Sejarah Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta

33 9.607.787 jiwa. 4 Dan ditambah warga luar yang beraktivitas di Jakarta pada siang hari sebanyak 2,5 juta. Komposisi etnis penduduk Jakarta tahun 2010, tercatat setidaknya terdapat tujuh etnis besar yang mendiami Jakarta, terdiri dari orang Jawa sebanyak 36,17 , Betawi 28,29 , Sunda 14,61 , Cina 6,62 , Batak 3,42 , Minangkabau 2,85 dan Melayu 1,88 . Dari data tersebut, tampak terjadi peningkatan prosentase pada suku Jawa, Betawi, Cina dan Melayu. Namun terjadi penurunan prosentase pada suku Sunda, Batak dan Minangkabau. Dari sisi kepercayaan, Agama yang dianut oleh penduduk DKI Jakarta beragam. Menurut data pemerintah DKI pada tahun 2005, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam 84,4, Kristen Protestan 6,2 , Katolik 5,7 , Hindu 1,2 , dan Buddha 3,5 . 5 Jumlah umat Buddha terlihat lebih banyak karena umat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 1980, dimana umat Islam berjumlah 84,4; diikuti oleh Protestan 6,3, Katolik 2,9, Hindu dan Buddha 5,7, serta Tidak beragama 0,3. Dan menurut data pemerintah DKI pada tahun 2012, komposisi penganut agama di kota ini adalah Islam 82,93 , Kristen Protestan 4 Badan Pusat Statistik. Tabel Hasil Sensus Penduduk 2010 Provinsi DKI JAKARTA, diakses pada 11 November 2012. 5 Data pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu CuData pemerintahan tidak ikut menghitung data kependudukan kecamatan Pesanggrahan dan Cilandak di Jakarta Selatan. Kedua kecamatan ini penduduknya adalah 300.000 jiwa atau sekitar 4 penduduk Jakarta. Data ini tidak mencatat para penganut agama Kong Hu Cu. 34 8,74 , Katolik 4,13 , Hindu 0,20 , dan Buddha 3,99 dan Konghucu 0,01 . Angka ini tidak jauh berbeda dengan keadaan pada tahun 2005, dimana umat Islam berjumlah 84,4; diikuti oleh Protestan 6,2 , Katolik 5,7 , Hindu 1,2 dan Buddha 3,5 , Jumlah umat Buddha terlihat lebih sedikit meski ummat Konghucu juga ikut tercakup di dalamnya. Sejak tahun 1980, sensus penduduk tidak mencatat agama yang dianut selain keenam agama yang diakui pemerintah. 6

C. Kondisi Sosial Politik DKI Jakarta

Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia, mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan provinsi lainnya. Kompleksitas Jakarta selalu berkaitan erat dengan keberadaan sebagai pusat pemerintahan, faktor luas wilayah yang terbatas dan kepadatan penduduk yang tinggi. Krisis multi dimensi yang begitu rumit sekarang ini, membawa konsekuensi pada kondisi masyarakat Jakarta yang rentan terhadap munculnya gejolak sosial yang disertai dengan kekerasan, sehingga masyarakat cenderung mencari jalan pintas dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi, kondisi sosial tersebut seringkali terjadi tindak pelanggaran diluar koridor hukum yang ada, baik yang dilakukan oleh 6 http:id.wikipedia.orgwikiDaerah_Khusus_Ibukota_Jakarta. Diakses pada 5 Desember 2013.