Upaya untuk menjamin keberlanjutan Jurusan

6 baru No. 023ASK2006 pada 12 Pebruari 2006 untuk meningkatkan Kekuatan dan Kemampuan PJM. PJM memiliki bidang penjaminan mutu aktivitas pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat. Sejak tahun 2007 awal, dibentuk PJM pada tingkat Fakultas GJM dan tingkat JurusanPS UJM. Meskipun sampai saat ini UJM di tingkat Jurusan masih dalam tahap pembinaan yang dilakukan oleh pihak Universitas, namun pada tahun 2009-2015 UJM jurusan sudah cukup optimal dalam membantu tugas Ketua Jurusan mengontrol kegiatan jurusan

E. Umpan Balik

Umpan balik untuk Renstra dan Program Kerja untuk sementara ini didapatkan dari masukan tenaga pengajar serta kebijakan dari level Fakultas dan Universitas yang menjadi payung dari Renstra Jurusan PWK maupun Program Kerja. Umpan balik yang diberikan oleh mahasiswa pada umumnya masih terbatas pada sarana dan prasarana seta kurikulum, masih belum menyangkut program yang lebih umum, demikian pula masukan dari stakeholder dan alumni masih berkisar masalah kurikulum.

F. Upaya untuk menjamin keberlanjutan Jurusan

Upaya untuk meningkatkan animo calon mahasiswa dilakukan secara melembaga oleh Universitas berupa pencitraan secara umum, secara khusus oleh jurusan berupa penyebaran brosur dan pameran pada SLTA. Kegiatan kemahasiswaan yang melibatkan peserta dari lingkungan SMU dan SMK juga secara langsung menjadi alat promosi. Peningkatan mutu manajemen secara internal menjadi satu kesatuan dengan sistem penjaminan mutu internal UB, Fakultas dan Jurusan. Perbaikan mutu manajemen ini juga menjadi pendukung perbaikan mutu lulusan disamping dengan upaya peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan. MAHASISWA DAN LULUSAN A Sistem Rekruitment Calon Maba Rekruitmen mahasiswa dilakukan melalui program Penelusuran Siswa Berbakat PSB dan Sistem Penerimaan Mahasiswa Baru SPMB dan SPMK. Jumlah pendaftar atau peminat di Jurusan PWK dalam lima tahun terakhir rata-rata 1061 orang per tahun dengan tingkat keketatan persaingan rata-rata 11,55. Angka ini berada di atas standar BAN 6, serta di atas rata-rata Universitas UB 9,24. Banyaknya peminat di Jurusan PWK yang melebihi standar BAN menunjukkan bahwa Jurusan PWK masih dipercaya oleh masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kesadaran pengetahuan masyarakat tentang tenaga ahli bidang Perencanaan Wilayah dan Kota, yaitu tenaga ahli perencana sangat diperlukan baik pada tingkat kabupaten, kota sampai propinsi. Jumlah mahasiswa yang dapat diterima sebanyak 141 per tahun. Jumlah ini memang dinaikkan untuk mengakomodir permintaan masyarakat yang tinggi untuk masuk Jurusan PWK UB, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal bagi seluruh mahasiswanya. Rata-rata persentase mahasiswa yang diterima yang mendaftarkan diri kembali atau daftar ulang pada Jurusan PWK = 84,20. Hal ini menunjukkan bahwa Jurusan PWK berada di atas rata-rata UB 81,3. Secara umum UB telah menerapkan strategi untuk meningkatkan persentase mahasiswa yang mendaftar ulang diantaranya dengan program beasiswa bagi mahasiswa yang kurang mampu. Untuk jurusan PWK rata-rata mahasiswa kurang mampu adalah 6 sedangkan yang menerima beasiswa sebesar 15. Standar Dikti untuk jumlah mahasiswa baru, minimal adalah 85 dari jumlah mahasiswa satu tahun sebelumnya. Untuk Jurusan PWK standar minimal ini terpenuhi, bahkan sejak berdiri tahun 1998 hingga 2007 persentase rata-rata mahasiswa baru dibanding mahasiswa satu tahun 7 sebelumnya adalah 109. Dan sejak 2010 ditingkatkan menjadi 150 sehingga pagu penerimaan ditetapkan 150 mahasiswa baru, sehingga masih di atas standar Dikti. Nilai rata- rata Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru SPMB antara tahun 2009 – 20011 di Jurusan PWK mencapai 617, hal ini mengindikasikan bahwa kualitas input mahasiswa reguler Jurusan PWK cukup baik. B IPK Kumulatif Jurusan PWK Universitas Brawijaya telah memiliki lebih dari 600 orang lulusanalumni program reguler maupun SPMK dari tahun 1998 sampai tahun 2011. Jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Jurusan PWK yang diterima tiap tahunnya pada 5 tahun terakhir yang rata-rata 110 orang, maka jumlah rata-rata lulusan per tahunnya lebih sedikit, yaitu sekitar 80 orang. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi kuantitas, jumlah mahasiswa Jurusan PWK yang masuk kurang diimbangi dengan jumlah mahasiswa yang lulus Keluaran lulusan lebih rendah dari masukan mahasiswa baru, apalagi sejak tahun 2010 jumlah maba ditingkatkan 50, sehingga mengisyaratkan adanya jumlah beban yang semakin besar dalam pelayanan pendidikan yang harus diselenggarakan oleh Jurusan PWK. IPK kumulatif lulusan sudah sesuai dengan standar BAN yaitu lebih dari tiga. Selama 3 tahun terakhir menunjukkan peningkatan dan penurunan namun masih berkisar antara 3,26 dan 3,27. C Masa Studi lulusan Rata rata masa studi lulusan masih belum memuaskan karena masih 4,7 tahun sehingga masih di bawah standar BAN yaitu 4 tahun. Dalam rentang waktu 3 tahun terakhir 2009-2011 kecenderungan bahwa kelulusan mahasiswa PWK dengan lama studi 4 tahun 8 semester masih sangat kecil yaitu 13,79 , sedangkan untuk lama studi 4 tahun sejumlah 86,21. Tingginya angka kelulusan mahasiswa PWK dengan masa studi 4 tahun disebabkan beberapa hal, diantaranya karena mahasiswa harus mengulang Skripsi. Berdasarkan kurikulum PWK dijelaskan bahwa Tugas Akhir Skripsi dapat diselesaikan dalam 1 semester bulan. Dalam rentang tahun 2009-2011 teridentifikasi bahwa mahasiswa yang lama pengerjaan Tugas Akhir Skripsi 6 bulan sejumlah 28 mahasiswa 13,79 sedangkan mahasiswa dengan lama pengerjaan skripsi 6 bulan sejumlah 175 mahasiswa 86,21. Untuk memacu mahasiswa tepat waktu dalam studi dan pengerjaan Tugas Akhir Skripsi dilakukan terobosan-terobosan yang bisa memaksa mahasiswa untuk menyelesaikan tepat waktu, diantaranya : 1. Sistem monitoring yang dilakukan setiap bulan dengan mengevaluasi progress report mahasiswa oleh masing-masing pembimbing. 