Tujuan dan Signifikansi Penelitian Sistematika Penulisan

19 penulis memfokuskan pada kurikulum PAI yang ada di sekolah alam, yaitu sekolah alam School of Universe. Kajian tentang pengembangan kurikulum PAI di sekolah ini menjadi penting, mengingat bahwa pengembangan kurikulum, khususnya kurikulum PAI merupakan salah satu usaha yang saat ini menjadi diutamakan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang bermunculan di Indonesia. Sekolah Alam adalah salah satu sekolah yang muncul dengan membawa inovasi kurikulum baru dalam sistem pendidikannya, termasuk kurikulum pendidikan agamanya.

E. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

Sebagaimana permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk: 1. Merumuskan konsep pendidikan yang digagas sekolah alam 2. Mengetahui cara sekolah alam mengembangkan kurikulum 3. Mengetahui distingsi sekolah alam dan pendidikan di Indonesia Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu untuk: 1. Memberikan sumbangan untuk memperkaya khazanah keilmuan Islam, khususnya dalam bidang kurikulum Pendidikan Agama Islam. 2. Memberikan masukan konstruktif bagi lembaga-lembaga pendidikan, khususnya bagi Sekolah Alam School of Universe dan umumnya bagi sekolah-sekolah lainnya. 3. Menjadi bahan rujukan dan pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya dalam pengembangan bidang kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah alam maupun sekolah lain. 20

F. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan paradigma naturalistik kualitatif yang bertujuan untuk memahami understanding makna perilaku, simbol-simbol dan fenomena- fenomena. 30 Penelitian kualitatif dapat dikatakan penelitian naturaslistik, sebab peneliti menyelidiki peristiwa yang terjadi secara alamiah atau natural. Pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif melalui kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang, peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam perilaku yang dapat diamati. 31 Adapun jenis penelitiannya adalah studi kasus, yaitu suatu studi yang yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian atau dapat dikatakan bahwa studi kasus ialah penelitian yang rinci mengenai suatu latar atau suatu objek atau suatu penyimpanan dokumen atau peristiwa tertentu. 32 Artinya peneliti melakukan penyelidikan secara mendalam tentang kasus pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah alam; studi kasus di School of Universe. Untuk mengungkap bagaimana dan seperti apa pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam di sekolah alam School of Universe tersebut digunakan pendekatan fenomenologi, yaitu pendekatan riset yang dipergunakan untuk membantu memahami berbagai fenomena sosial dalam masyarakat atau sekolah. 33 Dalam hal ini, 30 Imam Suprayogo Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2003, cet-ke 2, h. 93 31 C.R. Bogdan S.J. Taylor, Introduction In Qualitative Research Methods, New York: John Wiley Son Inc, 1993, h. 54 32 Lihat. Burhan Bungir, Analisis Data Kualitatif; Pemahaman Filosofis dan Metodologis kearah Penguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, h. 20. 33 http:www.itpin.comblog20060628fenomenologi,7 September 2009. 21 peneliti mengalami langsung fenomena yang diamati, yaitu mengamati langsung dan ikut terlibat langsung dalam proses pembelajaran yang berlangsung di School of Universe, sehingga seluruh data yang dibutuhkan peneliti dapat terakses dengan akurat untuk dimaknai. Dengan demikian fenomenologi adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan struktur pengalaman dari sebuah masyarakat atau sekolah yang tidak saja digambarkan secara utuh tapi juga dimaknai serta diinterpretasi.

2. Penentuan Objek Penelitian

Sesuai dengan sifat dasar penelitian kualitatif, dimana informasi ditemukan berdasarkan pada imformasi kunci. Maka untuk memudahkan penelitian, objek penelitian dipilih berdasarkan beberapa alasan. Pertama, mengambil lokasi terdekat. Kedua, School of Universe merupakan sekolah alam yang didirikan langsung oleh penggagas sekolah alam. Ketiga, School of Universe melakukan pengembangan kurikulum, termasuk kurikulum Pendidikan Agama Islam.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa cara. Pertama, menghimpun referensi berupa ayat al-Quran, Hadits, kitab, buku, pendapat ulama, para pakar pendidikan serta teks-teks hasil rumusan lainnya yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, untuk kepentingan merumuskan teori tentang pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam PAI. Kedua, melakukan observasi dengan cara melakukan pengamatan dan terlibat langsung dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di School of Universe. Dalam hal ini peneliti melakukan pencatatan sistematis terhadap fenomena di lapangan. 22 Ketiga, melakukan wawancara dan dokumentasi untuk mencari makna dari seluruh fenomena atau perbuatan yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang sedang diamati untuk diinterpretasi.

4. Sumber Data

Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh secara langsung melaui observasi, wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan dalam wawancara dipilih berdasarkan pada beberapa karakteristik tertentu, yaitu: Pertama, orang yang mengetahui informasi dan masalah yang berkaitan dengan penelitian secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Kedua, orang yang terlibat langsung dalam masalah yang berkaitan dengan penelitian atau proses pembelajaran di School of Universe. Informan berkembang sesuai dengn kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Karena itu, berdasarkan pertimbangan di atas, maka yang dijadikan informan kunci adalah: Pendiri Sekolah Alam, Kepala Sekolah, Guru Agama, Guru Kelas, Dan Bagian Tata Usaha. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui pembacaan dan penganalisaan hasil media publikasi dan penerbitan yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti berupa buku-buku, majalah, surat kabar, artikel dan lain sebagainya.

5. Teknik Analisa Data

Analisa data diawali dengan mengidentifikasi data, penyajian data, kemudian menarik kesimpulan. Artinya setelah data terkumpul, dilakukan pengaturan, pemilahan, pengkodean, penelaahan, pengelompokkan, sistemisasi, penafsiran, dan verifikasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Kuntjaraningrat, bahwa pengumpul data bertugas menggolong-golongkan data menurut macamnya, kemudian menafsirkan, 23 mengkode atau menggolongkannya menurut kategori yang tepat. 34 Berkaitan dengan hal ini, Lexy J. Moloeng mengemukakan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. 35 Karena merupakan penelitian kualitatif, maka analisa datanya bersifat berkelanjutan dan dikembangkan sepanjang program. Maksudnya analisis data tidak hanya dilakukan setelah pengumpulan data selesai, melainkan dilakukan mulai dari penetapan masalah, pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Metode seperti ini akan memudahkan peneliti untuk mengetahui metode mana yang harus dipakai pada tahap berikutnya. Proses analisa data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu: dari pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, wawancara, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya. Setelah dibaca dan dipelajari serta ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan- satuan itu kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. 36 Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap penafsiran data terhadap seluruh data yang didapat. 34 Kuntjaraningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993, Ed. 3, h. 275 35 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya: 2007, h. 121 36 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 190 24 Tahap berikutnya adalah penyajian data. Dalam tahap ini, peneliti menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara sistematis tersebut diambil kesimpulan sehingga makna data bisa ditemukan. Namun kesimpulan itu bersifat sementara saja dan masih bersifat umum. Agar kesimpulan diperoleh secara final, maka data lainnya perlu dicari. Data baru ini bertugas melakukan pengujian terhadap berbagai kesimpulan tentatif tadi.

6. Pengecekan Kreadibilitas Data

Uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan, pengamatan, triangulasi dan pengecekan sejawat. 37 Dalam penelitian ini, uji kreadibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian dilakukan dengan cara: Pertama, perpanjangan keikutsertaan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen. Karena itu, keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan peneliti akan menguatkan derajat kepercayaan data. Kedua, Triangulasi. Teknik Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan melalui sumber, metode, penyidik, dan teori. Teknik Triangulasi dengan sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan cara: 1 membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2 membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu 3 membangun hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Teknik Triangulasi dengan penyidik 37 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya: 2007, h. 175 25 artinya dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Ketiga, Pengecekan sejawat melalui diskusi. Teknik ini dilakukan peneliti dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Hal ini dilakukan dengan maksud agar peneliti dapat mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Diskusi dengan sejawat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk menguji hal muncul dari pemikiran peneliti.

G. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian ini penulis kelompokkan menjadi lima bab, masing-masing bab dibahas dalam beberapa sub bab yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut: Bab satu merupakan gambaran umum untuk memberikan pola pemikiran bagi keseluruhan tesis ini yang meliputi latar belakang masalah yang berisi alasan-alasan dan pentingnya masalah ini diangkat, kemudian identifikasi masalah yang diambil dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul dari latar belakang masalah, selanjutnya batasan masalah dan rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab dua mengkaji tentang sekolah, kurikulum Pendidikan Agama Islam, dan tantangan global. Kajian tersebut mencakup: sekolah sebagai sarana pendidikan, sekolah alam dalam menjawab tantangan global, dan Pendidikan Agama Islam sebagai Dasar Pendidikan Sekolah. Bab tiga mengkaji tentang bentuk pengembangan Pendidikan Agama Islam di School Of Universe. Pertama yang akan dibahas adalah gambaran umum sekolah 26 alam School of Universe. Kemudian pengembangan-pengembangan yang dilakukan School of Universe, yang meliputi pengembangan materi, pengembangan metode, dan pengembangan evaluasi. Bab empat membahas tentang distingsi sekolah alam School of Universe dan pendidikan di Indonesia. Pembahasan ini meliputi: penijauan dari aspek psikologis, aspek sosiologis, dan aspek organisatoris. Bab lima merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan rekomendasi. Dalam kesimpulan penulis menyimpulkan hasil penelitian dengan merujuk kepada rumusan masalah yang telah disebutkan dalam tesis ini. Kemudian diakhiri dengan saran. 27

BAB II SEKOLAH, KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN

TANTANGAN GLOBALISASI A. Sekolah Sebagai Sarana Pendidikan Pendidikan adalah sarana untuk mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia yang berlangsung seumur hidup dan pelaksanaannya dimulai sejak anak dilahirkan sampai akhir hayat, serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pada mulanya pendidikan dilakukan di rumah atau di lingkungan keluarga dan orang tua menjadi penanggungjawab penuh. Namun seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran konsep pendidikan dari pendidikan keluarga menjadi pendidikan sekolah dan guru adalah tenaga yang professional. Hal ini mengandung makna bahwa pendidikan sekolah merupakan tumpuan utama bagi masyarakat, sehingga menuntut penanganan yang serius dan professional. 1 Dalam pembahasan peranan sekolah sebagai sarana pendidikan, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang asal pengertian sekolah, dalam bahasa latin “schola” berarti leasure dapat diartikan dengan waktu terluang, di samping waktu yang digunakan untuk bekerja memenuhi kebutuhan tuntutan hidup sehari-hari, sekolah dapat juga didefinisikan sebagai yang menghendaki kehadiran penuh kelompok- kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat. Sekolah adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda 2 . Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan segala perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan proses pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Kedua, sekolah berarti suatu kegiatan atau proses belajar 1 Muhaimain, Nuansa Baru Pendidikan Islam; Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, h.112. 2 Lihat. Adi Wikarto, Lembaga Pendidikan di Indonesia, Jakarta: 1988, h. 81