44
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Pada bab ini disajikan data serta analisisnya berdasarkan penelitian di lapangan. Berdasarkan perolehan data di lapangan, peneliti berhasil
mengumpulkan data-data tentang faktor-faktor penyebab anak menjadi anak jalanan di terminal amplas kota Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui
beberapa tahapan antara lain : 1.
Penelitian diawali dengan melakukan observasi untuk memperoleh gambaran tentang kondisi fisik dan sosial lokasi penelitian dan selanjutnya
untuk memperoleh gambaran tentang anak-anak jalanan yang akan diteliti. 2.
Melakukan wawancara terhadap informan kunci dan informan tambahan.
5.2 Temuan
Selama melakukan observasi, peneliti melihat kebanyakan anak jalanan yang berada di lokasi penelitian adalah pengamen dan tukang sapu bisangkot.
Selain pengamen dan tukang sapu, terdapat juga beberapa anak yang bekerja sebagai pedagang asongan. Aktifitas anak jalanan di lokasi penelitian mulai
berjalansekitar pukul 14:00 WIB. Ketika menjalankan aktifitas, anak-anak jalanan tersebut tidak menetap di satu tempat.Mereka berpindah-pindah dengan memilih
lokasi yang volume kendaraannya tinggi dengan jumlah penumpang yang banyak. Selama observasi, sesekali peneliti melihat anak-anak jalanan di lokasi penelitian
berkumpul untuk beristirahat dan bermain. Hubungan antar anak jalanan kebanyakan tidak sampai mengganggu kegiatan mencari uang, hanya saja ada
Universitas Sumatera Utara
45
beberapa anak yang suka menjahili anak lainnya dengan pembicaraan- pembicaraan kotor dan pukulan-pukulan yang tidak berakibat fatal.
Masyarakat berusia dewasa yang melakukan aktifitas ekonomi di lokasi penelitian cukup banyak seperti agen bis, pedagang asongan, pemilik warung
makan, pemilik toko dan sebagainya. Beberapa dari masyarakat berusia dewasa yang melakukan aktifitas ekonomi tersebut akrab dengan anak-anak jalanan,
namun ada beberapa hal yang disayangkan seperti pembicaraan-pembicaraan dengan bahasa kotor kadang dilakukan orang-orang dewasa terhadap anak-anak
jalanan. Selain itu, mereka kurang mengawasi anak-anak jalanan sehingga banyak anak jalanan yang melakukan tindakan-tindakan menyimpang seperti bermain
judi, merokok, saling memaki, bahkan ada beberapa diantara orang dewasa yang ikut bermain judi dengan anak-anak jalanan.
Jenis judi yang dimainkan dinamakan judi tuo, yakni dengan melemparkan dua uang logam sejenis dengan kondisi sisi berbeda dan ketika kedua uang logam
tersebut tergeletak dengan kondisi sisi yang sama dinamakan hidup akan menjadi pemenang dan bisa melanjutkan lemparan yang akan berhentidigantikan
jika sisi uang logam berlainankalah dinamakan mati. Lemparan uang logam dilakukan secara bergilir dan yang tidak melakukan lemparan bisa terlibat dalam
permainan dengan memilih hasil lemparan hidup atau mati. Ketika anak-anak jalanan melakukan aktifitas perjudian, cukup banyak waktu yang tersita sehingga
anak yang kalah bermain judi akan melakukan aktifitas ekonominya dengan tambahan waktu dan usaha yang lebih keras sementara anak yang menang akan
lebih santai dan mengarah pada kegiatan bermain dan menikmati hasil kemenangannya.
Universitas Sumatera Utara
46
Anak-anak jalanan yang melakukan aktifitas di lokasi penelitian banyak yang kondisinya kurang sehat secara jasmani dan rohani. Kondisi jasmani anak-anak
jalanan yang tidak sehat dapat dibuktikan dari masing-masing anak yang berpakaian kotor, kulit kotor, sebagian memiliki kuku panjang dan kotor, serta
dalam melakukan aktifitas banyak menghirup polusi kendaraan karena tidak menggunakan masker. Anak yang mau menggunanakan masker adalah wanita
yang bekerja sebagai pedagang asongan namun masker tersebut tidak selalu digunakan.
Kondisi rohani anak jalanan yang tidak sehat dapat dibuktikan dari karakter masing-masing anak yang terbiasa dengan percakapan-percakapan kotor, banyak
diantara mereka yang suka bermain judi, merokok, berbohong, sehingga peneliti membutuhkan usaha yang keras untuk melakukan pendekatan. Peneliti
mendapatkan solusi permasalahan perolehan data karena masyarakat yang berusia dewasadan anak-anak yang melakukan aktifitas ekonomi di lokasi penelitian
kebanyakan berasal dari suku yang sama dengan peneliti. Keadaan tersebut memudahkan proses penelitian dengan dukungan pendekatan melalui kebudayaan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti tentang kondisi anak-anak jalanan dalam melakukan aktifitasnya, timbul keinginan untuk mencari tahu
bagaimana perasaan masing-masing anak dengan aktifitas yang dilakoninya. Terpikir oleh peneliti bahwa perasaan yang senang akan mengarah pada kondisi
permasalahan dimana yang menjadi faktor dominan anak bertahan dengan status anak jalanan ada pada pribadi anak itu sendiri, sedangkan perasaan tidak senang
akan mengarah pada indikasi anak menjadi anak jalanan ada unsur keterlibatan pihak lain seperti orang tua, keluargakerabat, masyarakat di lokasi tempat tinggal,
Universitas Sumatera Utara
47
masyarakat di lokasi aktifitas anak jalanan serta pertanyaan tentang penanganan yang dilakukan oleh pemerintah. Pemikiran tersebut menjadi bahan pertanyaan
untuk wawancara dengan informan.
Informan Kunci 1
Nama : Petrus
Usia : 16 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1 SMA Pekerjaan
: Tukang Sapu AngkotBis Urutan Kelahiran
: Anak Ke-2 dari 4 Bersaudara Pekerjaan Ayah
: Tukang Bangunan Pekerjaan Ibu
:- Ibu Rumah Tangga Cita-cita
: - Pertemuan pertama peneliti dengan Petrus terjadi di pangkalan becak
bermotor, saat itu Petrus terlihat kelelahan dan duduk untuk istirahat sambil menghisap sebatang rokok. Di tempat tersebut Petrus melihat peneliti melakukan
pembicaraan yang akrab dengan tukang becak. Beberapa lama kemudian peneliti duduk bersebelahan dan memulai pembicaraan dengan Petrus. Pembicaraan awal
peneliti lansung mengarah pada data pribadi, seperti nama, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, urutan kelahiran, pekerjaan orang tua, serta cita-cita.
Terjadi sedikit permasalahan ketika saya menanyakan pekerjaan ayahnya, ketika
Universitas Sumatera Utara
48
peneliti berulang-ulang untuk menjawab dengan serius dia selalu menjawab bahwa pekerjaan ayahnya adalah mabuk.
Setelah beberapa saat terdiam, peneliti memberi sedikit nasehat dengan cara bicara yang lembut dan ternyata mampu mengubah situasi. Petrus mulai
menanggapi dengan baik. Peneliti kadang-kadang mencairkan suasana dengan melakukan pembicaraan lain seperti pembicaraan tentang masa depan. Beberapa
saat setelah peneliti melakukan pembicaraan atas kehendak sendiri, Petrus membuka pembicaraaan tentang aktifitasnya di jalanan. Petrus mengungkapkan
tentang teman-teman sekolahnya yang sering menjadikan aktifitasnya sebagai bahan ejekan. Petrus menyatakan bahwa dia sudah terbiasa dengan ejekan dan
tidak merasa malu dengan aktifitas yang menjadi rutinitasnya, bahkan dia menyatakan bahwa aktifitasnya bukan aktifitas yang buruk karena bukan
pekerjaan yang haram. Setelah pembicaraan tersebut, Petrus kembali bekerja dengan menawarkan jasanya kepada angkutan kota yang lewat.
