Pengumpulan Data Proses Pengumpulan Data

a. Para suami yang istrinya baru melahirkan satu kali ibu primipara dan telah berhasil memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dengan rentang usia bayi 6 bulan-1 tahun b. Berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor c. Dapat berkomunikasi dengan baik d. Bersedia dan kooperatif menjadi partisipan penelitian

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan dibantu pedoman wawancara mendalam in depth interview dalam bentuk pertanyaan, alat bantu perekam perekam suara dari handphone, alat pencatat dan catatan lapangan fieldnote. Selain itu, sebelum peneliti mengambil data, peneliti melakukan skrining dengan dibantu pedoman wawancara terhadap 23 suami dari ibu primipara yang memberikan ASI eksklusif yang didapat dari data Puskesmas. Akan tetapi setelah peneliti melakukan skrining ke lapangan, ternyata hanya 14 bayi yang diberikan ASI eksklusif. Hal tersebut terjadi karena kesalahan persepsi mengenai pemahaman ASI eksklusif.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016. Peneliti melakukan wawancara mendalam berdasarkan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelumnya. Pengumpulan data juga dilakukan peneliti menggunakan bantuan alat perekam perekam suara dari handphone, alat pencatat dan membuat catatan lapangan fieldnote saat wawancara berlangsung.

2. Proses Pengumpulan Data

a Tahap Persiapan Pengumpulan Data Rangkaian proses pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1 Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti mengurus izin penelitian kepada pihak-pihak terkait, seperti kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, kepala Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar, dan RTRW serta melakukan kode etik penelitian. 2 Setelah perizinan selesai, peneliti melakukan uji coba pedoman wawancara pada dua orang partisipan pemula yang memiliki kriteria sama seperti partisipan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Uji coba pedoman wawancara ini dilakukan untuk melihat kedalaman dari pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara tersebut sekaligus melatih peneliti agar lancar saat pengumpulan data pada partisipan sebenarnya. 3 Selanjutnya peneliti mendata partisipan yang sesuai dengan kriteria, lalu mengadakan pertemuan dengan partisipan untuk melakukan inform consent dan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian ini. 4 Peneliti melakukan wawancara mendalam kepada partisipan sesuai kesepakatan waktu dan tempat, setelah mendapat hasil rekaman wawancara mendalam, peneliti mentranskip data yang diperoleh. b Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam in-depth interview yang merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam studi kualitatif. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara Bungin, 2007. Peneliti menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dimana peneliti lebih bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Peneliti juga menggunakan alat perekam untuk mengetahui semua percakapan dalam wawancara tentang pengalaman suami dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara. Peneliti sebelumnya memberitahukan alasan penggunaan alat perekam serta untuk permohonan izin kepada partisipan. Selama wawancara mendalam peneliti juga membuat catatan lapangan fieldnote yang merupakan catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif Bogdan dan Biklen, 1982 dalam Moleong, 2010. Peneliti membuat catatan lapangan yang berisi deskripsi tentang tanggal, waktu, dan informasi dasar tentang suasana saat wawancara seperti tatanan lingkungan, interaksi sosial, dan aktivitas yang berlangsung saat wawancara dilakukan. Peneliti melakukan wawancara dalam beberapa pertemuan, rata- rata peneliti melakukan sebanyak 2-3 kali pertemuan. Pertemuan pertama, peneliti akan melakukan informed consent ketersediaan menjadi partisipan serta melakukan kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya. Pertemun kedua, peneliti melakukan wawancara mendalam yang dilakukan selama 45-60 menit. Pertemuan ketiga, peneliti akan melakukan member check dari hasil wawancara. Peneliti saat melakukan wawancara memperhatikan proses pelaksanaan wawancara, seperti memperhatikan penampilan, memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan kegiatan peneliti dengan singkat dan jelas. Peneliti juga membuat kontrak waktu dan tempat sebelum memulai wawancara. Menurut Guba dan Lincoln 1981 dalam Moleong 2010, cara penata urutan pertanyaan yaitu dengan bentuk cerobong. Peneliti melakukan pertanyaan-pertanyaan dimulai dari segi yang umum mengarah kepada yang khusus. Setiap pertanyaan yang berikutnya berkaitan dengan yang sebelumnya dengan bentuk yang semakin menyempit dan khusus. Peneliti menggunakan pendekatan ini diharapkan partisipan merasakan nyaman berbicara dengan peneliti, kemudian dapat melanjutkan wawancara untuk mengeksplorasi inti dari topik penelitian. Tugas peneliti dalam melakukan wawancara meliputi aktif mendengarkan, empati, fleksibel dan tanggap, merekam dan mencatat, lebih banyak mendengarkan dan menindaklanjuti jawaban partisipan serta wawancara dilakukan dengan face to face. Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan seorang peneliti saat mewawancarai partisipan adalah intonasi suara, kecepatan berbicara, sensitifitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan nonverbal Saryono dan Anggraeni, 2010. Kemampuan yang dipersiapkan di atas dapat membuat partisipan lebih terbuka dan meningkatkan kepercayaannya kepada peneliti untuk menceritakan pengalamannya dalam memberikan dukungan ASI eksklusif pada ibu primipara.

F. Analisa Data

Dokumen yang terkait

Hubungan Dukungan Suami dan Kemauan Ibu Memberikan ASI Eksklusif di Puskesmas Teladan Medan

0 39 80

PENGALAMAN IBU PEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungkandang Malang Tahun 2015

4 27 19

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

11 64 138

Pengalaman Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

0 3 141

Pengalaman ibu primipara dalam memberikan asi eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kembangan Utara Jakarta Barat

2 9 141

Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan

3 22 118

Pengalaman Suami dalam Memberikan Dukungan ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Semplak Kelurahan Curug Mekar Kota Bogor

0 7 140

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi Memberikan Asi Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL (SUAMI) DENGAN MOTIVASI MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU-IBU Hubungan Antara Dukungan Sosial (Suami) Dengan Motivasi Memberikan Asi Eksklusif Pada Ibu-Ibu Di Kabupaten Klaten.

1 5 18

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN SIKAP DAN MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I KOTA YOGYAKARTA

1 1 16