Alat Perlindungan PernafasanMasker Respirator

2.3.2. Alat Perlindungan PernafasanMasker

Menurut Habsari 2003 alat pelindung diri pernafasanmasker berguna untuk melindungi pernafasan terhadap gas, uap, debu atau udara yang terkontaminasi di tempat kerja yang dapat bersifat racun, korosi, ataupun rangsangan. Masker terbuat dari berbagai bahan antara kain: katun ringan, kasa, kertas sampai bahan sintesis, yang beberapa diantaranya tahan cairan. Masker yang tebuat dari katun atau kertas sangat nyaman tapi sebagai filter tidak tahan cairan dan tidak efektif. Masker yang terbuat dari bahan sintetik dapat memberikan sedikit perlindungan dari tetesan partikel besar 5um yang disebarkan lewat batuk dan bersin dari petugas pelayanan kesehatan yang berada dekat kurang dari 1 meter dengan pasien. Namun mereka, merasa kurang nyaman untuk memakainya karena bahan ini sukar dipakai untuk bernafas. Santoso 2004 menyatakan masalah alat pelindung diri pernafasan terdiri atas: 1. Penutup muka yang buruk dapat menimbulkan jerawat, dapat membuat rambut jadi terjepit, tidak sesuai dengan ukuran wajah, menimbulkan iritasi pada bekas luka. 2. Pemeliharaan yang tidak baik. 3. Tali pengikat longgarlepas. 4. Tidak nyaman dalam menghirup udara. 5. Menimbulkan sesak nafas. 6. Psikologis dan kecemasan. Rusherina : Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Pada Pengawas Menelan Obat PMO Penderita Tuberkulosis Di Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 7. Meningkatkan beban kerja pada jantung dan hati. 8. Menghirup kembali udara yang dihembuskan. 9. Kesulitan berkomunikasi.

2.3.3. Respirator

Respirator adalah masker jenis khusus, disebut respirator partikel, yang dianjurkan dalam situasi menyaring udara yang ditarik nafas dianggap sangat penting umpamanya, dalam perawatan orang dengan tuberkulosis paru. Terdiri dari berlapis-lapis bahan filter yang terpasang pada muka dengan ketat. Lebih sulit untuk bernafas melaluinya dan lebih mahal dari pada masker bedah. Efektivitas pemakaian masker khusus ternyata belum terbukti Teitjen et.al, 1997. Di samping terbatasnya kesuksesan program pendidikan yang ditujukan kepada perubahan perilaku pelayanan kesehatan dalam menggunakan alat pelindung diri lainnya, perlindungan utama harus terus berlanjut menjadi fokus kegiatan dimasa depan. Untuk lebih sukses, usaha untuk membuat lingkungan kerja lebih aman harus diarahkan kepada semua kader petugas pelayanan kesehatan bukan hanya dokter atau perawat. Memperbaiki kepatuhan setelah usaha pendidikan dan perubahan perilaku dapat ditingkatkan kalau: 1. Ada dukungan konsisten dari administrator rumah sakit dalam usaha-usaha keamanan yang dianjurkan umpamanya, kekurangan yang ditemukan segera Rusherina : Determinan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD Pada Pengawas Menelan Obat PMO Penderita Tuberkulosis Di Kota Pekanbaru Tahun 2008, 2008 USU Repository © 2008 diperbaiki, pratik-pratik yang berbahaya segera dilenyapkan, dan para petugas secara aktif didorong untuk mencari solusi-solusi yang mudah dan murah. 2. Para penyelia secara teratur memberikan umpan balik dan menghargai perilaku yang tepat umpamanya, cuci tangan jika kontak di antara pasien ke pasien. 3. Contoh teladan, khususnya dokter dan staf senior fakultas lainnya, secara aktif mendukung pencegahan infeksi yang dianjurkan dan menjadi contohmodel perilaku yang tepat Lipscomb dan Rosenstock, 1997. Dengan membuat rekomendasi yang tepat, mudah digunakan dan dipantau akan meningkatkan kepatuhan petugas dan keamanan kerja petugas kesehatan lebih baik. Akhirnya, karena perawat kesehatan merupakan profesi yang penting dan berguna, merupakan tanggung jawab dari semua profesi perawat kesehatan untuk membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman untuk pasien dan para pekerjanya.

2.3.4. Tujuan dan Manfaat Penggunaan APD