Selanjutnya pada hari yang berbeda peneliti bertemu kembali dengan informan di tempat yang sama. Saat itu Petrus sedang bersama dengan anak
jalanan lainnya, mereka istirahat sambil merokok. Salah satu anak jalanan di tempat tersebut yang bernama Sabar Dijadikan sebagai informan kunci ke-5
sedang menghitung uang hasil kerjanya. Sabar meminta api untuk menyalakan rokoknya kepada Petrus, Petrus memberikan rokoknya yang sedang menyala
kepada Sabar sambil memberikan nasehat agar merokoknya berhati-hati, jangan sangan sampai dilihat Polisi. Kemudian peneliti bertanya kepada Petrus,
“Memang kenapa kalau dilihat Polisi?” Petrus menjawab “Dimarahi bang”.
Universitas Sumatera Utara
49
Selanjutnya Peneliti bertanya “Polisi marah juga kalau kalian kerja disini?”
Petrus menjawab “Kalau kerja gak dimarahi bang”.
Karena masih kelelahan dan kondisi untuk bekerja kurang mendukung, Petrus cukup lama berbincang-bincang dengan peneliti. Di tempat tersebut
peneliti menyempatkan diri bernyanyi sambil memainkan ukulele salah satu anak jalanan yang bernama Gesprin Namanya diberitahukan oleh Petrus karena
Gesprin tidak mau memberitahukan namanya. Setelah menyanyikan beberapa lagu, peneliti mengajari Petrus memainkan ukulele. Ketika peneliti membaur
dengan beberapa anak jalanan, perbincangan peneliti tidak bisa terfokus hanya pada satu orang karena anak-anak jalanan yang lain terkadang membuka
pembicaraan dengan peneliti juga dengan informan yang sedang peneliti fokuskan untuk diwawancarai. Karena kondisi tersebut, peneliti membutuhkan waktu yang
lebih banyak untuk merampungkan data. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Petrus, Peneliti bertanya
tentang jadwal Petrus menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Petrus mengatakan bahwa biasanya dia
memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 14:00-15:00
WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi. Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya
sehari-hari. Petrus mengatakan bahwa biasanya dia mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu atau lebih sedikit. Kadang-kadang dia juga bisa
Universitas Sumatera Utara
50
mendapatkan hasil sampai 100 ribu, tapi sulit untuk menentukan target karena penghasilan tetap tergantung pada peruntungan.
Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Petrus mengatakan
bahwa penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk uang jajannya sehari-hari. Selain itu Petrus dengan sedikit tertawa mengatakan kalau kadang-
kadang uang yang dijajankannya lebih banyak dibandingkan dengan yang diberikan kepada ibunya.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Petrus mengatakan kalau tempat bermainnya kebanyakan di lokasi aktifitasnya. Selain itu, Petrus
kadang-kadang bermain di warung internet Warnet. Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Petrus menghabiskan waktunya
sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi tukang sapu angkotbis di tempat tersebut. Petrus mengatakan bahwa dia senang karena bisa
menjadi sosok yang produktif walau penghasilannya tidak menentu. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang. Petrus
mengatakan kalau hal lain yang membuat dia senang adalah kebebasan. Di tempat tersebut dia bisa bekerja sambil bermain, selain itu dia bisa melakukan
hal yang tidak bisa dilakukan di rumah seperti halnya merokok. Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Petrus menjadi tukang sapu
angkotbis. Petrus mengatakan kalau dia awalnya coba-coba karena tertarik dengan penghasilan tukang sapu angkotbis di tempat tersebut. Ternyata setelah
dia mencoba malah menjadi rutinitasnya sehari-hari. Dia berani mencoba karena
Universitas Sumatera Utara
51
dia telah terbiasa bermain di lokasi penelitian sehingga tidak terlalu sulit untuk melakukan pekerjaannya sejak awal.
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Petrus
mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan.
Berangkat dari pernyataan Petrus bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya
ketika dia tidak bekerja. Petrus mengatakan kalau dia tidak bekerja, tidak jadi masalah bagi orang tuanya, hanya ditanyakan alasan kenapa tidak bekerja.
Berdasarkan data pribadi Petrus, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya
dirumah. Petrus mengatakan kalau hubungan antar anggota keluarganya biasa saja walau kadang ada sedikit permasalahan orang tuanya yang membuat kesal.
Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya
apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Petrus mengatakan bahwa tidak pernah ada yang mempermasalahkan kalau dia bekerja.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Petrus mengatakan tidak ada karena tidak ada yang salah dengan
pekerjaannya. Pekerjaannya dikatakan sebagai hal yang biasa dan wajar untuk dikerjakan.
Universitas Sumatera Utara
52
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Petrus mengatakan jawabannya tidak berbeda dengan
pertanyaan sebelumnya, Petrus juga mengatakan bahwa banyak diantara masyarakat di lokasi penelitian yang akrab dengan mereka.
Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari
orang-orang di tempat tersebut. Petrus mengatakan bahwa tidak ada yang dia takutkan karena pekerjaannya bukanlah hal yang salah, selain itu dia tidak
membuat kesalahan di tempat tersebut sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan. Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang
memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti
tahu secara langsung. Petrus mengatakan bahwa tidak ada yang dia takutkan karena pekerjaannya bukanlah hal yang salah, selain itu dia tidak membuat
kesalahan di tempat tersebut sehingga tidak ada yang perlu ditakutkan.
Informan Kunci 2
Nama : Nando
Usia : 15 Tahun
Tingkat Pendidikan : 3 SMP Pekerjaan
: Tukang Sapu AngkotBis Urutan Kelahiran
: Anak Ke-2 dari 5 Bersaudara
Universitas Sumatera Utara
53
Pekerjaan Ayah : - Meninggal
Pekerjaan Ibu : Pedagang Nasi Warung Makan
Cita-cita : -
Nando adalah anak yang sering dijahili informan I. Ketika pertemuan pertama peneliti sedang bersama dengan berberapa anak jalanan termasuk
informan I. Di tempat tersebut terlihat beberapa kali informan I memaki Nando bahkan sampaio menendang kaki dan pantatnya. Perlakuan informan I tersebut
tidak membuat nando pergi, dia tetap bersama dengan peneliti dan memulai percakapan dengan menanyakan beberapa pertanyaan terhadap peneliti terkait
kebudayaan dan garis keturunannya. Setelah Nando memberikan pertanyaan, peneliti berusaha menjawab
semampunya dan ternyata jawaban-jawaban peneliti membuat dia senang dan akrab dengan peneliti. Keakraban tersebut peneliti manfaatkan untuk memperoleh
data yang dibutuhkan dengan lebih awal mencari tahu informasi yang mengarah pada data pribadi, seperti nama, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, urutan
kelahiran, pekerjaan orang tua, serta cita-cita. Nando juga antusias menceritakan tentang keluarganya, termasuk tentang kakek dan neneknya yang tempat
tinggalnya diketahui peneliti. Pertemuan selanjutnya terjadi di lokasi yang sama, saat itu Nando
beristirahat dengan menghabiskan waktu dengan anak-anak jalanan lainnya sambil menunggu angkotbis yang membutuhkan jasanya kembali ramai. Peneliti
datang menghampiri dan memulai perbincangan dengan sedikit basa-basi.
