Epidemiologi Penyakit Kusta Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita Kusta Di Kabupaten Asahan Tahun 2007

2.3. Epidemiologi Penyakit Kusta

2.3.1. Distribusi penyakit kusta menurut tempat Penyakit kusta menyebar di seluruh dunia mulai dari Afrika, Amerika, Asia Tenggara, Mediterania Timur dan Pasifik Barat. Jumlah penderita kusta di dunia pada tahun 1997 sebanyak 888.340 orang. Jumlah penderita baru kusta tahun 2005 adalah sekitar 296.499 orang. Dari jumlah tersebut paling banyak terdapat pada regional Afrika 42.814 orang, Amerika 41.780 orang dan Asia Tenggara 201.635 orang yang di dalamnya sudah termasuk data negara Indonesia Depkes RI, 2006. Data tersebut dapat kita lihat dalam tabel dibawah ini : Tabel 1. Situasi Kusta menurut Regional WHO Tahun 2006 Regional WHO Prevalensi awal 2006 Kasus baru dilaporkan selama tahun 2005 Afrika 40.830 0.59 42.814 5.92 Amerika 32.904 0.36 41.780 4.98 Asia Tenggara 133.422 0.81 201.635 12.17 Mediterran Timur 4.024 0.09 3.133 0.67 Pasifik Barat 8.646 0.05 7.137 0.41 Sumber : Depkes RI 2006 Pada tahun 2002, di Indonesia, jumlah penderita kusta yang terdaftar 19.805 orang. Masih terdapat di 10 propinsi memiliki penderita kusta terbanyak diantara propinsi lainnya yaitu Jawa Timur 4856 orang, Jawa Barat 1721 orang, Jawa Tengah 2334 orang, Sulawesi Selatan 1779 orang, Papua 1190 orang, Nanggroe Aceh Darusalam 736 orang, Daerah Kota Istimewa Jakarta 1721 orang, Sulawesi Utara 404 orang, Maluku Utara 550 orang dan Kalimantan Selatan 473 orang, Maluku 522, Sulawesi Utara 404 orang Depkes RI, 2003. Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008 2.3.2. Distribusi penyakit kusta menurut waktu Ada 17 negara melaporkan 1000 atau lebih kasus baru selama tahun 2005. Sejak tahun 2002 secara global terjadi penurunan penemuan kasus baru, tetapi ada juga peningkatan penemuan kasus baru, hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2. Penemuan Kasus Baru di 17 Negara yang Melaporkan 1000 atau Lebih Tahun 2002 sampai dengan 2005 Jumlah kasus baru yang ditemukan Negara 2002 2003 2004 2005 Angola 4727 2933 2109 1877 Bangladesh 9844 8712 8242 7882 Brazil 38365 49206 49384 38410 China 1646 1404 1499 1658 Demokrasi Kongo 5037 7165 11781 10737 Egypt 1318 1412 1216 1134 Ethiopia 4632 5193 4787 4698 India 473658 367143 260063 161457 Indonesia 12377 14641 16549 19695 Madagascar 5482 5104 3710 2709 Mozambique 5830 5907 4266 5371 Myanmar 5482 3808 3748 3571 Nepal 7386 8046 6958 6150 Nigeria 13830 4799 5276 5024 Philippines 5078 2397 2254 3130 Sri Lanka 2479 1925 1995 1924 United Republik of Tanzania 6497 5279 5190 4237 Total 599945 495074 389027 279664 Sumber : Depkes RI, 2006 Dari tabel di atas terlihat bahwa secara global terjadi penurunan penemuan kasus baru pada penderita kusta, tetapi sejak tahun 2002 sampai dengan 2005 ada beberapa negara mengalami peningkatan kasus baru yaitu seperti di Indonesia, Demokrasi Kongo dan Philippina. Dan sebagai negara terbanyak penderita kusta adalah negara India, diikuti Brazil dan Indonesia. Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008 2.3.3. Distribusi penyakit kusta menurut orang 1. Distribusi menurut umur Penyakit kusta jarang sekali ditemukan pada bayi. Angka kejadian penyakit kusta meningkat sesuai umur dengan puncak kejadian pada umur 10-20 tahun Depkes RI, 2005b. Penyakit kusta dapat mengenai semua umur dan terbanyak terjadi pada umur 15-29 tahun. Serangan pertama kali pada usia di atas 70 tahun sangat jarang terjadi. Di Brasilia terdapat peninggian prevalensi pada usia muda, sedangkan pada penduduk imigran prevalensi meningkat di usia lanjut Harahap, 2000. Menurut Depkes RI 2006 kebanyakan penelitian melaporkan bahwa distribusi penyakit kusta menurut umur berdasarkan prevalensi, hanya sedikit yang berdasarkan insiden karena pada saat timbulnya penyakit sangat sulit diketahui. 2. Distribusi menurut jenis kelamin Kejadian penyakit kusta pada laki-laki lebih banyak terjadi dari pada wanita, kecuali di Afrika, wanita lebih banyak terkena penyakit kusta dari pada laki-laki Depkes RI, 2005b. Menurut Louhennpessy dalam Buletin Penelitian Kesehatan 1999 bahwa perbandingan penyakit kusta pada penderita laki-laki dan perempuan adalah 2,3 : 1,0, artinya penderita kusta pada laki-laki 2,3 kali lebih banyak dibandingkan penderita kusta pada perempuan. Menurut Noor dalam Buletin Penelitian Kesehatan 1999 penderita pria lebih tinggi dari wanita dengan perbandingannya sekitar 2 : 1. Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008 3. Distribusi penyakit kusta menurut ras atau etnik Menurut Amiruddin dalam Harahap 2000 bahwa pada ras Cina, Eropa dan Myanmar lebih rentan terhadap bentuk lepromatous dibandingkan dengan ras Afrika, India dan Melanesia, sehingga bangsa Asia dan Bangsa Afrika lebih banyak terjangkit penyakit kusta. Di Malaysia kejadian kusta lepromatosa lebih sering terjadi pada etnik cina dibandingkan etnik melayu dan India, di Indonesia lebih banyak terjadi pada etnik Madura dan Bugis dibandingkan dengan etnik Jawa dan Melayu Depkes RI, 2006. 2.3.4. Faktor-faktor yang menentukan terjadinya sakit kusta a. Penyebab Penyebab penyakit kusta adalah kuman Mycobacterium leprae yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 mic, lebar 0,2-0,5 mic biasanya berkelompok dan ada yang tersebar satu-satu, hidup dalam sel dan bersifat tahan asam Depkes RI, 1996. Di katakan bersifat tahan asam karena kuman Mycobacterium leprae merupakan kuman erob tidak berbentuk spora, berbentuk batang yang tidak mudah diwarnai Jawetz dkk, 1992. Untuk mengetahui kuman tahan asam atau tidak dengan pewarnaan teknik Ziehl - Neelsen dengan menggunakan larutan Karbol Fuhsin, Asam Alkohol dan Metilen Blue. Cara pewarnaan adalah Karbol Fuhsin diteteskan pada sediaan kemudian dipanaskan selama 5 menit lalu pewarna dibuang dan ditetesi Asam Alkohol selama 1-2 detik sampai warna berubah, kemudian ditambah Metilen Blue, 1 menit kemudian dicuci di kran dan dikeringkan, lalu Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008 diperiksa di bawah mikroskop hasil pewarnaan adalah bila kuman tahan asam, akan berwarna merah karena mengikat larutan Karbol Fuhsin dan kuman tidak tahan asam, berwarna biru karena mengikat larutan Metilen Blue Zaini dan Kurniati, 1995. b. Masa inkubasi Masa inkubasi panyakit kusta dari mulai terpapar hingga menunjukkan gejala klinis berkisar antara 2-5 tahun Depkes RI, 2006, akan tetapi dapat juga mulai dari 9 bulan sampai dengan 20 tahun. Untuk kusta tuberkoloid masa inkubasinya rata-rata 4 tahun dan dua kali lebih lama untuk kuman lepromatosa Chin, 2000. c. Sumber penularan Hanya manusia satu-satunya sampai saat ini dianggap sebagai sumber penularan walaupun kuman kusta dapat hidup pada Armadillo, Simpanse dan pada telapak kaki tikus yang tidak mempunyai kelenjar Thymus Athymic nude mouse Chin, 2000. d. Cara penularan Penyakit kusta dapat ditularkan dari penderita kusta tipe Multi Baciler kepada orang lain dengan cara penularan langsung. Penularan terjadi apabila kuman Mycobacterium leprae yang utuh hidup keluar dari tubuh penderita dan masuk kedalam tubuh orang lain.Cara penularan yang pasti belum diketahui, tetapi sebagian besar para ahli berpendapat bahwa penyakit kusta dapat ditularkan melalui saluran pernapasan dan melakukan kontak kulit yang tidak utuh. Secara teoritis penularan ini dapat terjadi dengan cara kontak yang lama dengan penderita. Seorang penderita yang Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008 sudah minum obat sesuai dengan regimen World Health Organization WHO tidak akan menjadi sumber penularan kepada orang lain Depkes RI, 2006. e. Pejamu tuan rumahhost Bila kontak dengan penderita kusta hanya sedikit yang terjangkit. Hal ini disebabkan karena adanya imunitas. Menurut Cocrane dalam Zulkifli 1999 secara kontak kulit hanya sedikit orang yang tertular dengan kasus kusta. Menurut Ress dalam Zulkifli 1999 penularan dan perkembangan penyakit kusta tergantung dari jumlah, keganasan Mycobacterium leprae dan daya tahan tubuh penderita. Kira-kira 5-15 penderita kusta menularkan Mycobacterium leprae, 95 manusia kebal terhadap kusta dan hanya 5 yang dapat ditulari. Dari sebagian kecil ini 70 dapat sembuh dan hanya 30 yang dapat menjadi sakit. Depkes RI, 2005a. Misalnya dari 100 orang yang terpapar, 95 orang tidak menjadi sakit, 3 orang sembuh sendiri tanpa obat, 2 orang menjadi sakit. Seorang dalam lingkungan tertentu akan termasuk dalam salah satu dari tiga kelompok berikut Depkes RI, 2006: 1. Pejamu yang mempunyai kekebalan tubuh tinggi merupakan kelompok terbesar yang telah akan menjadi resisten terhadap kuman kusta. 2. Pejamu yang mempunyai kekebalan rendah terhadap kuman kusta, bila menderita kusta biasanya tipe Pauci Baciler 3. Pejamu yang tidak mempuyai kekebalan terhadap kuman kusta yang merupakan kelompok terkecil bila menderita kusta biasanya tipe Multi Baciler Basaria Hutabarat : Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Kepatuhan Minum Obat Penderita..., 2008 USU e-Repository © 2008

2.4. Diagnosis dan Klasifikasi