Cara Pelaksanaan Penyadapan Penggunaan Stimulan

APD merupakan peralatan yang harus disediakan oleh pengusaha untuk karyawannya. APD standar untuk bahan kimia berbahaya adalah pelindung kepala, pelindung mata, pelindung wajah, pelindung tangan, dan pelindung kaki. 2.2. Tanaman Karet 2.2.1. Penyadapan Pemungutan hasil tanaman karet disebut penyadapan karet. Penyadapan karet menderes, menoreh, tapping adalah mata rantai pertama dalam proses produksi karet. Penyadapan dilaksanakan dikebun produksi dengan menyayat atau mengiris kulit batang dengan cara tertentu, dengan maksud untuk memperoleh lateks atau getah.

2.2.2. Cara Pelaksanaan Penyadapan

Menyadap menderes, menoreh karet dilakukan dengan cara menyayat kulit batang karet dari kiri ke kanan bawah dengan pisau sadap. Beberapa cara pelaksanaan penyadapan, baik yang sudah umum digunakan maupun yang masih dalam taraf penelitian dan pengembangan. Cara-cara tersebut di antaranya adalah : 1. Sadapan arah ke bawah Cara sadapan ini sudah banyak dikenal dan dilaksanakan baik oleh perkebunan besar maupun oleh perkebunan rakyat. Yang dimaksud dengan sadapan arah ke bawah downward tapping adalah sadapan yang dilaksanakan dengan membuat irisan dari kanan atas ke kiri bawah menuju pangkal batang. Universitas Sumatera Utara 2. Sadapan arah ke atas Sadapan arah ke atas upward tapping dilakukan pada bidang sadap yang terletak di atas bidang sadap sadapan ke bawah. Arah irisan sadapan adalah dari kiri bawah ke kanan atas, sehingga habisnya kulit menuju ke atas. 3. Sadapan mini mini-cut tapping Sadapan mini adalah penyadapan dengan cara iris dan panjang irisan hanya pendek saja, misalnya 2 cm, 5 cm. Tingginya sadapan tergantung dari jumlah iris mini yang dikehendaki. Makin banyak jumlah irisan, tinggi sadapan akan makin bertambah. 4. Sadapan tusuk puncture tapping Sadapan ini dinamai sadapan tusuk karena dalam pelaksanaan penyadapan menggunakan alat tusuk yang berbentuk seperti sebuah jarum.

2.2.3. Penggunaan Stimulan

Usaha peningkatan produksi lateks dewasa ini dilaksanakan melalui berbagai usaha, antara lain : 1. Melaksanakan teknis budidaya yang baik seperti menanam klon unggul, pemupukan dengan dosis yang tepat dan teratur, sistem penanaman dan pemeliharaan yang baik. 2. Dalam dua-tiga dasa warsa terakhir ini telah dikembangkan pula penggunaan stimulan. Stimulasi lateks umumnya dilaksanakan pada tanaman karet yang telah dewasa dengan tujuan untuk mendapatkan kenaikan hasil lateks sehingga dapat diperoleh tambahan keuntungan bagi pengusaha perkebunan karet. Universitas Sumatera Utara Dalam melaksanakan stimulasi diperlukan peralatan berupa : 1. Alat kerokan 2. Alat pembuat tanda bekas kerokan 3. Kuas atau sabut kelapa berukuran lebar 1 atau 1,5 inci 4. Ember kecil 5. Mangkok tambahan untuk menampung lump dari tetesan lanjut late drops pada penyadapan Setyamidjaja, 1993. Adapun jenis stimulan yang digunakan di PT Socfin Indonesia Tanah Besih ini adalah jenis stimulan cair yang mana adalah Ethrel 10 ELS. Menurut panduan Instruksi Kerja Stimulasi pada Tanaman Karet di PT Socfin Indonesia ini yang menjadi pedoman pengenceran Ethrel ini adalah : 1. Untuk mendapatkan Ethrel dengan konsentrasi tertentu dari Ethrel 10 ELS, dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 2.1. Konsentrasi Ethrel Yang Di Inginkan Dengan Perbandingan Jumlah Bagian Ethrel 10 ELS dan Jumlah Bagian Pelarut. Konsentrasi Ethrel yang diinginkan dari Ethrel 10 ELS Jumlah bagian Ethrel 10 ELS Jumlah bagian pelarut 2,5 1 3 3,3 1 2 5,0 1 1 Keterangan : Pelarut dapat berupa : Aquadest, Air Hujan Universitas Sumatera Utara 2. Pengenceran harus dilakukan pagi hari sebelum mengancak jam 5.00 pagi. Tap Control kebun dan Mandor Stimulasi yang bertanggung jawab untuk pengenceran Ethrel tersebut. 3. Pencampuran Ethrel 10 ELS dengan pelarut untuk konsentrasi tertentu 2,5 , 3,3 , atau 5 dilaksanakan dengan menggunakan mixer selama ± 15 menit dengan RPM = 300 – 600. Selesai pengenceran, larutan Ethrel tersebut diisikan kedalam jerigen-jerigen plastik Ethrel yang sudah bersih, dan siap untuk diaplikasikan Sistem Manajemen Socfindo, 2011. 2.3. Alat Pelindung Diri APD 2.3.1. Pengertian Alat Pelindung Diri APD

Dokumen yang terkait

Motivasi Usia Lanjut Untuk Tinggal Di Panti Sosial Tresnawerdha "Abdi" Binjai Tahun 2002

0 54 81

Gambaran Faktor-Faktor Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja di Departemen Metalforming PT. Dirgantara Indonesia (Persero) Tahun 2014

1 12 100

Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pekerja dalam penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada industri pengelasan informal di Kelurahan Gondrong, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang Tahun 2013

2 29 157

Identifikasi bahaya dan gambaran perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Laundry di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta Tahun 2013

11 86 142

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

9 51 136

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT. LEMBAH KARET PADANGTAHUN 2014.

1 11 10

Hubungan faktor enabling dengan pemakaian alat pelindung diri (apd) pada tenaga kerja di pt. suwastama pabelan Titin

0 0 81

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 1 16

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pada Pekerja Pandai Besi di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kab. Tapanuli Utara Tahun 2016

0 0 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA PENGELASAN INFORMAL

0 3 11