Makrozoobentos sebagai Indikator Pencemaran

2.4. Makrozoobentos sebagai Indikator Pencemaran

Makrozoobentos umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan perairan yang ditempatinya, karena itulah makrozoobentos ini sering dijadikan sebagai indikator biologis di suatu perairan karena cara hidupnya, ukuran tubuh, dan perbedaan kisaran toleransi diantara spesies di dalam lingkungan perairan. Alasan pemilihan makrozoobentos sebagai indikator bilogis menurut Wilhm 1978 dan Oey et al. 1980 dalam Wargadinata 1995, hlm : 34-36 adalah sebagai berikut : 1 Mobilitas terbatas sehingga memudahkan dalam pengambilan sampel. 2 Ukuran tubuh relatif lebih besar sehingga memudahkan untuk identifikasi. 3 Hidup di dasar perairan, relatif diam sehingga secara terus menerus terdedah exposed oleh air sekitarnya. 4 Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan makrozoobentos dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. 5 Perubahan lingkungan mempengaruhi keanekaragaman makrozoobentos. Dalam penilaian kualitas perairan, pengukuran keanekaragaman jenis organisme sering lebih baik daripada pengukuran bahan-bahan organik secara langsung. Makrozoobentos sering dipakai untuk menduga ketidakseimbangan yang ter jadi baik pada lingkungan fisik, kimia maupun terhadap lingkungan biologi perairan. Perairan yang tercemar akan mempengaruhi kelangsungan hidup organisme makrozoobentos karena makrozoobentos merupakan biota air yang mudah terpengaruh oleh adanya bahan pencemar, baik bahan pencemar kimia maupun fisik Odum, 1994, hlm : 373, 397 . Hal ini disebabkan makrozoobentos pada umumnya tidak dapat bergerak dengan cepat dan habitatnya berada di dasar perairan yang umumnya adalah tempat bahan tercemar. Menurut Wilhm 1975 dalam Marsaulina 1994, hlm: 2, 6-10 menjelaskan perubahan sifat dasar dari substrat dan penambahan pencemaran akan memberikan dampak pengaruh yang nyata terhadap nilai kepadatan serta keanekaragamannya. Banyaknya bahan pencemar dapat memberikan dua pengaruh terhadap organisme perairan, yaitu dapat membunuh spesies tertentu dan sebaliknya dapat Lidya Christina Br. Tarigan :Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009 mendukung perkembangan spesies lain. Jika air tercemar ada kemungkinan terjadi pergeseran dari jumlah yang banyak dengan populasi yang sedang menjadi jumlah spesies yang sedikit tetapi populasinya tinggi. Oleh karena itu, penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu pencemaran Sastrawijaya, 1991, hlm : 35, 83-87 . Menurut Hawkes 1979 dalam Sastrawijaya, 1991, hlm: 35, 83-87 dengan mempelajari komposisi jenis makrozoobentos suatu perairan dapat diketahui apakah suatu perairan itu tercemar atau belum. Perairan dengan kualitas air yang masih baik dapat mendukung keanekaragaman jenis dari makrozoobentos yang hidup pada perairan tersebut, sebaliknya perairan dengan kualitas air yang tidak baik keanekaragaman dari makrozoobentos akan menurun pula. Selanjutnya Patrick 1949 dalam Odum 1994, hlm : 385 menyatakan bahwa suatu perairan yang sehat belum tercemar akan menunjukkan jumlah individu yang seimbang dari hampir jumlah spesies yang ada. Sebaliknya suatu perairan tercemar, penyebaran jumlah individu tidak merata dan cenderung ada spesies yang mendominasi.

2.5. Faktor-faktor Abiotik yang Mempengaruhi Makrozoobentos