2. Melibatkan mahasiswa dalam kegiatan penelitian dosen ataupun pengabdian masyarakat yang bisa ditindaklanjuti sebagai bahan skripsi. D Lama Tugas Akhir Berdasarkan analisis yang dilakukan, terdapat beberapa penyebab lamanya skripsi Tugas Akhir di Jurusan PWK , yaitu:  Dalam kasus tertentu pengulangan mata kuliah untuk mendapatkan nilai yang lebih baik juga dapat menyebabkan waktu studi menjadi lama. Hal ini terjadi berdasarkan kebijakan yang berlaku, yaitu nilai yang diakui adalah nilai yang terbaik. Sejak tahun 2006 kebijakan ini dirubah yaitu penetapan nilai akhir adalah nilai perkuliahan terakhir;  Jumlah mata kuliah prasyarat cukup banyak sehingga apabila  Rendahnya motifasi mahasiswa dalam memanfaatkan perpustakaan Jurusan juga berpengaruh besar dalam penyelesaian skripsi, yaitu rata-rata jumlah transaksi peminjaman buku di perpustakaan tidak lebih dari 80 buku per bulan;  Rasio jumlah dosen tetap dan mahasiswa kurang memadai yaitu 1 : 20; 8  Kegiatan Penelitian dosen yang melibatkan mahasiswa dan menjadi tema skripsi masih sangat kurang;  Lemahnya penguasaan mahasiswa dalam penggunaan metode perencanaan dan pengembangan serta penggunaan program computer SPSS, Autocad, Map Info, Remote Sensing, GIS, sehingga penyelesaian TA menjadi lambat. Hal ini tampak pada rata-rata IPK mata kuliah pendukung perencanaan yaitu : IPK mata kuliah Matematika = 2,5; Metode Analisis Perencanaan = 2,7; IPK mata kuliah Statistika = 2,6 ; dimana semua IPK mata kuliah tersebut masih dibawah IPK rata-rata mata kuliah yang mencapai 3,2. Kegiatan Treacer Study 2009 belum dilaksanakan sehingga belum dapat diketahui tingkat kemampuan mahasiswa, namun selama penelusuran hasil perkuliahan sampai dengan tahun 2009 diperoleh analisis bahwa mahasiswa sendiri merasa kurang mampu tidak menguasai Teori 30, Metode 25, Sintesa 20 dan Analisa 25 dalam perencanaan;  Lemahnya mahasiswa dalam kerja mandiri. Selama ini MK inti yang berbasis StudioPraktikum seperti MK Studio Perencanaan Wilayah, Studio Perencanaan Desa, Studio Perencanaan Permukiman Kota, Studio Perencanaan Kota, Studio Perancangan selalu memberikan tugas besar yang dikerjakan secara berkelompok, sehingga mahasiswa kurang terlatih ketika bekerja secara individu. Hal tersebut berimbas pada saat mahasiswa menempuh Tugas Akhir, mereka menjadi kesulitan secara mandiri.  Kurang intensifnya pengerjaan skripsi, termasuk intensitas pembimbingan yang masih rendah. E Tingkat dan Waktu Tunggu Lulusan Tingkat kelulusan yang mendapat nilai C sampai dengan A adalah 81. Sedangkan sisanya sebesar 19 adalah yang tidak lulus nilai K sampai dengan D+. MK yang mempunyai porsi terbanyak mahasiswa yang tidak lulus adalah berturut-turut: Matematika 24, Perencanaan Wilayah 15,8, MAP 14,5, ekonomi wilayah dan Kota 11,6, Statistika 8 dan Sistem Informasi Perencanaan 5,1 dan studio komputasi 4,9. Penyebab ketidaklulusan adalah karena mahasiswa kurang memahami MK yang diajarkan. Hal ini disebabkan oleh lemahnya mahasiswa itu sendiri yang menganggap bahwa MK Matematika, Statistik, dan MAP tidak berhubungan erat dengan Jurusan PWK, bisa juga ketidaklulusan serta persepsi mahasiswa yang keliru tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa dosen yang mengajar kurang menguasai materi serta kurang kreatif dalam memberikan perkuliahan. Waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama, untuk Jurusan PWK pada 3 tahun terkahir berkisar 6-10 bulan. Dari 600 orang lulusan, terdapat 21,94 yang mempunyai waktu tunggu lebih dari 12 bulan. Waktu tunggu yang paling banyak adalah 6-10 bulan yang mencapai 224 orang 50,67. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas lulusan Jurusan PWK dalam hal kecepatan merebut pangsa pasar kerja masih rendah, memiliki daya saing yang tidak terlalu tinggi sehingga tidak cepat mendapatkan pekerjaan. Faktor lainnya adalah kurangnya penguasaan bahasa Inggris, dimana dalam memasuki era globalisasi yang menuntut persaingan yang semakin ketat seperti saat ini, diperlukan kemampuan komunikasi bahasa Inggris. Nilai English Proficiency Test mahasiswa semester akhir, dapat diketahui bahwa 36,71 mempunyai nilai 450 – 500, sedangkan yang mempunyai nilai di atas 500 hanya 5,1. Lama masa tunggu juga bisa disebabkan oleh rendahnya kemampuan lulusan dalam komputasi perencanaan. Hal ini tampak pada rendahnya pemanfaatan laboratorium komputasi untuk kegiatan pelatihan berbasis komputer. Hal ini menunjukkan bahwa pembekalan mahasiswa tentang dunia kerja belum pernah dilakukan secara terstruktur. Upaya yang sudah dilakukan oleh Jurusan PWK untuk memperpendek waktu tunggu adalah menggiatkan tugas kuliah dengan referensi Bahasa Inggris agar kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris semakin baik. Dan upaya ke depan yang akan dilakukan Jurusan PWK untuk memperpendek waktu tunggu adalah: a pelatihan kemampuan skill mahasiswa dalam 9 penguasaan komputasi perencanaan seperti yang sudah dilakukan dengan bantuan program PHK-I pada tahun 2008-2010, b pelatihan bahasa Inggris bagi dosen, c membuat website tentang Jurusan PWK yang di dalamnya akan ditampung questioner bagi alumni PWK yang berisi database tentang pekerjaan alumni yang belum mendapatkan kerja agar dapat menjalin hubungan dengan alumni yang sudah bekerja. F Tingkat Drop-Out Sampai dengan tahun 2010, tingkat D.O. pada Jurusan PWK adalah 0. Sementara itu, Standar Penilaian Borang Program Studi yang dikeluarkan Dikti, persentase D.O yang diijinkan adalah maksimal 21. Hal ini berarti Jurusan PWK sudah cukup baik dalam mengantisipasimencegah terjadinya D.O. Dari data dapat diketahui bahwa rata-rata IPK mata kuliah di Jurusan PWK pada tahun akademik 20092010 adalah 3,2. terdapat beberapa mata kuliah yang nilai rata-rata IPK termasuk rendah yaitu: Matematika = 2,5; Metode Analisis Perencanaan = 2,7; IPK mata kuliah Statistik I = 2,6; ekonomi wilayah dan Kota = 2,5 dan permukiman kota = 2,7 dimana semua MK ini selain KS merupakan MK penting yang mendukung TA. Bila penguasaan MK ini lemah maka dikuatirkan akan memperlambat percepatan kelulusan. G Tingkat Kelulusan Mata Kuliah Jumlah rata-rata mahasiswa di Jurusan PWK yang mengulang MK adalah 5,5 orang per MK atau 4,8. MK yang mempunyai porsi terbanyak mahasiswa yang mengulang berturut-turut adalah AMDAL 33 orang; Statistika 14 orang; HAP 13 orang; Ekonomi wilayah kota 10 orang; PDT 8 orang; MAP 8 orang; prasarana wilayah dan kota 7 orang; perencanaan wilayah 7 orang; ASDL 7 orang; ALPR 6 orang; dan Teori Perencanaan 6 orang Beberapa upaya telah dilakukan Jurusan PWK , yaitu Pimpinan Jurusan pada pertengahan tahun 2006 membentuk Tim Tracer Study yang juga masih tetap berjalan sampai dengan tahun 2010 untuk mengetahui pendapat mahasiswa terhadap MK yang diajarkan, yaitu dengan cara menyebarkan questioner kepada mahasiswa. Hasil dari penyebaran questioner ini diharapkan dapat diketahui apa yang menjadi permasalahan dalam PBM. Selain itu, Jurusan sudah mencoba untuk merancang kembali SAP MK Matematika dan Statistik agar lebih bernuansa perencanaan terapan sehingga diharapkan mahasiswa lebih bisa memahami penggunaan Matematika dan Statistik dalam perencanaan wilayah. Rapat jurusan sudah menyepakati agar MK tersebut diajar oleh dosen tetap PWK sendiri. Akan tetapi pelaksanaan MK terapan ini belum bisa dilaksanakan karena harus konsultasi dengan dosen pengampu dari dosen luar PWK. SUMBER DAYA MANUSIA Jurusan PWK mempunyai 27 orang dosen tetap, dengan karakteristik sebagai berikut: 100 dosen memiliki tingkat pendidikan S2; dan 95 dosennya masih dalam usia produktif 50 tahun, 4 orang berijasah S3. Dari 27 dosen tetap tersebut terdapat 5 orang yang sedang menempuh pendidikan S3 di luar negeri dan 3 orang menempuh S3 di dalam negeri. Dengan rasio dosen dan mahasiswa adalah 22 yang berarti sudah masuk dalam standar minimal Dikti 1:23, namun masih jauh dari standar yang optimal 1:17 untuk pendidikan teknik ilmu pasti. A Kehadiran Dosen dan Evaluasi terhadap Proses Belajar Mengajar PBM Dari 46 mata kuliah yang berlangsung di Jurusan PWK selama tahun akademik 20092010 25 semester ganjil dan 21 buah semester genap terdapat 46 mata kuliah 62 yang persentase kehadiran dosennya sebesar 100. Sisanya sebesar 20 mata kuliah 37,7 persentase kehadiran dosen antara 87,5 - 93,75. Dan tidak terdapat persentase kehadiran dosen yang kurang dari 80. Upaya yang dilakukan oleh Jurusan PWK adalah bahwa Ketua Jurusan selalu 10 memantau PBM pada akhir semester serta membuat laporan penyelenggaraan PBM, sedangkan Pimpinan Fakultas juga ikut memantau kehadiran dosen, sehingga kinerja kehadiran dosen dapat terpenuhi yaitu bahwa 100 dosen kehadirannya lebih dari 80. Evaluasi kinerja dosen di Jurusan PWK juga dilakukan dengan melakukan dialog terbuka berupa open talk yang melibatkan dosen, pimpinan Jurusan dan mahasiswa yang dilaksanakan tiap awal tahun ajaran. Kegiatan ini merupakan wadah untuk perbaikan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. 100 mata kuliah MK di Jurusan PWK sudah mempunyai SAP dan GBPP, hal ini sangat mendukung kelancaran PBM. Akan tetapi berdasar Tracer Study tahun 2006 terdapat indikasi overlaping materi di beberapa MK. Terdapat 14 MK mempunyai materi yang sama dengan MK lainnya, yaitu misalnya MK Manajemen Lahan dengan TGPLALPR. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme monitoring dan evaluasi SAP belum terstruktur dengan baik. Upaya yang dilakukan Jurusan PWK dalam masalah ini adalah mengidentifikasi MK yang mempunyai materi sama untuk kemudian dicari pemecahannya. Bahan ajar yang berbasis multimedia baru pada 1 mata kuliah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kemampuan dosen dalam penguasaan multi media. Dari 53 mata kuliah, sejumlah 4 MK Studio inti yang mempunyai modulpetunjuk praktikum serta 8 MK yang sudah mempunyai Buku Ajar atas bantuan SP4 tahun 20042005 dan PHKI atas bantuan PHKI tahun 20092010. Upaya yang dilakukan oleh Jurusan PWK adalah terus melakukan perbaikan Modul dan Buku Ajar agar tetap up to dateberkompetensi. Bahkan sudah ada usaha dari kalangan dosen untuk membuat buku teks yang diterbitkan ke public, akan tetapi karena kendala biaya dan sebagainya maka buku tersebut belum dapat diterbitkan. Proses pembimbingan Tugas Akhir di Jurusan PWK diserahkan sepenuhnya kepada dosen yang bersangkutan. Ketua Jurusan hanya bertugas memantau perkembangan pembimbingan yang telah terjadi. Pada akhir saat ini terdapat 170 mahasiswa Jurusan PWK yang sedang menempuh TA 38,03 dari 447 mahasiswa. Sebanyak 17,5 mahasiswa JURUSAN PWK masih menganggap TA sebagai MK yang paling berat proses perkuliahan, serta 7,5 mahasiswa menganggap bahwa TA merupakan MK yang paling sulit dipahami. Sementara itu, dari 442 lulusan terdapat 225 orang 51 yang penyelesaian TA-nya lebih dari 2 semester. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembimbingan Tugas Akhir belum produktif. Interaksi dosen dan mahasiswa di luar kuliah juga masih kurang. Hal ini tampak sedikitnya kegiatan yang melibatkan dosen dan mahasiswa, yaitu rata-rata hanya 6 kegiatan per tahun padahal standar Dikti menyarankan lebih dari 6 kegiatan per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa atmosfer akademik belum tercipta dengan baik di Jurusan PWK. B Pengelolaan SDM Berdasarkan Visi dan Misi Jurusan PWK, 27 tenaga akademik tetap, 5 tenaga administrasi tetap, 1 tenaga adinistrasipengelola perpustakaan honorer, dan cleaning service disusun dalam suatu struktur organisasi Jurusan yang dilengkapi dengan laboratorium sesuai dengan misi pengembangan Jurusan sehingga tujuan pendidikan dapat lebih terakomodasi. Jumlah maupun kualifikasi tenaga akademik maupun administrasi untuk saat ini masih sangat terbatas. Kurangnya SDM Jurusan, terutama untuk tenaga akademik, masih dapat tertutup dengan pemanfaatan SDM baik dari jurusan lain dalam lingkungan Fakultas Teknik atau bahkan dari fakultas lain yang memiliki tenaga akademik dengan kompetensi ilmu perencanaan 14 tenaga dosen paruh waktu, 8 diantaranya berpendidikan S3. Dosen paruh waktu tersebut berasal dari Fakultas Pertanian 3 dosen, JURUSAN Teknik Sipil 3 orang, FMIPA 3 dosen, Fakultas Hukum dan UNM masing-masing 1 orang. Pada saat ini 4 orang sedang menempuh studi lanjut, 1 orang di Universitas Gadjah Mada dan 1 orang di Miyasaki University Jepang, 1 orang di Malaysia dan 1 orang di ITS. Karena kondisi tersebut, maka tambahan tenaga pengajar paling tidak untuk sementara menggantikan tugas tenaga pengajar yang sedang mengambil studi lanjut untuk jangka pendek terus diperlukan Berdasarkan kondisi diatas menunjukkan kurangnya standart pelayanankinerja staf akademik. Beban SKS mengajar pada Jurusan PWK yang dilakukan oleh staf adalah 8,7 SKSsemester untuk S1, 2,6 SKSsemester untuk S2 dan sehingga rata-rata total beban mengajar di Jurusan PWK adalah 11,7 SKSsemester. 