Universitas Sumatera Utara
54
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Nando, Peneliti bertanya tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai
dan mengakhiri aktifitasnya. Seperti halnya jawaban informan I, Nando mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah,
tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira- kira pukul 14:00-15:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB
karena angkot sudah sepi. Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya
sehari-hari. Nando mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu. Kadang-kadang dia juga bisa mendapatkan hasil lebih
dari 50 ribu walau sulit. Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya
peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Nando mengatakan bahwa kebanyakan dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk
uang jajan. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Nando mengatakan
kalau dia lebih sering bermain lokasi aktifitasnya walau kadang-kadang bermain di warung internet Warnet.
Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Nando menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi tukang sapu
angkotbis di tempat tersebut. Nando mengatakan bahwadia senang karena dengan pekerjaannya dia bisa menghasilkan uang yang cukup banyak, selain itu
dia juga bisa bermain dengan anak-anak jalanan lainnya. Kemudian peneliti
Universitas Sumatera Utara
55
menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Nando mengatakankalau hal lain yang membuat dia senang adalah pekerjaannya yang
bebas dari aturan. Dia mengatakan kalau dia bekerja tergantung keinginan dia sendiri, tidak ada yang mengatur.
Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Nando menjadi tukang sapu angkotbis. Nando mengatakan kalau dia awalnya mencoba karena tertarik
dengan jumlang uang yang bisa dihasilkan. Selain itu, dia sudah sering bermain di lokasi tersebut.
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Nando
mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan.
Berangkat dari pernyataan Nando bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya
ketika dia tidak bekerja. Nando mengatakan bahwa kalau dia tidak bekerja hanya ditanyai kenapa tidak bekerja dan menyarankan agar dia bekerja karena
penghasilannya lumayan membantu. Berdasarkan data pribadi Nando, khususnya data tentang pekerjaan orang tua,
peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya dirumah. Nando mengatakaan kalau hubungan keluarganya dirumah baik-baik
saja. Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang
reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya
Universitas Sumatera Utara
56
apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Nando mengatakan kalau tidak ada keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja,
termasuk ompungnya sebutan untuk kakeknenek yang ada di kampung. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia
bekerja. Nando mengatakan tidak ada tetangganya yang melarang dia bekerja karena tidak ada yang salah dengan pekerjaannya.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Nando mengatakan kalau banyak orang di lokasi penelitian
yang kenal dengannya dan orang-orang di tempat tersebut tidak melarang anak- anak jalanan di tempat tersebut bekerja. Mereka hanya marah atau kesal ketika
anak-anak jalanan di tempat tersebut berbuat kesalahan. Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika
beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut. Nando mengatakan tidak ada yang dia takutkan
ketika dia bekerja karena selama ini dia aman bekerja di tempat tersebut. Hanya saja dia kadang-kadang kesal dengan orang-orang yang menjahilinya.
Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang
sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti tahu secara langsung. Nando mengatakan biasanya kalau dia dimarahi ketika
berbuat salah, terutama orang yang mengenalnya.
Universitas Sumatera Utara
57
Informan Kunci 3
Nama : Syahrul
Usia : 13 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1 SMP Pekerjaan
: Pengamen Urutan Kelahiran
: Anak Ke-5 dari 6 Bersaudara Pekerjaan Ayah
: Tukang Parkir Pekerjaan Ibu
: Pedagang Asongan Cita-cita
: Tentara Awal pertemuan dengan Syahrul peneliti penasaran dengan perbedaan ciri-
ciri fisiknya dengan anak lain. Syahrul memiliki fisik yang kelihatan sehat, kulit putih dan terawat, pakaian bersih dan sifat yang ramah. Rasa penasaran tersebut
menjadi salah satu dorongan bagi peneliti untuk mencari tahu penyebab perbedaan ciri-ciri fisik tersebut. Setelah beberapa kali melakukan observasi, peneliti melihat
Syahrul makan di tempat para pedagang asongan dan dekat dengan seorang ibu yang juga pedagang asongan. ibu tersebut terlihat memberikan perhatian
kepadanya dan beberapa kali Syahrul terlihat tertawa dan tersenyum ketika mereka berinteraksi. Tidak lama kemudian datang seorang gadis pedagang
asongan dan bergabung dengan Syahrul dan ibunya Berdasarkan pengamatan tersebut peneliti menduga bahwa ibu tersebut
adalah orang tua Syahrul dan gadis tersebut adalah saudarinya. Ketika Syahrul
Universitas Sumatera Utara
58
hendak pergi mengamen, peneliti mendekati Syahrul dan menanyakan apakah ibu tersebut adalah ibunya dan gadis tersebut adalah saudarinya. Ternyata dugaan
peneliti benar, Syahrul mengatakan bahwa Ibu tersebut adalah Ibunya dan gadis tersebut adalah saudarinya. Mengetahui bahwa Ketika Syahrul menjalankan
aktifitas mengamen dia selalu mendapatkan perhatian dari ibu dan saudarinya, menjadi jawaban bahwa ternyata perbedaan ciri-ciri fisik Syahrul dengan anak
lainnya karena Ibu dan saudarinya selalu memberikan perhatian ketika dia menjalankan aktifitas di jalanan.
Setelah peneliti megetahui bahwa ibu Syahrul bekerja di lokasi yang sama dengannya, peneliti tertarik untuk menjadikan ibu Syahrul sebagai informan
tambahan. Selain untuk mendapatkan informasi tentang Syahrul, peneliti juga ingin mendapatkan informasi tentang anak jalanan lainnya dari ibu Syahrul karena
bekerja di lokasi yang sama. Pada waktu tersebut peneliti langsung melakukan pendekatan dengan ibu Syahrul dan ternyata peneliti ditanggapi.
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Syahrul, Peneliti bertanya tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia
memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Syahrul mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, kadang setelah melakukan
persiapan dari rumah kadang langsung ke lokasi karena ibunya bekerja di tempat yang sama. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 13:30-14:00 WIB, kemudian
Pulangnya dibawah pukul 20:00 WIB bersama dengan orang tua dan saudarinya. Kadang dia pulang lebih cepat karena pekerjaaannya diambil alih oleh
abangsaudaranya.
Universitas Sumatera Utara
59
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Syahrul mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan
penghasilan hampir mencapai 50 ribu, kadang-kadang lebih banyak. Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya
peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Syahrul mengatakan hampir semua dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk
uang jajan sewaktu bekerja. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Syahrul mengatakan
kalau dia sering bermain lokasi aktifitasnya, selain itu dia biasanya bermain di sekitar rumahnya.
Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Syahrul menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi
pengamen di tempat tersebut. Syahrul mengatakan bahwa dia senang karena dia bisa menghasilkan uang, selain itu dia juga senang karena di tempat tersebut dia
bersama dengan ibunya dan bisa bermain dengan anak-anak jalanan lainnya. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang,
Syahrul hanya terpaku pada alasan sebelumnya. Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Syahrul menjadi pengamen.
Syahrul mengatakan kalau dia sering bermain di lokasi penelitian tempat ibunya bekerja, kemudian karena biasa melihat anak-anak jalanan di lokasi tersebut dia
mengetahui jumlah uang yang bisa dihasilkan dengan mengamen. Selanjutnya dia meminta izin kepada ibunya untuk mengamen dan ternyata diizinkan.
Universitas Sumatera Utara
60
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Syahrul
hanya diam sehingga peneliti memberikan sedikit canda dengan menyebut dia bodoh di sekolah. Sambil tertawa Syahrul spontan menjawab kalau dia adalah
murid kesayangan guru di sekolah. Berangkat dari pernyataan Syahrul bahwa sebagian dari penghasilannya
diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya ketika dia tidak bekerja. Syahrul mengatakaan tidak ada masalah, biasanya hanya
ditanya kenapa tidak bekerja. Berdasarkan data pribadi Syahrul, khususnya data tentang pekerjaan orang
tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya dirumah. Syahrul mengatakan kalau hubungan antar anggota
keluarga di rumahnya tidak ada masalah. Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang
reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Syahrul
mengatakan kalau tidak ada keluargakerabat yangg melarang dia bekerja, lagi pula tidak ada yang pantas dijadikan alasan untuk melarang sementara karena
bekerja dalam pengawasan langsung ibunya bekerja di tempat yang sama. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia
bekerja. Syahrul mengatakan tidak ada tetangga yang melarang dia bekerja karena tidak ada yang salah dengan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
61
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Syahrul mengatakan tidak ada karena pekerjaannya tidak
salah, kalau dimarahi dia bisa mengadu kepada ibunya. Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika
beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut. Syahrul mengatakan kalau dia tidak ada yang
ditakutkan karena dia bersama ibunya, kalau ada masalah dia bisa mengadu pada ibunya.
Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang
sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti tahu secara langsung. Syahrul mengatakan dia dimarahi kalau melakukan
kesalahan, biasanya oleh orang-orang yang kenal dengannya. Tetapi hal itu jarang terjadi karena dia jarang berbuat kesalahan.
Informan Kunci 4
Nama : Johannes
Usia : 14 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1 SMP Putus Sekolah Pekerjaan
: Pengamen dan Tukang Sapu BisAngkot Urutan Kelahiran
: Anak Ke-4 dari 5 Bersaudara Pekerjaan Ayah
: Agen Bis
Universitas Sumatera Utara
62
Pekerjaan Ibu : Pedagang Warung Kopi
Cita-cita : -
Pendekatan dengan Johannes tidak sulit karena dia melihat saya akrab dengan adiknya. Awal pertemuan dengan informan adalah ketika adiknya duduk
di pangkuan peneliti, Johannes datang menghampiri dan bergabung bersama kami. Peneliti langsung berkenalan dan sabar yang sedang duduk di pangkuan
peneliti mengatakan bahwa dia adalah abang kandungnya. Gaya rambut Johannes yang tidak layak untuk seorang pelajar menimbulkan rasa penasaran peneliti
tentang status sekolahnya. Ketika peneliti menanyakan tentang data pribadinya dia menjawab dengan wajah yang serius, termasuk status sekolahnya. Dia
mengatakan kalau dia putus sekolah dan kesulitan untuk melanjut karena kehilangan raport. Setelah mendapatkan data pribadinya, peneliti langsung
melanjutkan perbincangan untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Johannes, Peneliti bertanya
tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Johannes mengatakan bahwa sebelumnya dia
memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 13:30-14:00
WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi. Tapi sekarang dia bebas untuk memulainya kapan karena dia tidak sekolah lagi,
yang pasti kalau waktunya tepat untuk bekerja. Namun untuk jadwal pulang dia tetap harus pulang sebelum larut malam.
Universitas Sumatera Utara
63
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Johannes mengatakan bahwa kebanyakan dari penghasilannya
diberikan kepada ibunya, sebagian untuk uang jajan. Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya
peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya Johannes mengatakan bahwa kebanyakan dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk
uang jajan. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Johannes mengatakan
kalau dia lebih sering bermain lokasi aktifitasnya seperti kegiatan bersepeda dengan teman-temannya, kadang-kadang bermain di warung internet Warnet.
Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Johannes menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi
pengamen dan tukang sapu angkotbis di tempat tersebut. Johannes mengatakan bahwa dia senang karena bisa dapat uang yang lumayan banyak. Kemudian
peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Johannes mengatakan kalau untuk sekarang ini, kegiatan jalananlah yang mengisi hari-
harinya karena dia tidak sekolah lagi. Biar bagaimanapun dia harus menikmatinya.
Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Johannes menjadi pengamen dan tukang sapu angkotbis. Johannes mengatakan kalau dia awalnya mencoba
karena tertarik dengan jumlang uang yang bisa dihasilkan. Selain itu, dia sudah sering bermain di lokasi tersebut sehingga mudah untuk membaur.
Universitas Sumatera Utara
64
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Johannes
tertawa dan mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan.
Berangkat dari pernyataan Johannes bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya
ketika dia tidak bekerja. Johannes mengatakan bahwa orang tuanya tidak marah, biasanya hanya ditanyakan alasan kenapa tidak bekerja.
Berdasarkan data pribadi Johannes, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota
keluarganya dirumah. Johannes mengatakan kalau hubungan keluarganya di rumah tidak ada masalah.
Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya
apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Johannes mengatakan bahwa tidak ada pihak dalam keluarganya yang melarang dia
melakukan aktifitasnya karena pekerjaanya membantu orang tua, bahkan dia mengatakan kalau itu adalah pekerjaan yang baik.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Johannes mengatakan tidak ada tetangga yang melarangnya bekerja
karena pekerjaannya adalah hal yang wajar. Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang
melarang dia bekerja. Johannes mengatakan bahwa tidak ada masyarakat di
Universitas Sumatera Utara
65
sekitar lokasi penelitian yang melarang mereka melakukan aktifitas, bahkan orang-orang di lokasi tersebut banyak yang kenal dan akrab dengan mereka.
Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari
orang-orang di tempat tersebut. Johannes mengatakan kalau dia tidak takut karena dari dulu sudah banyak orang-orang seperti dia yang bekerja di tempat
tersebut, jadi masyarakat sudah terbiasa bahkan banyak yang akrab dengan mereka. Razia juga anak jalanan juga bukan hal yang dia takukan karena belum
pernah tertangkap. Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang
memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti
tahu secara langsung. Johannes mengatakan kalau orang-orang di tempat tersebut akan memarahi anak yang membuat kesalahan fatal.
Informan Kunci 5
Nama : Sabar Adik Informan Ke-7
Usia : 10 Tahun
Tingkat Pendidikan : Kelas 5 SD Pekerjaan
: Pengamen Urutan Kelahiran
: Anak Ke-5 Dari 5 Bersaudara Pekerjaan Ayah
: Agen Bis
Universitas Sumatera Utara
66
Pekerjaan Ibu : Pedagang Warung Kopi
Cita-cita : Tentara
Peneliti sudah mengenal sabar sejak awal penelitian. Peneliti sangat ingat dengannya karena penampilan dan tingkah lakunya yang jauh berbeda dengan
anak-anak lainnya. Sabar adalah salah satu anak yang berperilaku buruk dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Selain mau berjudi, yang mengherankan
peneliti adalah beberapa kali peneliti melihat dia merokok. Sabar juga sering meminta uang kepada peneliti sehingga memberatkan proses pendekatan. Peneliti
mengungkapkan status sebagai mahasiswa yang belum berpenghasilan dan memintanya untuk maklum. Walau demikian, peneliti beberapa kali memberikan
uang kepadanya karena ketika peneliti menolak memberikan uang dia tidak menanggapi peneliti dengan baik.
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Sabar, Peneliti bertanya tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai
dan mengakhiri aktifitasnya. Sabar mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari
rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 13:30-14:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi.
