Lokasi Perusahaan Daerah Pemasaran Utilitas

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. dipasarkan, akan tetapi diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu.

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi Pabrik pengolahan Kelapa Sawit PTP Nusantara IV Unit Adolina berada di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya di pinggir jalan raya Medan- Pematang Siantar Perbaungan dengan jarak 38 Km dari kota Medan. Sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero No : 04.13KptsOrg93XII1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya menjadi Afdeling unit kebun Adolina. Luas area hak guna kebun Adolina Seluas 8.965,69 Ha. Dimana dibagi atas dua bagian yaitu 8.636 Ha untuk lahan kelapa sawit dan 329,69 Ha untuk Emplasmaent, pondok, bibitan, pabrik,dll.

2.4. Daerah Pemasaran

Produk minyak sawit CPO yang dihasilkan PTP Nusantara IV PKS Adolina ini dipasarkan dengan sistem pemesanan oleh pihak konsumen dimana selanjutnya pesanan minya sawit CPO dikirim kepada pihak konsumen. Daerah pemasaran CPO dari unit usaha Adolina ini di ekspor ke beberapa negara seperti Belanda, Jepang, Belgia dan sebagian dikirim untuk dijual ke pasar lokal. Sedangkan untuk produk inti Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. sawit tidak dipasarkan melainkan diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit PPIS di PTP Nusantara IV Pabatu.

2.5. Organisasi dan Manajemen

Struktur organisasi dan manajemen perusahaan merupakan landasan beroperasinya perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa adanya struktur organisasi dan manajemen, maka semua aktivitas, baik proses produksi maupun administrasi tidak akan berjalan dengan lancar. Struktur organisasi merupakan sistem yang mengatur masalah penetapan dan pembagian pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan serta menetapkan hubungan antara unsur-unsur organisasi sehingga diperoleh suatu bentuk kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Kata organizing berasal dari kata organisum organ, yang artinya adalah suatu struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa sehingga satu sama lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi dengan adanya hubungan secara keseluruhan. Organisasi biasa diartikan sebagai adanya sekelompok orang yang mengadakan kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi dapat didefenisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukkan pola hubungan diantara bagian-bagian atau posisi-posisi, yang menunjukkan kedudukan, Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. tugas dan wewenang, serta tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Pembentukan struktur organisasi dapat dengan melakukan pembagian maupun kombinasi sehingga terbentuk departemen atau unit. Struktur ditentukan atau dipengaruhi oleh badan usaha, jenis usaha, besarnya usaha, dan sistem produksi perusahaan tersebut. Ada beberapa struktur organisasi yang umum yaitu: 1. Organasi garis Line Organization Organisasi garis adalah suatu bentuk struktur organisasi dimana kekuasaan dan tanggung jawab diturunkan secara garis dari tingkat pimpinan atas kepada tingkat bawahannya. Dalam bentuk organisasi seperti ini, tidak seorang bawahan pun yang mempunyai atasan lebih dari satu orang, jadi kesimpang siuran perintah yang diterima oleh bawahan sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Pada struktur organisasi garis, prinsip unity of commond atau kesatuan dalam komando akan terpelihara dengan baik. Atasan hanya memerintah bawahan tertentu dan bawahan akan memberikan laporan kepada atasan yang memberinya perintah. 2. Organisasi fungsional Dalam struktur organisasi fungsional, setiap petugas memiliki fungsi yang telah ditentukan oleh pemimpin perusahaan. Jadi tugas dan tanggung jawab dalam organisasi ini dibagi menurut fungsi masing-masing. Pimpinan tiap bidang berhak memerintah kepada semua pelaksanaan yang menyangkut bidang kerjanya. Petugas- petugas yang setingkat mempunyai wewenang dan tangung jawab yang sama. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 3. Organisasi Garis dan Staf Organisasi garis dan staf paling banyak diterapkan karena dianggap paling dapat memenuhi kebutuhan terutama perusahaan-perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena penggabungan dari kebaikan organisasi garis dan fungsional, yakni terdapat Prinsip Unity Of Commond dan spesialisasi bidang pekerjaan.

