a. Mengenai sistem kerahasiaan Bank
Adanya peraturan mengenai kerahasiaan Bank sebenarnya telah memberikan celah untuk tumbuh dan berkembangnya praktek money laundering. Ditentukan
dalam Pasal 41 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bahwa perbankan Indonesia wajib melindungi kerahasiaan dari pada nasabahnya. Peraturan
tersebut juga menyebutkan bahwa untuk pengusutan perbankan, kerahasiaan bank baru bias dibuka setelah adanya surat permohonan dari Menteri Keuangan
ke Gubernur BI. Setelah disetujui barulan Pimpinan BI sebagaimana diatur dalam peraturan BI No.219PBI2000 mengeluarkan perintah tertulis kepada
Bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaaan keuangan Nasabah Penyimpan tertentu
kepada pejabat Bank. Oleh karena masih ketatnya peraturan di Indonesia mengenai Kerahasiaan Bank dapat menjadi penghambat tuntasnya suatu kasus
pencucian uang di Indonesia.
B. Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada PT. Bank Sumut
Sejalan dengan perkembangan tekhnologi, jasa-jasa perbankan dan globalisasi di sektor perbankan, dewasa ini bank telah menjadi sarana utama untuk kegiatan
pencucian uang money laundering yang berasal dari tindak pidana atau aktivitas kriminal, dikarenakan perbankan banyak menawarkan jasa-jasa dan instrument dalam
lalu-lintas keuangan yang dapat digunakan untuk menyembunyikanmenyamarkan asal-usul suatu dana. Melalui sistem perbankan, dana hasil kejahatan bergerak atau
Universitas Sumatera Utara
mengalir dari suatu negara ke negara lain yang belum mempunyai sistem hukum yang kuat untuk menanggulangi kegatan pencucian uang atau bahkan bergerak kenegara
yang menerapkan ketentuan rahasia bank yang sangat ketat. Sebagaimana halnya dengan negara-negara lain, Indonesia juga memberikan
perhatian besar terhadap tindak pidana lintas yang terorganisir transnational organized crime seperti pencucian uang money laundering dan terorisme.
FATE telah mengeluarkan 40 empat puluh rekomendasi pencegahan dan pemberantasan pencucian uang serta 9 Sembilan rekomendasi khusus untuk
memberantas pendanaan terorisme. Hal ini telah diterima sebagai standar internasioanl dan menjadi pedoman baku dalam memberantas kegiatan pencucian
uang. Negara yang tidak memenuhi rekomendasi tersebut akan dimasukkan dalam daftar Non Cooperative Countries and Terories NCCTs, oleh karena itu sudah
semestinya pemerintah dan masyarakat luas menaruh perhatian besar terhadap masalah penanganan TPPU tersebut.
106
Mekanisme pencucian uang yang dikenal Bank Sumut dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu:
107
106
Negara yang masuk dalam daftar NCCTs dapat dikenakan ocountermeasures yang dapat berakibat buruk terhadap sistem keuangan misalnya meningkatknya biaya transaksi keuangan dalam
melakukan perdagangan internasional khususnya terhadap negara maju atau penolakan oleh negara-negara lain atas Letter of Credit LC yang diterbitkan oleh perbankan dinegara yang terkena
counter-measures tersebut. Akibat lain yang cukup serius dapat berupa pemutusan hubungan korespondensi antara bank luar negeri dengan bank domestic, pencabutan izin usaha kantor cabang
atau kantor perwakilan bank nasional di luar negeri, dan kemungkinan pengehentian bantuan luar negeri kepada pemerintah. Sanksi tersebut pada akhirnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat
luas.
107
Bank Sumut, Buku Pedoman Kepatuhan: Anti Pencucian Uang dan Prinsip Mengenal Nasabah, Medan: PT. Bank Sumut .
Universitas Sumatera Utara
1. Placement adalah suatu upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu
aktivitas tindak pidana ke dalam sistem keuangan, dengan bentuk antara lain: a.
Menempatkan dana pada bank yang kadang-kadang diikuti dengan pengajuan permohonan kreditpembiayaan.
b. Menyetorkan uang dalam bentuk simpanan pada bank sering dicampur
dengan transaksi kreditpembiayaan untuk mengaburkan audit trail, sehingga mengubah kas menjadi utang yang dapat diperoleh kembali.
c. Menyelundupkan uang tunai dari suatu negara ke negara lain.
d. Membiayai suatu kegiatan usaha yang seolah-olah atau terkait dengan
kegiatan usaha yang sah dengan memberikan kreditpembiayaan, sehingga mengubah kas menjadi kreditpembiayaan.
e. Membeli barang-barang berharga yang bernilai tinggi untuk keperluan
pribadi, membeli hadiah yang nilainya mahal sebagai penghargaanhadiah kepada rekan kerja atau calon rekan kerja yang pembayarannya dilakukan
melalui bank. 2.
Layering adalah kegiatan memisahkan hasil TPPU dari sumbernya yaitu aktivitas TPPU yang terkait melalui beberapa tahapan transaksi keuangan.
Terdapat proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil placement, ke tempat lain melalui serangkaian transaksi yang
kompleks dan didesain untuk menyamarkan sumber dana tersebut. Bentuknya adalah:
Universitas Sumatera Utara
a. Transfer dana dari suatu bank ke bank lain danatau antar wilayahnegara.
b. Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi
yang sah. c.
Memindahkan uang tunai secara lintas batas negara melalui jaringan kegiatan usaha yang sah maupun shell company.
3. Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak
sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai
kegiatan bisnis yang sah ataupun untuk membiayai kembaoli kegiatan TPPU. Dalam melakukan TPPU, pelaku tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang akan
diperolehnya dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal-usul uang sehingga hasil
akhirnya dapat dinikmati atau dipergunakan secara aman. Untuk mencegah money laundering masuk dalam sistem perbankan dan
mencegah timbulnya risiko-risiko tersebut, maka PT. Bank Sumut dalam menjalankan kegiatannya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mencegah
dijadikannya Bank Sumut sebagai wadah pencucian uang. Adapun langkah yang diambil untuk pencegahan tersebut antara lain :
1. Merujuk kepada Peraturan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa setiap
penyedia Jasa Keuangan dalam hal ini adalah perbankan wajib membentuk unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pencegahan dan
Pemberantasan Pencucian Uang maka PT. Bank Sumut mengeluarkan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
Direksi Nomor 002DirDKMR-CQAPBS2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme Di Lingkungan PT.
Bank Sumut yang memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain : a. Penunjukan petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerapan
APU dan PPT di Kantor Pusat dan di unit kerja operasional. b. Melakukan pemantauan dan pengkinian terhadap profil nasabah, transaksi
keuangan, kesamaankemiripan nama nasabah dengan nama-nama teroris dan melaporkannya sebagai Laporan Transaksi Mencurigakan LTKM. Yang
mana hal ini sesuai dengan PBI yang berbunyi memantau pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya termasuk identifikasi dan pemantauan
nasabah yang dianggap Mempunyai risiko tinggi, termasuk penyelenggara negara danatau transaksi yang dapat dikategorikan sebagai transaksi
keuangan mencurigakan.
108
2. Lahirnya Peraturan Direksi Bank Sumut Nomor 002DIRDKEP-MRPBS2007
tanggal 25 Mei 2007 mengenai Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah P4MN. P4MN merupakan pintu gerbang dan pertahanan pertama bagi Bank
Sumut yang dapat mencegah digunakannya PT. Bank Sumut sebagai sarana atau c. Melakukan pengelompokan Nasabah dengan single CIF berdasarkan Risk
Based Approach RBA untuk mengetahui peringkat profil resiko nasabah yaitu rendah low menengah medium dan tinggi high.
108
Hal ini berdasarkan pada PBI No. 310PBI2001 tanggal 18 Juni 2001 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 323PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 dan PBI No. 521PBI2003 tanggal
17 Oktober 2003 serta keputusan Bapedam No. Kep-02PM2003 tanggal 15 Januari 2003.
Universitas Sumatera Utara
sasaran TPPU, karena dengan menerapkan P4MN berarti PT. Bank Sumut dapat mengenal nasabah dengan baik, memahami pola dan karakteristik
transaksi nasabah sehingga P4MN tersebut harus diterapkan secara efektif.
109
1 Customer Due Diligence yakni kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemantauan yang dilakukan oleh Bank Sumut untuk memastikan bahwa transaksi yang
dilakukan tersebut adalah sesuai dengan Profil Nasabah. Yang mana CDD tersebut dapat dilakukan pada saat:
Adapun penerapan P4MN di Bank Sumut antara lain dapat dilakukan dengan cara :
a Melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah dalam hal ini adalah
perorangan seperti pada saat pembukaan rekening tabungan nasabah ditanyakan dengan jelas apa yang menjadi tujuan pembukaan rekening.
