badan hukum untuk menjamin utang orang badan hukum lain kepada seseorang atau beberapa kreditur.
17
“Penjamin adalah para pihak yang menjamin dan berjanji serta mengikatkan diri untuk dan atas permintaan pertama dan kreditur
membayar utang secara tanpa syarat apapun dengan seketika dan secara sekaligus lunas kepada kreditur, termasuk bunga, provisi dan biaya-biaya
lainnya yang sekarang telah ada dan atau dikemudian hari terutang dan wajib dibayar oleh debitur.”
E. Tinjauan Kepustakaan
Penjamin berasal dari kata “jamin” yang berarti “tanggung”. Pengertian penjamin menurut Rasjin Wiraatmadja seorang advokat senior mengatakan
bahwa:
18
Penjamin adalah debitur dari kewajiban untuk menjamin pembayaran oleh debitur.
19
Penanggungan utang atau borgtocht adalah suatu persetujuan dimana pihak ketiga, guna kepentingan berutang, mengikatkan dirinya untuk memenuhi
Penjamin berkewajiban untuk membayar utang debitur kepada kreditur manakala sidebitur lalai atau cidera janji, penjamin baru menjadi debitur atau
berkewajiban untuk membayar setelah debitur utama yang utangnya ditanggung cidera janji dan harta benda milik debitur utama atau debitur utama yang
ditanggung telah disita dan dilelang terlebih dahulu tetapi hasilnya tidak cukup untuk membayar utangnya, atau debitur utama lalai atau cidera janji sudah tidak
mempunyai harta apapun.
17
http:www.hukumonline.comklinik, diakses tgl 5 Januari 2010
18
Salim H.S, Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal 21.
19
Imran Nating, Tanggung Jawab Kurator dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004, hal.33.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban debitur apabila debitur bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya Pasal 1820 KUH Perdata.
20
“Debitur yang mempunyai dua atau lebih kreditur dan tidak membayar sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan
pailit dengan putusan pengadilan yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, baik atas permohonannya sendiri, maupun atas permintaan
seorang atau lebih krediturnya.” Pengertian penanggungan ditegaskan dalam Pasal 1820 KUH Perdata,
yang menyatakan bahwa: “Penanggungan adalah suatu persetujuan dengan mana seorang pihak
ketiga, guna kepentingan si berutang, mengiktkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya.”
Pengertian pailit dalam Undang-undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan dalam Pasal 1 angka 1 adalah:
21
“Kepailitan adalah sita umum atas semua kekayaan Debitur Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukann oleh Kurator dibawah
pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur oleh undang-undang ini.”
Pengertian Kepailitan menurut Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban dan Pembayaran Utang dalam Pasal
1 angka 1 adalah:
22
20
Ibid, hal. 30.
21
Undang-Undang No. 4 Tahun 1998 tentang Kepailitan.
22
Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa kepailitan adalah keadaan atau kondisi badan hukum yang tidak mampu lagi membayar kewajibannya
dalam hal utang-utangnya kepada si piutang. Untuk lebih memahami dan memberikan kejelasan mengenai pengertian
kepailitan, maka dalam hal ini penulis akan mengutip beberapa pengertian dari beberapa sarjana antara lain:
Retnowulan menyatakan bahwa: “Kepailitan adalah eksekusi massal yang ditetapkan dengan keputusan hakim, yang berlaku serta merta, dengan
melakukan penyitaan umum atas semua harta orang yang dinyatakan pailit, baik yang ada pada waktu pernyataan pailit, maupun yang diperoleh
selama kepailitan berlangsung, untuk kepentingan semua kreditur yang dilakukan dengan pengawasan pihak yang berwajib.”
23
Siti Soematri Hartono dalam bukunya “Pengantar Hukum Kepailitan dan Penundaan Pembayaran Utang” mengatakan bahwa Kepailitan adalah
suatu lembaga dalam Hukum Perdata, sebagai realisasi dari dua asas pokok dalam Hukum Perdata yang tercantumkan dalam Pasal 1131 dan
1132 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.”
24
Kartono mengemukakan, “Kepailitan adalah suatu sitaan umum dan eksekusi atas seluruh kekayaan semua debitur-debiturnya bersama-sama, yang
pada waktu sidebitur dinyatakan pailit mempunyai piutang dan untuk jumlah piutang yang masing-masing kreditur dimiliki pada saat itu.”
25
Sudarsono dalam kamus hukum mengatakan istilah pailit, yaitu suatu keadaan dimana seorang tidak mampu lagi untuk membayar utang-utangnya
berdasarkan putusan hakim, hal ini diatur dalam Pasal 2 UU Kepailitan.
26
23
Retnowulan Sutantio, Beberapa Masalah yang Berhubungan dengan Jaminan Kredit, Varia Peradilan: Tahun II No.19, April 1987, hal.85.
24
Victor M.Situmorang Hendri Soekarso, Pengantar Hukum Kepailitan di Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 1994, hal.1.
25
Kartono, Kepailitan dan Pengunduran Pembayaran, Jakarta: Pradnya, 1992, hal.7.
26
Sudarsono, Kamus Hukum Cetakan Ketiga, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Lebih lanjut Sudargo mengatakan bahwa: “Kepailitan pada intinya sebenarnya berarti suatu sitaan secara menyeluruh atas segala harta benda
daripada sipailit”.
27
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal yang didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.” Pengertian Perseroan Terbatas menurut Undang-Undang No. 1 Tahun
1995 jo Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dalam Pasal 1 angka 1 adalah:
28
27
Sudargo Gautama, Komentar atas Peraturan Kepailtan Baru untuk Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1998. Hal.3.
28
Undang-Undang No. 1 Tahun 1995 jo Undang-Undang 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
F. Metode Penulisan