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Sabar mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan
hampir mencapai 50 ribu. Kalau penghasilannya hampir mencapai 50 ribu, biasanya Sabar langsung pulang kerumah atau kadang-kadang dijemput ibunya
naik sepeda motor.
Universitas Sumatera Utara
67
Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Sabar mengatakan
bahwa hampir semua penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian lagi untuk uang jajan.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. bermain. Sabar mengatakan kalau dia lebih sering bermain lokasi aktifitasnya. Selain itu, dia
kadang bermain dio rumah atau sesekali ke warnet. Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Sabar menghabiskan waktunya
sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi pengamen di tempat tersebut. Sabar mengatakan bahwa dia senang karena dengan
pekerjaannya dia bisa menghasilkan uang yang cukup banyak. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Sabar mengatakan
kalau hal lain yang membuat dia senang adalah di tempat tersebut dia punya banyak teman yang bisa diajak bermain
Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Sabar menjadi pengamen. Sabar mengatakan kalau dia awalnya terikut-ikut dengan abangnya. Setelah dia
merasakan bagaimana pekerjaan yang dilakoni abangnya, dia jadi ketagihan dan menjadi rutinitas sampai sekarang.
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Sabar
mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi. Berangkat dari pernyataan Sabar bahwa sebagian dari penghasilannya
diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya
Universitas Sumatera Utara
68
ketika dia tidak bekerja. Sabar mengatakan kalau ibunya tidak marah, hanya menanyakan kenapa tidak kerja dan membiarkannya tidak bekerja.
Berdasarkan data pribadi Sabar, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimana hubungan antar anggota keluarganya
dirumah. Sabar mengatakan bahwa hubungan keluargannya di rumah baik-baik saja.
Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya
apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Sabar mengatakan bahwa tidak ada pihak dalam keluarganya yang melarang dia
melakukan aktifitasnya karena pekerjaanya membantu orang tua, selain itu abangnya juga ikut
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Sabar mengatakan tidak ada larangan dari tetangganya.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Sabar mengatakan tidak ada larangan dari orang-orang di
lokasi penelitian, selain itu banyak juga yang akrab dengannya. Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika
beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut. Sabar mengatakan tidak ada.
Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang
Universitas Sumatera Utara
69
sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti tahu secara langsung. Sabar mengatakan orang-orang di tempat tersebut
memarahi jika dia melakukan kesalahan-kesalahan fatal. Sebagai contoh, dia akan dimarahi ketika menghisap rokok dan yang paling ditakutkan adalah Polisi
serta orang-orang dewasa yang mengenalnya.
Informan Kunci 6
Nama : Leo
Usia : 12 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1 SMP Pekerjaan
: Tukang Sapu BisAngkot Urutan Kelahiran
: Anak Ke-4 dari 9 Bersaudara Pekerjaan Ayah
: Petani di Luar Kota Pekerjaan Ibu
: Pedagang Asongan Cita-cita
: Bintang Sepakbola Leo adalah salah satu anak yang sangat sulit didekati sejak awal
pertemuan karena curiga dengan setiap pertanyaan yang peneliti sampaikan. Peneliti selalu menyatakan bahwa kehadiran peneliti di tempat tersebut adalah
untuk kepentingan perkuliahan, namun dia selalu membalas dengan pertanyaan- pertanyaan yang pada akhirnya menghentikan pembicaraan. Perolehan data dari
Leo terjadi pada hari terakhir penelitian, saat itu dia datang menghampiri peneliti yang sedang berbincang-bincang dengan anak jalanan lainnya. Seperti biasanya,
Universitas Sumatera Utara
70
dia tidak menanggapi dengan baik. Namun setelah peneliti berupaya meyakinkan dan mengatakan bahwa hari tersebut adalah hari terakhir kegiatan penelitian, dia
akhirnya mau menanggapi peneliti. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Leo, Peneliti bertanya
tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai dan mengakhiri aktifitasnya. Leo mengatakan bahwa biasanya dia memulai
aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 15:00-16:00 WIB, kemudian
Pulangnya dibawah pukul 20:00 WIB bersama ibunya yang juga bekerja di tempat tersebut.
Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya sehari-hari. Leo mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan
hampir mencapai 40 ribu. Kadang-kadang dia juga bisa mendapatkan hasil lebih dari 50 ribu tetapi sangat jarang
Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Leo mengatakan kalau
dia lebih sering bermain lokasi aktifitasnya, kalaupun dia bermain di warung internet Warnet itu adalah hal yang sangat jarang
Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Leo menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi tukang sapu
angkotbis di tempat tersebut. Leo mengatakan bahwa dia senang karena dengan pekerjaannya dia bisa menghasilkan uang yang cukup banyak untuk membantu
orang tua, selain itu dia punya banyak teman bermain di lokasi penelitian.
Universitas Sumatera Utara
71
Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Leo mengatakan kalau hal lain yang membuat dia senang adalah karena tempat
tersebut adalah tempatnya biasa bermain sehingga dia bisa bekerja dan bermain tanpa kesulitan.
Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Leo menjadi tukang sapu angkotbis. Karena sering bermain di lokasi penelitian, Leo mengatakan kalau dia
awalnya mencoba karena tertarik dengan jumlang uang yang bisa dihasilkan. Selain itu, dia diperbolehkan ibunya untuk bekerja
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Leo
hanya mengatakan kalau dia hebat dalam permainan sepakbola. Berangkat dari pernyataan Leo bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan
kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya ketika dia tidak bekerja. Leo mengatakan kalau dia tidak bekerja dia akan ditanyai
alasannya, kalau dia tidak bekerja karena malas dan dilihat orang tuanya bermain, dia akan disuruh pulang.
Berdasarkan data pribadi Leo, khususnya data tentang pekerjaan orang tua, peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya
dirumah. Leo mengatakan tidak ada masalah. Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang
reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Leo
mengatakan bahwa tidak ada pihak dalam keluarganya yang melarang dia
Universitas Sumatera Utara
72
melakukan aktifitasnya karena pekerjaanya adalah pekerjaan membantu orang tua.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Leo mengatakan tidak ada.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Leo mengatakan bahwa tidak ada masyarakat di sekitar
lokasi penelitian yang melarang mereka melakukan aktifitas, bahkan banyak orang di tempat tersebut yang akrab dengannya.
Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari
orang-orang di tempat tersebut. Leo mengatakan kalau dia tidak takut karena salama ini tidak pernah ada masalah, kalaupun ada masalah dia bisa megadukan
pada ibunya yang bekerja di tempat tersebut.. Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang
memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti
tahu secara langsung. Leo mengatakan ada kalau kesalahannya berlebihan.
Informan Kunci 7
Nama : Aris
Usia : 14 Tahun
Tingkat Pendidikan : 1 SMP Tinggal kelas satu kali
Universitas Sumatera Utara
73
Pekerjaan : Pengamen dan Tukang Sapu BisAngkot
Urutan Kelahiran : Anak Pertama dari 4 Bersaudara
Pekerjaan Ayah : Supir Angkutan Kota
Pekerjaan Ibu : Pedagang Warung Kopi
Cita-cita : Tentara
Aris adalah saudara dari seorang anak jalanan Roy yang akrab dengan peneliti, namun peneliti tidak sempat mendapatkan data yang cukup dari Roy
karena tidak pernah lagi beraktifitas di lokasi penelitian. Peneliti tahu Aris adalah saudara Roy dari anak jalanan lainnya. Pendekatan dengan Aris diawali dengan
pernyataan bahwa peneliti akrab dengan saudaranya dan dibuktikan melalui data- data tentang Roy yang peneliti ketahui.
Sebelumnya peneliti telah beberapa kali melihat Aris melewati lokasi penelitian, namun tidak pernah berinteraksi karena lokasi aktifitasnya agak jauh
dari lokasi yang biasa peneliti kunjungi. Selain itu, kesempatan untuk berbincang- bincang semakin sulit karena dia lewat dari tempat peneliti bersama teman-
temannya yang lain dengan menggunakan sepeda. Dalam kondisi tersebut, peneliti segan memanggil karena takut mengundang perhatian orang-orang di
lokasi penelitian. Ketika peneliti punya kesempatan berbincang dengannya, peneliti langsung mengarahkan pembicaraan untuk perolehan data yanng
dibutuhkan. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan Aris, Peneliti bertanya
tentang jadwal menjalankan aktifitasnya. Peneliti menanyakan kapan dia memulai
Universitas Sumatera Utara
74
dan mengakhiri aktifitasnya. Aris mengatakan bahwa biasanya dia memulai aktifitasnya setelah pulang sekolah, tepatnya setelah melakukan persiapan dari
rumah. Aktifitas tersebut dimulai kira-kira pukul 14:00-15:00 WIB, kemudian Pulangnya dibawah pukul 22:00 WIB karena angkot sudah sepi dan pastinya sulit
mendapatkan uang. Pertanyaan selanjutnya adalah pertanyaan tentang jumlah penghasilannya
sehari-hari. Aris mengatakan bahwa dia lebih sering mendapatkan penghasilan hampir mencapai 50 ribu. Kadang-kadang dia juga bisa mendapatkan hasil
sampai 100 ribu tetapi sangat sulit untuk mendapatkannya. Setelah mengetahui gambaran tentang jumlah penghasilannya, selanjutnya
peneliti menanyakan tentang penggunaan penghasilannya. Aris mengatakan bahwa kebanyakan dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, sebagian untuk
uang jajan. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang tempat bermain. Aris mengatakan
selain bermain lokasi aktifitasnya, dia sering bermain di warung internet Warnet.
Berangkat dari pernyataan tentang bagaimana Aris menghabiskan waktunya sehari-hari, peneliti menanyakan tentang perasaannya menjadi pengamen dan
tukang sapu angkotbis di tempat tersebut. Aris mengatakan bahwa dia senang karena bisa menghasilkan uang yang cukup banyak, selain itu dia juga bisa
bermain dengan anak-anak jalan lainnya dengan bebas. Kemudian peneliti menanyakan apakah ada alasan lain yang membuat dia senang, Aris mengatakan
kalau hal lain yang membuat dia senang adalah pekerjaannya yang bebas.
Universitas Sumatera Utara
75
Selanjutnya peneliti menanyakan kronologi Aris menjadi pengamen dan tukang sapu angkotbis. Aris mengatakan kalau dia awalnya mencoba karena
tertarik dengan jumlang uang yang bisa dihasilkan. Selain itu, dia sudah sering bermain di lokasi tersebut.
Selanjutnya peneliti bertanya tentang kualitas informan, peneliti menanyakan tentang prestasinya di sekolah atau prestasi yang dapat dibanggakannya. Aris
mengatakan kalau dia tidak pernah mendapat prestasi di sekolah atau prestasi lain yang pantas dia banggakan
Berangkat dari pernyataan Aris bahwa sebagian dari penghasilannya diberikan kepada ibunya, peneliti menanyakan bagaimana reaksi orang tuanya ketika dia
tidak bekerja. Aris mengatakan bahwa kalau dia tidak bekerja dia hanya ditanyai kenapa tidak bekerja, kadang disarankan untuk bekerja kalau alasannya tidak
bekerja hanya karena malas. Berdasarkan data pribadi Aris, khususnya data tentang pekerjaan orang tua,
peneliti menanyakan tentang bagaimanan hubungan antar anggota keluarganya dirumah. Aris mengatakan bahwa hubungan dalam keluarganyya baik-baik saja.
Setelah mengetahui kondisi keluarga intinya, peneliti menanyakan tentang reaksi keluargakerabatnya terhadap pekerjaan yang dilakoninya Peneliti bertanya
apakah ada pihak keluargakerabatnya yang melarang dia bekerja. Aris mengatakan bahwa tidak ada pihak dalam keluarganya yang melarang dia
melakukan aktifitasnya, dia mengatakan kalau dia tidak tahu entah pernah atau tidak keluarganya melarang melalui orang tuanya
Universitas Sumatera Utara
76
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada tetangganya yang melarang dia bekerja. Aris mengatakan tidak ada.
Selanjutnya peneliti menanyakan apakah ada orang di lokasi penelitian yang melarang dia bekerja. Aris mengatakan bahwa tidak ada masyarakat di sekitar
lokasi penelitian yang melarang mereka melakukan aktifitas karena pekerjaan mereka tidak salah, selain itu sebelum-sebelumnya di tempat tersebut sudah
banyak orang seperti mereka Selanjutnya Peneliti menanyakan apakah ada yang dia takutkan ketika
beraktifitas di jalanan Menjelaskan tentang razia anak jalanan dan gangguan dari orang-orang di tempat tersebut. Aris mengatakan kalau dia tidak takut karena
salama ini tidak pernah ada masalah. Terakhir untuk data penelitian, peneliti menanyakan apakah ada orang yang
memarahi dia ketika berbuat kesalahan Menjelaskan berbagai kesalahan yang sering dilakukan anak-anak jalanan, secara khusus kesalahan yang telah peneliti
tahu secara langsung. Aris mengatakan biasanya ada kalau kesalahannya parah, dia juga mengatakan bahwa salah satu kesalahan tersebut adalah merokok.
Informan Tambahan 1 Pejabat Kantor Kelurahan Timbang Deli
Nama : Zerkuyar
Jabatan : Sekretaris
Usia : 57 Tahun
Universitas Sumatera Utara
77
Pertemuan dengan informan tambahan 1 Pejabat Kantor Kelurahan Timbang Deli terjadi ketika peneliti berkunjung ke kantor lurah kelurahan
tersebut untuk mendapatkan data monografi. Dengan penjelasan maksud kedatangan peneliti yang dilengkapi bukti surat penelitian, pihak kelurahan
menanggapi peneliti dengan sedikit permasalahan. Permasalahan tersebut terjadi karena pada saat itu Bapak lurah sedang dirawat di rumah sakit. Pejabat kelurahan
yang melayani peneliti pada saat itu bingung untuk memberikan data monografi karena bapak lurah tidak ada. Atas inisiatif salah satu pejabat kelurahan yang
mengetahui kondisi pada saat itu, bapak Zerkuyar memberikan data monografi kelurahan timbang deli serta bersedia untuk menjadi informan tambahan.
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, peneliti bagaimana tanggapan informan tersebut dengan kehadiran anak-anak jalanan di
lokasi sekitar terminal amplas yang masuk dalam wilayah kelurahannya. Informan mengatakan kalau dia merasa tidak senang dengan kondisi tersebut karena masa
depan anak-anak jalanan akan suram dan mempertanyakan tanggung jawab dari orang tua atau pihak-pihak yang paling bertanggung jawab terhadap
perkembangan mereka. “Apakah orang tua mereka tidak mempermasalahkan
aktifitas yang dilakukan anaknya dimana aktifitas tersebut memperbesar peluang anaknya menjadi pelaku-pelaku penyimpangan sosial?