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi dan manajemen yang baik akan memberikan pendelegasian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang seimbang. Dengan mengetahui tugas dan wewenang yang dibebaninya maka diharapkan kepada setiap personil akan mampu melaksanakan pekerjaannya dengan baik sehingga organisasi dapat berjalan dengan sistematis dan dan efisien. Struktur organisasi yang digunakan oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah struktur organisasi campuran linigaris, fungsional dan staf. Dalam struktur organisasi ini pembagian tugas dilakukan menurut fungsi-fungsi dari tiap karyawan. Dalam struktur organisasi hubungan lini dapat dijumpai pada a. Hubungan Manager Unit dengan Kepala dinas tanaman, kepala dinas teknik, kepala dinas pengolahan dan kepala dinas tata usaha. b. Hubungan Kepala dinas tanaman dengan asisten afdeling Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. c. Hubungan kepala dinas teknik dengan asisten teknik. d. Hubungan kepala dinas pengolahan dengan asisten pengolahan dan asisten laboratorium. Untuk hubungan fungsional dalam struktur organisasi ini dapat dijumpai pada kelompok asisten afdeling, asisten teknik, asisten pengolahan, asisten laboratorium. Untuk hubungan staf dapat dijumpai pada hubungan Manager unit dengan asisten SDM, dan perwira keamanan. Dalam struktur organisasi ini setiap bawahankaryawan harus berhubungan pada beberapa atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggung jawab, wewenang serta haknya dari atasannya dan sesuai fungsinya. Adapun alasan struktur organisasi ini digunakan adalah karena : a. Pembidangan tugas yang sesuai dengan lingkungan dan mempertinggi efisiensi kerja. b. memberikan kesempatan bagi karyawan spesialisasi untuk dapat memperingan tugas karena hanya bertugas sesuai keahliannya. Struktur organisasi PTP. Nusantara IV PKS Adolina dapat dilihat pada Gambar 2.1. MANAGER UNIT Ka.Dinas Tanaman Asisten Afdeling 1 Asisten Ka.Dinas Tanaman Asisten Afdeling 5 Asisten Ka.Dinas Tanaman Asisten Afdeling 11 Asisten Ka.Dinas Teknik Asisten Teknik Sipil Ka.Dinas Pengolahan Asisten Pengolahan Asisten Ka.Dinas Tata Usaha Asisten SDM Perwira Pengamanan Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.5.2. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

