dibuat perusahaan terhadap karyawan untuk mencapai kinerja yang tinggi dengan
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara”. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka, perumusan masalah yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut: Apakah pendidikan dan
pelatihan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara? 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1.
Bagi Perusahaan Untuk memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang
bermanfaat pada PT PLN Persero Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, dalam meningkatkan kinerja karyawan melalui
pendidikan dan pelatihan.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis yang berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan pendidikan dan pelatihan yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT PLN Persero Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara, serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang sumber daya manusia.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian pada bidang yang sama dimasa akan datang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sumber Daya Manusia
A. Pengertian Sumber Daya Manusia SDM
Menurut Nawawi 2001:37 pengertian SDM perlu dibedakan antara pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM secara makro adalah semua
manusia sebagai penduduk atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik yang sudah
maupun belum memperoleh pekerjaan lapangan kerja. Sedangkan SDM dalam arti mikro adalah manusia atau orang yang bekerja atau menjadi anggota suatu
organisasi yang disebut personil, pegawai, karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain. Sedangkan lebih khusus SDM dalam arti mikro di lingkungan sebuah
organisasiperusahaan pengertiannya dapat dilihat dari tiga sudut : 1. Sumber Daya Manusia adalah orang yang bekerja dan berfungsi sebagai aset
organisasiperusahaan yang dapat dihitung jumlahnya kuantitatif. Dalam pengertian ini fungsi SDM tidak berbeda dari fungsi aset lainnya, sehingga
dikelompokkan dan disebut sebagai sarana produksi, sebagaimana sebuah mesin, komputer sumber daya teknologi, investasi sumber daya finansial, gedung,
mobil sumber daya material dan lain-lain. 2. Sumber Daya Manusia adalah potensi yang menjadi motor penggerak
organisasiperusahaan. Setiap SDM berbeda-beda potensinya, maka kontribusinya dalam bekerja untuk mengkongkritkan Rencana Operasional Bisnis menjadi
kegiatan bisnis tidak sama satu dengan yang lain. Kontribusinya itu sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara
keterampilan dan keahliannya masing-masing, harus dihargai antara lain dalam bentuk finansial. Dalam kenyataannya semakin tinggi keterampilan dan
keahliannya, maka semakin besar pula penghargaan finansial yang harus diberikan, yang berpengaruh pula pada biaya cost produksi, sehinnga SDM
berfungsi juga sebagai investasi. 3. Manusia sebagai sumber daya manusia SDM adalah makhluk hidup ciptaan
Tuhan YME, sebagai penggerak organisasiperusahaan berbeda dengan sumber daya lainnya. Nilai-nila kemanusiaan yang dimlikinya, mengharuskan sumber
daya manusia diperlakukan secara berlainan dengan sumber daya lainnya. Dalam nilai-nilai kemanusiaan itu terdapat potensi berupa keterampilan dan keahlian dan
kepribadian termasuk harga diri, sikap, motivasi, kebutuhan dan lain-lain yang mengharuskan dilakukan
perencanaan strategis sumber daya manusia SDM, agar SDM yang dipekerjakan sesuai dengan kebutuhan organisasiperusahaan
Nawawi, 2001:37. Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa, sumber daya
manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi
pencapaian tujuan organisasi.
B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mathis dan Jackson 2006:3 pengertian manajemen sumber daya manusia adalah rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk
memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Menurut Dessler 1997:2 manajemen sumber daya manusia
adalah kebijakan dari praktik yang dibutuhkan seseorang untuk menjalankan aspek “orang” atau SDM dari posisi seorang manajemen, meliputi perekrutan,
penyaringan, pelatihan, pengimbalan dan penilaian.
Sedangkan menurut Hasibuan 2003:10 pengertian MSDM adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bidang manajemen yang khusus mempelajari
hubungan dan peranan manajemen manusia dalam organisasi perusahaan. Unsur MSDM adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada perusahaan. Dengan
semikian, fokus yang dipelajari MSDM ini hanyalah masalah yang berhubungan
dengan tenaga kerja manusia saja.
Menurut Mathis 2002:4 peran manajemen SDM terdiri atas: a.
Peran administratif dengan fokus pada proses penyimpanan data, untuk waktu yang bersifat jangka pendek, dengan jenis kegiatan berupa;
menafsirkan manfaat tenaga kerja, menjalankan orientasi tenaga kerja baru, menafsirkan kebijakan dan prosedur SDM, serta menyiapkan laporan
kerja yang sama.
Universitas Sumatera Utara
b. Peran operasi dengan fokus pendukung kegiatan, untuk jangka waktu
menengah, dengan kegiatan; mengelola progam komprnsasi, merekrut dan memposisikan jabatan yang lowong, menjalankan pelatihan yang aman,
dan mengatasi keluhan kerja. c.
Peran strategis dengan fokus organisasi luas global untuk jangka waktu lebih panjang, dengan jenis kegiatan; menilai kecenderungan
permasalahan tenaga kerja, melakukan rencana pengembangan, membantu organisasi dalam melakukan restrukturisasi dan perampingan, memberi
nasehat merger dan akuisisi, rencana strategis kompensasi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa,
manajemen sumber daya manusia yaitu merupakan sebuah ilmu serta seni dalam kegiatan perencanaan,
pengelolaan dan pengembangan segala potensi sumber daya manusia yang ada serta hubungan antar manusia dalam suatu organisasi ke dalam sebuah desain
tertentu yang sistematis sehingga mampu mencapai efektifitas serta efisiensi kerja dalam mencapai tujuan, baik individu, masyarakat, maupun organisasi.
2.1.2 Pendidikan dan Pelatihan DIKLAT A. Pengertian Pendidikan
Ihsan 2003:1-2 menyatakan pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani
maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,
menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Universitas Sumatera Utara
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan menurut Sastrohadiwiryo 2003:228 adalah segala sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia,
jasmaniah, dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik dalam maupun diluar sekolah, untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur.
B. Jalur, Jenjang Dan Jenis Pendidikan
Paradigma baru menurut Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 yaitu perubahan mendasar mengenai jalur pendidikan yaitu mengubah jalur
pendidikan sekolah dan luar sekolah, menjadi tiga jalur, yaitu jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.
1. Jenjang pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
a. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar SD dan madrasah ibtidiyah MI atau bentuk lain yang sederajat
Berta sekolah menengah pertama SMP dan madrasah Tsanawiyah MTs, atau bentuk lain yang sederajat Undang-undang RI Sisdiknas
No. 20 Tahun 2003. b.
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
sekolah menengah atas SMA, madrasah aliyah MA, sekolah menengah kejuruan SMK, dan madrasah aliyah kejuruan MAK
Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. c.
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi, institut, dan universitas Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
2.
Jenjang pendidikan nonfomal diselengggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti,
penambah, dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan
kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan keda, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik Undang-undang RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
3.
Jenjang pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri Undang-undang
RI Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Universitas Sumatera Utara
C. Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Fungsi dan tujuan pendidikan nasional sesuai dengan undang-undang RI. No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS adalah bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Wuradji 2002:19 menyatakan bahwa fungsi pendidikan itu meliputi: 1.
Memindahkan nilai-nilai budaya 2.
Nilai-nilai pengajaran 3.
Peningkatan mobilitas sosial 4.
Fungsi sertifikasi 5.
Job training 6.
Memantapkan dan mengembangkan hubungan-hubungan sosial. Pendidikan berupa pendidikan formal dan non formal mempunyai tujuan
untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif dalam membentuk
manusia seutuhnya agar manusia menjadi sadar akan dirinya dan dapat memanfaatkan lingkungannya untuk meningkatkan taraf hidupnya. Untuk dapat
berfungsi demikian, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, penguasaan
Universitas Sumatera Utara
teknologi, sehingga dengan adanya tingkat pendidikan karyawan maka kinerja karyawan akan mudah tercapai.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2008 “Pendidikan dan Pelatihan Diklat adalah proses penyelenggaraan pembelajaran
untuk meningkatkan kompetensi aparatur dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan”.
Pendidikan dapat diartikan sebagai proses persiapan individu-individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam
organisasi, biasanya berkaitan dengan peningkatan kemampuan intelektual atau emosional yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang lebih baik.
Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang diprogramkan untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengalaman, pengetahuan, atau pembahasan sikap individu. Di
dalam pelatihan ini juga merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana pegawai dapat memperoleh sikap, kemauan, keahlian, pengetahuan dan prilaku spesifik
yang berkaitan dengan pekerjaan atau performasi kerja. Menurut Soekidji 2003:31 pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi
pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para pegawai, dapat meningkatkan
produktivitas kerja para pegawai. Produktivitas kerja meningkat berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan.
Menurut Hasibuan 2009:83 Pendidikan dan pelatihan memiliki perbedaan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Perbedaan Antara Pendidikan dan Pelatihan
No. Perbedaan
Latihan Pendidikan
1. Peserta
Karyawan Operasional Karyawan Manajerial
2. Tujuan
Technical skills Managerial Skills
3. Metode
Metode Latihan Metode Pendidikan
4. Waktu
Jangka pendek Jangka panjang
No. Perbedaan
Latihan Pendidikan
5. Biaya
Relatif kecil Relatif besar
6. Tempat
Lapangan praktek Di dalam kelas
Sumber : Hasibuan 2009:83 dan diolah. Sedangkan diklat dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang sama
yaitu: 1. Pelatihan dan pendidikan sama-sama membuat seseorang belajar
2. Adanya transfer ilmu pengetahuan, keterampilan dan informasi dari sumber kepada pelajar;
3. Memerlukan sumber belajar, sarana prasarana yang mendukung; 4. Bersifat dinamis, tidak statis;
5. Memiliki tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas diri orang tersebut. Pelatihan merupakan bagian dari suatu proses pendidikan, yang tujuannya
untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau kelompok orang.
Tujuan Diklat menurut Sulistiyani 2003:69 yaitu: 1. Memperbaiki kinerja;
Universitas Sumatera Utara
2. Memutakhirkan keahlian para pegawai sejalan dengan kemajuan teknologi;
3. Membantu memecahkan persoalan operasional; 4. Mengorientasikan pegawai terhadap organisasi;
5. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi; 6. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja pegawai dalam
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Menurut Tepi 2011:12, komponen dari pendidikan adalah:
1. Tujuan
Pelaksanaan pelatihan, sangatlah bijak apabila sebelum pelaksanaannya terlebih dahulu disusun perencanaannya yang disesuaikan dengan tujuan
akhir. Pendidikan pada hakikatnya bertujuan mengubah tingkah laku sasaran pendidikan.
2. Materi
Materi pelatihan merupakan kumpulan pokok bahasan yang mengacu pada bidang-bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
dirancang untuk memberikan bekal kemampuan bagi peserta. 3.
Metode Metode yang akan digunakan tergantung pada factor-faktor seperti jenis
pelatihan usia pesertanya, pendidikan dan pengalaman peserta, dan tersedianya instruktur yang cakep dalam suatu metode pelatihan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
4. Media
Alat bantu pendidikan media adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan pengajaran.
5. Pelatih Instruktur
Seorang guru atau instruktur dituntut selalu kreatif mengembangkan kemampuannya agar mampu menciptakan pengalaman belajar yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat. 6.
Evaluasi Seberapa jauh perubahan atau peningkatan itu terjadi diperlukan suatu
mekanisme. Untuk melakukan evaluasi pendidikan diperlukan informasi-informasi yang diperoleh dari pengukuran, sedangkan untuk
pengukuran ini dilakukan tes.
2.1.3 Kinerja A. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Mahsun 2006:25 menyatakan bahwa kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. Istilah
kinerja sering digunakan untuk menyebutkan prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu.
Menurut Rivai 2004:309 kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi
Universitas Sumatera Utara
dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekedaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kinerja adalah hasil
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya Sastrohadiwiryo, 2003:235.
B. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja menurut Sastrohadiwiryo 2003:231 adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemenpenyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga
kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraiandeskripsi pekerjaan dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Menurut Rivai 2004:309 penilaian kinerja mengacu pada suatu sistem formal dan terstruktur yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan
mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil, termasuk tingkat ketidakhadiran. Oleh karena itu, tujuan penilaian kinerja atau
prestasi kinerja karyawan pada dasarnya meliputi: 1.
Untuk mengetahui tingkat prestasi karyawan selama ini. 2.
Pemberian imbalan yang serasi, misalnya untuk pemberian kenaikan gaji berkala, gaji pokok, kenaikan gaji istimewa, dan insentif uang.