”
Selanjutnya peneliti menanyakan pendapat informan tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab anak-anak tersebut menjadi anak jalanan. Informan
mengatakan bahwa pada dasarnya mereka adalah anak-anak yang dekat dengan kehidupan terminal. Kedekatan tersebut bisa terjadi karena orang tua mereka
bekerja di sekitar terminal. Selain itu, bisa juga terjadikarena tempat tinggal di
Universitas Sumatera Utara
78
sekitar terminal sehingga terminal menjadi tempat bermain dan terpengaruh dengan aktifitas-aktifitas anak jalanan. Keberadaan anak jalanan di lokasi
tersebut terjadi turun-temurun dan telah terjadi cukup lama. Kemudian informan mengatakan bahwa anak-anak jalanan di sekitar
terminal amplas tidak hanya berasal dari kelurahan timbang deli, banyak diantara mereka berasal dari kelurahan lain. Untuk mempermudah pembahasan
tentang asal tempat tinggal anak-anak tersebut, dapat dilakukan dengan melihat penjelasan tentang batas-batas wilayah kelurahan timbang deli, secara khusus
daerah-daerah yang dekat dengan terminal amplas. Selanjutnya peneliti menanyakan upaya yang dilakukan pemerintahan
kelurahan timbang deli untuk menangani permasalahan anak jalanan di sekitar terminal amplas. Informan mengatakan bahwa tidak ada penanganan secara
langsung oleh pihak pemerintah kelurahan. Penanganan permasalahan anak jalanan tersebut tentu melalui kebijakan dari pemerintah dengan tingkatan yanng
lebih tinggi. Selain itu, upaya penangan masalah tersebut tentu membutuhkan dana. Jika saja pihak pemerintah kelurahan ingin melakukan penanganan secara
langsung, tentu tidak akan berjalan dengan baik karena tidak ada pemberian dana. Lagi pula anak-anak tersebut tidak hanya berrasal dari kelurahan timbang
deli, untuk itu pantas disebutkan bahwa permasalahan tersebut adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, secara khusus orang tua.
Informan Tambahan 2 Warga di sekitar Tempat Tinggal Anak Jalanan
Nama : Rhn
Pekerjaan : Tukang Becak
Universitas Sumatera Utara
79
Usia : 28 Tahun
Rhn adalah seorang bapak dengan satu anak yang telah lama tinggal di lokasi sekitar terminal amplas. Selama tinggal di daerah tersebut informan telah
banyak mengamati seluk-beluk anak jalanan, termasuk anak jalanan yang tinggal di sekitar tempat tinggalnya. Pekerjaan sehari-harinya adalah membawa becak
penumpang di pangkalan becak sekitar terminal amplas. Awal pertemuan peneliti dengan Reihan terjadi ketika peneliti berada di pangkalan becaknya. Saat itu
peneliti memulai perbincangan dengan terlebih dahulu memperkenalkan diri, Ternyata informan tersebut berasal dari suku yang sama dengan peneliti. Dengan
terlebih dahulu berbincang tentang adat-istiadat, peneliti melakukan pendekatan terhadap informan.
Ketika peneliti berhasil melakukan pendekatan dengan informan tersebut, perbincangan-perbincangan selanjutnya menggunakan bahasa daerah. Dalam
beberapa kesempatan peneliti mengarahkan pembicaraan terhadap permasalahan anak jalanan. Informan menunjukkan rasa kesalnya dengan yang terjadi dengan
anak-anak tersebut serta mengatakan bahwa informan akan mengupayakan anaknya agar tidak menjadi anak jalanan. Walaupun tidak setuju anak-anak
tersebutmenjadi anak jalanan, di lain sisi informan kagum dengan kemampuan mereka mencari uang dan menyalahkan orang tua mereka karena melalaikan
tanggung jawab terhadap anak. Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, peneliti
menanyakan bagaimana tanggapan informan dengan kehadiran anak-anak jalanan di sekitar terminal amplas.Informan mengatakan bahwa dia tidak menginginkan
Universitas Sumatera Utara
80
kondisi tersebut karena perkembangan mereka akan terganggu. Penolakan informan dengan status mereka berujung pada pertanyaan tentang masa depan
mereka karena tentu mengarah pada kesuraman. Kemudian peneliti menanyakan kepada informan apa saja yang menjadi faktor
penyebab anak-anak tersebut menjadi anak jalanan dimana informan selaku pihak yang telah cukup banyak mengetahui permasalahan anak jalanan, terutama karena
pengalaman dengan anak jalanan yang tinggal disekitar lokasi tempat tinggalnya. Informan mengatakan bahwa pada umumnya yang menjadi faktor penyebab
mereka menjadi anak jalanan adalah kehidupan mereka yang dekat dengan terminal amplas membentuk mental melakukan aktifitas-aktifitas anak jalanan
dengan daya tarik penghasilan yang cukup kuat. Selain itu, karena sebelum- sebelumnya juga banyak anak jalanan di tempat tersebut maka banyak anak yang
terpengaruh baik karena ajakan ataupun karena terbiasa melihat dan membaur dengan mereka.
Berdasarkan pernyataan informan tentang ketidaksetujuan anak-anak tersebut menjadi anak jalanan, peneliti menanyakan apakah informan ingin terlibat dalam
penanganan masalah tersebut. Informan mengatakan bahwa sebenarnya informan ingin, tetapi itu bukan hal yang mudah dilakukan karena dari kondisi yang
terlihat sepertinya orang tua mereka tidak menganggap permasalahan tersebut sebagai masalah yang serius. Kalau informan menasehati mereka tentu sulit
untuk menyelesaikan masalah karena karakter mereka banyak yang melawan. Dari kondisi dimana orang tua mereka tidak menganggap serius masalah
tersebut, jika informan melarang mereka melakukan aktifitasnya kemungkinan besar informan akan berhadapan dengan orang tua mereka.
Universitas Sumatera Utara
81
Informan Tambahan 3 Warga di sekitar Lokasi Aktifitas Anak Jalanan
Nama : Dn
Pekerjaan : Agen BisAngkutan Kota
Usia : 28 Tahun
Dn adalah pria yang belum menikah, lokasi sekitar terminal amplas adalah salah satu tempatnya bekerja sebagai agen angkutan kota. Kadang-kadang kalau
ada pekerjaan lain yang lebih menghasilkan, Dn sementara meninggalkan pekerjaanya sebagai agen angkutan kota. Status informan yang belum menikah
menjadikan hubungan antara peneliti dengan informan seperti teman sebaya Perkenalan peneliti berawal ketika peneliti istirahat di depan toko, duduk diatas
bangku panjang yang juga dilengkapi meja panjang. Diatas meja tersebut tergeletak sebuah gitar yang beberapa waktu kemudian peneliti pakai.
Setelah peneliti menyanyikan beberapa lagu, Dn datang menghampiri dan memulai pembicaraan. Di tempat tersebut kami berkenalan dan cukup lama
berbincang-bincang. Di sela-sela pembicaraan kami bernyanyi bersama karena banyak diantara lagu yang peneliti nyanyikan disukai informan, bahkan informan
beberapa kali meminta peneliti menyanyikan lagu yang dia suka. Setelah kelelahan bernyanyi, kami melanjutkan perbincangan sambil melepas dahaga dan
menghisap rokok. Tidak ingin melepaskan kesempatan memperoleh data, peneliti mengarahkan perbincangan tentang permasalahan anak jalanan. Informan tertawa
dan mengatakan bahwa dia telah menebak bahwa saya akan menjadikannya sebagai informan.