Apabila pembukaan rekening tabungan adalah untuk penampungan gaji maka identitas pekerjaan nasabah juga harus sinkron dengan tujuan awal
pembukaan rekening serta meyakini bahwa calon nasabah adalah benar sesuai dengan pernyataannya yaitu dengan cara melakukan verifikasi
identitas yang dilakukan sebelum hubungan usaha dengan calon nasabah disetujui.
b Melakukan hubungan usaha dengan Walk In Customer
Ketentuan penerimaan nasabah, identifikasi dan verifikasi serta penolakan terhadap calon nasabah berlaku pula bagi pihak yang tidak memiliki
109
Wawancara dengan Bpk. Novans, Pimpinan Divisi APU-PPT, tanggal 1 April 2012
Universitas Sumatera Utara
rekening di Bank Sumut walk in customer yang melakukan transaksi Rp. 100 juta ke atas atau dalam valuta asing yang nilainya setara perusahaan
transaksi, sehingga wajib mengisi formulir P4MN juga. Sedangkan untuk jasa kiriman uang dalamluar negeri atau remittance, RTGS ke bank lain
serta outgoing transfer ataupun Bank Sumut sebagai agen penjual produk lembaga keuangan lainnya, maka unit operasional harus tetap mempedomani
ketentuan P4MN.
110
Transaksi yang paling sering dilakukan oleh WIC ini adalah transaksi yang berupa pencairan cek dimana kasus yang sering terjadi adalah si pembawa
cek bukanlah nasabah PT. Bank Sumut, sehingga pegawai operasional kesulitan untuk mengetahui profil WIC. Oleh karena itu salah satu cara
yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut adalah meminta fotocopy identitas diri WIC tersebut serta mengkonfirmasi kepada si pemberi cek akan
identitas WIC. Melakukan verifikasi yang mendetail terhadap nasabah yang berbentuk korporasi yakni perusahaan-perusahan public, lembaga swadaya
masyarakat LSM atupun yayasan. Verifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan kesesuaian profil perusahaanLSMYayasan dengan identitas
domisili perusahanLSMYayasan tersebut, ditambah lagi dengan dilakukannya wawacara mendalam kepada para pengurus
perusahaanLSMyayasan mengenai tujuan pembukaan rekening. Di sisi lain pegawai oprasional harus meminta dokumen-dokumen yang penting
110
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
guna pembukaan rekening tersebut, dan apabila muncul keraguan terhadap perusahaanLSM yayasan tersebut dapat meminta dokumen identitas yang
dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.
111
2 Enhanced Due Diligence yakni kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemantauan
yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut secara lebih mendalam untuk mengetahui secara lebih lengkap profil nasabahcalon nasabah yang bersangkutan.
Yang mana hal ini dilakukan apabila : a
Nasabah tersebut tergolong Nasabah yang berisiko tinggi atau PEP yakni
112
- Presiden danatau Kepala Negara
: -
Wakil Presiden -
Pejabat tinggi pemerintahan: Menteri, Sekretaris Jenderal -
Eksekutif Senior perusahaan negara: Direktur Badan Usaha Milik Negara BUMN
- Pejabat eksekutif dan ketua partai politik
- Pejabat Kejaksaan Agung dan pejabat Kejaksaan Tinggi
- Pejabat Departemen Kehakiman
- Pejabat Mahkamah Agung
- Pejabat Pengadilan Tinggi dan Negeri
- Pejabat Bank Indonesia
- Pejabat Kepolisian dan ABRI
- Pegawai negeri termasuk Lurah, Camat, Bupati
- Perusahaan dan yayasan yang secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan institusi tersebut di atas, yang dijalankan oleh stafnya, pengacara berprofil tinggi, pebisnis dan wiraswasta
- Pemilik danatau perusahaan yang terlibat dalam produksi danatau
distribusi peralatan militer -
Anggota keluarga pasangan, orang tua, saudara, anak, menantu, cucu dari kategori-kategori di atas, dan
- Siapapun orang yang tidak termasuk di atas namun karena posisinya yang
tinggi di masyarakat, pengaruhnya yang signifikan, status selebriti danatau kombinasi dari posisinya dapat menempatkan bank dalam posisi
berisiko harus masuk dalam kategori berisiko tinggi.