11 KURIKULUM, PEMBELAJARAN DAN SUASANA AKADEMIK A Kurikulum Kurikulum Jurusan PWK selalu dimutakhirkan dengan benchmarking antara sesama anggota ASPI Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia dan melalui mekanisme umpan balik dari alumni dan stakeholder. Kegiatan evaluasi dan revisi dilakukan setiap tahun sedangkan perubahan kurikulum yang lebih substansial dilakukan 4 tahun sekali B Pembelajaran dan Suasana Akademik Kegiatan pembelajaran yang lebih efektif dilakukan dengan pendekatan pembinaan dosen kepada mahasiswa dengan perbandingan yang lebih kecil. Hal ini dilakukan dengan cara menetapkan kelas maksimal 50 mahasiswa menghindari kelas kelas besar dan pembimbingan studio dengan rasio 1 dosen membina 10 mahasiswa. Kehadiran dosen dimaksimalkan dengan sistem 1 mata kuliah diajar oleh paling tidak 2 dosen. PEMBIAYAAN, SARANA DAN PRASARANA SERTA SISTEM INFORMASI A. Manajemen Keuangan Dana yang digunakan bagi operasional Jurusan PWK didapat dari lima sumber : 1. Dana masyarakat yang berasal dari biaya pendidikan kemahasiswaan SPP, yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Fakultas dan Rektorat, serta dana proposional dari IOM Ikatan Orang Tua Mahasiswa. Sumber ini merupakan sumber utama pendapatan jurusan. 2. Anggaran Pemerintah berupa anggaran pembangunan dan anggaran rutin dikelola oleh Fakultas dan Rektorat. Untuk semester berjalan belum ada anggaran untuk jurusan yang berasal dari pemerintah. 3. Donasi baik dari yayasan maupun perorangan masih belum termobilisasi. 4. Dana Hibah Program PHK-I tahun 20092010, 5. Pendapatan lainnya dari kerjasama dengan pihakinstitusi lain masih belum optimal karena pengelolaannya masih tersentralisasi di level Universitas dan Fakultas. Jurusan belum bisa aktif melakukan kerjasama dengan pihak luar. Pelayanan mesyarakat melalui laboratorium perencanaan kota, wilayah dan komputasi masih belum terealisir karena mekanisme pengelolaannya yang belum terdesentralisasi. Semua SDM yang ada di Jurusan PWK diikutsertakan dalam mendukung pengelolaan sumber pembiayaan yang ada, terutama pada pelaksanaan Hibah PHK-I tahun 20092010. Secara umum total pendapatan dan pengeluaran Jurusan PWK, yang relatif masih baru, masih cukup rendah, yaitu sekitar 0,8 milyar setahun. Dana dari luar pos anggaran Pemerintah dan SPP mahasiswa masih rendah. Kerjasama institusional dengan pihak instansi pemerintah dan swasta masih belum menjadi income generator bagi pembiayaan Jurusan. Hal yang perlu dilakukan ke depan adalah menciptakan mekanisme yang kondusif bagi upaya penggalangan dana dari masyarakatswasta. Mekanisme ini tentunya tidak bisa terlepas dari kebijakan Fakultas maupun UB secara keseluruhan, sehingga bisa mendorong individu maupun kelompok melakukan kerjasama dengan pihak luar melalui lembaga yang ada di Jurusan maupun Fakultas. Alokasi jenis kegiatan yang dibiayai oleh Jurusan PWK melalui dana masyarakat dan hibah Seperti PHK-I dikelompokkan dalam dua pos pengeluaran : 1. Pengelolaan program reguler dan non-reguler. Proporsi pembiayaannya didasarkan pada kebutuhan operasional, pemeliharaan sarana dan bahan habis pakai. 12 2. Pengelolaan jurusan, karena keterbatasan dana yang ada masih difokuskan untuk kegiatan pemeliharaan sarana. Dengan adanya dana Hibah PHK-I, Jurusan PWK bisa melakukan peningkatan dalam hal pembiayaan program pembelajaran; pengadaan peralatan studio, kelas dan ruang baca; perawatan gedung; pembuatanperbaikan meubelir; pelatihan; hibah penelitian dan pengajaran; pembuatan modul dan buku ajar dan pembelian bukuliteratur.

B. Manajemen Fasilitas Fisik