Pengolahan Limbah Cair Waste Treatment

Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. 4. Prosedur keadaan darurat dimana apabila lonceng darurat berbunyi maka seluruh pekerja harus menuju ke titik evakasi. 5. Pelaporan sumber bahayacidera. 6. Menyediakan kotak P3K sebanyak dua buah di setiap lingkungan pabrik. 7. Diharuskan memakai alat pelindung diri setiap memasuki area pabrik 8. Mematuhi pembatas akses yang berada di daerah terlarang bagi tamu terkecuali didampingi oleh penyelia.

2.10. Waste Treatment

Limbah yang dihasilkan pada pabrik kelapa sawit terdri atsa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat yang dihasilkan terdiri dari cangkang dan tandan kosong. Limbah cair yang dihasilkan terdiri dari air kondensat, air cucian, air hydroclone. Pengolahan limbah kelapa sawit meliputi pengendalian oil plant control, sistem pengendalian pada kolam limbah sehingga air yang keluar dari pabrik memenuhi persyaratan.

2.10.1. Pengolahan Limbah Cair

Dalam penanggulangan limbah cair pada PTP Nusantara IV PKS Adolina ini terdiri dari 5 proses. 1. Bak Vet Vit Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Bak Vet Vit berfungsi sebagai tempat penampungan sementara losses minyak hasil dari pengolahan. Bak Vet Vit ini menampung sisa hasil olahan dari air kondensatrebusan, air buangan klarifikasi, dan air buangan hydrocyclone. Bak Vet Vit terdiri dari dua bak dimana setiap bak terbagi menjadi 3 bagian yang diskat antara satu dengan yang lainnya. Dimana tiap bagian yang diskat menampung sisa olahan sebagai berikut : a. Bagian pertama : bagian ini tempat pertama masuknya losses minyak hasil pembuangan dari pabrik. b. Bagian Kedua : Bagian ini tempat sisa lumpur dan air dari bagian pertama yang masih mengandung minyak. c. Bagian Ketiga : Bagia ini terdiri dari sisa lumpur dan air dari bagian kedua yang masih mengandung minyak. Untuk mengoptimalkan pemisahan, pengutipan minyak dan menurunkan viscositas cairan minyak dijaga agar suhu minyak tetap tinggi dengan cara injeksi uap hasil dari BPV ke setiap ruangan dengan tekanan 3 KgCm 3 . Pada bagian ketiga bak Vet Vit dipasang pipa pengeluaran ke Deoling Pond untuk mengalirkan cairan yang mengandung sedikit minyak ke kolam limbah. Lapisan minyak yang terdapat di permukaan dari tiap-tiap ruangan pada akhir pengolahan akan di kutip dan dialirkan ke pompa untuk seanjutnya ke pabrik untuk diolah kembali. 2. Deoling Pond Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. Deoling Pond berfungsi sebagai tempat penampungan sisa pemisahan minyak dan lumpur serta yang berasal dari kolam vet vit sebelum dialirkan ke kolam limbah. Deoling Pond terdiri dari bak yang berbentuk trapesium dimana bagian bawah lebih kecil dari bagian atas. Untuk pengutipan minyak yang dibagian atas maka dipasang rodos yang berputar yang digerakkan dengan elektromotor. Letak rodos berada di ujung Deoling Pond dan berada diatas permukaan cairan yang disanggah oleh dua buah tiang dan tali penahan serta untuk mengatur naik-turun rodos. Cairan yang mengandung minyak yang ditampung oleh Deoling Pond setelah beberapa hari kendungan minyak akan semakin banyak sehingga dapat dikutip dan diolah kembali. 3. Kolam Limbah Kolam limbah berfungsi sebagai penampung aktif sisa pengolahan cairan yang masih mengandung PH 4 untuk selanjutnya diolah kembali agar dapat dimanfaatkan dan di salurkan ke bagian penerimaan. Limbah cairan yang dikutip dari Deoling Pond mempunyai karakteristik asam dengan PH 4-4,5 dengan suh 70-80 C agar bakteri isopilik dapat berkembang biak dengan baik. Selanjutnya akan di alirkan ke kolam limbah pengasaman yang berfungsi sebagai prakondisi bagi limbah sebelum masuk ke kolam anaerobik. Pada kolam ini limbah akan dirubah menjadi VFA Valuttie Fatty Acid atau asam lemak mudah menguap. Resirklasi dlakukan dengan mengalirkan cairan dari kolam anaerobik yang terakhir ke saluran masuk kolam pengasaman yang bertujuan untuk menaikan PH, menambah bakteri, Rudi Kencana : Analisis Pengendalian Mutu Pada Pengolahan Minyak Sawit Dengan Metode Statistical Quality Control SQC Pada PTP. Nusantara IV PKS Adolina, 2009. membantu pendinginan. Di kolam anaerobik nilai BOD akan diturunkan berkisar antara 3500-5000 mgl dengan PH 6-9. 4. Proses Fakultatif Proses yang terjadi pada kolam ini adalah penonaktifan bakteri anaerobik dan proses pra kondisi aerobik. Indikasi dari aktivitas ini dapat dilihat pada permukaan kolam dengan tidak dijumpai scum pada cairan yang berwarna kehijau-hijauan. 5. Proses Aerobik Proses yang berlangsung pada kolam aerobik adalah penumbuhan ganggangdan mikro heterotrof yang membentuk flok. Ini merupakan proses penyedian oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba dalam kolam metoda pengadaan oksigen yang dilakukan secara alami. Dari rangkaian proses pengolahan limbah cair membutuhkan waktu selama ±120-150 hari.

2.10.2. Pengolahan Limbah Padat