Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada PT. Bank Sumut

a. Mengenai sistem kerahasiaan Bank Adanya peraturan mengenai kerahasiaan Bank sebenarnya telah memberikan celah untuk tumbuh dan berkembangnya praktek money laundering. Ditentukan dalam Pasal 41 UU No 10 Tahun 1998 tentang Perbankan bahwa perbankan Indonesia wajib melindungi kerahasiaan dari pada nasabahnya. Peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa untuk pengusutan perbankan, kerahasiaan bank baru bias dibuka setelah adanya surat permohonan dari Menteri Keuangan ke Gubernur BI. Setelah disetujui barulan Pimpinan BI sebagaimana diatur dalam peraturan BI No.219PBI2000 mengeluarkan perintah tertulis kepada Bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti-bukti tertulis serta surat-surat mengenai keadaaan keuangan Nasabah Penyimpan tertentu kepada pejabat Bank. Oleh karena masih ketatnya peraturan di Indonesia mengenai Kerahasiaan Bank dapat menjadi penghambat tuntasnya suatu kasus pencucian uang di Indonesia.

B. Upaya Pencegahan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada PT. Bank Sumut

Sejalan dengan perkembangan tekhnologi, jasa-jasa perbankan dan globalisasi di sektor perbankan, dewasa ini bank telah menjadi sarana utama untuk kegiatan pencucian uang money laundering yang berasal dari tindak pidana atau aktivitas kriminal, dikarenakan perbankan banyak menawarkan jasa-jasa dan instrument dalam lalu-lintas keuangan yang dapat digunakan untuk menyembunyikanmenyamarkan asal-usul suatu dana. Melalui sistem perbankan, dana hasil kejahatan bergerak atau Universitas Sumatera Utara mengalir dari suatu negara ke negara lain yang belum mempunyai sistem hukum yang kuat untuk menanggulangi kegatan pencucian uang atau bahkan bergerak kenegara yang menerapkan ketentuan rahasia bank yang sangat ketat. Sebagaimana halnya dengan negara-negara lain, Indonesia juga memberikan perhatian besar terhadap tindak pidana lintas yang terorganisir transnational organized crime seperti pencucian uang money laundering dan terorisme. FATE telah mengeluarkan 40 empat puluh rekomendasi pencegahan dan pemberantasan pencucian uang serta 9 Sembilan rekomendasi khusus untuk memberantas pendanaan terorisme. Hal ini telah diterima sebagai standar internasioanl dan menjadi pedoman baku dalam memberantas kegiatan pencucian uang. Negara yang tidak memenuhi rekomendasi tersebut akan dimasukkan dalam daftar Non Cooperative Countries and Terories NCCTs, oleh karena itu sudah semestinya pemerintah dan masyarakat luas menaruh perhatian besar terhadap masalah penanganan TPPU tersebut. 106 Mekanisme pencucian uang yang dikenal Bank Sumut dibagi ke dalam tiga kegiatan, yaitu: 107 106 Negara yang masuk dalam daftar NCCTs dapat dikenakan ocountermeasures yang dapat berakibat buruk terhadap sistem keuangan misalnya meningkatknya biaya transaksi keuangan dalam melakukan perdagangan internasional khususnya terhadap negara maju atau penolakan oleh negara-negara lain atas Letter of Credit LC yang diterbitkan oleh perbankan dinegara yang terkena counter-measures tersebut. Akibat lain yang cukup serius dapat berupa pemutusan hubungan korespondensi antara bank luar negeri dengan bank domestic, pencabutan izin usaha kantor cabang atau kantor perwakilan bank nasional di luar negeri, dan kemungkinan pengehentian bantuan luar negeri kepada pemerintah. Sanksi tersebut pada akhirnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat luas. 107 Bank Sumut, Buku Pedoman Kepatuhan: Anti Pencucian Uang dan Prinsip Mengenal Nasabah, Medan: PT. Bank Sumut . Universitas Sumatera Utara 1. Placement adalah suatu upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu aktivitas tindak pidana ke dalam sistem keuangan, dengan bentuk antara lain: a. Menempatkan dana pada bank yang kadang-kadang diikuti dengan pengajuan permohonan kreditpembiayaan. b. Menyetorkan uang dalam bentuk simpanan pada bank sering dicampur dengan transaksi kreditpembiayaan untuk mengaburkan audit trail, sehingga mengubah kas menjadi utang yang dapat diperoleh kembali. c. Menyelundupkan uang tunai dari suatu negara ke negara lain. d. Membiayai suatu kegiatan usaha yang seolah-olah atau terkait dengan kegiatan usaha yang sah dengan memberikan kreditpembiayaan, sehingga mengubah kas menjadi kreditpembiayaan. e. Membeli barang-barang berharga yang bernilai tinggi untuk keperluan pribadi, membeli hadiah yang nilainya mahal sebagai penghargaanhadiah kepada rekan kerja atau calon rekan kerja yang pembayarannya dilakukan melalui bank. 2. Layering adalah kegiatan memisahkan hasil TPPU dari sumbernya yaitu aktivitas TPPU yang terkait melalui beberapa tahapan transaksi keuangan. Terdapat proses pemindahan dana dari beberapa rekening atau lokasi tertentu sebagai hasil placement, ke tempat lain melalui serangkaian transaksi yang kompleks dan didesain untuk menyamarkan sumber dana tersebut. Bentuknya adalah: Universitas Sumatera Utara a. Transfer dana dari suatu bank ke bank lain danatau antar wilayahnegara. b. Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi yang sah. c. Memindahkan uang tunai secara lintas batas negara melalui jaringan kegiatan usaha yang sah maupun shell company. 3. Integration adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah, baik untuk dinikmati langsung, diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan, dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah ataupun untuk membiayai kembaoli kegiatan TPPU. Dalam melakukan TPPU, pelaku tidak terlalu mempertimbangkan hasil yang akan diperolehnya dan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, karena tujuan utamanya adalah untuk menyamarkan atau menghilangkan asal-usul uang sehingga hasil akhirnya dapat dinikmati atau dipergunakan secara aman. Untuk mencegah money laundering masuk dalam sistem perbankan dan mencegah timbulnya risiko-risiko tersebut, maka PT. Bank Sumut dalam menjalankan kegiatannya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian untuk mencegah dijadikannya Bank Sumut sebagai wadah pencucian uang. Adapun langkah yang diambil untuk pencegahan tersebut antara lain : 1. Merujuk kepada Peraturan Bank Indonesia yang menyatakan bahwa setiap penyedia Jasa Keuangan dalam hal ini adalah perbankan wajib membentuk unit kerja yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Pencucian Uang maka PT. Bank Sumut mengeluarkan Peraturan Universitas Sumatera Utara Direksi Nomor 002DirDKMR-CQAPBS2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerapan Anti Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme Di Lingkungan PT. Bank Sumut yang memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain : a. Penunjukan petugas yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penerapan APU dan PPT di Kantor Pusat dan di unit kerja operasional. b. Melakukan pemantauan dan pengkinian terhadap profil nasabah, transaksi keuangan, kesamaankemiripan nama nasabah dengan nama-nama teroris dan melaporkannya sebagai Laporan Transaksi Mencurigakan LTKM. Yang mana hal ini sesuai dengan PBI yang berbunyi memantau pengkinian profil nasabah dan profil transaksinya termasuk identifikasi dan pemantauan nasabah yang dianggap Mempunyai risiko tinggi, termasuk penyelenggara negara danatau transaksi yang dapat dikategorikan sebagai transaksi keuangan mencurigakan. 108 2. Lahirnya Peraturan Direksi Bank Sumut Nomor 002DIRDKEP-MRPBS2007 tanggal 25 Mei 2007 mengenai Pedoman Pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah P4MN. P4MN merupakan pintu gerbang dan pertahanan pertama bagi Bank Sumut yang dapat mencegah digunakannya PT. Bank Sumut sebagai sarana atau c. Melakukan pengelompokan Nasabah dengan single CIF berdasarkan Risk Based Approach RBA untuk mengetahui peringkat profil resiko nasabah yaitu rendah low menengah medium dan tinggi high. 108 Hal ini berdasarkan pada PBI No. 310PBI2001 tanggal 18 Juni 2001 sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 323PBI2001 tanggal 13 Desember 2001 dan PBI No. 521PBI2003 tanggal 17 Oktober 2003 serta keputusan Bapedam No. Kep-02PM2003 tanggal 15 Januari 2003. Universitas Sumatera Utara sasaran TPPU, karena dengan menerapkan P4MN berarti PT. Bank Sumut dapat mengenal nasabah dengan baik, memahami pola dan karakteristik transaksi nasabah sehingga P4MN tersebut harus diterapkan secara efektif. 109 1 Customer Due Diligence yakni kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemantauan yang dilakukan oleh Bank Sumut untuk memastikan bahwa transaksi yang dilakukan tersebut adalah sesuai dengan Profil Nasabah. Yang mana CDD tersebut dapat dilakukan pada saat: Adapun penerapan P4MN di Bank Sumut antara lain dapat dilakukan dengan cara : a Melakukan hubungan usaha dengan calon nasabah dalam hal ini adalah perorangan seperti pada saat pembukaan rekening tabungan nasabah ditanyakan dengan jelas apa yang menjadi tujuan pembukaan rekening. Apabila pembukaan rekening tabungan adalah untuk penampungan gaji maka identitas pekerjaan nasabah juga harus sinkron dengan tujuan awal pembukaan rekening serta meyakini bahwa calon nasabah adalah benar sesuai dengan pernyataannya yaitu dengan cara melakukan verifikasi identitas yang dilakukan sebelum hubungan usaha dengan calon nasabah disetujui. b Melakukan hubungan usaha dengan Walk In Customer Ketentuan penerimaan nasabah, identifikasi dan verifikasi serta penolakan terhadap calon nasabah berlaku pula bagi pihak yang tidak memiliki 109 Wawancara dengan Bpk. Novans, Pimpinan Divisi APU-PPT, tanggal 1 April 2012 Universitas Sumatera Utara rekening di Bank Sumut walk in customer yang melakukan transaksi Rp. 100 juta ke atas atau dalam valuta asing yang nilainya setara perusahaan transaksi, sehingga wajib mengisi formulir P4MN juga. Sedangkan untuk jasa kiriman uang dalamluar negeri atau remittance, RTGS ke bank lain serta outgoing transfer ataupun Bank Sumut sebagai agen penjual produk lembaga keuangan lainnya, maka unit operasional harus tetap mempedomani ketentuan P4MN. 110 Transaksi yang paling sering dilakukan oleh WIC ini adalah transaksi yang berupa pencairan cek dimana kasus yang sering terjadi adalah si pembawa cek bukanlah nasabah PT. Bank Sumut, sehingga pegawai operasional kesulitan untuk mengetahui profil WIC. Oleh karena itu salah satu cara yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut adalah meminta fotocopy identitas diri WIC tersebut serta mengkonfirmasi kepada si pemberi cek akan identitas WIC. Melakukan verifikasi yang mendetail terhadap nasabah yang berbentuk korporasi yakni perusahaan-perusahan public, lembaga swadaya masyarakat LSM atupun yayasan. Verifikasi dilakukan dengan cara mencocokkan kesesuaian profil perusahaanLSMYayasan dengan identitas domisili perusahanLSMYayasan tersebut, ditambah lagi dengan dilakukannya wawacara mendalam kepada para pengurus perusahaanLSMyayasan mengenai tujuan pembukaan rekening. Di sisi lain pegawai oprasional harus meminta dokumen-dokumen yang penting 110 Ibid. Universitas Sumatera Utara guna pembukaan rekening tersebut, dan apabila muncul keraguan terhadap perusahaanLSM yayasan tersebut dapat meminta dokumen identitas yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. 