3. Hambatan Dari Sisi Budaya Hukum
Permasalahan yang berikutnya adalah mengenai budaya hukum, selama ini pemahaman masyarakat tentang penggunaan rekening bank adalah sebagai
kepemilikan pribadi, sehingga dalam transaksi sering tidak memperhatikan clausa dalam pembukaan rekening serta cara penggunaannya, sehingga sering sekali
teridentifikasi sebagai transaksi mecurigakan. Masyarakat cenderung selalu menginginkan kemudahan dalam bertransaksi.
140
B. Hambatan-Hambatan PT. Bank SUMUT Dalam Melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
, tanpa menyadari bahwa kemudahan bertransaksi yang diinginkan itu dapat memunculkan suatu perkara yakni
adanya indikasi sebagai transaksi yang mencurigakan yang lebih lanjutnya bisa saja menjadi tindakan Pencucian Uang.
Keberadaan Bank Sumut sebagai bank daerah Sumatera Utara dirasakan
cukup strategis dalam menjembatani terwujudnya pemerataan pembangunan yang ada
di Sumatera Utara. Bank Sumut sebagai lembaga keuangan diharapkan dapat melayani kebutuhan masyarakat baik dari segi dana maupun dari segi perkreditan
bagi debitur-debitur yang membutuhkan. Secara umum Bank Sumut diharapkan dapat
memberikan produk dan jasa perbankan yang berkualitas dalam arti pemenuhan perannya sebagai Bank .
141
140
Anonim, Loc. cit.
141
Edy Setiadi, “Penyaluran Kredit Perbankan Kepada Usaha Mikro dan Kecil: Sebuah Dilema Dalam Optimalisasi Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia,” Makalah disampaikan
dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Bank Indonesia “SESPIBI”, Jakarta, Juli 2003, hal. 12.
Universitas Sumatera Utara
Walaupun Bank Sumut masih merupakan Bank Daerah Sumatera Utara yang lalu lintas pelayanannya tergolong kecil dibanding bank-bank umum lainnya tetapi
hal tersebut tidaklah menutup kemungkinan bahwa Bank Sumut juga dapat dijadikan wadah bagi para pihak baik itu nasabah, Beneficial Owner maupun Walk in Customer
untuk melakukan transaksi keuangan tunai yakni penarikan maupun penyetoran melebihi atau sama dengan Rp. 500.000.000 lima ratus juta baik itu dalam satu kali
transaksi ataupun dalam beberapa kali transaksi. Begitu juga hal nya dengan transaksi yang mencurigakan yang dilakukan yang memungkinkan adanya indikasi telah terjadi
praktek pencucian uang. Dengan landasan inilah maka Bank Sumut sangat serius untuk melakukan
pelaporan berkala ke pihak PPATK terkait indikasi adanya transaksi-transaksi keuangan tunai maupun transaksi keuangan mencurigakan sesuai dengan ketentuan
yang terdapat dalam PBI No. 1128PBI2009 tentang Penerapan Program Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme. Oleh karena itulah maka Bank Sumut mendapat Peringkat I dari seluruh Bank Pembangunan Daerah dan Peringkat V dari
seluruh bank-bank umum di Indonesia yang rutin memberikan pelaporan ke PPATK menyangkut transaksi yang diduga Money Laundering.
142
Tetapi walaupun Bank Sumut dalam usahanya sudah sangat serius menerapkan undang-undang tersebut, Bank Sumut masih saja mengalami beragam
permasalahan, baik secara ekstern maupun intern. Sehingga apabila permasalahan
142
Wawacara dengan Bpk Novans HR selaku Pimpinan Divisi APU-PPT di Kantor Pusat PT. Bank Sumut Tanggal 18 April 2012.
Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak segera diatasi maka akan menghambat perkembangan Bank Sumut itu sendiri dan dampak yang lebih luas lagi akan menghambat tercapainya program
pemerintah dalam usahanya mencegah money laundering.
Beberapa permasalahan intern yang secara umum dihadapi oleh Bank Sumut
dalam menjalankan usahanya antara lain:
143
1. Kurangnya Sosialisasi dan Pelatihan Mengenai Indikasi Tindak Pidana
Pencucian Uang Kurangnya sosilisasi dari pihak manajemen Bank Sumut khususnya bagian
APU-PPT menyebabkan pegawai-pegawai operasional yang ada di unit-unit tidak menanggapi dengan serius betapa pentingnya upaya pencegahan dan
pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang ini. Hal ini terlihat masih banyaknya CIF Customer Identification File di tiap-tiap cabang pembantu
yang belum berisi dengan sempurna pada saat pembukaan rekening nasabah. Dan di sisi lain pegawai operasional terkesan tidak mendetail menanyakan
kepada calon nasabah mengenai profesinya, pekerjaannya, pendapatan perbulan dan identitas lainnya.
