Metode Pendidikan Agama Islam School of Universe

84 Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, kurikulum hendaknya mempunyai peran sebagai anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan IPTEK. 50 Berkaitan dengan hal ini, mengedepankan pendidikan akhlak atau moral yang diterapkan oleh School of Universe baik dalam pembelajaran maupun dalam penerapannya sehari-hari di sekolah merupakan cara yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pendidikan Agama Islam di sekolah.

B. Metode Pendidikan Agama Islam School of Universe

Metode 51 adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan metode pendidikan 52 ialah cara yang digunakan dalam upaya mendidik anak didik. Menurut Abdul Munir Mulkhan, metode pendidikan adalah suatu cara yang dipergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik. Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk mengantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujuan yang dicita-citakan. Menurut Abdurrahman Shaleh, 53 bagaimanapun baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, tidak akan berarti apa-apa jika tidak memiliki metode 50 Lihat. Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1993, h. v 51 Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Lihat. M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1993, h. 61 52 Menurut A Tafsir, metode pendidikan ialah semua cara yang digunakan dalam upaya mendidik. Kemudian Abdul Munir Mulkhan mengemukakan bahwa metode pendidikan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk menyampaikan atau mentransformasikan isi atau bahan pendidikan kepada anak didik. Lihat. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1992, h. 131 dan Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Yogyakarta: SI Press, 1993, h. 250. 53 Lihat. Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Bandung: Gema Insani Press, 2003, h. 197 85 atau cara yang tepat dalam mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses pembelajaran, karena metode adalah syarat untuk mengefesienkan aktifitas pendidikan Islam. Hal ini berarti bahwa metode termasuk persoalan yang esensial, karena tujuan pendidikan Islam itu akan tercapai secara tepat guna manakala yang ditempuh menuju cita-cita tersebut benar-benar tepat. Menurut M Arifin, 54 pembelajaran Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, melainkan juga untuk mengarahkan peserta didik menjadi manusia yang benar-benar mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat. Maka dari itu perlu dikembangkan metode-metode Pendidikan Agama Islam yang sekaligus dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran-ajaran agama serta membentuk sikap dan kepribadiannya. Berkaitan dengan metode pembelajaran ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru sebelum menentukan dalam sebuah pembelajaran, yaitu materi dan tujuan. Dalam hal ini guru sekolah alam School of Universe diberikan kebebasan untuk menentukan metode yang diterapkan dalam pembelajaran asalkan melihat pada ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sekolah. Dalam teori pengembangan kurikulum hal ini disebut dengan prinsip fleksibilitas. 55 54 Lihat. M Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, h. 99 55 Prinsip Fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum dapat dilihat dari dua segi, yaitu: Pertama, fleksibilitas atau kebebasan dalam memilih program pendidikan. Fleksibilitas disini maksudnya bentuk pengadaan program-program pilihan yang dapat berbentuk jurusan, program spesialisasi, ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih siswa atas dasar kemampuan dan minatnya. Kedua, fleksibilitas dalam pengembangan program pengajaran. Fleksibilitas disini maksudnya dalam bentuk memberikan kesempatan kepada para pendidik dalam hal mengembangkan sendiri program-program pengajaran dengan berpatokan pada tujuan dan bahan pengajaran dalam kurikulum yang masih bersifat umum. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada. Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999, cet. Ke- 1, h. 115. Lihat pula. Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997, h. 103. Mengenai prinsip ini, diungkapkan pula oleh Al-Syaibany. Lihat Al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, h. 520 86 Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana prasarana yang ada di sekolah tidak memadai. Sehingga kurikulum harus bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum harus bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Mudah disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan atau dengan kata lain bersifat akomodatif. Kurikulum harus mempunyai sifat lentur dan fleksibel, sehingga pada pelaksanaannya memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuain berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu, serta kemampuan dan latar belakang siswa. Guru adalah pengembang kurikulum. Pada pelaksanaannya, guru harus memperhatikan dan menyesuaikan pembelajaran dengan berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu, serta kemampuan dan latar belakang siswa. Maka guru diberikan kebebasan dalam mengembangkan kurikulum yang akan mereka aplikasikan. Berdasarkan wawancara dengan beberapa guru School of Universe, 56 yayasan atau sekolah memberikan kebebasan kepada guru untuk menentukan materi dan metode yang akan diberikan kepada peserta didik. Banyak hal yang harus diperhatikan guru berkaitan dengan pengembangan kurikulum di lapangan, yaitu: keadaan siswa kecerdasan dan kemampuan yang telah dimiliki, menyesuaikan metode dengan bahan materi, dan memperhatikan faktor lingkungan. Berkaitan dengan keadaan siswa, para guru School of Universe ketika mengajar akan memberikan pretest sebelum memberikan materi pelajaran yang baru. 56 Berdasarkan wawancara dengan Asmuni Marzuki, tanggal 27 Maret 2009, School of Universe 87 Pretest biasanya dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan diberikan. Metode yang akan diterapkan harus sesuai dengan materi. Dalam hal ini, para guru School of Universe akan berusaha menyampaikan materi dengan cara yang dapat menjadikan materi itu bisa disampaikan dengan sejelas-jelasnya. Misalnya, seorang guru mengajar melalui contoh tertentu, maka contoh itu hendaknya pernah diketahui, dialami dan dirasakan oleh siswa. Dengan kata lain contoh terdapat dalam kehidupan anak-anak sehari-hari. Selain itu, menciptakan suasana yang kondusif dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat diperhatikan. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran School of Universe yang ingin menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Tujuan berdirinya sekolah alam School of Universe adalah ingin menciptakan sebuah lembaga pendidikan yang lingkungan belajarnya baik, metode pembelajarannya mengaktifkan siswa, dan menciptakan pembelajaran yang lebih mengarah pada berpikir bebas dan kritis. Berdasarkan tujuan tersebut, pola pendekatan yang diterapkan dalam proses pembelajaran sekolah alam School of Universe adalah metode active learning, berfikir bebas dan kritis. 57 Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan atau nilai pelatihan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang secara potensi dan aktual telah dimiliki siswa, karena siswa bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Siswa telah mempunyai potensi dan peran guru adalah mengarahkan potensi tersebut sehingga berkembang. 57 www.school-of-universe.com 88 Dengan demikian, siswa mampu mengaitkan dan memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh di sekolah dalam kehidupan mereka sehari-hari. Teori konstruktivisme 58 berprinsip bahwa siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide siswa. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Dalam teori konstruktivis yang sangat penting adalah siswa. Siswa harus aktif dalam mengembangkan pengetahuannya sendiri. Maka dalam hal ini siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan para guru adalah fasilitator. Dengan hal ini, siswa diharapkan akan menilai belajar bukan hanya untuk mencapai tujuan belajar saja, namun sebagai sebuah proses bagaimana mereka belajar. Siswa belajar dengan mengeksplorasi pengetahuan tentang alam semesta dan kehidupan dengan bebas di bawah pengawasan guru. Dalam hal ini, guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator. Belajar bukan hanya sebatas duduk, diam dan mendengar. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sangat diutamakan, dengan demikian metode active learning adalah salah satu metode pembelajaran di sekolah alam. Pembelajaran yang melibatkan praktek secara langsung merupakan hal yang sangat diutamakan di sekolah alam School of Universe. 59 Semua materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam diusahakan untuk dipraktikkan. Jika karena satu hal dan 58 Mengajar menurut konstruktivisme bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Lihat. Jacoueline Grennon Brooks Martin G Brooks, In Search of The Understanding; Case for Construktivist Classrooms, Alexandria: The Association for Supervision and Curriculum Development, 1993, h. 4. 59 Berdasarkan wawancara dengan Lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe, Parung Bogor. 89 lain hal tak dapat dipraktikkan, maka materi pembelajaran disimulasikan. Jika karena satu dan lain hal simulasi tak dapat dilaksanakan, maka dilakukan melalui permainan atau latihan. Jika karena satu dan lain hal permainan atau latihan tak dapat dilaksanakan, maka dilakukan melalui diskusi. Jika karena satu dan lain hal diskusi tak dapat dilaksanakan, maka proses pembelajaran dilakukan dengan cara ceramah. Bahkan misalnya praktek langsung ke lapangan, seperti yang pernah dilakukan oleh guru agama pada materi silaturahmi, 60 mereka langsung praktek pergi ke rumah salah satu siswa untuk bertamu. Pembelajaran yang dilakukan secara langsung ini sesuai dengan konsep pembelajaran yang diberi istilah belajar dari pengalaman. Aristoteles filosof Yunani pernah mengatakan pentingnya belajar dari pengalaman. Ia mengatakan bahwa: apa yg harus kita pelajari, kita pelajari sambil melakukannya what we have to learn to do, we learn by doing. Berkaitan dengan konsep tersebut, maka pembelajaran di School of Universe sering dilakukan di luar ruangan. Kelas bukan satu-satunya tempat pembelajaran, belajar bisa berlangsung dimana saja. Para siswa dapat belajar dari apa saja yang ada di sekeliling mereka. Alam merupakan media tanpa batas yang dijadikan sebagai media dan sumber pengetahuan. Pembelajaran di sekolah alam dilakukan melalui eksplorasi langsung ke alam. Siswa diajak berinteraksi langsung dengan alam yang ada pada lingkungan sekitar, yaitu dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari ke dalam situasi alamiah secara langsung. Materi yang berkaitan dengan alam dan lingkungan misalnya adalah menjadikan penanganan sampah dan barang-barang bekas untuk dijadikan media belajar. Bagi sekolah alam, alam yang ada di sekitar merupakan media tanpa batas yang bisa dijadikan alat pembelajaran secara langsung. Dengan pembelajaran langsung 60 Berdasarkan wawancara dengan M. Ishak, Guru Agama TK dan SD, 11 Agustus 2008, di School of Universe, Parung Bogor. 90 melalui alam, siswa akan mampu menyerap pengetahuan dengan maksimal. Dengan demikian, pembelajaran langsung melalui media alam yang tersedia merupakan hal yang sangat ditekankan di sekolah alam. Belajar langsung dari alam mempunyai dampak yang sangat menguntungkan secara kuantitatif maupun kualitatif. Sebagaimana dalam teori cone of learning Dale kerucut pengalaman Dale, bahwa peserta didik hanya akan menangkap 10 dari apa yang mereka baca, 20 dari apa yang mereka dengar, 30 dari apa yang mereka lihat, 50 dari apa yang mereka lihat dan dengar, 70 dari apa yang mereka katakan, dan 90 dari apa yang mereka katakan dan lakukan. 61 Maka Belajar langsung melalui alam akan mampu menyerap seluruh aspek ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Selain mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, sekolah alam juga menekankan siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan keseimbangan teori dan penerapan serta perkataan dan perbuatan, pendidikan Islam menekankan azas pragmatis dan manfaat bagi individu dan masyarakat dalam menghadapi realitas hidup. Hal ini merupakan fungsi pendidikan sebagai proses yang membawa individu dan membawa masyarakat menuju perkembangan dan kemajuan. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ashr ayat 1-3 : 62 ﱪﺼﻟﺍ ﺎﺑ ﻮﺻﺍﻮﺗﻭ ﻖﳊﺍﺎﺑ ﺍﻮﺻﺍﻮﺗﻭ ﺕﺎﳊﺎﺼﻟﺍ ﺍﻮﻠﻤﻋﻭ ﺍﻮﻨﻣﺍ ﻦﻳﺬﻟﺍ ﻻﺍ ﺮﺴﺧ ﻰﻔﻟ ﻥ ﺎﺴﻧﻻﺍ ﻥﺍ ﺮﺼﻌﻟﺍﻭ 61 Lihat. http:www.willatworklearning.com. Hal ini juga diungkapkan oleh Bobbi De Porter. Lihat. Bobbi De Porter, et. Al., Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2001, Cet. Ke- 4, h. 57 62 QS. Al Ashr ayat 1-3 91 Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali bagi orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya mentaati supaya menetap kesabaran Iman dan pengetahuan saja belum cukup untuk menyelamatkan manusia dari kerugian atau membawa keberuntungan di dunia dan akhirat. Untuk mewujudkan keselamatan dan keberuntungan di dunia dan akhirat, amal shalih merupakan unsur penting perbuatan yang mesti dikerjakan manusia. Allah SWT sangat mencela orang yang berbicara tentang kebaikan akan tetapi tidak pernah mengerjakannya. Hal di atas mengungkapkan bahwa dalam pendidikan Islam, keseimbangan antara teori dan praktek serta pengamalan terhadap teori yang telah diketahui sangat penting. Artinya setelah mengetahui bahwa shalat itu hukumnya wajib untuk dilaksanakan oleh umat Islam, maka perintah itu langsung dilaksanakan dan diamalkan. Peserta didik merupakan pusat dari kegiatan pembelajaran. Konsep pendidikan atau pembelajaran sekolah alam School of Universe adalah ingin menciptakan pendidikan yang mengaktifkan siswa atau metode active learning. 63 Berdasarkan konsep tersebut, proses pembelajaran lebih banyak melibatkan aktifitas peserta didik dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Dalam hal ini, guru lebih memposisikan dirinya sebagai fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan banyak berperan dalam proses pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak 63 Berdasarkan hasil wawancara dengan Lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe Parung. Hal ini diperkuat juga oleh Asmuni Marzuki, guru agama SM School of Universe. Penguatan itu dilakukan ketika wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama Sekolah Menengah SM School of Universe, 28 Agustus 2008, di School of Universe Parung 92 memberikan arahan dan bimbingan serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran. Misalnya guru memberikan peluang sebesar-besarnya kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan cara memberikan kesempatan untuk bertanya, menyampaikan gagasan dan menuangkan ide-ide yang dimiliki peserta didik dalam berbagai bentuk metode seperti diskusi kelompok dan kerja kelompok. 64 Jadi proses pembelajaran diupayakan semaksimal mungkin melibatkan keaktifan siswa. Pembelajaran yang terlibat langsung dalam objek pembelajaran akan menimbulkan belajar yang menyenangkan, karena dengan belajar tanpa dibatasi oleh ruang siswa akan merasa tidak cepat jenuh atau bosan. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran sekolah alam School of Universe bahwa belajar itu harus menyenangkan bagi siswa. 65 Hal ini dilakukan karena sekolah selama ini pada umumnya membosankan bagi siswa. School of Universe memberikan kebebasan kepada guru untuk meggunakan dan memilih metode apapun yang penting mengacu pada konsep pembelajaran yang menyenangkan. Maka guru harus kreatif dan mempunyai inisiatif untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Berkaitan dengan hal ini, guru sekolah alam School of Universe harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, agar siswa tidak mudah bosan belajar. Pada penerapannya, dengan mengacu pada konsep-konsep pendidikan yang telah disebutkan di atas, banyak macam metode yang diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan. Misalnya metode cerita, metode diskusi, 64 Berdasarkan hasil wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama Sekolah Menengah SM School of Universe, 28 Agustus 2008, di School of Universe Parung 65 Berdasarkan wawancara dengan Lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe Parung 93 metode game, metode kerja kelompok, metode demonstrasi, metode pemecahan masalah, metode observasi, metode diskusi, metode field trip, dan metode ceramah. Metode Cerita merupakan metode yang biasanya diambil dari kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an ataupun kisah-kisah para nabi dan rasul. Cerita sebagai suatu metode pendidikan sangat mempunyai daya tarik yang menyentuh perasaan. Oleh karena itu, dalam pendidikan Islam metode ini dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan. 66 Metode Diskusi bertujuan untuk lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan peserta didik terhadap suatu masalah. 67 Dalam metode ini perlu diperhatikan etika-etika berdiskusi yang baik seperti tidak memonopoli pembicaraan dan saling menghargai pendapat orang lain. Dalam pendidikan Islam metode diskusi ini sangat diakui keberadaannya sebagaimana banyak ayat-ayat al-Qur’an yang menyinggung tentang metode ini. Metode demonstrasi merupakan suatu cara mengajar dengan mempertunjukkan sesuatu. 68 Hal yang dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model atau suatu keterampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntut memperhatikan suatu obyek atau proses yang didemonstrasikan. Tujuan pokok penggunaan metode ini dalam proses pembelajaran adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan memperlihatkan memberi contoh cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu. Metode demonstrasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI digunakan untuk mengetahui bagaimana proses mengerjakan sesuatu, misalnya 66 Lihat. Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1999, h. 183 67 Lihat. M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 75 68 Lihat. Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005, h. 189 94 bagaimana cara mengerjakan shalat gerhana, bagaimana cara mengkafani jenazah, dan bagaimana cara melafalkan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan ilmu tajwid. Metode Pemecahan Masalah. Metode pemecahan masalah merupakan metode berpikir yang dimulai dari mencari data sampai menarik kesimpulan. Untuk menerapkan pembelajaran dengan metode pemecahan masalah, guru dapat memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Masalah dapat diambil dari kehidupan sehari-hari siswa maupun masalah-masalah aktual yang sedang terjadi di masyarakat. Metode-metode tersebut, pada tataran prakteknya tidaklah berdiri sendiri-sendiri dan monoton, akan tetapi biasanya digunakan secara bersamaan dan bervariasi sesuai dengan kebutuhan. 69 Pada materi-materi yang bersifat prinsipal, faktual atau keterampilan dengan tujuan pemahaman dan aplikasi seperti pada pokok bahasan tentang kewajiban terhadap jenazah, maka metode yang digunakan adalah perpaduan metode tanya jawab, demonstrasi dan simulasi. Penggunaan metode yang bervariasi pada proses pembelajaran dilakukan agar dapat tercapai tujuan pembelajaran, standar kompetensi dan kompetensi dasar. Selain itu, metode bervariasi diterapkan agar pembelajaran tidak membosankan dan peserta didik tidak merasa dibebani oleh materi pembelajaran serta pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan. Pendidikan Agama Islam tidak hanya berlangsung dalam proses pembelajaran, namun juga berlanjut dalam setiap kegiatan dan pergaulan. Dengan demikian, metode keteladanan merupakan hal yang sangat ditekankan dalam mendidik anak, baik ketika proses belajar maupun dalam bergaul sehari-hari. Keteladanan adalah salah satu 69 Beradasrkan wawancara dengan Berdasarkan hasil wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama SM School of Universe, 27 Agustus 2008, di School of Universe Parung. Dan berdasarkan observasi peneliti pada pembelajaran PAI di School of Universe, 27 Agustus 2008, Parung Bogor 95 metode yang paling utama yang harus diterapkan dalam pendidikan agama Islam di sekolah alam School of Universe. 70 Sebagai tauladan guru harus menjadi model pertama yang menerapkan perilaku sesuai dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam yang diajarkannya, 71 baik dalam proses pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa memiliki pemahaman dan pengalaman awal tentang cara mempraktikkan nilai-nilai akhlak mulia dan ajaran agama yang benar. Pendidikan Agama Islam bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, melainkan dapat mengarahkan peserta didik untuk menjadi manusia yang benar-benar mampu mengaplikasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mempunyai kualitas keberagamaan yang kuat. Senada dengan ungkapan tersebut di atas, bagi School of Universe tujuan utama Pendidikan Agama Islam ialah keberagamaan siswa itu sendiri, bukan terutama pada pemahaman tentang agama semata. 72 Dengan kata lain, yang diutamakan dalam pendidikan agama di School of Universe bukan hanya knowing mengetahui tentang ajaran dan nilai-nilai agama ataupun doing bisa mempraktikkan apa yang diketahui setelah diajarkannya di sekolah, tetapi justru lebih mengutamakan being-nya beragama atau menjalani hidup atas dasar ajaran dan nilai-nilai agama. Karena itu, Pendidikan Agama Islam harus lebih diprioritaskan pada tataran moral action, yakni agar siswa tidak hanya berhenti pada tataran kompeten competency, tetapi sampai 70 Berdasarkan wawancara dengan lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe Parung Bogor. Menurut Asmuni, guru adalah cerminan bagi muridnya. Jika ingin siswanya baik, maka harus dimulai dari gurunya. Berdasarkan wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama SM sekolah alam School of Universe, 27 Agustus 2008, Parung Bogor. 71 Berdasarkan wawancara dengan Lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe Parung Bogor. Menurut Asmuni Marzuki, guru agama tingkat Sekolah Menengah SM School of Universe, bahwa penerapan metode ini bukan hanya bagi guru agama, namun semua guru dan pimpinan harus menjadi tauladan bagi peserta didik. Karena guru merupakan cermin bagi anak dalam membentuk sikap mereka. Berdasarkan hasil wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama SM School of Universe, 27 Agustus 2008, di School of Universe Parung 72 Berdasarkan hasil wawancara dengan Lendo Novo, 8 April 2008, di School of Universe Parung 96 memiliki kemauan will dan kebiasaan habit mewujudkan ajaran agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut di atas, hal yang sangat ditekankan dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah alam School of Universe adalah aplikasi dari semua ajaran- ajaran Islam yang telah diterapkan. Dengan demikian metode pembiasaan sangat ditekankan dalam Pendidikan Agama Islam melalui kebiasaan-kebiasaan menerapkan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya membiasakan shalat berjama’ah, menjaga kebersihan lingkungan, dan membiasakan sifat solidaritas antar teman. Bila ditinjau dari segi metode ketauladanan dan kebiasaan yang diterapkan sekolah alam School of Universe di atas sangat sesuai dengan prinsip efektivitas 73 dalam pengembangan kurikulum. Efektivitas dalam pendidikan selalu dikaitkan dengan metode. Dalam proses Pendidikan Agama Islam, metode mempunyai kedudukan yang penting dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan. Karena metode akan menjadi sarana yang bermakna dan faktor yang akan mengefektifkan pelaksanaan pendidikan. Melalui metode yang tepat bukan saja materi pelajaran yang akan tercapai, tetapi jauh dari itu, melalui metode pendidikan pengertian-pengertian 73 Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum. Yaitu sejauhmana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum. Yaitu sejauhmana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan. Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum, yaitu: Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Efektivitas kegiatan guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Sejauhmana kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Kedua, efektivitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas siswa ini berhubungan dengan sejauhmana siswa dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan atau jangka waktu tertentu. Lihat. Lihat. Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999, cet. Ke- 1, 114.. Lihat pula. Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Prenada Media Group, 2008, h. 41. 97 fungsional dari pendidikan terhadap tingkah laku juga dapat terserap oleh peserta didik. Aspek sasaran pendidikan agama bukan hanya pada ranah kognitif, tapi lebih ditekankan pada ranah penghayatan dan aplikasi. Sehingga metode yang diterapkan berbeda dengan yang lainnya. Metode keteladanan yang diterapkan oleh School of Universe dalam pendidikannya merupakan usaha yang sesuai dengan prinsip efektifitas. Menurut Abdullah Nashih Ulwan, 74 metode keteladanan yang diterapkan pendidik baik disadari maupun tidak sangat memberikan kesan yang mendalam dalam diri peserta didik. Selain itu, Muhammad Quthb 75 dalam Manhaj Al Tarbiyah Al Islamiyyah mengemukakan bahwa metode keteladanan merupakan metode yang paling baik. Dengan metode ini anak akan dapat melihat, menyaksikan dan meyakini cara yang sebenarnya sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah. Dengan demikian metode ketauladanan merupakan metode yang sangat urgen untuk diterapkan dalam pendidikan agama Islam. Melalui metode keteladanan, siswa dapat melihat, menyaksikan, dan meyakini cara yang sebenarnya, sehingga siswa dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah. Selain itu, kebiasaan adalah salah satu cara yang sangat ditekankan oleh sekolah School of Universe. Metode ini sangat tepat, karena kebiasaan merupakan hal yang sangat efesien dalam membentuk pribadi seseorang. Metode ini sangat efektif digunakan dalam pembinaan mental dan akhlak siswa. Pembiasaan yang dilakukan guru terhadap siswa akan menjadi mudah bagi siswa untuk melakukan apa yang dibiasakan. 76 Selain itu, dilihat dari perkembangan seorang anak, metode pembiasaan 74 Lihat. Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyyah, jilid. 2, h. 633 75 Lihat. Muhammad Quthb, Manhaj Al Tarbiyyah Al Islamiyyah, Kairo: Dar Al Kalam, tt, h. 222 76 Metode ini dikenal dengan metode tajribi, yaitu latihan pengalaman dan pembiasaan yang digunakan dalam pendekatan pendidikan. Pengalaman dimaksudkan sebagai latihan terus menerus 98 sangat tepat, sebab usia anak-anak adalah merupakan usia untuk meniru qudwah. Apa yang bisa dilihat dan diamati akan mudah terekam dalam benaknya dan kemudian akan menjadi bagian dari kepribadiannya. 77 Menurut Tafsir, 78 pembiasaan itu juga berlaku dan diperlukan untuk kalangan dewasa. Maka metode ini juga bisa diterapkan pada orang dewasa. Sejalan dengan metode ini, Al Abrasyi 79 mengatakan bahwa: ﻪﻴﹶﻠﻋ ﺏﺎﺷ ٍﺀﻲﺷ ﻰﹶﻠﻋ ﺐﺷ ﻦﻣ Barang siapa yang membiasakan sesuatu di waktu mudanya, waktu tua akan menjadi kebiasaannya juga Sedangkan bila dilihat dari aspek keserasian antar komponen kurikulum, kurikulum Pendidikan Agama Islam School of Universe sesuai dengan prinsip relevansi. Hal ini dapat dilihat pada prinsip guru School of Universe, bahwa guru harus memperhatikan metode pembelajaran sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran dalam menggunakan metode pembelajaran. 80 Misalnya tujuan yang harus dicapai adalah siswa mampu mempraktekkan shalat jenazah dengan baik dan benar, maka metode yang akan digunakan adalah metode diskusi dan metode demonstrasi. Dengan metode ini, siswa akan dibekali pemahaman yang mendalam sehingga seseorang terbiasa melakukan sesuatu sepanjang hidupnya. Lihat. Heri Juhari Mukhtar, Fiqih Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 27 77 Lihat. Umar Ahmad Umar, Manhaj Al Tarbiyah fi Al Quran wa Al Sunnah Damsik: Dar al Marifah, 1996, cet. Ke- 1, h. 241. Lihat pula. Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyah al Aulad fi Al Islam, Beirut: Dar Al Salam, 1978, cet. Ke-2, h. 665. Lihat pula. Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, Jakarta: Gunung Agung, tt, h. 113 78 Ahmad Tafsir, Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, h. 156 79 Lihat. Muhammad Athiyah Al Abrasyi, At Tarbiyah Al Islamiyah, Kairo: Darul Ulum, tt, h. 144 80 Berdasarkan wawancara dengan Asmuni Marzuki, Guru Agama SM sekolah alam School of Universe, 27 Agustus 2008, Parung Bogor. Dan wawancara dengan M. Ishak, Guru Agama TK dan SD, 11 Agustus 2008, di School of Universe, Parung Bogor. 99 tentang teori yang berkaitan dengan sholat jenazah, setelah itu akan dipraktekkan secara bersama-sama bagaimana cara melakukan shalat jenazah tersebut.

C. Evaluasi Pendidikan Agama Islam School of Universe