Adapun uraian wewenang dan tanggung jawab untuk masing-masing bagian sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, yakitu sebagai berikut: 1. Manager Unit Tugas dari Manager Unit adalah memimpin dan mengelola seluruh sektor produksi dan biaya yang ada di perusahaan yang berpedoman pada kebijakan perusahaan dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan. Adapun wewenang dan tanggung jawab dari Manager Unit adalah sebagai berikut : Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. a. Memimpin dan pengelola seluruh sektor produksi dan pemakaian biaya yang ada di perusahaan berpedoman kepada kebijakan perusahaan. b. Menyusun dan melaksanakan kebijakan umum kebun sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direksi. c. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada pimpinan perusahaan. 2. Kepala Dinas Tanaman Kepala Dinas Tanaman bertugas sebagaia wakil manager uunit pengolahan di bidang tanaman perkebunan yang dibantu oleh asisten. Tugas dan tanggung jawab Kepala Dinas Tanaman adalah sebagai berikut : a. Membuat dan menyusun recana kerja tahunan atau bulanan yang meliputi target produksi, rencana panen, pemeliharaan dan rehabilitasi. b. Merencanakan penyediaan tenaga kerja bagi jenis pekerjaan di tiap-tiap afdeling c. Merancanakan penyediaan alat, pupuk, obat dan pemberantasan hama. d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 3. Kepala Dinas Teknik Kepala Dinas teknik bertugas sebagai wakil dari Manager Unit di bidang teknik yang dibantu oleh asisten teknik. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Dinas Teknik adalah sebagai berikut : a. Menyusun dan merencanakan segala kegiatan dibidang teknik. b. Mengkoordinasi semua kegiatan dibidang teknik. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. c. Menyusun dan merencanakan penyediaan bahan-bahan untuk untuk bagian teknik pengolahan. d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 4. Kepala Dinas Pengolahan Kepala Dinas Pengolahan bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam memimpin pekerjaaan dibidang pengolahan. Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Dinas Pengolahan adalah sebagai berikut : a. Menyusun dan merencanakan kegiatan bagian pengolahan dan laboratoroium. b. Mengkoordinir kerja dari bagian laboratorium. c. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 5. Kepala Dinas Tata Usaha Kepala Dinas Tata Usaha bertugas sebagai wakil Manager Unit dalam bidang administrasi. Kepala Dinas Tata Usaha memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Mengkoordini segala kegiatan dibidang administrasi. b. Mengkoordinir segala pembayaran dan penyediaan barang-barang. c. Menyusun anggaran belanja tahunan. d. Menyusun daftar gaji, memeriksa dan meneliti keluar masuknya barang dari gudang. e. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 6. Asisten SDM dan Umum Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Asisten Tata Usaha dan SDM bertugas sebagai wakil dari manager Unit dalam bidang SDM dan penerimaan tenaga kerja. Tugas dan tanggung jawab dari Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut : a. Melakukan pengawasan dan penerimaan tenaga kerja berpedoman kepada standard yang ditetapkan direksi. b. Mengkoordinir kegiatan dalam peningkatan kesejahtraan karyawan. c. Membina semua hubungan baik dengan semua pihak didalam dan diluar perusahaan. d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 7. Perwira Pengaman Pa.Pam Perwira Pengaman bertugas memimpin bagian pengamanan di dalam perusahaan dibantu oleh satuan keamanan. Tugas dan tanggung jawab dari satuan pengamanan adalah sebagai berikut : a. Mengkoordinir segala kegiatan penjagaan keamanan dan ketertiban pabrik dan perkebunan. b. Menjaga keamanan informasi dan inventaris perusahaan. c. Mengatur dan memberikan instruksi kepada satuan keamanan pabrik dan perkebunan. d. Bertanggung jawab kepada Manager Unit. 8. Asisten Afdeling Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Asisten afdeling bertugas membantu Kepala Dinas Tanaman memimpin kegiatan di afdeling. Tugas dan tanggung jawab dari asisten afdeling adalah sebagai berikut : a. Memimpin segala kegiatan di afdeling sesuai dengan petunjuk Kepala Dinas Tanaman dan Manager Unit. b. Mengawasi produksi hasil panen di lapangan. c. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Tanaman. 9. Asisten Teknik SipilTransMotor Asisten Teknik SipilTransMotor bertugas membantu Kepala Dinas memimpin kegiatan transportasi, dan pengadaan sarana pabrik. Tugas dan wewenang dari Asisten Teknik SipilTransMotor, yaitu : a. Mengkoordinir pemakaian kendaraan transportasitraktor. b. Mengawasi pemeliharaan kendaraan transportasitraktor. c. Merencanakan prsarana yang diperlukan dalam pabrik d. Bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Teknik. 10. Asisten Pengolahan Asisten pengolahan bertugas membantu memimpin segala kegiatan dibidang pengolahan. 11. Asisten Tata Usaha Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas tata usaha dalam menjalankan kegiatan administrasi pada perusahaan. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja Karyawan di PTP Nusantara IV PKS Adolina Tenaga kerja atau karyawan direkrut oleh pihak PTP Nusantara IV. Tenaga kerja ditempatkan sesuai dengan keahliandan kemampuan dari masing-masing karyawan terssebut. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PTP Nusantara Unit Adolina baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi berjumlah 1.454 orang. Tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina terbagi dalam 2 golongan yaitu : 1. Pegawai Staf Pegawai staf merupakan pegawai yang terdiri atas para pimpina, kepala dinas, asisten. 2. Pegawai Pelaksana Pegawai pelaksana adalah karyawan harian yang bekerja pada perusahaan, surat pengangkatannya dikeluarkan oleh kantor direksi PTP Nusantara IV. Dapat diangkat menjadi pegawai staff berdasarkan usulan dan penilaian prestasi kerja pegawai. Komposisi tenaga kerja di PTP Nusantara Unit Adolina dapat dilihat pada tabel 2.1. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Kerja PTP Nusantara IV Unit Adolina AfdelingBagian Karyawan Pimpinan Karyawan Pelaksana Total Lk Pr Jlh Lk Pr Jlh Manager Unit 2 - 2 - - 2 Kep.Dinas Tanaman 3 - 3 - - 3 K.Dinas Tata Usaha 1 - 1 - - 1 K.Dinas Pengolahan 1 - 1 - - 1 K.Dinas Teknik 1 - 1 - - 1 Ass.SDM - Umum 2 - 2 - - 2 Ass. Tata Usaha 1 - 1 - - 1 Ass. Teknik 2 - 2 - - 2 Ass. Pabrik 3 - 3 - - 3 Ass. Tanaman 13 - 13 - - 13 Afd.1 - - 80 32 112 112 Afd.2 - - 31 27 58 58 Afd.3 - - 83 32 115 115 Afd.4 - - 41 20 61 61 Afd.5 - - 45 36 81 81 Afd.6 - - 27 17 44 44 Afd.7 - - 25 18 43 43 Afd.8 - - 92 38 130 130 Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Afd.9 - - 84 31 115 115 Afd.10 - - 87 23 110 110 Afd.11 - - 72 45 117 117 Afd.12 - - 80 21 101 101 Afd.13 - - 38 23 61 61 Dinas Sipil - - 50 14 64 64 Kantor - - 115 40 155 155 Bengkel - - 58 - 58 58 Total 1454 Sumber : Pabrik PTPN IV PKS Adolina

2.5.3.2. Jam kerja

Jam kerja yang berlaku di PTP Nusantara IV PKS Adolina dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Bagian Kantor Untuk bagian kantor diberlakukan 1 shift dengan 7 jamhari dan dan 40 jamminggu dengan rincian sebagai berikut : Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. a. Hari Senin sd Kamis Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat Pukul 10.30 – 15.00 : Kerja aktif b. Hari Jum’at Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat Pukul 10.30 – 12.00 : Kerja aktif c. Hari Sabtu Pukul 06.30 – 09.30 : Kerja aktif Pukul 09.30– 10.30 : Istirahat Pukul 10.30 – 13.00 : Kerja aktif 2. Bagian Pabrik Untuk Bagian pabrik terbagi atas 2 shift, yaitu : Shift I : Pukul 06.30 – 14.30 Shift II : Pukul 14.30 – bahan baku habis Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas

Sistem pengupahan atau gaji pada PTP Nusantara IV PKS Adolina dilakukan sebanyak 2 kali pada setiap bulannya, yaitu pada tanggal 4 yang disebut gaji besar dan pada tanggal 15 yang disebut dengan gaji kecil. Sistem pengupahan kepada karyawan dilakukan berdasarkan peraturan pemerintah melalui Surat keputusan Bersama SKB yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Pertanian. Jumlah gaji yang dibeikan kepada karyawan disesuaikan berdasarkan golongan pegawai. Dimana karyawan terdiri dari golongan IA sd IVD. Selain gaji bulanan karyawan mendapatkan upah lembur dihitung diluar jam kerja serta setiap karyawan akan mendapatkan 39 Kg beras. Untuk meningkatkan kesejahtraan karyawan perusahaan menyediakan fasilitas seperti : 1. Perumahan untuk setiap karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana yang berada di sekitar lokasi perkebunan pabrik. 2. Air dan listrik untuk keperluan rumah tangga. 3. Rumah sakit yang memberikan palayanan kesehatan bagi karyawan. 4. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita, dan tunjangan harian lainnya 5. Tempat penitipan bayi. 6. Sarana Pendidikansekolah bagi anak karyawan. 7. Tempat ibadah disekitar perumahan karyawan. 8. Sarana olahraga. 9. Tansportasi. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2.6. Proses Produksi 2.6.1. Standar Mutu Produk PTP Nusantara IV PKS Adolina memproduksi minyak kelapa sawit dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu dari minyak kelapa sawit berhubungan dengan aspek kadar asam lemak, kelembapan, kotoran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar Asam Lemak Bebas ALB, kadar air, kotoran, Logam besi, logam tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan. Kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 - 22,2 tertinggi dan kadar asam lemak bebas 1,7 - 2,1 terendah, kadar air 0,150 tertinggi, kotoran 0,020 . Sedangkan Syarat mutu inti kelapa sawit adalah sebagai berikut: 1. Kadar minyak minimum : 48; cara pengujian SP-SMP-13-1975 2. Kadar air maksimum :8,5 ; cara pengujian SP-SMP-7-1975 3. Kontaminasi maksimum :4,0; cara pengujian SP-SMP-31-19975 4. Kadar inti pecah maksimum :15; cara pengujian SP-SMP-31-1975 Rendahnya mutu minyak kelapa sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Adapun untuk analisa angka mutu dan kerugian pada minyak kelapa sawit dilakukan pada beberapa titik sampel saat produksi mulai dari loading ramp, stasiun perebusan, stasiun Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. penebahan, pengempaan buah, klarifikasi, pengolahan biji, vacum dryer, dan tangki timbun.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

a. Bahan Baku Bahan baku yang diolah oleh PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah Tandan Buah Segar TBS kelapa sawit yang diperoleh dari kebun-kebun PTP Nusantara IV unit Adolina dan sebagian lagi diperoleh dari kebun-kebun rakyat disekitarnya. Kelompok varietas tertentu memiliki mutu buah tertentu yang sudah dikenal baik dalam seleksi. Kelompok-kelompok tersebut diklarifikasikan berdasarkan ketebalan relatif dari perikarp, cangkang dan inti dari tandan buah segar. Adapun jenis kelapa sawit yang dibudidayakan adalah : 1. Kongo : Perikrap tipis 30-40 dari bobot buah, tebal cangkang 0,4-0,85 cm, inti tipis hingga tebal. 2. Dura Dura Deli di Sumatera : Perikrap 40-70 dari bobot buah, tebal cangkang 0,2-0,5 cm 3. Tenera : Perikrap agak tebal ± 60 dari bobot buah, tebal cangkang 0,1-0,25 cm, , ketebalan initi bervariasimenurut tebal cangkang. 4. Pisifera : Buah tanpa cangkang, memiliki serat mengelilingi cangkang yang sangat tipis, jarang terdapat diperkebunan. 5. Diwakkawakka : Buah ditandai oleh mantel yang terdiri dari 6 carpel sekeliling buah. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Tandan buah segar yang matang memiliki kriteria panen seperti perubahan warna dalam membrondolnya buah dari tandan. Adapun kriterian matang panen dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Kriteria Matang Panen Fraksi Panen Kriteria Matanga Panen Derajat Kematangan 00 Tidak ada buah membrondol, buah berwarna hitam pekat Sangat merah 1-12,5 dari buah luar, buah berwarna hitam kemerahan Merah 1 12,5-25 dari buah luar membrondol, buah berwarna kemerahan Kurang matang 2 25-50 buah luar membrondol, buah berwarna merah mengkilat Matang 3 50-75 buah luar membrondol, buah berwarna orange Matang 4 75-100 buah luar membrondol, buah Lewat matang Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. berwarna dominan orange 5 Buah bagian dalam ikut membrondol Lewat matang Sumber : PTPN IV PKS Adolina Fraksi panen ini sangat mempengaruhi rendemen minyak dan kadar asam lemak bebas. Semakin tinggi fraksi panen maka rendemen minyak akan semakin meningkat. b. Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang di tambahkan dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produk. Bahan yang di tambahkan dalam proses pembuatan CPO antara lain adalah: 1. Air Air di gunakan untuk memudahkan pemisahan antara minyak dari daging buah sawit disaat perebusan berlangsung.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Produk yang dihasilkan pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV Adolina berupa minyak mentah kelapa sawit atau juga disebut CPO Crude Palm Oil. CPO diolah dari daging buah kelapa sawit oleh pabrik pengolahan minyak sawit PTP Nusantara IV Adolina yang berkapasitas 30 Tonjam. Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Dalam proses pengolahan kelapa sawit dari tandan buah segar kelapa sawit hingga dihasilkan CPO harus melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Stasiun Penerimaan Buah. Kelapa sawit yang berasal dari perkebunan diangkut ke pabrik dengan menggunakan truk. Setelah sampai di pabrik, kelapa sawit beserta truk ditimbang terlebih dahulu di jembatan timbang dengan kapasitas 50 ton yang dilengkapi denga sistem komputerisasi. Dengan menggunakan LAN Local aArea Network hasil penimbangan dapat dipantau langsung dari kantor manager, KDP, KDT, dan bagian- baian lain yang berkaitan. Kelapa sawit yang telah ditimbang kemudian dimasukkan ke loading ramp. Loading ramp ini digerakkan dengan elektromotor dengan sistem hidrolik untuk membuka dan menutup pintu Door Sliding. Terdapat 13 pintu loading ramp yang masing-masing berkapasitas 15 ton. Adapun fungsi dari loading ramp ini adalah : a. Sebagai tempat penampungan TBS untuk disortasi sebelum proses. b. Mengurangi kadar kotoran dengan memasang kisi-kisi dari reil eks pakai. c. Mengatur TBS yang akan dimasukkan kedalam lory sebelum direbus Dari loading ramp TBS dimasukkan kedalam rangkaian lori untuk dimasukkan kedalam stasiun perebusan. 2. Stasiun Perebusan. Di dalam stasiun perebusan ini TBS yang berasal dari loading ramp dimasukkan kedalam lori untuk selanjutnya direbus didalam mesin sterilizer. Lori Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. tersebut didipindahkan menuju sterilizer dengan menggunakan transfer Carrier. Sterilizer berbentuk silinder yang berjumlah 3 unit dengan sistem 2 pintu dan memakai sistem PLC Program Local Control dengan waktu merebus buah ± 90 menit. Masing-masing sterilizer berkapasitas 10 lori ± 25 ton TBS. Sistem perebusan yang digunakan memakai sistem perebusan 3 puncak Treapel Peak. Dengan menggunakan mikrokontroler ATMEL AT89S51 yang mengatur pembuangan uap dengan waktu yang sudah ditentukan untuk mencapai tekanan yang dibutuhkan, yaitu : a. Puncak I : 2,0 Kgcm 2 b. Puncak II : 2,5 Kgcm 2 c. Puncak III : 3,0 Kgcm 2 Sterilizer ini memiliki fungsi sebagai berikut : a. Merebus TBS agar buah mudah lepas dari janjangan. b. Mematikan enzim-enzim yang menyebabkan kenaikan asam lemak bebas. c. mengurangi kadar air yang terdapat pada buah d. Memudahkan pada proses penebahan. Dari sterilizer lori-lori yang berisi TBS hasil rebusan ditarik menuju tempat hosting crane dengan menggunakan mesin capstand. 3. Stasiun Penebahan. Stasiun penebahan memiliki fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya. Buah yang terdapat di lori diatur masuk kedalam threser dengan bantuan Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. hosting crane. Hosting crane ini akan mengangkat lori berisi TBS ke auto feeder. Didalam threser dipisahkan antara tandan dan brondolan matang dengan cara dibantingkandijatuhkan dari atas kebawah sambil diputar. Brondolan sawit diteruskan ke stasiun kempa dengan menggunakan fruit elevator, sedangkan janjangan kosong dikeluarkan dengan menggunakan conveyor untuk diperiksa kembali. Jika terdapat brondolan di janjangan yang belum terlepas maka janjangan akan kembali direbus untuk menghndari losis. Batas minimal brondolan sisi untuk dikembalikan sekitar 5 . Janjangan yang benar-benar kosong di bawa ke hooper untuk dibawa ke perkebunan sebagai pupuk organik, selain itu janjangan kosong juga dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler. 4. Stasiun Kempa. Distasiun ini brondolan yang telah dibawa fruit elevator diteruskan ke mesin digester. Fungsi dari mesin digester ini untuk mencincang dan melumat brondolan sehingga daging an biji mudah dipisahkan. Selain itu degister juga berfungsi mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan. Degister juga memudahkan untuk mengelurakan minyak di screw press. Buah yang sudah di lumat di digester dipress untuk mengeluarkan minyak dan memisahkan daging buah dengan biji. Hasil minyak kasar dari screw press dialirkan menuju Sand Trap Tank dan oil gutter. Sedangkan biji yang telah terpisah dari daging dibawa ke Cake Brake Conveyor CBC menuju stasiun pabrik biji. 5. Stasiun Klarifikasi Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Di stasiun klarifikasi minyak kasar tersebut menuju San Trap Tank. Sand Trap Tank adalah suatu alat berbentuk silinder yang bekerja dengan berdasarkan berat jenis antara air dengan minya, dimana berat jenis air lebih tinggi dbandingkan dengan berat jenis minyak sehinggan dengan mudah minyak yang berada diatas air mengalir masuk ke saringan getar Circular Vibrating Screen. Untuk pengiriman minyak kasar ke San Trap Tank dibatu dengan air panas dari Hot Water Tank. Di saringan getar minyak akan disaringdan dipisahkan dari kotoran. Hasil saringan akan dimasukkan ke Crude Oil Tank Bak RO, sedang kotoran yang masih mengandung minyak dikembalikan untuk diolah kembali di digester. Di bak RO minyak akan diendapkan sementara, dimana minyak bersih yang berada pada lapisan atas dipompakan menuju Continous Settling Tank CST. Sedangkan kotoran yang masih mengandung minyak dialirkan ke parit untuk dikutip kebali di bak Vet Vit. Minyak yang berada di CST dipanaskan 95 C dan diaduk untuk memisahkan minyak, air, dan kotoran. Minyak bersih yang berada di lapisan paling atas sekitar 60 cm dari permukaaan. Kadar minyak yang 99 di masukkan ke Oil Tank untuk di reduksi kadar airnya dengan oil purifer. Minyak murni dari Oil Purifier di alirkan ke Vacum Dryer untuk dimurnikan kembali sebelum ke tangki timbun. Sedangkan minyak kotor yang bercampur lumpur sludge yang berada pada lapisan bawah dialirkan menuju sludge tank untuk memisahkan minyak lumpur dan kotoran halus seperti pasir. Setelah dari sludge tank minyak kotor menuju Balancing Tank sebagai penampung cairan sludge sebelum diolah sludge seperator. Pada sludge seperator Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. minyak yang bercampur dipisahkan dengan sistem centrifugal dan prinsip berat jenis. Minyak yang berat jenisnya rendah akan tersisi didalam dan dialirkan ke oil tank untuk selanjutnya kembali ke oil purifier dan dialirkan ke vacum dryer. Sedangkan lumpur dibuang sebagai limbah. Minyak murni yang berada di vacum dryer dikurangai kadar airnya dengan sistem pemanasan dan vakum. Minyak murni kemudian dikirimkan ke tangki timbun. 6. Stasiun Penimbunan Minyak. Di stasiun penimbunan minyak terdiri dari tangki timbun yang terdiri dari 2 unit dengan kapasitas 500 ton dan 1 unit berkapasitas 950 ton. Setiap tangkinya dilengkapi dengan pipa pemanas uap. Pipa ini juga dilengkapai dengan pompa minyak sebanyak 2 unit dengan kapasitas 30 dan 60 m 3 jam. Fungsi dari tangki timbun ini adalah sebagai berikut : 1. Tempat penimbunan minyak CPO. 2. Tempat pengukuran hasil CPO pada setiap pengolahan. 3. Tempat pegiriman minya via truk. 7. Stasiun Pengutipan Minyak. Stasiun pengutipan minyak merupakan tempat untuk mengutip minyak dari limbah yang diperkirakan masih mengandung minyak. Di stasiun pengutipan minyak ini terdiri dari bak Vet Vit dengan kapasitas 2 x 84 m 3 dilengkapi pemanas dan pompa-pompa dengan kapasitas 20 m 3 jam. Limbah yang diperkirakan masih Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. mengandung minyak ditampung di bak dan diendapkan untuk diambil sisa minyak yang kemudian akan diolah kembali di stasiun klarifikasi. Minyak yang masih terbawa dari buangan Vet Vit menuju rodos, yaitu alat yang berupa drum-drum yang ditempatkan dalam bak yang ditambahkan air untuk memisahkan minyak dan kotoran berdasarkan berat jenisnya sehingga minya berada di lapisan permukaan. Rodos dilengkapi talang untuk mengalirkan minyak ke crude oil tank. 2.7. Mesin dan Peralatan 2.7.1. Mesin Produksi Adapun spesifikasi mesin produksi yang ada di PTP Nusantara IV Unit Adolina dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.7.2. Peralatan Produksi

Adapun spesifikasi peralatan produksi yang ada di di PTP Nusantara IV Unit Adolina dilihat pada Lampiran 2.

2.8. Utilitas

Utilitas adalah pendukung kelancaran proses produksi disuatu pabrik. Kebutuhan akan utilitas di di PTP Nusantara IV PKS Adolina meliputi : Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 1. Air Air yang digunakan untuk di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah berasal dari sungai. Air yang berasal dari sungai di pompa dengan mesin diesel yang berjumlah 3 unit dengan kapasitas pompa masing-masing 80-100 m 3 jam. Jarak yang ditempuh dari sungai ke lokasi pabrik 1,6 Km. Air yang diterima akan masuk ke Water Clarifier Tank. Disini air akan diendapkan untuk memisahkan kandungan lumpur dan dialirkan ke Water Basin untuk dijernihkan dengan memakai tawas. Setelah dijernihkan di Water Basin air dialirkan ke Sand Filter untuk disaring kembali agar siap pakai. Air yang telah siap pakai dipompa ke menara air untuk mengirim air ke pabrik, kantor dan perumahan. 2. Tenaga Listrik Tenaga listrik sangat diperlukan dalam menjalankan proses produksi. Sumber tenaga listrik pada di PTP Nusantara IV Unit Adolina adalah sebagai berikut : 1. Ketel Uap Ketel uap adalah alat yang digunakan untk mengubah air menjadi uap dan dengan jalan pemanasan yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar dengan proses heat transfer. Ketel uap dipanaskan dengan membakar bahan bakar yang dikirim berupa ampas dan cangkang ataupun janjangan kosong. Ketel uap yang digunakan di PTP Nusantara IV PKS Adolina adalah pipa air vertikal. Jenis ketel uap yang terdapat di PKS Adolina adalah jenis TAKUMA Type N-600 SA dengan kapsitsa 20 tonjam. Hasil dari ketel uap ini berupa tenaga uap yang berfungsi untuk menggerakkan turbin Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 2. Generator Diesel Merupakan pembangkit listrik cadangan denga menggunakan bahan bakar solar. Jumlah Generator diesel ini 3 unit dengan kapasitas 270 Hp 2 unit dan 298 1 unit dengan tipe 3306 B.

2.9. Safety and Fire Protection