Putusan Majelis Hakim Pertimbangan Hukum Putusan

lagi mempunyai kemampuan untuk melunasi seluruh hutangnya kepada Pemohon dan jika hal ini tetap dibiarkan terus-menerus, maka tentunya jumlah kewajiban Para Termohon akan semakin bertambah, maka wajar kiranya agar Para termohon dinyatakan Pailit.

2. Putusan Majelis Hakim

Dalam putusan ini Majelis Hakim memutuskan, yaitu: 1. Menolak permohonan Pemohon PKPU; 2. Mengabulkan permohonan pernyataan pailit untuk sebagian; 3. Menyatakan Termohon I PT. Wirasakti Adikulit dan Termohon II Mulyadi Kartarhardja pailit dengan segala akibat hukumnya; 4. Menunjuk Sdr. Binsar Siregar, SH, M.Hum, Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai Hakim Pengawas; 5. Menunjuk Sdr. Yan Apul, SH dari kantor Yan Apul Rekan, yang beralamat di Menara Thamrin lantai 21, suite 2102, Jl. M.H Thamrin kav. 3, Jakarta Pusat sebagai Kurator; 6. Menghukum Termohon I dan Termohon II untuk membayar biaya permohonan ini sejumlah Rp. 5.000.000,- lima juta rupiah; 7. Menolak permohonan Pemohon yang lain dan selebihnya.

3. Pertimbangan Hukum Putusan

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan pailit pernyataan pailit pemohon adalah sebagaimana diuraikan dalam tuntutan Pemohon; Universitas Sumatera Utara Menimbang, bahwa pada hari persidangan tanggal 2 Agustus 2006 Majelis Hakim telah menerima dan membaca laporan masing-masing dari Hakim Pengawas, Pengurus, dan Kreditur PT. Putra Finance Pemohon Pailit dan kreditur lainnya, yang pada pokoknya menyatakan bahwa rencana perdamaian yang diajukan oleh Pemohon PKPU tidak disetujui oleh Para Kreditur; Menimbang, bahwa oleh karena ternyata rencana perdamaian yang diajukan oleh Pemohon PKPU tidak memperoleh persetujuan dari Para Kreditur dengan demikian PKPU tetap tidak beralasan oleh karenanya dinyatakan ditolak; Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 230 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004, apabila ternyata rencana perdamaian tidak memperoleh persetujuan, maka demi hukum debitur PT. Wirasakti Adikulit harus dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim mempertimbangkan apakah Termohon II pailit Mulyadi Kartarhardja dalam kapasitasnya sebagai penjamin juga dinyatakan ataukah tidak? Majelis Hakim mempertimbangkannya sebagai berikut: Menimbang, bahwa sebagai penjamin Termohon II juga terlibat memohonkan PKPU; Menimbang, bahwa sepanjang waktu PKPUS tidak ternyata Termohon II menunjukkan upaya yang serius untuk melunasi utang Termohon I, atau Universitas Sumatera Utara paling tidak Termohon memohon perpanjangan waktu PKPU, yang terjadi justru PKPU tetap ditolak oleh para kreditur; Menimbang bahwa atas dasar pertimbangan tersebut maka Majelis Hakim berpendapat, Termohon II beralasan hukum untuk dinyatakan untuk pailit; Menimbang, bahwa oleh karena Termohon I dan II maka sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 perlu ditunjuk dan diangkat kurator, yang dalam hal ini Majelis Hakin menunjuk dan mengangkat sdr. Yan Apul, dari kantor Yan Apul rekan yang beralamat di Menara Thamrin kav. 3 Jakarta Pusat sebagai kurator, yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan untuk itu, dan tidak ternyata terdapat benturan kepentingan dengan pihak-pihak; Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat 2 UU No. 37 Tahun 2004 pula Majelis Hakim menunjuk dan mengangkat Hakim Pengawas yang namanya disebutkan pada amar putusan; Menimbang, bahwa mengenai materi permohonan Pemohon yang lainnya sebagai tersebut pada petitum angka 2,3,5 dan 7 karena tidak relevan maka ditolak; Menimbang, bahwa oleh karena Termohon I dan Termohon II dinyatakan pailit, maka dihukum untuk membayar biaya perkara ini. Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Putusan