3. Mendorong pertanggungjawaban dari karyawan.
4. Untuk pembeda antar karyawan yang satu dengan yang lain.
5. Pengembangan SDM yang masih dapat dibedakan lagi ke dalam :
a. Penugasan kembali, seperti diadakannya mutasi atau transfer,
rotasi pekerjaan. b.
Promosi, kenaikan jabatan.
Universitas Sumatera Utara
c. Training atau latihan.
6. Meningkatkan motivasi kerja.
7. Meningkatkan etos kerja.
8. Memperkuat hubungan antara karyawan dengan supervision melalui
diskusi tentang kemajuan kerja mereka. 9.
Sebagai alat untuk memperoleh umpan balik dari karyawan untuk memperbaiki desain pekerjaaan, lingkungan kerja, dan rencana karir
selanjutnya. 10.
Riset seleksi sebagai kriteria keberhasilan atau efektivitas. 11.
Sebagai salah satu sumber informasi untuk perencanaan SDM, karir, dan keputusan perencanaan sukses.
12. Membantu menempatkan karyawan dengan pekerjaan yang sesuai
untuk mencapai hasil yang baik secara menyeluruh. 13.
Sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan gaji, upah, insentif, kompensasi, dan berbagai
imbalan lainnya. 14.
Sebagai penyaluran keluhan yang berkaitan dengan masalah pribadi maupun pekerjaan.
15. Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja.
16. Sebagai alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk
mengambil inisitasif dalam rangka memperbaiki kinerja. 17.
Untuk mengetahui efektivitas kebijakan SDM, seperti seleksi, rekrutmen, pelatihan dan analisis pekerjaan sebagai komponen yang
Universitas Sumatera Utara
saling ketergantungan di antara fungsi-fungsi SDM. 18.
Mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja menjadi baik.
19. Mengembangkan dan menetapkan kompensasi pekerjaan.
20. Pemutusan hubungan kerja, pemberian sangsi ataupun hadiah.
Sedangkan menurut Robbins 2002:258-259 Penilaian kinerja memiliki sejumlah tujuan dalam berorganisasi adalah sebagai berikut:
1. Manajemen menggunakan penilaian untuk mengambil keputusan
personalia secara umum. 2.
Penilaian memberikan penjelasan tentang pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan.
3. Penilaian kinerja dapat dijadikan sebagai kriteria untuk program
seleksi dan pengembangan yang disahkan. 4.
Penilaian kinerja juga untuk memenuhi tujuan umpan balik yang ada terhadap para pekerja tentang bagaimana organisasi memandang
kinerja mereka. 5.
Penilaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan atau menentukan penghargaan.
Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo 2003:233 selain dapat digunakan sebagai standar dalam penentuan tinggi rendahnya organisasi serta administrasi
bagi tenaga kerja, penilaian kinerja dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1.
Sumber data untuk perencanaan ketenagakerjaan dan kegiatan pengembangan jangka panjang bagi perusahaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
2. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kerja dalam
perusahaan. 3.
Alat untuk memberikan umpan balik feedback yang mendorong kearah kemajuan dan kemungkinan memperbaikimeningkatkan
kualitas kerja bagi para tenaga kerja. 4.
Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diharapkan dari seorang pemegang tugas dan pekerjaan.
5. Landasanbahan informasi dalam pengambilan keputusan pada bidang
ketenagakerjaan, baik promosi, mutasi, maupun kegiatan ketenagakerjaan lainnya.
Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar mebuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan.
C. Jenis-jenis Penilaian Kinerja
Menurut Rivai 2004:323 jenis-jenis penilaian kinerja antara lain : 1. Penilaian hanya oleh atasan.
a. Cepat dan langsung.
b. Dapat mengarah ke distorsi karena pertimbangan-pertimbangan
pribadi. 2. Penilaian oleh kelompok lini yaitu atasan dan atasannya lagi bersama-
sama membahas kinerja dari bawahannya yang dinilai. a.
Objektivitasnya lebih akurat dibandingkan kalau hanya oleh atasan
Universitas Sumatera Utara
sendiri. b.
