12
penelitian dengan judul: Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alam; Studi Kasus di Sekolah Alam School of Universe Bogor”
B. Identifikasi Masalah
Latar belakang masalah yang telah diuraikan akan membuka kemungkinan munculnya permasalahan antara lain:
1. Apa saja faktor penyebab merosotnya mutu pendidikan?
2. Apa urgensitas kurikulum dalam pola pendidikan?
3. Apa tolok ukur pengembangan kurikulum?
4. Di mana posisi Pendidikan Agama Islam PAI dalam kurikulum pendidikan?
5. Apa perbedaan sekolah alam dengan sekolah yang lainnya?
6. Apa karakteristik pengembangan kurikulum PAI yang dikembangkan sekolah
alam ? 7.
Apakah pengembangan kurikulum PAI yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman?
8. Apakah pengembangan kurikulum di sekolah alam bisa membentuk kepribadian
anak baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik?
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Dari beberapa pertanyaan yang telah diidentifikasi tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam sekolah alam, maka peneliti hanya membatasi tiga
persoalan dari permasalahan di atas. Yaitu tentang apa karakteristik pengembangan kurikulum PAI yang dikembangkan sekolah alam? Apakah pengembangan kurikulum
PAI yang dilakukan sekolah alam sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan
13
zaman? Dan Apakah pengembangan kurikulum di sekolah alam bisa membentuk kepribadian anak baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik?
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang hanya meneliti pada satu sekolah atau satu tempat. Dalam hal ini peneliti memilih sekolah alam School of
Universe untuk dijadikan objek penelitian. Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut di atas, penulis
merumuskan masalah dalam pernyataan berikut:
Pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh Sekolah Alam School of Universe dapat meningkatkan mutu pendidikan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
D. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Mengenai topik penelitian yang berkaitan dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI ada beberapa yang membahasnya, begitu juga dengan sekolah alam.
Hanya saja, yang membahas secara spesifik tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI di sekolah alam belum ditemukan. Artinya penelitian perlu dikaji secara
jelas dan mendalam untuk mendapatkan gambaran bagaimana kurikulum PAI di sekolah alam perlu dilakukan.
Penelitian yang membahas tentang kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI di sekolah yang pernah dibahas adalah: Pertama, Tela’ah Filosofis Kurikulum PAI di
Sekolah Umum; Studi Kritis Kurikulum PAI 1994 oleh M. Fauzi.
20
Penelitian ini memfokuskan kajiannya tentang kurikulum PAI 1994 di sekolah umum, yaitu
mengenai aspek-aspek kurikulum dan relevansinya dengan konsep filsafat pendidikan
20
M. Fauzi, Tela’ah Filosofis Kurikulum PAI di Sekolah Umum; Studi Kritis Kurikulum PAI SMU 1994, Tesis S2 Program Studi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Jakarta, 2001.
14
Islam. Penemuan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahwa dalam perspektif filsafat pendidikan Islam, kurikulum PAI 1994 tidak dibangun berdasarkan pemikiran
filsafat pendidikan Islam secara holistik dan komprehensif. Kemudian kurikulum PAI tersebut terlalu banyak memberi teori, tapi kurang membumi dalam hal pelaksanaan
ajarannya. Kemudian Pluralisme Pemikiran Keagamaan; Upaya Mengungkap Corak
Paham Keagamaan pada Kurikulum PAI tahun 1994 di SMU.
21
Dalam penelitiannya, Qurtubi menemukan beberapa hal diantaranya: corak paham keagamaan yang termuat
dalam kurikulum PAI di SMU adalah fundamentalis, tradisionalis, ekslusif, inklusif- pluralis. Yang paling mendominasi dalam hal ini adalah inklusif-pluralis. Selanjutnya
Pendidikan HAM; Kajian tentang Realisasi Nilai-nilai HAM dalam Kurikulum PAI di Sekolah Umum oleh M. Akmansyah.
22
Penelitian ini mengkaji tentang realisasi nilai- nilai Hak Asasi Manusia HAM dalam materi PAI di SD, SMP, dan SMU. Apakah
cenderung menekankan pada aspek atau penghargaan terhadap nilai-nilai HAM hak ataukah pada pelaksanaan kewajiban dasar manusia kewajiban. Kesimpulan
penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai yang termuat dalam materi PAI cenderung lebih menekankan pada aspek pelaksanaan kewajiban asasi manusia.
Selain itu, kurikulum PAI yang pernah dikaji adalah kurikulum PAI di Madrasah, yaitu: Pertama, Pendidikan Politik di Madrasah; Kajian Kurikulum
Pendidikan Masa Orde Baru, oleh Maftuhah.
23
Penelitian ini adalah mengkaji perjalanan kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI di Madrasah Ibtidaiyah selama
21
A. Qurtubi, Pluralisme Pemikiran Keagamaan; Upaya Mengungkap Corak Paham Keagamaan pada Kurikulum PAI tahun 1994 di SMU, Tesis S2 Pascasarjana UIN SYAHID Jakarta,
2003
22
Pendidikan HAM; Kajian tentang Realisasi Nilai-nilai HAM dalam Kurikulum PAI di Sekolah Umum oleh M. Akmansyah. Tesis S2 Pascasarjana UIN SYAHID Jakarta, 2003.
23
Maftuhah, Madrasaha; Kajian Kurikulum Pendidikan Masa Orde Baru, Tesis S2 Pascasarjana UIN SYAHID, 2003
15
masa Orde Baru. Penelitian ini menyimpulkan bahwa selama masa Orde Baru materi- materi pendidikan politik kebangsaan nasionalisme memiliki kuantitas yang lebih
banyak dibandingkan dengan materi-materi pendidikan politik Islam. Selanjutnya Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Madrasah Ibtidaiyah Pada Masa
Pemerintahan Orde Baru oleh Nurnadia Azhari.
24
Penelitian ini mengkaji tentang perjalanan kurikulum pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah selama masa
pemerintahan orde baru. Kajian ini menyimpulkan bahwa terdapat perubahan- perubahan yang signifikan pada kurikulum PAI di MI pada masa pemerintahan
ORBA. Perubahan yang paling menonjol adalah terlihat pada perumusan tujuan dan materi yang diberikan. Perubahan tujuan pembelajaran semakin lebih terperinci dan
materi semakin tersusun secara berurutan, sistematis, dan menyatu dengan mempertimbangkan kemampuan anak.
Adapun penelitian yang berkaitan dengan sekolah alam, pernah dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah dalam penelitian yang berjudul ”Pengaruh Sistem
Pembelajaran Kembali ke Alam terhadap Motivasi Belajar Anak; Perbandingan Bidang Studi Gardening dengan Pembelajaran di dalam Kelas, di SD Citra Alam
Ciganjur, Jakarta Selatan”.
25
Penelitian ini lebih memfokuskan pada kajian pengaruh pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar. Penelitian tersebut
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sistem pembelajaran kembali ke alam terhadap motivasi belajar anak. Namun dalam hal ini motivasi
pembelajaran di kelaslah yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan motivasi bidang gardening.
24
Nurnadia Azhari dalam “Tela’ah Kurikulum PAI di MI pada Masa Pemerintahan ORBA”, Tesis S2 Pascasarjana UIN SYAHID Jakarta, 2005
25
Dian Nurlaily Amarullah, Pengaruh Sistem Pembelajaran Kembali ke Alam terhadap Motivasi Belajar Anak; Perbandingan Bidang Studi Gardening dengan Pembelajaran di dalam Kelas,
di SD Citra Alam Ciganjur, Jakarta Selatan, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta: 2007
16
Kemudian ”Analisis terhadap Model Sistem ’Back to Nature’ di Sekolah Dasar Citra alam Ciganjur” oleh Ekawati.
26
Penelitian ini menganalisa terhadap model pembelajaran kembali ke alam yang ada di sekolah Citra Alam Ciganjur. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Sekolah Citra Alam Ciganjur memiliki keunikan tersendiri dalam penyelenggaraan pendidikannya. Sekolah menyiapkan
kurikulum yang terintegrasi dari kurikulum DIKNAS, kurikulum alam, dan kurikulum karakter. Dengan didukung metode belajar active learning, integrated
study, dan quantum learning, dengan model pendekatan seperti itu, peserta didik diberi bekal tentang bagaimana berpikir, belajar, dan bagaimana berbuat. Yang pada
akhirnya pendidikan mampu merambah tiga ranah; kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penelitian lainnya ”Hubungan antara Sikap Orang Tua terhadap Sekolah Konvensional dengan Motivasi Menyekolahkan Anak di Sekolah Non Konvensional”
oleh Dian Rahdiani.
27
Penelitian ini memfokuskan pada aspek hubungan antara sikap orang tua terhadap sekolah konvensional dengan motivasi menyekolahkan anak di
sekolah dasar alam. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara sikap orang tua terhadap sekolah konvensional dengan
motivasi menyekolahkan anak di sekolah non konvensional. Artinya bahwa orang tua yang memiliki sikap positif terhadap sekolah konvensional akan memiliki motivasi
yang rendah untuk menyekolahkan anak di sekolah non konvensional, dan sebaliknya orang tua yang memiliki sikap negatif terhadap sekolah konvensional akan memiliki
motivasi yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya di sekolah konvensional.
26
Ekawati, Analisis terhadap Model Sistem ’Back to Nature’ di Sekolah Dasar Citra alam Ciganjur, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2005
27
Dian Rahdiani, ”Hubungan antara Sikap Orang Tua terhadap Sekolah Konvensional dengan Motivasi Menyekolahkan Anak di Sekolah Non Konvensional”, Skripsi S1 UIN SYAHID: Jakarta,
2006
17
Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Pengalaman experiental learning di Sekolah Alam Bandung oleh Ai Maemunah.
28
Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana pembelajaran berdasarkan pendekatan pengalaman
experiental learning dilaksanakan di Sekolah Alam Bandung. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pendekatan kontekstual,
karena topik mata pelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa dan lingkungan belajar sengaja dibuat alamiah serta menekankan terhadap aktivitas siswa dan guru
hanya sebagai fasilitator. Kedua pendekatan tersebut bersumber dari faham konstruktivisme.
Proses Pembelajaran di Sekolah Alam Cikeas oleh Basty Sulistyanto.
29
Penelitian ini membahas tentang proses pembelajaran terpadu, pemanfaatan alam sebagai sumber belajar dan media pembelajaran, serta lingkungan pembelajaran yang
ada di sekolah alam Cikeas. Penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pembelajaran di sekolah alam Cikeas dilaksanakan sesuai dengan Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemudian proses pembelajarannya menggunakan bermacam-macam sumber belajar, baik orang,
bahan, alat, maupun lingkungan. Serta menggunakan sumber belajar yang dirancang learning resources by design dan sumber belajar yang telah tersedia dan tinggal
dimanfaatkan learning resources by utilization. Dalam menggunakan media, ada dua kategori media, yaitu alat bantu pembelajaran dan media pembelajaran. Selain itu
keunggulan Sekolah Alam Cikeas adalah memanfaatan media realia dalam proses pembelajarannya. Adapun lingkungan, sesuai dengan namanya, sangat kaya dengan
lingkungan alam yang tersedia, baik lingkungan biotik maupun lingkungan abiotik.
28
Ai Maemunah, Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Pengalaman experiental learning di Sekolah Alam Bandung, Skripsi UPI: Bandung, 2006
29
Basty Sulistyanto, Proses Pembelajaran di Sekolah Alam Cikeas, Tesis, Pascasarjana UNJ: Jakarta, 2008.
18
Dengan melihat kajian-kajian di atas, kiranya belum ada yang menjadikan kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI sekolah alam sebagai bahan kajian pokok
dalam penelitian serta kaitannya dengan prinsip-prinsip dan asas-asas pengembangan kurikulum. Dari temuan-temuan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang
dilakukan oleh M. Fauzi, A. Qurtubi, M. Akmansyah, Maftuhah, Nurnadia Azhari adalah sama-sama mengkaji tentang penelitian yang berkaitan dengan kurikulum
PAI, begitu juga dengan penelitian penulis. Namun penelitian penulis memiliki perbedaan dengan penelitian-penelitian tersebut. penelitian yang dilakukan oleh M.
Fauzi dan Qurtubi memfokuskan kajiannya pada kurikulum PAI 1994. Selain itu, penelitian ini berkaitan dengan penelitian kajian pustaka. Sedangkan kajian penulis
adalah berkaitan dengan kurikulum suatu sekolah, sehingga merupakan penelitian lapangan. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Maftuhah dan Nurnadia Azhari
adalah mempunyai perbedaan dari segi jenis objek penelitian, yaitu bahwa penelitian tersebut dilakukan pada kurikulum PAI di Madrasah, sedangkan peneliti mengkaji
kurikulum PAI di Sekolah. Persamaan kajian penulis dengan penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily
Amarullah, Ekawati, Dian Rahdiani, dan Ai Maemunah adalah sama-sama mengkaji tentang sekolah alam. Namun kajian ini mempunyai fokus yang berbeda dengan
penelitian-penelitian tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Nurlaily Amarullah dan ekawati memfokuskan kajiannya tentang model pembelajaran kembali
ke alam. Dan penelitian yang dilakukan oleh Dian Rahdiani berkaitan dengan Motivasi orang tua yang menyekolahkan anaknya di sekolah konvensional dan non
konvensional atau sekolah alam. Penelitian Basty Sulistyanto mengkaji proses pembelajaran yang ada di sekolah alam Cikeas secara umum. Sedangkan penelitian
19
penulis memfokuskan pada kurikulum PAI yang ada di sekolah alam, yaitu sekolah alam School of Universe.
Kajian tentang pengembangan kurikulum PAI di sekolah ini menjadi penting, mengingat bahwa pengembangan kurikulum, khususnya kurikulum PAI merupakan
salah satu usaha yang saat ini menjadi diutamakan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Indonesia. Sekolah Alam adalah salah satu sekolah yang
muncul dengan membawa inovasi kurikulum baru dalam sistem pendidikannya, termasuk kurikulum pendidikan agamanya.
E. Tujuan dan Signifikansi Penelitian