Ditambah lagi belum sempurnanya pelatihan ataupun pendidikan yang diberikan kepada pegawai operasional di tiap-tiap unit tentang apa itu
sebenarnnya tindak pidana pencucian uang maupun pendanaan terorisme dan juga mengenai indikasi awal terjadinya praktik pencucian uang.
144
143
Wawancara, Loc. cit.
144
Wawancara dengan Sdri. Riski Ramadonna Pane, selaku Wakil Pimpinan PT. Bank Sumut KCP Pasar Halat pada tanggal 12 Maret 2012.
Universitas Sumatera Utara
2. Kelemahan sistem dan prosedur
Sejak munculnya PBI No. 1128PBI2009 yang mewajibkan setiap
Penyedia Jasa Keuangan yang dalam hal ini adalah perbankan, maka Bank Sumut pun berupaya membuat sebuah sistem yang dapat mengakomodir setiap
transaksi-transaksi tunai di atas Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah ataupun transaksi yang mencurigakan yang tidak sesuai dengan profile nasabah.
Tetapi sejauh ini sistem yang diterapkan oleh Bank Sumut masih bersifat manual, dan laporan terhadap transaksi tunai dan transaksi mencurigakan masih
bersifat manual yang dilaporkan oleh tiap-tiap unit kepada bagian APU-PPT di Kantor Pusat Bank Sumut.
3. Tidak adanya petugas khusus yang menangani dan bertanggung jawab
mengenai pelaksanaan Tindak Pidana Pencucian Uang Hal ini lebih dominan terjadi di Kantor Cabang Pembantu yang pegawai
operasionalnya terhitung sedikit sehingga pekerjaan dan pelaksanaan mengenai Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai
cenderung dirangkap oleh Customer Service. Hal ini memungkinkan tidak akuratnya laporan yang diberikan mengingat pekerjaan dari Customer Service
yang sudah cukup padat. 4.
Kurangnya kesadaran dari pegawai operasional tentang pentingnya pelaporan mengenai transaksi keuangan, yang ditandai dengan terlambatnya pelaporan
yang berikan kepada pihak APU dan PPT di Kantor Pusat.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan ekstern yang dihadapi oleh PT. Bank Sumut antara lain : 1.
Tidak kooperatifnya Calon Nasabah maupun Nasabah itu sendiri. a.
Hal ini biasanya terjadi pada saat pembukaan rekening baik itu tabungan, deposito maupun giro dimana pada saat pengisian formulir identitas tidak
diisi dengan lengkap dan setelah diwawancarai lebih lanjut cenderung menutupi identitas terutama dalam hal pekerjaan dan penghasilan perbulan.
b. Untuk nasabah yang melakukan penyetoran besar terkadang menutupi dari
mana sumber uang penyetoran. Begitu juga hal dengan penarikan tunai yang besar nasabah juga menutupi tujuan dari penarikan uang tersebut.
2. Memang adalah suatu ketentuan berdasarkan Peraturan Kepala Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi keuangan Nomor: PER- 121.02.1PPATK0911 yang menyatakan bahwa setiap PJK wajib
memberikan laporan mengenai Transaksi Keuangan Tunai paling lama adalah 14empat belas hari kerja setelah transaksi dilakukan, tetapi yang menjadi
kendala adalah PPATK tidak mempunyai kewajiban kepada PJK untuk memberikan tanggapan apakah setelah diverifikasi ulang Laporan Keuangan
tersebut termasuk dalam indikasi telah terjadi pencucian uang.
C. Upaya Mengatasi Hambatan Yang Dialami Oleh PT. Bank SUMUT Dalam Melakukan Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang
Industri Bank Sumut telah berkembang dengan baik terbukti dengan sangat berperannya Bank Sumut dalam melayani usaha mikro dan kecil serta berpeluang
Universitas Sumatera Utara
untuk terus tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. Berikut adalah upaya yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut dalam mengatasi hambatan intern yang muncul,
antara lain: 1.
Lebih sering dilakukannya pelatihan dan sosialisasi kepada para pegawai operasional sehingga dapat mengetahui dengan detail apa-apa saja yang
menjadi indikasi terjadinya praktek pencucian uang, terutama apabila ada peraturan baru yang keluar mengenai Tindak Pidana Pencucian Uang.
2. Sebagaimana diketahui bahwa tingkat teknologi PT. Bank Sumut pada
umumnya masih sederhana terutama untuk dengan cepat mengetahui transaksi keuangan tunai yang dilakukan oleh nasabah maupun transaksi keuangan
mencurigakan yang tidak sesuai dengan profil Nasabah. Tetapi untuk saat ini perkembangan kemajuan Teknologi tersebut sedang dalam proses dijalankan
yang nantinya apabila Teknologi tersebut telah dipasangkan maka dapat dengan mudah mengetahui nasabah-nasabah yang melakukan transaksi
keuangan tunai Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah 3.
Ditentukannya pegawai yang bertanggung jawab untuk membuat laporan Transaksi Keuangan Tunai dan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang ada
di setiap Kantor Cabang Pembantu sehingga laporan yang diterima nantinya akan jauh lebih akurat
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan