B. Perumusan Masalah
Untuk mengarahkan penelitian dan memperlancar data dan fakta kedalam bentuk penulisan ilmiah, maka perlu perumusan masalah dengan jelas, sehingga dapat
dipergunakan sebagai bahan kajian dan pedoman arah penelitian setiap penelitian dimulai dengan perumusan masalah yaitu : “yang memberikan gambaran ada sesuatu yang perlu
diselesaikan atau dipecahkan dalam arti dicari jawabannya, Nawawi 1990 : 42 Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka permasalahan
yang menjadi perhatian penulis dalam penelitian ini adalah : “Apakah ada Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Lubuk
Jambi Kec. Kuantan Mudik Kab. Kuantan Singingi. ?”
C.
Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah tentu mempunyai tujuan tertentu.
Adapun tujuan penelitian yang dilakukan adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran tentang struktur organisasi pada Puskesmas
Lubuk Jambi. b.
Untuk mengetahui pelaksanaan efektivitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Lubuk Jambi
c. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh struktur organisasi terhadap
efektivitas pelayanan kesehatan di PUSKESMAS tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Adapun manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian ini adalah :
a. Untuk meningkatkan serta mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan Ilmu Administrasi Negara Pada khususnya. b.
Sebagai Kontribusi bagi Puskesmas Lubuk Jambi Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi dalam memberikan pelayanan kesehatan.
c. Untuk memberikan masukan-masukan kepada pihak-pihak atau lembaga-
lembaga yang membutuhkannya. d.
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas
Sumatera Utara.
D. Kerangka Teori
1. Pengertian Organisasi
Dalam memberikan pengertian atau defenisi tentang organisasi oleh para ahli manajemen, terdapat berbagai pendekatan yang dilakukan serta pemikiran yang berlainan
mengenai persoalaan organisasi. Beberapa ahli manajemen memberikan defenisi organisasi sebagai berikut :
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, dan terikat secara formal dalam satu ikatan hierarki
dimana selalu terdapat hubungan antara seorang atau sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan. Siagian Dalam
Kartini Kartono, 2005 : 7 Serta menurut Manullang 2002 : 59 adalah sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. Organisasi menurut D. Mooney
Universitas Sumatera Utara
Dalam Hasibuan 2006 :120 adalah “Organization is the form of every human association for the attainment of common purpose”. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari defenisi ini organisasi diartikan sebagai badan atau lembaga yang merupakan
sekumpulan orang untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan defenisi ini dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
memjadi unsur daripada suatu organisasi, yaitu : 1.
Adanya sekelompok orang, 2.
Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang harmonis dan 3.
Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggung jawab masing- masing orang untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian defenisi organisasi yang telah disebutkan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama
untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan tertentu. 2.
Organisasi dalam arti bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam
rangka usaha mencapai suatu tujuan.. 3.
Dalam organisasi selalu terdapat atasan dan bawahan atau rangkaian hirarki yang bersifat dinamis dalam arti orang-orang yang menduduki suatu jabatan
dapat digantikan setiap saat diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya bahwa organisasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan saling kait mengkait dan merupakan satu kesatuan. Disini organisasi merupakan suatu wadah setiap
kegiatan kerjasama, tempat menjalin kerja diantara pelaksananya atau juga sebagai suatu sistem kerjasama, sistem hubungan dan sistem sosial. Dalam defenisi organisasi diatas
terdapat kata sistem, yang berati kesatuan berbagai faktor manusia yang membentuk organisasi tersebut maupun faktor pendukung seperti kemampuan untuk bekerja,
kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, dan kemampuan untuk melaksanakan asas- asas organisasi.
Berbagai faktor yang terdapat dalam defenisi organisasi yang disebutkan diatas tidak dapat saling lepas berdiri sendiri melainkan saling kait mengkait dan merupakan
suatu kebulatan.
2. Pengertian Struktur Organisasi
Suatu struktur organisasi dapat diartikan sebagai serangkaian hubungan diantara bidang-bidang kerja maupun orang-orang yang menunjukan kedudukan, wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam suatu kelompok. Struktur ini apabila dilukiskan berupa sebuah gambar “bagan” atau diagram yang memperlihatkan garis-garis. Besar
hubungan tersebut menurut fungsi-fungsi didalam usaha, dan arus tanggung jawab dan wewenang.
