Teori Politik Identitas LANDASAN TEORI

30

BAB III PROFIL DKI JAKARTA DAN PELAKSANAAN PILKADA

A. Sejarah Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta

Sejarah Jakarta dimulai sekitar 500 tahun yang lalu, berawal dari sebuah bandar kecil di daerah sungai Ciliwung. 1 Kota ini belum bernama Jakarta saat itu, namun sudah dikenal selama berabad-abad sebagai pusat perdagangan lokal dan internasional yang sangat ramai. Menurut laporan penulis Eropa, pada abad-16 ketika orang eropa Portugis datang ke nusantara ini menyebutkan, ada sebuah kota bernama Kalapa, yang menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, yang beribukota Padjajaran dan terletak sekitar 40 kilometer di kota Bogor sekarang ini. 2 Ketika pertama kali datang ke kota kalapa ini, rombongan besar orang-orang eropa Portugis diserang oleh seorang pemuda yang bernama Fatahillah. Pemuda ini berasal dari kerajaan yang berkuasa didaerah Kalapa kemudian merubah sebutan Sunda dan Kalapa Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang mempunyai arti „Kemenangan yang tercapai‘ pada tanggal 22 Juni 1527. Peristiwa tersebut yang pada akhirnya menjadi sejarah kelahiran kota jakarta setiap tahunnya. Sejalan dengan berjalannya waktu, Belanda masuk dan menguasai nusantara pada abad-16 juga turut menguasai Jayakarta pada masa itu 1 http:www.kemendagri.go.idpagesprofil-daerahprovinsidetail31dki-jakarta diakses tanggal 12 November 2012. 2 http:www.jakarta.go.idwebnews197001Sejarah-Jakarta diakses tanggal 13 November 2012. 31 sehingga nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Pemberian nama Batavia oleh orang belanda didasari dengan adanya kemiripan di negeri Belanda yang pada masa itu masih terdapat banyak rawa-rawa. Orang belanda mulai membangun kanal - kanal, bendungan dan pengairan untuk melindungi Batavia dari bencana banjir. Mereka juga membangun balai kota sebagai pusat kota mereka saat itu. Ketika Jepang masuk ke Indonesia dan menduduki nusantara pada tahun 1942 – 1945, nama Batavia diubah oleh orang Jepang menjadi Jakarta. Kota ini akhirnya menjadi tempat pertama dibacakan proklamasi kemerdekaan RI dengan pengibaran bendera merah putih oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 setelah Jepang menyerah tanpa syarat, karena kota Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh sekutu dan Indonesia mendapatkan kedaulatan secara resmi pada tahun 1949 sekaligus menjadi anggota Perserikatan Bangsa – Bangsa PBB pada tahun 1966 dengan memasukkan Jakarta sebagai ibukota resmi.

B. Kondisi Geografis dan Demografi DKI Jakarta

Letak Jakarta adalah di bagian barat laut dari Pulau Jawa. Sebagai Ibukota Negara Indonesia, Jakarta merupakan Kota Metropolitan terbesar di Indonesia dan menjadi kota metropolitan ke-6 di dunia. Jakarta secara geografis terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 8 meter diatas permukaan laut dpl. Dimana, dengan ketinggian ini Jakarta sering dilanda banjir. Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota administrasi dan 32 satu Kabupaten administratif, 44 kecamatan, 267 kelurahan. Kota administrasi Jakarta Pusat dengan luas 47,90 km 2 , Jakarta Utara dengan luas 142,20 km 2 , Jakarta Barat dengan luas 126,15 km 2 , Jakarta Selatan dengan luas 145,73 km 2 , dan Kota administrasi Jakarta Timur dengan luas 187,73 km2, serta Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan luas 11,81 km2. 3 Jakarta berbatasan dengan beberapa wilayah-wilayah disekitarnya, adapun batas-batas wilayah meliputi, sebelah utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan 2 buah kanal. di sebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta di sebelah utara dengan Laut Jawa. Demografi atau komposisi penduduk warga DKI Jakarta yang terdiri dari multi etnik bisa dianggap mewakili suku-suku bangsa Indonesia. Dengan demikian, dapat dikatakan DKI Jakarta sebagai miniatur Indonesia. Dalam Peraturan Daerah Perda Rencana Tata Ruang WilayahRTRW 2030, ditetapkan penduduk DKI Jakarta hanya mencapai 12,5 juta orang. Sensus penduduk 2010 menunjukkan angka pertumbuhan penduduk DKI Jakarta meningkat dari 0,78 persen pada tahun 2009 menjadi 1,4 persen pada tahun 2010. Sehingga jumlah total penduduk Jakarta tahun 2010 mencapai 3 Perda No 1 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2007-2012. 33 9.607.787 jiwa. 4 Dan ditambah warga luar yang beraktivitas di Jakarta pada siang hari sebanyak 2,5 juta. Komposisi etnis penduduk Jakarta tahun 2010, tercatat setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta, terdiri dari orang Jawa sebanyak 36,17 , Betawi 28,29 , Sunda 14,61 , Cina 6,62 , Batak 3,42 , Minangkabau 2,85 dan Melayu 1,88 . Dari data tersebut, tampak terjadi peningkatan prosentase pada suku Jawa, Betawi, Cina dan Melayu. Namun terjadi penurunan prosentase pada suku Sunda, Batak dan Minangkabau. Dari sisi kepercayaan, Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam 84,4, Kristen Protestan 6,2 , Katolik 5,7 , Hindu 1,2 , dan Buddha 3,5 . 5 Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak karena umat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4; diikuti oleh Protestan 6,3, Katolik 2,9, Hindu dan Buddha 5,7, serta Tidak beragama 0,3. Dan menurut data pemerintah DKI pada tahun 2012, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam 82,93 , Kristen Protestan 4 Badan Pusat Statistik. Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA, diakses pada 11 November 2012. 5 Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu CuData pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu.