Latar Belakang Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Glaukoma Di Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Mata membutuhkan sejumlah tekanan tertentu agar dapat berfungsi dengan baik. Pada beberapa orang, tekanan bola mata ini dapat meninggi sehingga menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandang atau buta. Kerusakan saraf optik ini dapat berupa penyakit glaukoma Mahrani, 2009. WHO memperkirakan bahwa lebih dari 50 juta orang buta di seluruh dunia saat ini, dan sedikitnya terdapat 135 juta orang yang mengalami disabilitas penglihatan yang signifikan. 90 orang buta hidup di negara -negara yang sedang berkembang, umumnya As ia sekitar 20 juta dan Afrika sekitar 6 juta, sebagian besar berkumpul di daerah yang kurang berkembang di desa dan bagian kumuh perkotaan. Risiko kebutaan di komunitas yang terabaikan ini 10 -40 kali lebih tinggi dibandingkan dengan risiko di daerah -daerah industri maju di Amerika dan Eropa Riordan-Eva dan Whitcher, 2009. Berdasarkan hasil survey World Health Organisation WHO, penyebab utama kebutaan tahun 2002 adalah katarak 47,9 , glaukoma 12,3, penyakit yang berhubungan dengan degeneratif 8 ,7, corneal opacities 5,1, diabetes retinopathy 4,8, trachoma 3,6, dan onchocerciasis 0,8 WHO, 2008. Glaukoma merupakan suatu neuropati optik kronik didapat, yang ditandai oleh pencekungan cupping diskus optikus dan pengecilan lapangan pa ndang, biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intra okular Riordan-Eva dan Whitcher, 2009. Pada glaukoma terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapangan pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi penggaungan serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan Ilyas dan Yulianti, 2012. Universitas Sumatera Utara Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk Amerika Serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus -kasus tersebut, sekitar 50 tidak terdiagnosis. Seki tar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat glaukoma, termasuk 100.000 penduduk Amerika, sehingga menjadikan penyakit ini sebagai penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika Serikat Riordan-Eva dan Whitcher, 2009.. Pada banyak negara berkembang, glaukoma merupakan penyebab kedua terbanyak kebutaan setelah katarak. Glaukoma menyebabkan kebutaan 6 juta individu di seluruh dunia, dan masih belum ada cara sederhana yang mudah dilakukan untuk mendeteksi pasien -pasien beresiko. Terapi glaukoma juga merupakan masalah yang besar karena rendahnya kepatuhan sebagian besar pasien untuk memakai obat tetes mata setiap hari Riordan-Eva dan Whitcher, 2009. Adapun Survei Departemen Kesehatan Indonesia tahun 1996, dari 0.2 kebutaan akibat glaukoma, terdapat 0. 16 kebutaan pada kedua mata, dan 0.04 kebutaan pada satu mata Ilyas,2007. Berdasarkan laporan bulanan pelayanan kesehatan mata tahun 2012, Puskesmas Sei Agul merupakan Puskesmas di Kota Medan yang banyak mendapatkan pasien glaukoma Dinkes Kota Medan, 2012. Biasanya dari mereka yang menderita glaukoma pada awalnya tidak banyak mengetahui bahwa mereka menderita glaukoma. Beberapa dari mereka akan mengalami kebutaan pada usia 40, 50 atau 60 tahun. Setelah mereka buta akibat glaukoma, penglihatan dan fung si penglihatannya tidak dapat diperbaiki lagi Ilyas, 2001. Masih banyak diantara pasien mata yang menderita glaukoma tetapi tidak tahu penyakit ini, hal ini disebabkan karena penyakit ini kurang dikenal oleh masyarakat awam. Berdasarkan latar belakang ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat pengetahuan masyarakat tentang penyakit glaukoma. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Masyarakat Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Malaria di wilayah Puskesmas Longat Kecamatan Panyabungan Barat

1 48 85

Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul

2 41 71

Pengarah Karakteristik dan Persepsi Usila Tentang Posyandu Usia Lanjut Terhadap Pemanfaatannya di Kelurahan Sei Agul dan Karang Berombak Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat Tahun 2006

0 27 106

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

76 293 129

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 0 10

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 0 1

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 1 50

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 0 4

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 1 2

1 PENGARUH PROGRAM KELUARGA HARAPAN TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KELURAHAN SEI AGUL KECAMATAN MEDAN BARAT KOTA MEDAN SKRIPSI

0 1 10