Pengetahuan berkenaan dengan jenis-jenis APD, cara pemakaian serta kegunaan dari APD tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
Sumarna 2013, pengetahuan petugas laboratorium rumah sakit merupakan faktor penting dalam menggunakan APD. Dalam penelitiannya pengetahuan tersebut tidak
mesti diperoleh dari pendidikan formalnya, tetapi dapat juga diperoleh dari bimbingan teknis, pengalaman dirinya atau rekan kerja lain, sehingga semakin
banyak ia memperoleh hal tersebut maka semakin besar kemungkinan untuk menggunakan APD.
Menurut Notoatmodjo 2003 pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya suatu tindakan, tindakan yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih baik dan lebih tepat daripada tindakan yang tidak didasari oleh pengetahuan.
5.4. Hubungan Sikap Terhadap Pemakaian APD
Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 25 pekerja terdapat 5 orang 83.3 bersikap baik dengan pemakaian APD lengkap dan tidak lengkap 2
orang 28.6 dan bersikap cukup 4 orang 21.1 dengan pemakaian APD lengkap dan tidak lengkap 14 orang 77.8. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak
adanya hubungan yang signifikan antara sikap dengan pemakaian APD. Hal ini
Universitas Sumatera Utara
ditunjukkan dengan n ilai ρ=0.058 ρ0.05. Tetapi dapat masuk dalam model uji
multivariat, bila hasil uji bivariat mempunyai nilai ρ0.25 maka variabel tersebut masuk dalam model uji multivariat ρ=0.058 ρ0.25. Semakin kecil nilai ρ0.05
maka semakin besar hubungannya. Sehi ngga dari nilai ρ=0.058 menunjukkan
hubungan sikap dengan pemakaian APD semakin kecil. Hal ini selaras dengan penelitian Yesayas 2009 bahwa tidak ada hubungan
sikap terhadap pemakaian APD dengan nilai ρ=0.515 ρ0.05. Sebagian besar pekerja yang bersikap baik tetapi masih banyak pekerja yang tidak memakai APD.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh motivasi kerja. Memiliki sikap yang baik tetapi tidak menerapkan tindakan yang sehat dan selamat, serta tidak terjadi hal yang buruk yang
menimpa dirinya, maka pekerja tersebut tidak termotivasi untuk memakai APD sehingga sikap baik yang ada pada dirinya tidak diterapkan dalam tindakan nyata.
Sebaliknya hal ini tidak selaras dengan hasil penelitian Mulyanti 2008 bahwa ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan APD dengan nilai
ρ=0.019 ρ0.05. Semakin baik sikap responden maka kemungkinan besar akan semakin baik dalam menggunakan APD dalam bekerja. Secara teoritis menurut
Santoso 2004 sikap merupakan reaksi yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, dan sikap biasanya didasarkan atas pengetahuannya.
Menurut Notoatmodjo 2003 menjelaskan bahwa sikap merupakan proses mental yang terjadi pada individu yang akan menentukan respon yang baik dan nyata
Universitas Sumatera Utara
dari setiap orang yang berbeda. Pengetahuan seseorang terdiri dari enam domain yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Setiap tingkatan
memperlihatkan kemampuan individu. Pembuktian seberapa tinggi pengetahuan pekerja dilihat dari seberapa tinggi sikap pekerja dalam menggunakan alat pelindung
diri ketika bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pekerja telah memiliki pengetahuan
yang baik tentang pemakaian APD dan mereka merespon dengan baik. Tetapi ada juga pekerja yang memiliki pengetahuan baik dan kurang merespon dengan baik
terhadap pemakaian APD karena mereka merasa tidak nyaman dalam menggunakan alat pelindung diri sehingga memperlambat pekerjaan mereka.
5.5. Hubungan Kondisi APD Terhadap Pemakaian APD