Di dalam pengertian yang lebih luas, dapat dikatakan bahwa struktur organisasi itu tergantung kepada tugas yang dilaksanakan dan wewenang yang dipergunakan oleh
individu-individu dan kelompok dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan bagan organisasi dimaksudkan sebagai gambaran struktur yang berbentuk
kota atau bentuk lainnya yang dihubungkan dengan garis satu sama lain, sesuai dengan arah
Universitas Sumatera Utara
dan tingkat hubungan antar unit yang satu dengan yang lain. Garis hubungan itu dapat merupakan hubungan perintah, koordinasi laporan, ataupun fungsi lainnya.
Menurut pendapat Richard dkk Dalam Sutarto, 1998 : 43 tentang struktur organisasi adalah “Struktur is the relationship of the various fungtion or activities in a
organization”. Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktifitas
didalam organisasi. Sedangkan menurut Stonner 1989 : 316 adalah sebagai berikut : “Struktur
organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara bagian-bagian komponen dan Posisi dalam suatu perusahaanorganisasi”. Dan menurut Widjaja 1987 : 31 yaitu : “
Struktur organisasi adalah sebagai bentuk atau wadah organisasi dan merupakan pengaturan dari orang dan kegiatan fisik, serta hubungan antara mereka dalam pelaksanaan tugas
secara efektif”. Dengan demikian struktur organisasi dapat merupakan sebagai alat pembantu
yang baik dalam melihat organisasi secara keseluruhan.
3. Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi ada bermacam-macam yang didasarkan pada wewenang, tanggung jawab serta kedudukan masing-masing dalam organisasi sebagai satu kesatuan.
Bentuk-bentuk organisasi yang dikemukakan oleh Sutarto 1998 : 18 sebagai berikut :
1. Organisasi Garis Line Organization
Organisasi garis merupakan tipe organisasi yang sangat sederhana bila dibandingkan dengan tipe organisasi yang lain. Dalam tipe organisasi ini, kekuasan berjalan
Universitas Sumatera Utara
secara lansung dari atasan ke bawahan dan perintah berasal dari atasan kebawahan dalam garis lansung.
Dalam organisasi ini, bawahan hanya mengenal satu pimpinan atasan sebagai sumber yang memberikan perintah. Dengan demikian dalam orgnisasi garis ini ketegasan
dalam perintah serta kedisiplinan lebih terjamin. Organisasi ini sering juga disebut dengan organisasi militer. Karena meliterlah yang mempopulerkan oragnisasi ini.
Kebaikan dari struktur organisasi ini adalah :
1. Keasatuan pimpinan terjamin sepenuhnya dan koodinasi relatif mudah
dilaksanakan. 2.
Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi berjalan dengan cepat, karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih mutlak.
3. Garis pimpinan tegas, tidak mungkin terjadi kesimpang siuran karena atasan
lansung berhubungan dnegan karyawan.
Disamping itu organisasi garis juga memiliki kelemahankeburukan,antara lain :
1. Tujuan pribadi pucuk pimpinan seringkali tidak dapat dibedakan dengan
tujuan oraganisasi. 2.
Kecenderungan pimpinan untuk bertindak secara otokrasi cukup besar. 3.
Organisai secara keseluruhan terlalu begantung pada satu orang, sehingga kalau pimpinan tidak mampu, maka seluruh organisasi akan terancam hancur.
4. Kesempatan para bawahan untuk berkembang terbatas.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan ciri-ciri dari struktur organisasi garis adalah sebagai berikut :
1. Tujuan organisasi masih sederhana.
2. Organisasi kecil
3. Jumlah karyawan sedikit sehingga pimpinan dan karyawan bersifat lansung.
2. Organisasi Garis dan Staf Line and Staff Organization
Organisasi garis dan staf merupakan gabungan kedua bentuk organisasi, yaitu organisasi dan staff. ini mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang antara lain
kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan-kelemahan organisasi garis yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan
organisasi fungsional yang antara lain kurang memanfaatkan tenaga-tenaga ahli dan mengurangi kelemahan organisasi fungsional yang antara lain kurangnya ketegasan dalam
perintah dan kedisiplinan. Staf dalam organisasi garis dan staf ini bertugas terutama memberi nasehat sesuai
dengan keahliannya, baik diminta atau tidak. Dengan demikian dibentuklah staf untuk membantu pejabat garis sehingga ia dapat bekerja lebih efisien dan efektif. Sehingga
tersedia lebih banyak waktu untuk memperhatikan hal-hal penting dan kebijakasanaan serta tugasnya menjadi lebih ringan.
