dari setiap orang yang berbeda. Pengetahuan seseorang terdiri dari enam domain yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Setiap tingkatan
memperlihatkan kemampuan individu. Pembuktian seberapa tinggi pengetahuan pekerja dilihat dari seberapa tinggi sikap pekerja dalam menggunakan alat pelindung
diri ketika bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pekerja telah memiliki pengetahuan
yang baik tentang pemakaian APD dan mereka merespon dengan baik. Tetapi ada juga pekerja yang memiliki pengetahuan baik dan kurang merespon dengan baik
terhadap pemakaian APD karena mereka merasa tidak nyaman dalam menggunakan alat pelindung diri sehingga memperlambat pekerjaan mereka.
5.5. Hubungan Kondisi APD Terhadap Pemakaian APD
Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 25 pekerja terdapat 8 orang 38.1 kondisi APD baik dengan pemakaian APD lengkap dan tidak lengkap
13 orang 61.9 dan kondisi APD tidak baik 1 orang 25.0 dengan pemakaian APD lengkap dan tidak lengkap 3 orang 75.0. Hasil analisis bivariat menunjukkan
tidak adanya hubungan yang signifikan antara kondisi APD dengan pemakaian APD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ρ=1.000 ρ0.05. Semakin kecil nilai ρ0.05 maka
semakin besar hubungannya. Sehingga d ari nilai ρ=1.000 menunjukkan hubungan
kondisi APD dengan pemakaian APD semakin kecil.
Dalam suasana kerja, kenyamanan tempat kerja dan kenyamanan fasilitas kondisi APD akan meningkatkan prestasi kerja dari setiap tenaga kerja. Sehingga
dengan demikian, diharapkan setiap fasilitas atau perlengkapan kerja yang
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kenyamanan dalam pemakaiannya akan dapat digunakan oleh pekerja secara optimal.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Yesayas 2009 bahwa tidak ada hubungan kondisi APD dengan pemakaian APD.
Sebaliknya penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Sumarna 2013 bahwa ada hubungan kenyamanan APD dengan pemakaian APD pada karyawan percetakan
dengan nilai ρ=0.016 ρ0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja telah mendapatkan alat pelindung
diri dalam keadaan kondisi yang baik tetapi ada juga pekerja yang tidak memakai APD yang telah diberikan karena mereka merasa tidak nyaman dalam menggunakan
alat pelindung diri sehingga memperlambat pekerjaan mereka.
5.6. Hubungan Pengawasan Terhadap Pemakaian APD
Berdasarkan analisis bivariat menunjukkan bahwa dari 25 pekerja terdapat 4 orang 26.7 yang ada pengawasan dengan pemakaian APD lengkap dan tidak
lengkap 11 orang 73.3 dan tidak ada pengawasan 5 orang 50.0 dengan pemakaian APD lengkap dan tidak lengkap 5 orang 50.0. Hasil analisis bivariat
menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengawasan dengan pemakaian APD. Hal ini ditunjukkan dengan nilai ρ=0.397 ρ0.05. Semakin kecil
nilai ρ0.05 maka semakin besar hubungannya. Sehingga dari nilai ρ=0.397 menunjukkan hubungan pengawasan dengan pemakaian APD semakin kecil.
Hal ini tidak sejalan dengan hasil Mulyanti 2008, pengawasan berpengaruh terhadap kedisiplinan dalam menggunakan APD, disamping itu juga dipengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
penyuluhan atau perhatian dari pihak manajemen melalui pendekatan penyuluhan perorangan,serta memberikan pengarahan jika ditemukan pekerja tidak menggunakan
APD. Menurut Notoadmodjo 1991 pengawasan merupakan proses dalam
menetapkan ukuran kerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan sesuai dengan kinerja yang diterapkan. Dan
menurut Aditama 2002 bahwa tujuan dilaksanakan pengawasan adalah agar target unit dapat tercapai dan untuk meningkatkan disiplin pekerja, khususnya dalam
pemakaian APD.
5.7. Hubungan Lingkungan Sosial Terhadap Pemakaian APD