Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi Catatan Tugas Rumah. Cerita Penutup

3 4 5 6 Melengkapi kalimat Menceritakan gambar seri Mengurangkan dua bilangan Penutup Mendengarkan cerita B. Indonesia B. Indonesia Matematika B. Indonesia

B. Teknis Pelaksanaan 1. Menyanyi

 Guru mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Ke Pekan.”  Guru menjelaskan arti kata pasar dan jenisnya. 2. Membaca  Guru mengajak siswa untuk membaca teks pendek berjudul “Ke Supermarket.”  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang arti kata-kata sulit dalam bacaan. 3. Melengkapi kalimat  Guru menugasi siswa untuk melengkapi kalimat dengan kata yang tepat. 4. Menceritakan gambar seri  Guru mengajak siswa untuk mengamati gambar seri.  Guru mengajak siswa untuk bertanya jawab tentang isi gambar.  Guru menugasi siswa untuk menceritakan gambar seri tentang berbelanja ke supermarket. 5. Mengurangkan dua bilangan  Guru menjelaskan cara mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara mendatar.  Guru menugasi siswa untuk mengurangkan dua bilangan dua angka dengan cara mendatar. 6. Mendengarkan cerita  Guru mengajak siswa untuk mendengarkan cerita berjudul “Harta Karun dari Kota.”

C. Catatan

B. Indonesia. Kosa kata 1. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk berjual beli. 2. Pedagang adalah orang yang berjualan 3. Ada pasar tradisional ada pasar modern. 4. Pasar moden disebut juga pasar swalayan. 5. Pasar swalayan adalah pasar yang pembelinya melayani sendiri. 6. Tempat membayar di pasar swalayan disebut kasa. 7. Petugas yang menerima pembayaran disebut kasir. 8. Eskalator adalah tangga yang bergerak naik turun. 9. Troli adalah kereta dorong. 10. Harga di supermarket tidak bisa ditawar.

D. Tugas Rumah.

Bertanyalah kepada orang tuamu tentang nama pasar modern di sekitarmu Tulislah nama pasar modern itu Nama pasar modern di sekitarku: 1. _______________________________________________________ 2. _______________________________________________________ 3. _______________________________________________________ 4. _______________________________________________________ 5._______________________________________________________