111 2 Enhanced Due Diligence yakni kegiatan identifikasi, verifikasi dan pemantauan yang dilakukan oleh PT. Bank Sumut secara lebih mendalam untuk mengetahui secara lebih lengkap profil nasabahcalon nasabah yang bersangkutan. Yang mana hal ini dilakukan apabila : a Nasabah tersebut tergolong Nasabah yang berisiko tinggi atau PEP yakni 112 - Presiden danatau Kepala Negara : - Wakil Presiden - Pejabat tinggi pemerintahan: Menteri, Sekretaris Jenderal - Eksekutif Senior perusahaan negara: Direktur Badan Usaha Milik Negara BUMN - Pejabat eksekutif dan ketua partai politik - Pejabat Kejaksaan Agung dan pejabat Kejaksaan Tinggi - Pejabat Departemen Kehakiman - Pejabat Mahkamah Agung - Pejabat Pengadilan Tinggi dan Negeri - Pejabat Bank Indonesia - Pejabat Kepolisian dan ABRI - Pegawai negeri termasuk Lurah, Camat, Bupati - Perusahaan dan yayasan yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan institusi tersebut di atas, yang dijalankan oleh stafnya, pengacara berprofil tinggi, pebisnis dan wiraswasta - Pemilik danatau perusahaan yang terlibat dalam produksi danatau distribusi peralatan militer - Anggota keluarga pasangan, orang tua, saudara, anak, menantu, cucu dari kategori-kategori di atas, dan - Siapapun orang yang tidak termasuk di atas namun karena posisinya yang tinggi di masyarakat, pengaruhnya yang signifikan, status selebriti danatau kombinasi dari posisinya dapat menempatkan bank dalam posisi berisiko harus masuk dalam kategori berisiko tinggi. 111 Wawancara dengan Sdri. Riski Ramadonna Pane, Wakil Pemimpin KCP Pasar Halat, tanggal 02 Februari 2012. 112 Bank Sumut harus melakukan verifikasi yang lebih berat extensive duediligence terhadap calon nasabah yang berasal dari negara yang diklasifikasikan sebagai High Risk Countries atau negara yang belumtidak menerapkan PMN dan melakukan verifikasi yang lebih ketat extensive due diligence terhadap calon nasabah high Risk Business yaitu bidang usaha yang potensial digunakan sebagai sarana TPPU serta melakukan verifikasi yang lebih ketat extensive due diligence terhadap calon nasabah yang dianggap mempunyai risiko tinggi termasuk penyelenggara negara High Risk Customer. Universitas Sumatera Utara b Menggunakan produk perbankan yang berisiko tinggi untuk digunakan sebagai sarana pencucian uang atau pendanaan teroris. c Melakukan transaksi dengan negara berisiko tinggi. d Transaksi tidak sesuai dengan profil. 3. Setiap unit operasional diwajibkan untuk menyimpan catatan dan dokumen identitas nasabah sampai dengan 5 lima tahun sejak berakhirnya hubungan usaha dengan bank dan diwajibkan untuk menyimpan segala voucher transaksi keuangan yang dilakukan oleh tiap nasabah yang tujuannya adalah untuk pendokumentasian dan apabila diperlukan untuk penyidikan jika ternyata terjadi tindak pidana. 4. Berdasarkan Surat Edaran Direksi Nomor 049DIRDKEP-MRSE2007 tanggal 21 September 2007 tentang Pelaporan Internal Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai maka didalam Surat Edaran tersebut diwajibkan kepada setiap pegawai operasional untuk memberikan laporan tertulis mengenai ada atau tidaknya Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai setiap harinya. Kemudian laporan yang sudah diberikan oleh tiap Kantor Cabang Pembantu diteruskan ke bagian APU dan PPT yang ada di Kantor Pusat PT. Bank Sumut. Disini para pegawai APU dan PPT melakukan verifikasi ulang mengenai laporan yang telah diterima tadi apakah laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan dan Transaksi Keuangan Tunai memanglah merupakan transaksi yang menunjukkan indikasi telah terjadinya pencucian uang, dengan berdasar kepada : Universitas Sumatera Utara Ad 1. Transaksi Keuangan Mencurigakan suspicious transactions Adapun yang dikategorikan sebagai transaksi keuangan mencurigakan adalah : a. transaksi keuangan yang menyimpang dari profil, karakteristik, atau kebiasaan pola transaksi dari nasabah yang bersangkutan; b. transaksi keuangan oleh nasabah yang patut diduga dilakukan dengan tujuan untuk menghindari pelaporan transaksi yang bersangkutan yang wajib dilakukan oleh Penyedia Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan Undang-undang; c. transaksi keuangan yang dilakukan atau batal dilakukan dengan menggunakan harta kekayaan yang diduga berasal dari hasil tindak pidana. Apabila laporan yang telah diberikan oleh tiap Kantor Cabang Pembantu mengenai Transaksi keuangan mencurigakan terbukti setelah melakukan verifikasi ulang sesuai dengan apa yang menjadi indikator dikatakan sebagai transaksi keuangan mencurigakan, maka disini pihak PT. Bank Sumut wajib segera melakukan pelaporan kepada pihak PPATK. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Sumut telah dilakukan analisis terhadap seluruh Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan yang disampaikan oleh unit kerja operasional kepada UKK APU-PPT Kantor Pusat. Dengan rincian sebagai berikut : 113 113 Data berdasarkan laporan divisi APU dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut diambil tanggal 20 April 2012. Universitas Sumatera Utara Tabel 1 Pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan Tahun 2010-2012 No Tahun Pelaporan Bulan Pelaporan Total Pelaporan 1 2010 Januari 6 transaksi yang dilaporkan Februari 11 transaksi yang dilaporkan Maret 3 transaksi yang dilaporkan April 8 transaksi yang dilaporkan Mei 12 transaksi yang dilaporkan Juni 2 transaksi yang dilaporkan Juli 7 transaksi yang dilaporkan Agustus 19 transaksi yang dilaporkan September 8 transaksi yang dilaporkan Oktober Tidak ada transaksi yang dilaporkan Nopember 3 transaksi yang dilaporkan Desember 1 transaksi yang dilaporkan TOTAL 79 transaksi yang dilaporkan 2 2011 Januari 16 transaksi yang dilaporkan Februari 12 transaksi yang dilaporkan Maret 12 transaksi yang dilaporkan April 18 transaksi yang dilaporkan Mei 12 transaksi yang dilaporkan Juni 13 transaksi yang dilaporkan Juli 18 transaksi yang dilaporkan Agustus 12 transaksi yang dilaporkan September 13 transaksi yang dilaporkan Oktober 11 transaksi yang dilaporkan Nopember 14 transaksi yang dilaporkan Desember 15 transaksi yang dilaporkan TOTAL 166 transaksi yang dilaporkan 3 2012 Januari 3 transaksi yang dilaporkan Februari 7 transaksi yang dilaporkan Maret 4 transaksi yang dilaporkan April 2 transaksi yang dilaporkan Mei 1 transaksi yang dilaporkan TOTAL 17 transaksi yang dilaporkan Sumber : Hasil Pelaporan ke PPATK yang dilaporkan oleh Divisi Apu dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut dari tahun 2010-2012 Universitas Sumatera Utara Ad2. Transaksi Keuangan Tunai cash transaction Yang dimaksud dengan transaksi Keuangan Tunai adalah transaksi penarikanpenerimaan atau penyetoranpembayaran dengan menggunakan uang tunai uang kertas dan atau uang logam, dalam jumlah kumulatif Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau lebih atau dalam mata uang asing yang nilainya setara, dilakukan dalam satu kali atau beberapa kali transaksi dalam satu hari kerja pada satu atau beberapa kantor dari satu PJK. 114 Tetapi tidaklah semua kegiatan transaksi yang dilakukan diatas Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah atau lebih atau dalam mata uang asing yang nilainya setara dapat dijadikan sebagai Laporan Keuangan Tunai ada beberapa pengecualiannya antara lain : 115 114 Keputusan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan Nomor: 39KEP. PPATK2004 Tentang Transaksi Keuangan Tunai yang dikecualikan dari kewajiban pelaporan kepala pusat pelaporan dan analisi transaksi keuangan, Pasal 2. 115 Ibid, Pasal 3 a. transaksi antarbank; b. transaksi dengan Pemerintah; c. transaksi dengan Bank Sentral; d. pembayaran gaji, e. pembayaran pensiun; dan f. transaksi lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau atas permintaan Penyedia Jasa Keuangan PJK yang disetujui oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK. Universitas Sumatera Utara Untuk laporan Transaksi Keuangan Tunai yang telah dilaporkan oleh unit kerja operasional kepada UKK APU-PPT Kantor Pusat selama tahun 2011 adalah sebagai berikut: Tabel 2 Pelaporan Transaksi Keuangan Tunai Tahun 2011-2012 NO Waktu Pelaporan Total Pelaporan 1 1 hari kerja sejak tanggal transaksi 5 laporan 2 2 hari kerja sejak tanggal transaksi 30 laporan 3 3 hari kerja sejak tanggal transaksi 49 laporan 4 4 hari kerja sejak tanggal transaksi 52 laporan 5 5 hari kerja sejak tanggal transaksi 62 laporan 6 6 hari kerja sejak tanggal transaksi 53 laporan 7 7 hari kerja sejak tanggal transaksi 62 laporan 8 8 hari kerja sejak tanggal transaksi 52 laporan 9 9 hari kerja sejak tanggal transaksi 38 laporan 10 10 hari kerja sejak tanggal transaksi 38 laporan 11 11 hari kerja sejak tanggal transaksi 35 laporan 12 12 hari kerja sejak tanggal transaksi 24 laporan 13 13 hari kerja sejak tanggal transaksi 12 laporan 14 14 hari kerja sejak tanggal transaksi 1 laporan TOTAL 513 laporan Sumber : Hasil Pelaporan ke PPATK yang dilaporkan oleh Divisi Apu dan PPT Kantor Pusat PT. Bank Sumut dari tahun 2011-2012 Dari data yang diatas maka dapat disimpulkan bahwa PT. Bank Sumut sangat berperan aktif dalam usaha mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang yang ditandai dengan adanya laporan setiap bulannya yang menyangkut tentang transaksi keuangan tunai dan transaksi keuangan mencurigakan yang dilaporkan kepada PPATK. Tetapi sampai saaat ini dari keseluruhan data yang disampaikan baik itu transaksi keuangan tunai dan transaksi keuangan mencurigakan tidak ada satupun transaksi keuangan tersebut yang dilakukan untuk pendanaan terorisme. 116 116 Wawancara dengan Bpk. Muchsin, Pegawai APU dan PPT PT. Bank Sumut, pada tanggal 20 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara 5. Pihak PT Bank Sumut secara memberikan pelatihan kepada pejabat dan staf terkait apabila ada hal-hal baru yang muncul sehubungan dengan Tindak Pidana Pencucian Uang dan terus berkoordinasi secara erat dengan PPATK untuk hal-hal yang terkait dengan sistem dan kebijakan untuk waspada;

C. Upaya Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Pada PT. Bank Sumut

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Upaya PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan PBI Nomor 11/28/PBI/2009

0 68 159

Analisis Yuridis Tentang Penentuan Unsur-Unsur Tindak Pidana Pencucian Uang (Money Laundering) Dalam UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 66 142

Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Perpajakan Melalui Penerapan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

1 69 151

Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

2 82 117

Pembuktian Terbalik Dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Dan Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang

3 71 102

Tindak Pidana Pencucian Uang Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 Jo. Undang-Undang Nomor 25...

0 19 3

Formulasi Kewajiban Pelaporan Terhadap Gatekeeper sebagai Pihak Pelapor dalam Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

0 10 101

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Hukum Terhadap Upaya PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan Dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 dan PBI Nomor 11/28/PBI/2009

0 2 29

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG - Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

0 0 35

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tindak Pidana Pencucian Uang Yang Dilakukan Oleh Korporasi Menurut UU No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

0 0 15