19
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
Satu angka sembarang di pilih dari angka 1 sampai 18 dengan cara undian. Angka yang terpilih adalah 12 jenis koagulan tawas dengan berat 50 mg. Proses ini di
ulang sampai ke-18 perlakuan yang telah diberikan satu posisi dalam urutan.
Tabel 3.2. Randomisasi urutan perlakuan
Urutan No.
Percobaan Jenis koagulan
Berat koagulan mg
1 12
tawas 50
2 5
Polialuminium klorida 100
3 7
Polialuminium klorida 150
4 3
Polialuminium klorida 50
5 15
tawas 100
6 9
tawas 150
7 14
tawas 100
8 2
Polialuminium klorida 50
9 1
Polialuminium klorida 50
10 6
Polialuminium klorida 100
11 4
Polialuminium klorida 100
12 18
tawas 150
13 13
tawas 100
14 11
tawas 50
15 16
tawas 150
16 17
tawas 150
17 10
Polialuminium klorida 50
18 8
Polialuminium klorida 150
3.3.4. Persiapan
1. Pencucian Alat Larutan pencuci di buat dari 2,0 g K
2
Cr
2
O
7
yang dilarutkan dengan 5 ml aquades, dipanaskan hingga semua larut kemudian didinginkan. Lalu
ditambahkan 60 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan sambil di aduk.
20
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
Alat-alat kaca di isi dengan larutan tersebut dan dibiarkan selama 15 menit. Kemudian larutan dikeluarkan dan alat kaca di bilas dengan aquades paling
sedikit 4 kali. Perhatikan apakah air menglir tanpa meninggalkan tetesan pada dinding, jika tidak pembersihan harus di ulang.
2. Kalibrasi Alat Alat-alat kaca volumetrik dikalibrasi dengan menghitung berat larutan
biasanya aquades yang di isi dalam alat volumetrik yang telah diketahui densitas dan temperaturnya. Data terlebih dahulu dikoreksi dengan persamaan:
W
v
= W
a
+
−
w a
o a
D W
D W
d
a
di mana W
v
= berat sebenarnya W
a
= berat dari pengukuran d
a
= densitas udara 0,0012 mgmL pada keadaan biasa
o a
D W
= densitas benda dan
Dw W
a
= densitas anak timbangan Lalu volume alat pada temperatur kalibrasi T ditentukan dengan mengalikan
densitas larutan dengan berat yang dikoreksi. sehingga volume ini dikoreksi terhadap temperatur standar 20
C. 3.
Kalibrasi Buret Buret di isi dengan aquades yang bersuhu pada suhu laboratorium hingga tanda
0,00 mL. Sebuah labu Erlenmeyer 125 mL di timbang dan di catat berat awalnya, alirkan kira-kira 1 mL air ke dalam labu dan timbang kembali labu
beserta isinya. Baca buret setelah memberi waktu untuk pengeringan, catat berat dan volume akhir. Isi kembali buret sampai tanda 0,00 mL, kalibrasi
diulangi untuk volume 2 mL. Keluarkan kira-kira 2 mL ke dalam labu, catat berat dan volume akhir. Proses ini harus diulangi untuk interval 1 mL. Jika
volume sebenarnya lebih besar dari volume semu, koreksi yang diperoleh dari perolehan ini akan positip.
4. Kalibrasi Pipet Pipet di isi dengan aquades yan bersuhu pada suhu laboratorium hingga tanda
0,00 mL. Sebuah labu Erlenmeyer 125 mL di timbang dan di catat berat
21
Jeplin Manurung : Studi Efek Jenis Dan Berat Koagulan Terhadap Penurunan Nilai COD Dan BOD Pada Pengolahan Air Limbah Dengan Cara Koagulasi, 2009.
awalnya, sentuhkan ujung pipet pada dinding beaker untuk menghilangkan setiap tetes yang menggantung. Kosongkan isi pipet ke dalam labu yang di
timbang. Kalibrasi harus di ulang dan hasil duplikat tidak boleh lebih dari 1 ppt.
4. Kalibrasi Labu Takar
Labu takar yang bersih dan kosong di timbang sebagai berat awal, isi labu dengan aquades pada suhu kamar sampai batas garis yang di etsa. Timbang
kembali labu sebagai berat akhir, hitung berat volume air yang mengisi labu dengan mengurangkan berat labu akhir dengan berat labu awal.
21
21
R.A. Day, Jr.A.L. Underwood. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi keempat, Penerbit Erlangga : Jakarta, 1981, Hal. 570-571, 587
3.3.5. Pembuatan larutan dan standarisasi 1. Larutan K