E. Cerita Penutup

Harta Karun dari Kota Ah, gelisah benar Nining hari ini. Nanti siang atau sore, bila Mita dijemput ayah dan ibunya, Nining akan ke Jakarta. Sudah tiga hari dua malam Mita bermalam di rumah Nining, sebuah desa di lereng gunung. Kini, Nining akan mengadakan kunjungan balasan. Sama-sama dalam rangka liburan sekolah. Nining sedang membereskan pakaian dan memasukkannya ke dalam dus. Mita maklum bahwa Nining tak punya koper. Ujang, adik Nining yang menonton persiapan keberangkatan kakaknya ke Jakarta, berkata, ”Bawa baju sedikit saja, Kak Nining. Nanti kalau pulang dusnya dipenuhi dengan oleh-oleh buat Ujang Bola, baju kaos, sepatu, mainan robot...” ”Sudah, sudah Jangan diteruskan Nanti barang-barang seisi toko disebutkan semua” kata Nining. Mita dan Nining tertawa. Akhirnya, sore itu Ayah dan Ibu Mita datang. Lalu, mereka berangkat. Nining kagum menyaksikan pemandangan di jalan ketika mereka memasuki Kota Jakarta. Begitu ramai, di mana-mana banyak orang. Gedung-gedung bertingkat sangat banyak. Mobil dan motor tak putus- putusnya melintas, seolah-olah saling mengejar. ”Kita makan-makan dulu, ya” kata mama Mita. Mobil diparkir di sebuah restoran. Nining mengikuti di belakang Mita. Mereka mengambil nampan, lalu menyebutkan pesanan. ”Kamu mau makan apa? Lihat, itu ada gambar-gambarnya” Mita menunjukkan gambar-gambar makanan yang diterangi lampu di dinding belakang. Gadis berseragam menunggu pesanan. ”Aku tak tahu. Terserah kamu saja” kata Nining. Jadi, Mita memesan kentang goreng, ayam, dan soft drink. ”Tambah puding cokelat dua, Dik” kata mama Mita. Biar Nining cicipi pudingnya... Enak, kok” ”Terima kasih, Bibi,” kata Nining dengan sopan. Mita tertawa geli. ”Panggil mamaku ’Tante’ saja, atau panggil ’Mama’. Rasakan, kubalas kamu” ”Terima kasih, Tante,” Nining mengulangi dan dia tertawa. Dia ingat ketika Mita tiba di rumahnya. Ketika ayah dan ibunya pulang, ibu Nining mengatakan Mita sudah bisa mandi karena air sudah ditimba dari sumur. Mita menjawab, ”Terima kasih, Tante.” Waktu itu, Nining tertawa dan memberitahu emak tidak biasa dipanggil ’Tante’. Lebih baik panggil ’Bibi’ atau panggil ’Emak’ saja, seperti Nining memanggil ibunya. Sudah jam 20.30 ketika mereka sampai di rumah. ”Kamu tamu, boleh mandi duluan,” kata Mita. Nining masuk ke kamar mandi. Wow, cantiknya kamar mandi itu. Ada gambar bunga di temboknya, lantainya dari keramik. Tapi, kok bak mandinya kosong? Tak ada airnya. Nining keluar lagi dan mencari Mita. Lalu, Mita mengajarkan bahwa keran biru mengalirkan air dingin dan keran merah mengeluarkan air panas. kalau mau mandi air hangat, ya diatur saja supaya cocok dengan keinginan kita. Mita juga memberitahu bahwa sabun mandi adalah sabun cair di dalam botol dan mengajarkan Nining cara mandi dengan memakai sabun cair. Wah, Nining benar-benar menikmati pengalaman baru. Bayangkan, tak usah memasak air di panci, langsung bisa mandi air hangat dengan memutar keran. Sesudah mandi, mereka berbaring di tempat tidur. Lucu, ada tempat tidur yang bisa disorong. Tadinya Nining heran, di mana ia harus tidur karena yang terlihat hanya satu tempat tidur kecil untuk Mita. Eh, ketika ditarik, muncul lagi satu tempat tidur untuk Nining. Kalau pagi, bisa disorong lagi sehingga ruangan tampak lega. Keesokan harinya, Mita mengajak Nining lari pagi. Mereka melewati rumah-rumah yang indah di jalan yang sepi. Mita mengajak Nining makan bubur ayam. Lagi-lagi Nining heran karena pedagang itu berjualan di mobil. Belum pernah ia melihat mobil yang dipakai untuk berjualan bubur ayam. Benar-benar ia mendapat banyak pengalaman baru. Siangnya, mama mengajak kedua anak itu ke pertokoan. Nining takjub karena pintu bisa terbuka sendiri ketika mereka memasuki pertokoan dan kemudian otomatis menutup lagi. Nining senang naik eskalator. Mama membelikan Nining kaos dalmatians dan rok yang ada rompinya. ”Malu aku, harganya mahal sekali” bisik Nining pada Mita. ”Sudahlah, ini berkat Tuhan. Ibumu juga sangat baik padaku” kata Mita. Dan lagi-lagi Nining heran, ketika ke kasir. Mama Mita tak mengeluarkan uang, tapi menyerahkan kartu. ”Kartu kredit. Tinggal digesek. Nanti bank yang mengurus pembayarannya dengan mengurangi uang tabungan kita yang ada di Bank,” Mita menjelaskan. Sudah itu, mereka pergi ke supermarket. Nining senang sekali mendorong kereta kecil sementara mama Mita mengambil barang-barang yang diperlukan dari rak. Malam itu Mita berkata, ”Aku akan menunjukkan sesuatu yang istimewa padamu.” ”Semua istimewa,” kata Nining. Lalu, ia mengeluarkan file surat-surat dari Nining. Semua dimasukkan ke dalam map plastik. Dituliskan tanggal teriam surat. Namun, Nining tidak terkesan. ”Aku juga menyimpan surat-suratmu, walaupun dalam dus bekas kemeja” Mita agak kecewa, ”Wah, hal istimewa apa yang akan kutunjukkan padamu?” keluhnya. ”Ah, sejak pagi sampai malam, aku sudah banyak mendapat pengalaman baru. Semua istimewa” kata Nining. ”Oh ya, apakah di Jakarta bisa dibeli buku cerita bekas dan majalah anak-anak bekas? Kami yang di desa selalu haus bacaan. Katanya, ada tempat yang menjual buku dan majalah semacam itu” ”Oh, kalau begitu kebetulan. Mari ikut aku,” kata Mita. Ia mengajak Nining naik ke gudang. Lalu mengeluarkan dus berisi banyak majalah anak dan buku cerita. ”Di kamarku selalu kusimpan majalah baru. Majalah lama ada di sini. Buku-buku cerita yang sudah lama juga ada di sini. Aku hanya simpan beberapa yang belum sempat kubaca atau ceritanya sangat kusukai” ”Wow, inilah sesuatu yang sangat istimewa bagiku. Kamu mau menjualnya padaku?” tanya Nining. ”Tidak, semua akan kuberikan padamu. Biar kamu bisa buka perpustakaan atau persewaan buku. Aku sendiri bingung mau diapakan. Dibuang sayang, dikilokan, tak seberapa harganya. Jadi, ditumpuk saja di sini,” kata Mita. Tiba-tiba, Nining memeluk Mita. ”Oh, terima kasih, terima kasih. Kamu memberikan harta karun buatku.” Mita sangat terharu. Keesokan harinya, Nining ke Taman Mini. Di sana, mereka naik kereta gantung dan perahu berbentuk itik. Hari berikutnya, Nining pulang ke desanya, diantar Mita dan mamanya. Nining membawa banyak buku, harta karun yang didapatnya dari kota dan oleh-oleh lain. Ketika saat berpisah tiba, keduanya berpelukan dan menangis. Mereka saling berjanji untuk terus rajin menulis surat. Sungguh, liburan kali ini sangat berkesan bagi Mita dan Nining. Persahabatan yang tulus menguntungkan kedua belah pihak. Oleh: Ny. Widya Suwarna Bobo46XXVI98 Hari III. Perbedaan Pasar Tradisional dan Pasar Modern

A. Jadwal Kegiatan N