Para pimpinan staf yang dipertukan pada organisasi garis bermaksud untuk meperlancar kegiatan organisasi garis agar lebih baik. Tipe oragnisasi garis dan staf ini
pada umumnya digunakan untuk organisasi yang besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang beraneka ragam serta rumit.
Universitas Sumatera Utara
Kebaikan organisasi garis dan staf adalah :
1. Adanya pembagian tugas yang jelas antara pimpinan, staf dan pelaksana.
2. Dapat diterapkan pada organisasi garis besarkecil, organisasi
pemerintahswasta, karena fleksible. 3.
Azas kesatuan pimpinan tetap dipertahankan, sebab pimpinan berada dalam satu tangan.
4. Adanya kerja sama yang baik.
Sedangkan keburukan-keburukannya adalah :
1. Kekaburan antara tugas lini dan staf
2. Kurang baiknya koordinasi dan dapat pula merupakan hambatan dalam
pelaksanaan tugas. 3.
Hubungan antara atasan dan bawahan tidak lagi semuanya bersifat lansung. 4.
Pimpinan, begitu pula sesama karyawan tidak lagi semuanya saling mengenal.
3. Organisasi Fungsional Functional Organization
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam-macam fungsi yang harus dilakukan sesuai dengan kepentingan organisasi. Tiap-tiap fungsikegiatan seolah-
olah terpisah berdasarkan bidang keahliannya. Tetapi meskipun terpisah-pisah,tiap-tiap fungsi tidak dapat berdiri sendiri, karena fungsi yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan. Tipe fungsional ini mencoba memanfaatkan tenaga ahli dalam bidang khusus semaksimal mungkin. Dengan demikian seorang pekerja dapat saja mempunyai lebih dari
satu pimpinan yang masing-masing pimpinan tersebut dapat memerintah sesuai dengan keahliannya dan bertanggung jawab sepenuhnya pada bidang tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Adapun kebaikan daripada organisasi fungsional ini adalah :
1. Adanya pembagian pekerjaan bagi pegawainya untuk berkembang.
2. Adanya kesempatan bagi pegawainaya untuk berkembang.
3. Ikut serta dalam pengambilan pengambilan keputusan dan adanya kerjasama
yang baik diantara pegawai.
Sedangkan keburukan adalah sebagai berikut
1. Para karyawan terlalu memspesialisasikan diri pada satu bidang saja.
2. Sukar untuk menga tour of duty atau tour of area tampa melalui pendidikan
yang intensif. 3.
Koordinasi yang bersifat menyeluruh sukar dilaksanakan karena karyawan mementingkan bidangnya saja
Ciri-ciri dari organisasi ini adalah :
1. Membidangi tugas secara jelas dan tugas dapat dibedakan
2. Dalam melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan koordinasi karena
bidang tugasnya sudah jelas. Koordinasi di titik beratkan pada eselon atas. 3.
Pembagian unit-unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas.
4. Organisasi Garis, Staf dan Fungsional Line, Fungtional and Staff Organization
Organisasi ini merupakan kombinasi dari organisasi “garis, fungsional,dan staf, serta fungsional ini dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan
keburukan daripada ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang benar dan kompleks.
Universitas Sumatera Utara
5. Organisasi Komite Committee Organization
Organisasi komite adalah arganisasi yang masing-masing anggota mempunyai wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasai komite mengutamakan
pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan “kolektifpresidiumpluralexecutif” dan komite ini bersifat manajerial. Organisasi komite ini ada yang bersifat “sementara”.
Ciri-ciri organisasi komite adalah :
1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu
2. Wewenag semua anggota sama besanya
3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun
secara kolektif . 4.
