Metode Ekstraksi TINJAUAN PUSTAKA

chemoprevention yang dimilikinya mencakup mekanisme hormonal.Penelitian telah menunjukkan bahwa tidak hanya isoflavon bertindak sebagai SERM alami, tetapi mereka juga menginduksi terjadinya apoptosis, mempengaruhi ekspresi gen, dan mempengaruhi berbagai sistem enzim dalam cara yang positif. Semua mekanisme membantu mengurangi stimulasi estrogen yang berlebihan pada jaringan sensitif terhadap hormon ini. Sistem enzim steroid tertentu yang dapat dipengaruhi oleh fitoestrogen termasuk aromatase, dehidrogenase, sulfotransferase, dan enzim reduktase. Sulfotransferase terlibat dengan produksi estradiol dan fitoestrogen diketahui mampu mengurangi sulfotransferase bila berlebihan sehingga mengurangi kelebihan hormon yang terjadi Ososki dan Kennely, 2003; Opolski, et al., 2005.

2.3 Metode Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair Depkes, 2000 Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu : Cara dingin a. Maserasi Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengadukan pada temperatur ruangan Depkes, 2000. b. Perkolasi Universitas Sumatera Utara Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetasanpenampungan ekstrak Depkes, 2000. Cara panas a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna Depkes, 2000. b. Soxhletasi Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes, 2000. c. Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50 Depkes, 2000. d. Infus Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90 selama 15 menit Depkes, 1979. e. Dekok Universitas Sumatera Utara Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air pada waktu yang lebih lama ± 30 menit dan temperatur sampai titik didih air Depkes, 2000. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode eksperimental untuk mengetahui efek ataupun pengaruh ekstrak terhadap perkembangan terjadinya tumor terhadap hewan uji. Penelitian ini meliputi tahapan penelitian yaitu penyiapan tumbuhan, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia serbuk simplisia, pembuatan ekstrak, karakterisasi ekstrak, pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak, penyiapan hewan percobaan dan pengujian efek antikarsinogenesis. Selanjutnya data dianalisis dengan pair sample t-test, one way ANOVA Analysis of Variance dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Tukey.

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, alumunium foil, blender Miyako, cassete, eksikator, krus porselin, mikrotom, oven Memmert, penangas air, rotary evaporator Haake D1, seperangkat alat penetapan kadar air, tanur, bejana maserasi, batang pengaduk, lampu 14 watt Philips, timbangan digital, kaca arloji, kertas saring, kertas label, spuit injeksi 1 ml dan 3 ml, kanul oral, sendok spatel, seperangkat alat bedah.

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun bangun- bangun. Bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain adalah Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus Amboinicus, (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Degranulasi Mastosit Yang Tersensititasi Aktif Pada Mencit Jantan Secara In Vitro

4 36 115

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

6 64 51

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

0 0 13

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

0 0 2

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

0 0 4

Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.)

0 2 13

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

0 0 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan - Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

0 0 20

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

0 0 19

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN BANGUN-BANGUN (Plectranthus amboinicus, (Lour.) Spreng) TERHADAP PENGHAMBATAN DEGRANULASI MASTOSIT YANG TERSENSITISASI AKTIF PADA MENCIT JANTAN SECARA IN VITRO

0 0 14