Individu yang dinilai tinggi dapat mendominasi penilaian. 3. Penilaian oleh kelompok staf yaitu atasan meminta satu atau lebih
individu untuk bermusyawarah dengannya, atasan langsung yang membuat keputusan akhir.
a. Penilaian gabungan yang masuk akal dan wajar. 4. Penilaian melalui keputusan komite yaitu sama seperti pada pola
sebelumnya kecuali bahwa manajer yang bertanggung jawab tidak lagi mengambil keputusan akhir, hasilnya didasarkan pada pilihan
mayoritas. a.
Memperluas pertimbangan yang ekstrim. b.
Memperlemah integritas manajer yang bertanggung jawab. 5. Penilaian berdasarkan peninjauan lapangan yaitu sama seperti pada
kelompok staf, namun melibatkan wakil dari pimpinan pengembagngan atau departemen SDM yang bertindak sebagai
peninjau yang independen. a. Membawa satu pikiran yang tetap ke dalam satu penilaian lintas
sektor yang besar. 6. Penilaian oleh bawahan dan sejawat
a. Mungkin terlalu subjektif
b. Mungkin digunakan sebagai tambahan pada metode penilaian yang
lain.
Universitas Sumatera Utara
D. Metode Penilain Kinerja
Menurut Hariandja 2007:204-205, secara praktis banyak metode penilaian yang dilakukan, yang sudah barang tentu berbeda-beda antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain. Keseluruhan metode tersebut secara garis besar dikelompokan dalam dua kategori, yaitu:
1. Penilaian yang berorientasi pada masa lalu yang diartikan sebagai
penilaian perilaku kerja yang dilakukan pada masa lalu sebelum penilaian dilakukan. Melalui hasil penilaian tersebut dapat dilakukan usaha unjuk
mengubah perilaku kerja atau pengembangan pegawai. Beberapa metode penilaian ini terdiri dari:
a. Rating Scale adalah penilaian yang didasarkan pada suatu skala, dari
sangat memuaskan, memuaskan, cukup, sampai kurang memuaskan. b.
Checklist adalah penilaian yang didasarkan pada suatu standar unjuk kerja yang sudah dideskripsikan terlebih dahulu.
c. Critical Incident Technique adalah penilaian yang didasarkan pada
perilaku khusus yang dilakukan di tempat kerja, baik perilaku yang baik maupun yang tidak baik.
d. Skala Penilaian Berdasarkan Waktu adalah penilaian yang dilakukan
dengan menspesifikasi unjuk kerja dalam dimensidimensi tertentu. e.
Observasi dan Tes Unjuk Kerja adalah penilaian yang dilakukan melalui tes di lapangan.
f. Metode Perbandingan Kelompok adalah Membandingkan seorang
pegawai dengan rekan sekerjanya.
Universitas Sumatera Utara
2. Penilaian yang berorientasi pada masa depan diartikan dengan penilaian akan potensi seorang pegawai untuk melakukan pekerjaan pada masa yang
akan datang. Metode-metode penilaian ini terdiri dari: a.
Penilaian Diri Sendiri adalah penilaian pegawai untuk diri sendiri dengan harapan pegawai tersebut dapat mengidentifikasi aspek-aspek
perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada masa yang akan datang. b.
Management By Objective MBO adalah sebuah program manajemen yang melibatkan pegawai dalam pengambilan keputusan untuk
menentukan sasaran-sasaran yang dicapainya.
c.
Penilaian Secara Psikologis adalah proses penilaian yang dilakukan oleh para ahli psikologi untuk mengetahui potensi seseorang yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. d.
Assessment Centre adalah penilaian yang dilakukan melalui serangkaian teknik penilaian dan dilakukan oleh sejumlah penilai untuk
mengetahui potensi seseorang dalam melakukan tanggung jawab yang lebih besar.
Menurut Mondy 2008:264-270 jenis sistem penilaian kinerja yang digunakan bergantung pada tujuannya. hka penekanan utamanya pada pemilihan
karyawan untuk promosi, pelatihan, dan peningkatan bayaran berdasarkan prestasi, metode tradisional seperti skala penilaian mungkin tepat. Metode-metode
kolaboratif, termasuk input dari para karyawan itu sendiri, antara lain : 1.
Metode Penilaian Umpan Batik 360-Derajat Metode peniaian umpan balik 360-derajat adalah metode penilaian kinerja
Universitas Sumatera Utara
populer yang melibatkan masukan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan sebagaimana pula dari sumber-sumber eksternal.
2. Metode Skala Penilaian
Metode skala penilaian rating scale method adalah metode penilaian kinerja yang menilai para karyawan berdasarkan faktor-faktor yang telah ditetapkan.
3. Metode Insiden Kritis
Metode Insiden kritis critical incident method adalah metode penilaian kinerja yang membutuhkan pemeliharaan dokumen-dokumen tertulis
mengenai tindakan-tindakan karyawan yang sangat positif dan sangat negatif 4.
Metode Esai Metode esai essay method adalah metode penilaian kinerja dimana penilai
menulis narasi singkat yang mengggambarkan kinerja karyawan. 5.
Metode Standar Kerja Metode standar kerja work standards method adalah penilaian kinerja yang
membandingkan kinerja setiap karyawan dengan standar yang telah ditetapkan atau tingkat output yang diharapkan.
6. Metode Peringkat
Metode peringkat ranking method adalah metode penilaian kinerja dimana penilai menempatkan seluruh karyawan dari sebuah kelompok dalam urutan
kinerja keseluruhan. 7.
Metode Distribusi Dipaksakan Metode distribusi dipaksakan forced distribution method adalah metode
penilaian kinerja yang mengharuskan penilai untuk membagi orang-orang
Universitas Sumatera Utara
dalam sebuah kelompok kerja ke dalam sejumlah kategori terbatas, mirip suatu disribusi frekuensi normal.
8. Metode Skala Penilaian Bedangkar Keperilakuan
Metode skala penilaian berjangkar keperilakuan behavior anchored rating scaleBARS adalah metode penilaian kinerja yang menggabungkan unsur-unsur skala penilaian
tradisional dengan metode insiden kritis, berbagai tingkat kinerja ditunjukkan sepanjang sebuah skala dengan masing-masing dideskripsikan menurut perilaku kerja spesifik
seorang karyawan.
2.2 Penelitian Terdahulu
Menurut Sinaga 2010 dalam skrispsinya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Kantor
Regional IV Badan Kepegawaian Negara BKN Medan”. Metode yang digunakan adalah metode penelitian korelasional dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan sampel 30 dari populasi yaitu 42 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan
pelatihan terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil. Dan Pengaruhnya sebesar 21,16 sedangkan sisanya 78,84 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian tersebut. Menurut Taufiq 2007 dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan
Pendidikan Dan Pelatihan Karyawan Terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan Pada PT Sumatera Prima Fibreboard Inderalaya Ogan Ilir Sumsel Bulan Mei
2007”. Jenis penelitian ini adalah survey analitik menggunakan pendekatan cross sectional dimana tentang variable independent dan dependen diambil diukur
Universitas Sumatera Utara
dalam waktu bersamaan. Peneliti menggunakan sampel 100 dari populasi yaitu 50 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan dan
pelatihan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada PT Sumatera Prima Fibreboard Inderalaya Ogan Ilir Sumsel. Pengaruhnya sebesar 83,3 sedangkan
sisanya 16,7 tidak mengalami peningkatan kinerja. Albar 2009 meneliti dengan judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan,
Pendidikan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi, Sistem Reward, Pengalaman dan Motivasi Auditor Terhadap Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera
Utara”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat pendidikan, pendidikan berkelanjutan, komitmen organisasi, sistem reward, pengalaman dan motivasi
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja auditor Inspektorat. Variabel sistem reward dan motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap kinerja auditor Inspektorat. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu peneliti berikutnya agar memperbanyak jumlah variabel independen yang
digunakan misalnya seperti jenjang karir, gaya kepemimpinan instansi Inspektorat misalnya gaya kepemimpinan dikelompokkan berdasarkan pada gaya
kepemimpinan atasan berupa gaya kepemimpinan partisipatif atau transformasi. Hennita 2003 melakukan penelitian dengan judul “
Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Produktivitas Kerja pada PT Angkasa Citra Sarana Medan
”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat analisis regresi berganda, uji F,
uji t dan koefisisen korelasi berganda. Penelitian ini menyimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel pendidikan dan pelatihan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian dengan judul “
Pengaruh Program Pelatihan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada PT Ecogreen Oleochemicals Medan Plants
”. Yang dilakukan oleh Elfrida 2006, menghasilkan kesimpulan bahwa program pelatihan memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.
2.3 Kerangka Konseptual