111
Wawancara dengan Sdri. Riski Ramadonna Pane, Wakil Pemimpin KCP Pasar Halat, tanggal 02 Februari 2012.
112
Bank Sumut harus melakukan verifikasi yang lebih berat extensive duediligence terhadap calon nasabah yang berasal dari negara yang diklasifikasikan sebagai High Risk Countries atau negara
yang belumtidak menerapkan PMN dan melakukan verifikasi yang lebih ketat extensive due diligence terhadap calon nasabah high Risk Business yaitu bidang usaha yang potensial digunakan
sebagai sarana TPPU serta melakukan verifikasi yang lebih ketat extensive due diligence terhadap calon nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi termasuk penyelenggara negara High Risk Customer.
Universitas Sumatera Utara
b Menggunakan produk perbankan yang berisiko tinggi untuk digunakan
sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan teroris. c
Melakukan transaksi dengan negara berisiko tinggi. d
Transaksi tidak sesuai dengan profil. 3. Setiap unit operasional diwajibkan untuk menyimpan catatan dan dokumen
identitas nasabah sampai dengan 5 lima tahun sejak berakhirnya hubungan usaha dengan bank dan diwajibkan untuk menyimpan segala voucher transaksi keuangan
yang dilakukan oleh tiap nasabah yang tujuannya adalah untuk pendokumentasian dan apabila diperlukan untuk penyidikan jika ternyata terjadi tindak pidana.
4. Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nomor 049DIRDKEP-MRSE2007 tanggal
21 September 2007 tentang Pelaporan Internal Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai maka didalam Surat Edaran
tersebut diwajibkan kepada setiap pegawai operasional untuk memberikan laporan tertulis mengenai ada atau tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan
dan Transaksi Keuangan Tunai setiap harinya. Kemudian laporan yang sudah diberikan oleh tiap Kantor Cabang Pembantu diteruskan ke bagian APU dan PPT
yang ada di Kantor Pusat PT. Bank Sumut. Disini para pegawai APU dan PPT melakukan verifikasi ulang mengenai laporan yang telah diterima tadi apakah
laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai memanglah merupakan transaksi yang menunjukkan indikasi telah terjadinya
pencucian uang, dengan berdasar kepada :
Universitas Sumatera Utara
Ad 1. Transaksi Keuangan Mencurigakan suspicious transactions Adapun yang dikategorikan sebagai transaksi keuangan mencurigakan
adalah : a. transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau
kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan; b. transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan
tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan
Undang-undang; c. transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan
menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. Apabila laporan yang telah diberikan oleh tiap Kantor Cabang Pembantu
mengenai Transaksi keuangan mencurigakan terbukti setelah melakukan verifikasi ulang sesuai dengan apa yang menjadi indikator dikatakan sebagai transaksi
keuangan mencurigakan, maka disini pihak PT. Bank Sumut wajib segera melakukan pelaporan kepada pihak PPATK. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
PT. Bank Sumut telah dilakukan analisis terhadap seluruh Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang disampaikan oleh unit kerja operasional kepada UKK
APU-PPT Kantor Pusat. Dengan rincian sebagai berikut :
113
113
Data berdasarkan laporan divisi APU dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut diambil tanggal 20 April 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1 Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
Tahun 2010-2012 No Tahun Pelaporan Bulan Pelaporan
Total Pelaporan
1 2010
Januari 6 transaksi yang dilaporkan
Februari 11 transaksi yang dilaporkan
Maret 3 transaksi yang dilaporkan
April 8 transaksi yang dilaporkan
Mei 12 transaksi yang dilaporkan
Juni 2 transaksi yang dilaporkan
Juli 7 transaksi yang dilaporkan
Agustus 19 transaksi yang dilaporkan
September 8 transaksi yang dilaporkan
Oktober Tidak ada transaksi yang dilaporkan
Nopember 3 transaksi yang dilaporkan
Desember 1 transaksi yang dilaporkan
TOTAL 79 transaksi yang dilaporkan
2 2011
Januari 16 transaksi yang dilaporkan
Februari 12 transaksi yang dilaporkan
Maret 12 transaksi yang dilaporkan
April 18 transaksi yang dilaporkan
Mei 12 transaksi yang dilaporkan
Juni 13 transaksi yang dilaporkan
Juli 18 transaksi yang dilaporkan
Agustus 12 transaksi yang dilaporkan
September 13 transaksi yang dilaporkan
Oktober 11 transaksi yang dilaporkan
Nopember 14 transaksi yang dilaporkan
Desember 15 transaksi yang dilaporkan
TOTAL 166 transaksi yang dilaporkan
3 2012
Januari 3 transaksi yang dilaporkan
Februari 7 transaksi yang dilaporkan
Maret 4 transaksi yang dilaporkan
April 2 transaksi yang dilaporkan
Mei 1 transaksi yang dilaporkan
TOTAL 17 transaksi yang dilaporkan
Sumber : Hasil Pelaporan ke PPATK yang dilaporkan oleh Divisi Apu dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut dari tahun 2010-2012
Universitas Sumatera Utara
Ad2. Transaksi Keuangan Tunai cash transaction Yang dimaksud dengan transaksi Keuangan Tunai adalah transaksi
penarikanpenerimaan atau penyetoranpembayaran dengan menggunakan uang tunai uang kertas dan atau uang logam, dalam jumlah kumulatif Rp 500.000.000,00
lima ratus juta rupiah atau lebih atau dalam mata uang asing yang nilainya setara, dilakukan dalam satu kali atau beberapa kali transaksi dalam satu hari kerja pada satu
atau beberapa kantor dari satu PJK.
114
Tetapi tidaklah semua kegiatan transaksi yang dilakukan diatas Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau lebih atau dalam mata uang asing yang nilainya setara
dapat dijadikan sebagai Laporan Keuangan Tunai ada beberapa pengecualiannya antara lain :
115
114
Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 39KEP. PPATK2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai yang dikecualikan dari kewajiban pelaporan kepala
pusat pelaporan dan analisi transaksi keuangan, Pasal 2.
115
Ibid, Pasal 3
a. transaksi antarbank; b. transaksi dengan Pemerintah;
c. transaksi dengan Bank Sentral; d. pembayaran gaji,
e. pembayaran pensiun; dan f. transaksi lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan atau atas permintaan Penyedia Jasa Keuangan PJK yang disetujui oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK.
Universitas Sumatera Utara
Untuk laporan Transaksi Keuangan Tunai yang telah dilaporkan oleh unit kerja operasional kepada UKK APU-PPT Kantor Pusat selama tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
Tabel 2 Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai
Tahun 2011-2012 NO
Waktu Pelaporan Total Pelaporan
1 1 hari kerja sejak tanggal transaksi
5 laporan 2
2 hari kerja sejak tanggal transaksi 30 laporan
3 3 hari kerja sejak tanggal transaksi
49 laporan 4
4 hari kerja sejak tanggal transaksi 52 laporan
5 5 hari kerja sejak tanggal transaksi
62 laporan 6
6 hari kerja sejak tanggal transaksi 53 laporan
7 7 hari kerja sejak tanggal transaksi
62 laporan 8
8 hari kerja sejak tanggal transaksi 52 laporan
9 9 hari kerja sejak tanggal transaksi
38 laporan 10
10 hari kerja sejak tanggal transaksi 38 laporan
11 11 hari kerja sejak tanggal transaksi
35 laporan 12
12 hari kerja sejak tanggal transaksi 24 laporan
13 13 hari kerja sejak tanggal transaksi
12 laporan 14
14 hari kerja sejak tanggal transaksi 1 laporan
TOTAL 513 laporan
Sumber : Hasil Pelaporan ke PPATK yang dilaporkan oleh Divisi Apu dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut dari tahun 2011-2012
Dari data yang diatas maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Sumut sangat berperan aktif dalam usaha mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian
uang yang ditandai dengan adanya laporan setiap bulannya yang menyangkut tentang transaksi keuangan tunai dan transaksi keuangan mencurigakan yang dilaporkan
kepada PPATK. Tetapi sampai saaat ini dari keseluruhan data yang disampaikan baik itu transaksi keuangan tunai dan transaksi keuangan mencurigakan tidak ada
satupun transaksi keuangan tersebut yang dilakukan untuk pendanaan terorisme.
116
116
Wawancara dengan Bpk. Muchsin, Pegawai APU dan PPT PT. Bank Sumut, pada tanggal 20 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
5. Pihak PT Bank Sumut secara memberikan pelatihan kepada pejabat dan staf
terkait apabila ada hal-hal baru yang muncul sehubungan dengan Tindak Pidana Pencucian Uang dan terus berkoordinasi secara erat dengan PPATK untuk hal-hal
yang terkait dengan sistem dan kebijakan untuk waspada;
C. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada PT. Bank Sumut