Subjek Penelitian Sumber Data

Dea Audia S anti, 2014 PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BIPA tingkat dasar. Penggolongan kedalam tingkat dasar telah disesuaikan dengan standar The Common European Framework of Reference CEFR.

3.4 Sumber Data

3.4.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pembelajar asing asal Turki yang berjumlah 3 orang dengan kemampuan berbahasa Indonesia tingkat dasar. Tabel 3.2 Subjek Penelitian No Nama Usia Pekerjaan 1 Mustafa Kur ş un 22 Penerjemah Bahasa 2 Emel Da ş dibek 23 Psikolog 3 Bet ü l Selda Sener 23 Karyawan Ketiga pembelajar BIPA tersebut semua tergolong pembelajar tingkat dasar karena mereka sama-sama belum mengetahui struktur bahasa Indonesia dengan baik. Mustafa Kursun berencana menikah dengan orang Indonesia, karena alasan itu Mustafa sangat ingin menguasai bahasa Indonesia untuk tujuan komunikasi. Dia lahir di Turki dan dibesarkan di keluarga dengan bahasa Ibu bahasa Turki. Tetapi saat menginjak bangku Sekolah Menengah Atas, dia memutuskan untuk mengambil kelas bahasa. Selama 3 tahun di SMA Mustafa belajar bahasa asing. sampai akhirnya Mustafa masuk Universitas dan kembali mengambil spesialisasi bahasa. Jurusan yang dia ambil adalah jurusan “Interpreting and Translation”, jurusan khusus terjemahan. Bahasa yang dipelajari secara mendalam adalah bahasa Inggris, Rusia, Korea, dan Jerman. Selama kuliah, Mustafa tinggal dengan beberapa orang Indonesia. tetapi tidak Dea Audia S anti, 2014 PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu sekalipun berinteraksi dengan bahasa Indonesia. Mustafa berkomunikasi menggunakan bahasa Turki ketika berkomunikasi dengan orang-orang Indonesia di sekitarnya. Perkenalan Mustafa dengan peneliti terjadi di facebook. Tahun 2013 Mustafa pernah mengunjungi Indonesia selama 10 hari. Dari situ Mustafa mulai mengenal sedikit kosakata bahasa Indonesia. kosakata dasar contohnya seperti “selamat datang, salam kenal, apa kabar, dan terima kasih”. Emel Da ş dibek juga belajar bahasa Indonesia untuk keperluan komunikasi. Emel dilahirkan dan dibesarkan di Turki dengan bahasa ibu bahasa Turki. Sekolah di jurusan psikologi dan mempunyai ketertarikan tersendiri dengan budaya asing. budaya asing yang dia sukai salah satunya adalah budaya Indonesia. Emel mempelajari budaya Indonesia secara otodidak. Perkenalan peneliti dengan Emel adalah melalui facebook. Perkenalan dilakukan dengan menggunakan bahasa Inggris. Waktu itu kempuan bahasa Inggris Emel dibilang tidak terlalu bagus. Jadi komunikasi dilakukan dengan terbatas. Emel Dasdibek sebenarnya tidak berencana menikah dengan orang Indonesia, melainkan dengan orang Malaysia. Tapi Emel Dasdibek menganggap bahasa Indonesia mempunyai struktur bahasa yang sama dengan bahasa Melayu. Itulah salah satu alasan dia mempelajari bahasa Indonesia Bet ü l Selda Sener lahir di Turki dan dibesarkan dengan bahasa Ibu bahasa Turki. Betul Pernah mempelajari bahasa Inggris di sekolah dasar sampai menengah atas. Tetapi kemampuan bahasa Inggrisnya bisa dikatakan tidak terlalu baik. Perkenalan Betul dan peneliti terjadi di facebook. Saat itu Betul mengutarakan kekagumannya terhadap budaya dan bahasa Indonesia dan berkata bahwa dia ingin ke Indonesia suatu hari nanti. Betul berencana mengikuti seleksi beasiswa pendidikan di salah satu sekolah di Indonesia, salah satu syaratnya dia harus fasih berbahasa Indonesia. Alasan itulah yang menyebabkan dia mencari tutor bahasa Indonesia secara tidak resmi untuk belajar berkomunikasi dengan bahasa Indonesia. Dea Audia S anti, 2014 PENERAPAN METODE LANGSUNG DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA KEGIATAN SEHARI-HARI PADA PEMBELAJAR BIPA TINGKAT DASAR Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Grup facebook dipilih sebagai tempat penelitian karena pengajar dan pembelajar tidak bisa bertemu secara langsung dalam kelas nyata. Selain itu juga, pembelajaran bahasa dalam grup facebook bisa memudahkan para pembelajar yang memiliki kesibukan, karena pembelajaran dalam grup facebook tidak menuntut para pembelajar bertemu di dunia maya pada waktu yang bersamaan. Grup facebook lebih bersifat fleksibel, karena pembelajaran dalam grup facebook tidak terikat ruang dan waktu.

3.4.2 Data dan Sumber Penelitian