pengambilan ikan serta obyek wisata. Dengan beragamnya aktivitas masyarakat tersebut akan berpengaruh terhadap faktor fisik dan kimia perairan sehingga secara
langsung atau tidak langsung akan mempengaruhi keanekaragaman makrozoobenthos di perairan tersebut.
Sejauh ini informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di Lau Kawar belum diperoleh, oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai keanekaragaman makrozoobentos di “Danau Lau Kawar, Desa Kuta
Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo” yang dihubungkan dengan
faktor fisik-kimia perairan tersebut.
1.2. PERMASALAHAN
Bagaimana hubungan keanekaragaman makrozoobentos dinilai dari tingkat keberadaan serta keanekaragamannya di Danau Lau Kawar dikaitkan dengan faktor
fisik-kimia perairan yang terdapat pada Danau Lau Kawar, Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.
1.3. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan tingkat keanekaragaman makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo
yang dihubungkan dengan faktor fisik dan kimia perairan.
1.4. HIPOTESIS
Terdapat perbedaan tingkat keanekaragaman makrozoobentos pada beberapa lokasi penelitian di Danau Lau Kawar Kec. Simpang Empat Kabupaten Karo yang
dihubungkan dengan faktor fisik kimia perairan.
Lidya Christina Br. Tarigan :Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
1.5. MANFAAT
1. Memberikan informasi mengenai keanekaragaman makrozoobentos di Danau Lau Kawar Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.
2. Memberikan informasi yang berguna bagi berbagai pihak yang membutuhkan data mengenai kondisi lingkungan perairan di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung,
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo.
Lidya Christina Br. Tarigan :Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ekosistem Danau
Ekosistem perairan yang terdapat di daratan secara umum dibagi atas dua kelompok yaitu perairan lentik perairan tenang misalnya danau dan perairan lotik perairan
berarus deras misalnya sungai Payne, 1996, p : 75-83. Perbedaan utama antara perairan lotik dan lentik adalah kecepatan arus air. Perairan lentik mempunyai
kecepatan arus yang lambat serta terjadi akumulasi massa air dalam periode waktu yang lama sedangkan perairan lotik umumnya mempunyai kecepatan arus yang tinggi
disertai perpindahan massa air yang berlangsung dengan cepat Barus, 2004, hlm : 33- 35 .
Asal mula sebuah danau dapat bermacam-macam. Ada yang lahir karena terjadi patahan di permukaan bumi, yang kemudian diikuti peristiwa klimat; misalnya,
Danau toba. Beberapa danau lain timbul karena gejala vulkan, misalnya, Danau Lamongan, karena belokan sungai yang terlalu dalam, karena depresi tanah kapur.
Ada juga danau buatan, seperti Danau Jatiluhur Soeriaatmadja, 1977, hlm : 66.
Luas Lau Kawar sekarang berkisar 116 ha dan ini hanya sedikit bertambah sesudah bendungan dibangun karena sisi-sisinya yang cukup curam. Lahan yang
terletak di sebelah utara danau merupakan hutan yang tidak terganggu dan di sebelah selatan danau merupakan tanah ladang pertanian dengan intensitas rendah. Dari data
yang diperoleh kapasitas Lau Kawar dapat dihitung dan diperoleh bahwa volume air danau tersebut adalah 41,5 juta m³. Banyaknya air di tempat keluarnya bendungan
adalah 25,8 m³ per menit. Apabila dianggap bahwa volume air yang mengalir dari
Lidya Christina Br. Tarigan :Studi Keanekaragaman Makrozoobentos Di Danau Lau Kawar Desa Kuta Gugung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
danau adalah seperti tersebut diatas , maka jelaslah bahwa volume air akan bertukar setiap tiga tahun Damanik et al 1987, hlm : 201.
Perairan darat yang ukurannya lebih besar dari kolam, biasanya disebut danau. Akan tetapi batas-batas ukuran ini tidak jelas. Bagi ahli limnologi kolam adalah
sebuah perairan yang cukup dangkal sehingga cahaya dapat menembus sampai ke dasarnya sebaliknya, danau dalamnya sedemikian sehingga dasarnya selalu gelap,
tidak tercapai oleh cahaya. Jika danau tidak mempunyai aliran keluar, akan terjadi timbunan mineral yang berasal dari daratan disekelilingnya Soemarwoto et al, 1990,
hlm : 83.
Menurut Soegianto 2005 danau memiliki tiga zona yang berbeda : 1. Zona litoral, dekat pantai dimana tumbuhan berakar dapat dijumpai;
2. Zona limnetik lapisan permukaan perairan terbuka, sinar matahari mampu menembus zona ini, dan didominasi oleh fitoplankton dan ikan yang berenang
bebas, dan 3. Zona profundal, zona perairan dalam yang tidak dapat ditembus sinar matahari dan
dihuni oleh organisme yang membuat liang di dasar perairan.
2.2. Pengaruh Aktivitas Masyarakat terhadap Ekosistem Danau