Universitas Sumatera Utara
82
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, peneliti menanakan tanggapan informan dengan kehadiran anak-anak jalanan di sekitar
terminal amplas. Informan mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak menginginkan kondisi tersebut, namun apa yang bisa saya lakukan jika alasan
mereka adalah masalah ekonomi. Walau tidak dapat dipastikan bahwa alasan utama mereka menjadi anak jalanan adalah masalah ekonomi, namun sudah pasti
mereka menjadi anak jalanan dengan tujuan mendapatkan uang. Informan tidak akan mempermasalahkan mereka menjadi anak jalanan jika status tersebut tidak
menjadi penghalang perkembangan kepribadian mereka, namun hal tersebut bukan perkara yang mudah. Lagi pula banyak diantara anak-anak jalanan di
lokasi ini yang berperilaku tidak layak, sangat jauh jika dibandingkan dengan karakter anak pada umumnya dan sulit diungkapkan lewat kata-kata.
Selanjutnya peneliti menanyakan pendapat informan tentang apa yang menjadi faktor penyebab anak-anak tersebut menjadi anak jalanan. Informan
mengatakan bahwa mereka menjalankan aktifitasnya untuk mendapatkan uang. Menurut informan mereka menjadi anak jalanan karena penghasilan dari
aktifitas tersebut menjadi daya tarik yang kuat, kemudian kedekatan mereka dengan kehidupan terminal menjadi daya dukung keberhasilan mereka di
jalanan. Mereka mampu menjalankan aktifitas di jalanan tanpa keraguan dan terlihat senang, berarti mereka telah terbiasa dengan lokasi tersebut.
Informan Tambahan 4 Orang tua Anak Jalanan
Nama : Brs Inisial
Pekerjaan : Pedagang Asongan
Universitas Sumatera Utara
83
Brs adalah ibu kandung Syahrul informan kunci 6 dengan 6 orang anak. Ketika peneliti menanyakan tentang pekerjaan suaminya, sambil tersenyum
informan mengatakan bahwa suaminya bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan yang bisa mencapai Rp.250.000,00 setip harinya. Informan
mengatakan bahwa setiap hari suaminya memberikan uang antara Rp.100.000,00- Rp.150.000,00 untuk nafkah keluarga. Selanjutnya informan menceritakan
tentang kehidupan keluarganya, dimana informan tersebut memiliki 5 orang anak laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama telah bekerja sebagai buruh pabrik,
anak kedua sebagai supir, anak ketiga perempuan duduk di bangku kelas 2 SMA, anak keempat duduk di bangku kelas 2 SMP, Syahrul informan 6, dan
yang bungsu duduk di bangku kelas 5 SD. Informan bekerja sebagai pedagang asongan di sekitar lokasi terminal
amplas dengan jam kerja antara pukul 08:00-18:00 WIB. Kadang-kadang informan dibantu puterinya menjajakan barang dagangan seperti minuman botol
dan rokok. Puterinya ikut bekerja setelah pulang sekolah dan itu terjadi kalau tidak ada pekerjaan atau kegitan menari di rumah. Ketika peneliti menanyakan
penghasilan, informan mengatakan bahwa penghasilannya setiap hari antara Rp.100.000,00-Rp.200.000,00.
Saat melakukan perbincangan yang fokus dengan informan, peneliti menanyakan mengapa anaknya Syahrulinforman kunci 3 menjadi pengamen di
tempat tersebut. Informan mengatakan bahwa itu terjadi karena keinginan dia sendiri. Dia sering berada di tempat tersebut dan melihat banyak anak-anak
seusianya yang mampu menghasilkan uang, dia tertarik dan meminta informan untuk membeli ukulele. Dia senang mengamen dan informan tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
84
memaksanya unttuk mengamen walau penghasilannya cukup membantu. Kegiatan mengamen tersebut dilakukan bergantian dengan abangnya anak keempat.
Selanjutnya informan menanyakan apakah informan menentukan anak- anaknya menjadi seperti apa kelak. Informan mengatakan bahwa informan
mengharapkan anak-anaknya hidup bahagia, namun informan membiarkan mereka untuk memilih jalan hidupnya. Informan tidak memaksa mereka untuk
mendapatkan pekerjaan seperti apa, yang penting halal. Selain perbincangan untuk memperoleh data yang peneliti butuhkan,
peneliti memberikan masukan-masukan tentang pentingnya pemahaman tentang perkembangan anak seperti kualitas pendidikan anak yang akan menjadi salah
satu penentu keberhasilannya. Informan menanggapi dengan pernyataan bahwa kondisi kehidupan keuarganya saat ini harus disyukuri dimana dengan kondisi
tersebut mereka juga merasakan bahagia.
Universitas Sumatera Utara
85
ANALISIS DATA Informan Kunci
Berdasarkan data yang diperoleh dari informan kunci, dapat disimpulkan bahwa anak-anak jalanan di lokasi penelitian tertarik menjadi anak jalanan karena
penghasilan yang menggiurkan, mental yang terbiasa di lokasi penelitian karena tempat tinggal yang dekat lokasi penelitian dan banyak diantara mereka yang
bekerja di lokasi penelitian, pembiaran oleh masyarakat di lokasi penelitian serta kurangnya pengendalian pemerintah seperti razia anak jalanan. Selain itu,
pembiaran orang tua atau dengan kata lain mendukung anak menjadi anak jalanan karena menikmati hasil kerja anak menjadi faktor yang sangat mempengaruhi.
Informan Tambahan 1 Pejabat Kantor Kelurahan Timbang Deli
Berdasarkan data yang diperoleh daripejabat kantor kelurahan timbang deli, dapat dimpulkan bahwa faktor penyebab anak menjadi anak jalanan karena anak-
anak tersebut terbiasa dengan lokasi penelitian lokasi aktifitas anak jalanan. Selain itu pembiaran oleh orang tua semakin memperbesar kemungkinan
terjerumusnya mereka. Daya tarik penghasilan dari aktifitas anak jalanan menjadi faktor yang sangat mempengaruhi anak dan orang tua dalam situasi ekonomi yang
kurang memadai.
Universitas Sumatera Utara
86
Informan Tambahan 2 Masyarakat di Sekitar Tempat Tinggal Anak Jalanan
Berdasarkan data yang diperoleh dari masyarakat di sekitar tempat tinggal anak jalanan, dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak menjadi anak
jalanan di lokasi penelitiankarena mental mereka telah terbentuk untuk melakukan aktifitas-aktifitas anak jalanan dengan daya tarik penghasilan yang cukup kuat.
Ditambah lagi kondisi dimana dari waktu sebelumnya juga banyak anak jalanan di lokasi penelitiansehingga banyak anak yang terpengaruh baik sesara langsung
melaui ajakan maupun tidak langsung keinginan sendiri.
Informan Tambahan 3 Warga di sekitar Lokasi Aktifitas Anak Jalanan
Berdasarkan data yang diperoleh dari masyarakat di sekitar lokasi aktifitas anak jalanan,dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak menjadi anak
jalanan adalah jumlah penghasilan yang dapat diperoleh. Anak-anak jalanan tersebut telah terbiasa dengan lokasi penelitian karena dapat dibuktikan dari
tingkah laku mereka ketika melakukan aktifitas, mereka bekerja tanpa ragu dan terlihat senang.
Informan Tambahan 4 Orang tua Anak Jalanan
Berdasarkan data yang diperoleh dari orang tua anak jalanan,dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab anak menjadi anak jalanan adalah
ketidakpahaman orang tua akan dampak dari status anak yang menjadi anak jalanan. Selain itu, anggapan orang tua bahwa hasil kerja anak yang cukup
membantu Memanfaatkan penghasilan anak menjadi alasan yang tepat untuk menyimpulkan orang tua tersebut mendukung anaknya menjadi anak jalanan.
Universitas Sumatera Utara
87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN