Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Pengendalian kualitas statistik untuk data variable sering disebut dengan metode peta kendali control chart variabel. Manfaat pengendalian kualitas proses
untuk data variabel adalah memberikan informasi mengenai perbaikan kualitas, menentukan kemampuan proses setelah perbaikan kualitas tercapai, membuat
keputusan yang berkaitan dengan spesifikasi produk, membuat keputusan yang berkaitan dengan proses produksi, dan membuat keputusan terbaru yang berkaitan
dengan produk yang dihasilkan. Peta kontrol yang umum digunakan untuk data variable adalah peta X-Bar – R, dan peta X-MR.
3.5.2. Data Atribut
Banyak karakteristik kualitas tidak dapat diklasifikasikan sesuai kuantitasnya. Dalam suatu kasus kita selalu mengklasifikasikan tiap-tiap item yang diperiksa
sebagai data yang seragam dan data yang tidak seragam kedalam suatu spesifikasi dalam suatu karakteristik. Karakteristik dalam jenis ini yang disebut data atribut.
Data atribut merupakan data kualitatif yang dapat dihitung untuk pencatatan dan analisis. Contoh dari data atribut karakteristik kualitas adalah ketiadaan label pada
kemasan, banyaknya jenis cacat. Data atribut iasanya diperoleh dalam bentuk unit- unit yang ketidaksesuaian dengan spesifikasi atribut yang ditetapkan. Pada umumnya
data atribut digunakan dalam peta kontrol p, np, c, dan u.
3.6. Alat-Alat Pengendali Kualitas
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Alat-alat pengendalian kualitas diperlukan untuk melakukan pengendalian kualitas dimana untuk mendeteksi adanya cacat dari suatu produk. Fungsi alat
pengendalian kualitas adalah meningkatkan kemampuan perbaikan proses sehingga akan diperoleh peningkatan kemampuan berkompetensi, dan meningkatkan
produktifitas sumber daya. Alat-alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah statistik proses kontrol Statistical process Control-SPC. statistik proses kontrol ini
dibuat dengan tujuan untuk mendeteksi penyebab khusus yang mengakibatkan terjadinya kecacatan atau proses diluar kontrol sedini mungkin sehingga kualitas
produk dapat dipertahankan. Statistik proses kontrol ini terdiri dari 7 alat pengendalian kualitas yang lebih
dikenal dengan nama seven tools. Tujuh alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Check Sheet Lembar Pemeriksaan
Check Sheet merupakan alat praktis yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelompokkan, dan menganalisa data sederhana dan mudah. Ada beberapa jenis
check sheet yang dikenal dan umum digunakan untuk keperluan pengumpulan data yaitu :
a. Production Process Distribution Check Sheet.
Check Sheet ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan klasifikasi yang telah
ditetapkan dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
b. Defective check Sheet
Mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis kesalahan yang ada dan
persentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor-faktor penyebab yang berbeda sehingga tindakan korektif yang tepat harus diambil sesuai dengan
jenis kesalahan dan penyebabnya tersebut. c.
Defect Location Check Sheet Check Sheet ini berupa lembaran pemeriksaan dimana gambar skets dari benda kerja
disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasikan check sheet seperti ini akan dapat mempercepat proses analisis dan pengumpulan tindakan-
tindakan korektif yang diperlukan. Tujuan utama dari check sheet adalah untuk memastikan bahwa data
dikumpulkan dengan hati-hati dan teliti untuk pengendalian proses dan pemecahan masalah.
2. Histogram
Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat dianalisa dan diketahui distribusinya. Histrogram merupakan tipe grafik batang yang
jumlah datanya dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dengan interval tertentu. Setelah data dalam setiap kelas diketahui, maka dapat dibuat histrogram dari data
tersebut. Histrogram tersebut dapat dilihat gambaran penyebaran data masih sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Penggambaran histogram dapat digunakan untuk ianalisa tentang beberapa hal yaitu :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
a. Berapa persen produk atau hasil kerja lainnya yang keluar dari standart spesifikasi
yang ditetapkan ? b.
Apakah produk atau output kerja lainnya benar-benar bisa memenuhi spesifikasi yang direncanakan?
c. Apakah harga rata-rata dari ukuran output kerja yang diperoleh benar-benar sudah
sesuai dengan nilai nominal yang di spesifikasikan? d.
Apakah penyimpangan atau penyebaran data disperse masih berada dalam batas- batas toleransi yang diizinkan?
3. Diagram Pareto
Diagram pareto pertama kali diperkenalkan oleh Alfredo Pareto 1848-1923 dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Fungsi diagram pareto adalah untuk
mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. Pareto diagram dibuat untuk menemukan dan mengetahui masalah atau penyebab yang
merupakan kunci dalam penyelesaian masalah. Dengan mengetahui penyebab yang dominan maka dapat ditetapkan prioritas perbaikan. Fungsi diagram pareto adalah
untuk mengidentifikasi atau menyeleksi masalah utama untuk peningkatan kualitas. 4.
Stratifikasi Stratifikasi adalah usaha mengelompokkan data ke dalam kelompok-
kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama, untuk mengurai atau mengklasifikasi persoalan menjadi kelompok atau golongan sejenis yang lebih kecil
atau menjadi unsur-unsur tunggal dari persoalan. Kegunaan stratifikasi adalah sebagai berikut :
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
b. Membantu pembuatan Scatter Diagram.
c. Mempermudah pengambilan keputusan-keputusan di dalam penggunaan peta
kontrol. d.
Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi. 5.
Scatter Diagram Diagram Pencar Scatter Diagram Diagram Pencar digunakan untuk melihat korelasi atau
hubungan dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu karakteristik kualitas hasil kerja.
Apabila membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, maka secara langsung akan membicaraakan tentang hal sebagai berikut :
a. Hubungan sebab akibat.
b. Suatu hubungan antara satu dan lain sebab.
c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya.
Rumus untuk ,menentukan korelasi hubungan dua variable sapat digunakan rumus berikut ini:
] ]
[ ]
[
2 2
2 2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
Y Y
N x
X X
N Y
X XY
N r
xy
6. Cause and Effect Diagram Digram Sebab Akibat
Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan Fish BoneDiagram yang diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishkawa Tokyo University pada
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam menentukan karakteristik kualitas
output kerja. Dalam hal ini metode sumbang saran brainstorming method akan cukup efektif digunakan untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya
penyimpangan kerja secara detail.
Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja, maka orang akan selalu mendapatkan bahwa 5 faktor penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Manusia man
2. Metode kerja work method
3. Mesin atau peralatan kerja lainnya machine
4. Bahan-bahan baku raw material
5. Lingkungan kerja work environment
Diagram ini digunakan untuk melihat korelasi hubungan dari satu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu karakteristik kualitas hasil kerja.
Peta kontrol control chart. 7.
Peta kontrol control chart Peta kontrol pertama kali ditemukan oleh Walter A. Shewart ketika sedang
bekerja untuk perusahaan Western Electrik. Shewart telah lama meneliti cara untuk mengembangkan reliabilitas dari sistem transmisi telepon. Peta kontrol secara rutin
digunakan untuk memeriksa kualitas, tergantung pada jumlah karakteristik yang akan diperksa. Jadi, peta kontrol adalah teknik pengendali proses pada jalur yang
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
digunakan secara luas untuk menyelidiki secara cepat terjadinya sebab-sebab terduga atau proses sedemikian sehingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan
pembetulan dapat dilakukan sebelum telalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Peta kontrol merupakan penggambaran secara visual mengenai mutu atau
kualitas suatu barang atau jasa. Teknik yang paling umum dilakukan dalam pengontrolan kualitas adalah menggunakan peta kontrol Shewart. Peta ini bentuknya
sangat sederhana, yaitu terdiri dari tiga buah garis yang sejajar : 1. Garis tengah, yang menggambarkan nilai rata-rata proses.
2. Batas kontrol atas ditarik nilai tiga kali standar deviasi diatas garis tengah. 3. Batas kontrol bawah yang teletak pada nilai tiga kali standar deviasi dibawah
Garis tengah. Out of control adalah suatu kondisi dimana karakteristik produk tidak sesuai
dengan spesifikasi perusahaan ataupun keinginan pelanggan dan posisinya pada peta kontrol berada di luar batas kendali.
Tipe-tipe out of control meliput i : 1.
Aturan satu titik Terdapat satu titik data yang berada diluar batas kendali, baik yang berada diluar
UCL maupun LCL, maka data tersebut out of control. 2.
Aturan tiga titik Terdapat tiga titik data yang berurutan dan dua diantaranya berada di daerah A,
baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
3. Aturan lima titik
Terdapat lima titik data yang berurutan dan empat diantaranya berada berurutan di daerah B, baik yang berada di daerah UCL maupun LCL, maka satu dari data
tersebut out of control, yakni data yang berada paling jauh dari central control limits.
4. Aturan delapan titik
Terdapat delapan titik data yang berurutan dan berada berurutan di daerah C dan di daerah UCL maka satu data tersebut out of control, yakni data yang berada
paling jauh dari central control limits. Untuk lebih memperjelas mengenai penjelasan tipe-tipe out of control diatas,
dapat diperhatikan pada gambar di bawah:
Gambar 2.1. Bagan Batas Kendali Out of Control
A
A B
B C
C
LCL UCLL
23 UCL 13 UCL
23 LCL 23 LCL
CCL
Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009.
Peta kontrol berdasarkan jenis data yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Peta kontrol Variabel a. Peta untuk rata-rata
X chart b. Peta untuk rentang R chart
c. Peta untuk standar deviasi S chart
2. Peta kontrol Atribut, terdiri dari : a. Peta p, yaitu peta kontrol untuk mengamati proporsi atau perbandingan antara
produk yang cacat dengan total produksi. b. Peta c, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per total produksi
c. Peta u, yaitu peta kontrol untuk mengamati jumlah kecacatan per unit produksi.
3.7. Metode Statistical Quality Qontrol