Para pelaksana dikelompokan menurut bidangkomisis tugas tertentu yang harus dilaksanakan dalam bnentuk gugus-gugus.
5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.
4. Pengertian Efektivitas
Dilihat dari segi keberhasilan bahwa organisasi yang berhasil mencapai tujuannya, namun belum tentu terlaksana dengan efektivitas kerja yang baik.
Efektivitas menurut Partanto 1994 :128 dalam Kamus Ilmiah Populer disebut dengan istilah “Efektivitas”, yang berasal dari kata dasar “efek”., yang mempunyai arti
“akibat” atau “hasil”. Jadi kalau melakukan sesuatu usaha itu harus diharapkan akan ada atau menghasilkan suatu akibat tertentu, dan akibat yang diharapkan itu tercapai, berati
usaha tersebut efektif.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya pengertian mengenai efektivitas, akan dijelaskan berdasarkan rumusan dari para ahli. Adapun rumusan tersebut akan diuraikan dibawah ini.
Siagian, 1983 : 151 mengatakan :‘Efektivitas kerja berati penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Artinya, apakah pelaksanaan itu diselesaikan dan
tidak terutama menjawab pertanyaan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu.” Dari pendapat siagian diatas dapat disimpulkan bahwa efektifitas berkaitan
dengan masalah waktu, satu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan tersebut berhasil sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan atau dengan kata lain tepat waktu. Suatu
kegiatan tidak efektif apabila kegiatan tersebut tidak diselesaikan pada waktunya Kemudian Widjaja 1987 : 79 memberikan defenisi “efektif adalah : berhasil
guna, atau tepat guna. “Efektivits adalah pencapaian sasaran menurut perhitungan terbaik mengenai suasana dagang dan kemungkinan membuat laba atau keuntungan.”
Sementara Handayaningrat 1983 : 16 mengatakan :“Efectiveness is a mensuring in term of stataining prescribebed goals or objectives”. efetivitas adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Selanjutnya perlu pula diperhatikan pendapat dari Sarwoto 1987 : 95 tentang
efektivitas yaitu :“Efektif atau berhasil guna adalah pelayanan yang baik, corak maupun mutunya, dan kegunaannya benar sesuai dengan kebutuhan lini dalam mencapai tujuan
organisasi”. Untuk melengkapi pengertian efektivitas secara mendasar Mochdarsyah Sinugan
1992 : 15 menjelaskan konsep efektivitas berdasarkan pendapat para ahli dalam empat kelompok yaitu :
1. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara teori-teori organisasi
Universitas Sumatera Utara
2. Menganggap efektivitas sebagai perbandingantingkatannya dimana sasaran
yang dikemukakan dapat dianggap tercapai. 3.
Untuk memahami efektivitas adalah “efektivitas eksternal” output dan eveluasi satu unit input, konsep ini pada prinsipnya tidak berbeda dengan
pendekatan yang disebutkan pertama.
4. Kemampuan sistem untuk tetap berlansung, teradapatasi dan berkembang
tampa memperdulikan tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai
Bedasarkan pendapat para sarjana diatas dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa efektivitas berhubungan dengan hasil yang dicapai dalam suatu rencana yang telah
ditentukan terlebih dahulu. Oleh karenanya, tindakan yang efektif dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dalam usaha untuk mencapai tujuan dengan tidak memperhatikan bagaimana
cara yang ditempuh. Dengan demikian dalam melaksanakan kegiatan di dalam suatu organisasi
hendaknya efektivitas harus benar-benar diperhatikan sebagai hasil dari suatu pekerjaan agar dapat diperoleh hasil pekerjaan secara maksimal.
Didalam hal ini kegiatan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat dilihat dari :
1. Pencapaian Tujuan
2. Ketepatan Waktu
3. Manfaat
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan efativitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,. Adanya ketentuan
waktu dalam memberikan pelayanan serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan padanya.
