat bagi penderita TBC.
Rusherina : Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Pada Pengawas Menelan Obat PMO Penderita Tuberkulosis Di Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008
USU Repository © 2008
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tuberkulosis Paru