Universitas Sumatera Utara
5. Pengertian Pelayanan Kesehatan
Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan pembuatan yang hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok atau
masyarakat. Menurut Moenir 1992 : 16 pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Sedangkan pengertian pelayanan kesehatan merupakan salah
satu bidang dalam pelayanan kesehatan sosial dalam arti luas. Dan menurut Azwar 1995 : 1 pelayanan dalam bidang kesehatan dapat diartikan sebagai setiap upaya yang
diselenggarakan secara sendiri atau bersama dalam satu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perseorangan,keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu usaha untuk
memperbaiki kesejateraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia.
Jenis Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan pendapat Azwar 1983 : 42 ada 3 tiga jenis pelayanan kesehatan yang ada dalam masyarakat yaitu :
1. Pelayanan kesehatan pada tingkat pertama primary health care. Yang
dimaksud dengan pelayanan ini adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang bersifat dasar.
2. Pelayanan tingkat kedua secondary health care yaitu pelayanan kesehatan
yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis dan bahkan kadang-kadang sub spesialis tetapi masih terbatas.
3. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga tertierry health care yaitu pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan spesialis serta sub spesialis yang lebih luas.
Pelayanan kesehatan tingkat dasar dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat dan ditulang punggungi oleh tenaga medis. Tenaga medis, dalam hal ini seperti
Universitas Sumatera Utara
dokter umum atau para medis dengan sifat pelayanan berobat jalan ambulatory service. Jangkauan pelayanan berobat jalan dipengaruhi oleh peningkatan upaya kesehatan dan
kesadaran masyarakat untuk berobat. Pelayanan tingkat dasar berhubungan erat dengan usaha masyarakat untuk
mencari pengobatan sendiri. Dalam pengobatan tingkat dasar ini beberapa upaya pengobatan jalan dapat dilakukan seperti :
1. Pembinaan dan pengarahan yang baik tentang cara-cara berobat tradisonal,
yang dilaksanakan terus menerus bagi masyarakat. 2.
Upaya pelayanan akan lebih lancar jika kemampuan ekonomi masyarakat bekembang, pemanfaatan obat-obatan ditingkatkan, serta pengarahan dan
motivasi untuk mengobati sendiri penyakit-penyakit ringan dengan penggunaan obat-obatan modern, sederhana maupun obat-obatan tradisional
yang telah diuji coba. Pelayanan sekunderi secondary health care dilaksanakan oleh dokter spesialis
terbatas, serta sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat impatient service. Sedangkan pelayanan tingkat tertier tertiary health care dilakukan oleh dokter spesialis
dan sub spesialis dilaksanakan oleh dokter spesialis, yang sifatnya dapat merupakan pelayanan jalan atau rawat.
Tujuan Pelayanan Kesehatan
Pada hakekatnya, tujuan pelayanan kesehatan tidak berbeda dari tujuan pelaksanaan pembangunan kesehatan secara luas. Dalam pemikiran dasar Sistem Kesehatan
Nasional SKN dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan merupakan cita-cita bangsa, yaitu agar tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk yang berakibat kepada
Universitas Sumatera Utara
terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu untuk kesejateraan umum yang merupakan bagian dsri tujuan nasional.
Dalam usaha memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, tujuan pelayanan kesehatan itu dapat dibagi atas 3 golongan, yaitu :
1. Pencegahan Preventif
Pelayanan kesehatan pada hakekatnya memberi penekanan pada upaya untuk mencegah terjadinya atau gangguan kesehatan lainnya. Bahkan pencegahan mendapat
tempat yang utama karena dengan pencegahan akan diperoleh hasil yang lebih baik serta memerlukan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan pengobatan maupun rehabilitasi.
Pencegahan nsebagai strategi pemeliharahan dan peningkatan kesehatan masyarakat, ditempuh dengan usaha-usaha seperti :
1. Untuk orang yang sehat : yakni untuk memenuhi permintaan pemeriksan
kesehatan ataupun dalam rangka mendeteksi kelainan sedini mungkin. 2.
Untuk orang yang khawatir akan kesehatannya seperti melayani permintaan pemeriksaan kesehatan Azwar 1983 : 28
Pelayanan kesehatan yang bersifat pencegahan terutama ditujukan untuk memperkuat keluarga dan kelompok serta kesatuan masyarakat. Maksudnya adalah bahwa
didalam masyarakat yang mengalami perubahan yang berlansung cepat, upaya pencegahan ditekankan pada tingkah laku dan kegiatan untuk membagun kesehatan yang optimal.
Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang terbatas diperuntukan terutama dalam rangka pencegahan. Oleh sebab itu “upaya pengehan ini memperoleh perhatian besar
dibanyak negara. Selain itu juga karena penerapannya memungkinkan penggunaan secara
Universitas Sumatera Utara
efektif sumber-sumber yang terbatas, sedangkan lingkup intervensinya luas”. Soetarso 1982 : 13
Pelayanan kesehatan dalam fungsi pencegahan ini disamping merupakan usaha untuk mempertinggi nilai kesehatan sekaligus juga untuk memberikan perlindungan khusus
terhadap sesuatu penyakit Specific Protection.
2. Pengobatan Curative
Mengobati Penderita yang sakit adalah salah satu usaha yang amat penting dalam setiap bentuk pelayanan kesehatan. Untuk tujuan pengobatan diberikan bila suatu masalah
atau gangguan kesehatan terjadi diakibatkan oleh kegagalan seseorang,keluarga, kelompok dan kesatuan masyarakat untuk melaksanakan peranannya atau tugas-tugas secara memadai
dan normal. Pengobatan dalam pelayanan kesehatan sebagai suatu bentuk dari pelayanan sosial bertujuan untuk meniadakan hambatan atau masalah-masalah sosial yang ada.
Pengobatan yang terlambat menyebabkan beberapa hal yang kurang menguntungkan seperti usaha menyembuhkan menjadi lebih sulit bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi atau memungkinkan akan terjadinya kecelakaan lebih besar. Disamping itu, pengobatan yang tidak secaepatnya, bisa menimbulkan penderitaan si sakit sembuh
lama dibandingkan dengan pengobatan yang diterimanya semenjak kenak sakit atau biaya perawatan akan menajadi semakin banyak semakin besar.
Pengobatan dimaksudkan menegakkan diagnosa penyakit sedini mungkin untuk diberikan pengobatan yang tepat ealy diagnosis and prompt treatment. Sumarnonugroho
1984 : 43 Tujuan dari pengobatan dapat bersifat respresif, artinya menekan agar gangguan
kesehatan yang timbul tidak makin parah dan tidak menjalar.
Universitas Sumatera Utara
3. Pemulihan Rehabilitation
Pemberian pelayanan untuk tujuan rehabilitasi adalah usaha untuk mengembalikan bekas penderita sesuatu penyakit ketengah-tengah masyarakat.
Rehabilitasi diamsumsikan agar orang itu dapat kembali menjalankan fungsinya sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat
dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pemulihan atau rehabilitasi terutama untuk menamkan dan menumbuhkan fungsionalitas kembali dalam diri orang
maupun anggota masyarakat. Sumarnugroho, 1984 : 43 Dengan rehabilitasi dapat diharapkan mengembangkan potensi dalam rangka lebih
meningkatkan fungsionalitasnya sehingga dapat secara produktif. Pelayanan kesehatan dengan tujuan rehabilitasi atau pemulihan dapat dibagi
kedalam empat bidang, seperti yang dikemukan oleh Indan Entjang 1982 : 28-29 berikut : 1.
Rehabilitasi fisik, yaitu agar bekas penedrita memperoleh perbaikan fisik semaksimalnya.
2. Rehabilitasi mental, yaitu agar bekas penderita dapat meneyesuaikan diri
dalam hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersman dengan terjadinya cacat badanaiah muncul pula kalaianan-kelainan
atau ganagguan mental. Untuk itu bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum kembali kemasyarakat.
3. Rehabilitasi social vokasional, yaitu agar bekas penederita menepati suatu
pekerjaan atau jabatan dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimalnya.
4. Rehabilitasi aestheis, yaitu usaha untuk mengembalikan rasa keindahan,
walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan ….
Prinsip “lebih baik mencegah daripada mengobati apalagi merehabilitasi” dalam
pelayanan sosial, termasuk bidang medis, oleh karena para ahli pekerjaan sosial lebih diperdengarkan.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga hal diatas, dimaksudkan agar setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun kesehatan sosial
serta diharapkan berumur panjang.
6. Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Efektivitas Pelayanana Kesehatan
Setelah penulis menguraikan pengertian struktur organisasi dan efektivitas pelayanan kesehatan, maka senjutnya penulis menjelaskan pengaruh struktur organisasi
terhadap efektivitas pelayanan kesehatan.
Menurut Steers 1985 : 71 ada enam faktor yang mempergaruhi beberapa segi
dari efektivitas organisasi. Keenam factor tersebut serta uraiannya adalah :
1. Tingkat Desentralisasi
Yang dimaksud dengan desentralisasi adalah batas perluasan bagi jenis kekuasaan dan wewenang dari atas kebawah dalam hierki organisasi. Dengan
demikian pengertian desentralisasi berhubungan erat dengan konsep partisipasi dalam pengambilan keputusan. Makin luas desentralisasi
oragnisasi sebuah oraganisasi makin luaslah ruang lingkup para pekerja. Bawahan dapat turut serta dalam memikul tanggung jawab atas keputusan-
keputusan mengenai. Pekerjaan meraka dan kegiatan mendatang dari organisasinya
2. Spesialisasi Tugas
Spesialisasi mengakibatkan peningkatan efektivitas, karena spesialisasi memungkinkan setiap pekerja mencapai keahlian dibidang tertentu sehingga
dapat memberikan sumbangan secara maksimal pada kegiatan kearah tujuan.
3. Formalisasi
Fomulasi biasanya menunjukan batas penentuan atau pengaturan kegiatan pekerja para pegawai melalui prosedur dan peraturan yang resmi. Jadi bila
formalisasi telah diterapkan dalam kehidupan para pegawai, maka efektivitas akan tercapai
4. Rentang Kendali
Rentang kendali menyatakan jumlah rata-rata bawahan dari tiap penyelia. Dengan jumlah dari masing-masing bawahan dapat dilakukan rentang
kendali sehingga memungkinkan untuk meningkatkan efektivitas.
5. Ukuran Besarnya Organisasi
Telah banyak perhatian dicurahkan pada masalah bagaimana besarnya ukuran oragnisai dapat mempengaruhi berbagai aspek dari keberhasilan
organisasi. Bertambah besarnya ukuran organisasi tampaknya mempunyai
Universitas Sumatera Utara
hubungan positif dengan peningkatan efesiensi. Factor-faktor seperti pengertian pempinan yang teratur, berkurangnya biaya tenaga kerja dan
pengenalan llingkungan dianggap sebagai aspek yang mempengaruhi efetivitas pelaksanaan pekerjaan.
6. Ukuran Besarnya Unit Kerja
Berdasarkan unit kerja juga mempengaruhi efektivitas, karena diantara para pekerja saling mengenal lebih baik akan membina persahabatan dan
membangun persatuan kelompok dengan erat.
Dari penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa aspek struktur organisasi dapat mempenagaruhi segi-segi tertentu dari efektivitas organisasi.
Struktur organisasi yang disusun untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam hal ini bidang kesehatan akan tercipta dengan baik bila disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi untuk menjalankan mekanisme pelayanan dengan efisien dan efektif.
Dengan demikian, struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal pemberian kesehatan kepada masyarakat. Karena struktur oragnisasi yang jelas akan
mempermudah setiap organisasi untuk memahami posisinya. Pihak bagian mana yang akan membantu dalam melaksanakan tugas, dan kepada siapa harus memberikan
pertanggung jawaban atas tugas yang jelas serta didukung dengan tenaga ahli dan trampil. Peraturan juga memegang peranan utama serta jumlah pegawai yang memadai akan
menambah terciptanya efektivitas kerja yang diharapkan.
7. Pusat Kesehatan Masyarakat PUSKESMAS
Konsepsi pusat kesehatan masyarakat PUSKESMAS secara histories dilahirkan pada tahun 1968 oleh rapat kerja kesehatan nasional Rakernas I di Jakarta. Sebelum
organisasi ada, sistem pelayanan di Indonesia masih bersifat kuratif belaka dan berjalan
Universitas Sumatera Utara
secara sendiri-sendiri. Pemberian bantuan kesehatanpun masih diselenggarakan secara terpisah-pisah, minsalnya :
- Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA berfokus pada pelayanan ibu, bayi dan
anak. -
Balai Pengobatan BP, yakni melayani pada bidang pengobatan penyakit. Sistem pelayanan kesehatan yang terpisah ini membawa pengaruh yang
menghambat tujuan pembangunan kesehatan, karena yang mendapat pelayanan masih terbatas pada orang yang mampu ekonominya. Untuk itu, usaha-usaha pemberian
pelayanan yang terpadu dan menyeluruh kemudian disatukan dalam satu wadah pelayanan kesehatan masyarakat yang disebut dengan pusat kesehatan masyarakat PUSKESMAS.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang lasung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam bentuk usaha-usaha kesehatan
pokok. Untuk merealisasikan tanggung jawab itu, puskesmas mempunyai tugas pokok
antara lain : 1.
Menjaga dan meningkatkan kesehatan anggota masyarakatnya. Dengan demikian akan miningkatkan status kesehatan masyarakat dan mengurangi
penderita sakit. 2.
Menggerakanmembimbing anggota msayarakat untuk secara aktif berpartisipasi di bidang kesehatan dan kegiatan-kegaiatan pembangunan, yang
merupakan bagian integrasi dari pembangunan social secara menyeluruh di wilayah kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
Usaha-Usaha Pokok Puskesmas
Kegiatan-kegiatan pokok puskesmas yang diselenggarakan oleh puskesmas sejak berdirinya semakin berkembang, mulai dari 7 usaha pokok kesehatan, 12 usaha pokok
usaha kesehatan, namun yang dapat dilaksanakan oleh puskesmas sesuai dengan kemampuan yang ada dari tiap-tiap puskesmas baik dari segi tenaga, fasilitas dan biaya atau
anggaran yang tersedia. Untuk memberikan pelayanan kesehatan Puskesmas menjalankan beberapa usaha,
kegiatan pokok yang meliputi 12 program kesehatan dikutif dari Nasrul Effendy 1995 : 38 sebagai berikut :
1. Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak KIA
2. Upaya Keluarga Berencana KB
3. Upaya Perbaikan Gizi
4. Upaya Kesehatan Lingkungan
5. Upaya Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Kesehatan Masyarakat
7. Upaya Kesehatan Sekolah
8. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
9. Upaya Kesehatan Gigi Dan Mulut
10. Upaya Kesehatan Sekolah
11. Upaya Laboratorium Serhana
12. Upaya Pencatatan Dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi
Kesehatan
Untuk melaksanakan fungsi, kegiatan, pelayanan, dan pembinaan serta pengembangan peran sertaswadaya masyarakat maka peranan petugas puskesmas
dikemukan seperti berikut : 1.
Membina dan memelihara hubungan baik 2.
Bertindak sebagai katalisator 3.
Berperan sebagai penasehat teknis 4.
Membentu masyarakat menggali sumber daya 5.
Memberikan dorongan http : www.warta puskesmas 2007
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan pelayanan kepada masyarakat puskesmas mempunyai fungsi utama dalam sistem pelayanan yang disebut dengan sistem rujukan relasi sitem. Sistem
rujukan ini merupakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti unit yang berkemampuan
kurang kepada unit yang setingkat kemampuannya. Tujuan sistem ini adalah untuk mendekatkan pelayanan dengan penderita atau masyarakat.
E. Defenisi Konsep
Menurut Singarimbun 1995 : 33 adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik
kejadian,keadaan,kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Pemberian defenisi konsep disini adalah untuk membantu memperjelas fenomena
pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut : 1. Struktur organisasi adalah ranka yang menunjukan keseluruhan tugas pekerjaan
untuk mencapai tujuan organisasi, hubungan antar fungsi-fungsi serta wewenang dan tanggung jawab tiap-tiap anggota organisasi yang mengemban
tiap-tiap pekerjaan itu. 2.
Efektivitas pelayanan kesehatan adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan waktu serta adanya manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan kepadanya.
Universitas Sumatera Utara
Uraian yang ada dapat disederhanakan dengan bagan sebagai berikut :
G. Defenisi Operasional