berkualitas pro analisis, yaitu : α-naftol, amonium hidroksida, asam asetat
anhidrida, asam asetat pekat, asam klorida pekat, asam nitrat pekat, asam sulfat pekat, benzen, besi III klorida, bismut III nitrat, etanol, etilasetat, n-
heksan, akuades, benzoαpiren Sigma-Aldrich, isopropanol, kalium iodida, kloroform, metanol, natrium hidroksida, amil alkohol, natrium sulfat anhidrat,
petroleum eter, raksa II klorida, serbuk magnesium, serbuk zinkum, timbal II asetat, formalin 37, karboksi metil selulosa CMC, lithium karbonat,
natrium klorida NaCl, natrium dihidrogen fosfat monohidrat, dinatrium hidrogen fosfat anhidrat, gliserin, kloroform, minyak zaitun olive oil, etanol
70, etanol 80, etanol 95, etanol absolut, paraffin cair, toluena, xylol.
3.2 Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan adalah mencit betina dengan berat 20-30 g dibagi menjadi 5 kelompok, 1 kelompok normal, 1 kelompok kontrol negatif
dan 3 kelompok uji. Hewan uji dikondisikan selama 1 minggu dalam kandang yang baik untuk menyesuaikan dengan lingkungannya.
3.3 Pembuatan Pereaksi
Pembuatan larutan pereaksi menurut Depkes 1995: pereaksi Bouchardat, Dragendorff, Mayer, Molisch, timbal II asetat 0,4 M,
kloralhidrat; Depkes 1979: pereaksi asam klorida 0,2 N, asam klorida 2 N, natrium hidroksida 2 N, besi III klorida 1 bv; Merck dan Darmstadt
1978: Liebermann-Burchard.
3.3.1 Pereaksi Bouchardat
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 4 g kalium iodida ditimbang, dilarutkan dalam air suling secukupnya, kemudian sebanyak 2 g iodium dilarutkan dalam larutan kalium
iodida, setelah larut dicukupkan volume dengan air suling hingga 100 ml.
3.3.2 Pereaksi Dragendorff
Sebanyak 8 g bismuth III nitrat dilarutkan dalam 20 ml asam nitrat pekat. Pada wadah lain sebanyak 27,2 g kalium iodida dilarutkan dalam 50 ml
air suling, kemudian kedua larutan dicampurkan dan didiamkan sampai memisah sempurna. Selanjutnya diambil lapisan jernih dan diencerkan dengan
air suling hingga 100 ml.
3.3.3 Pereaksi Mayer
Sebanyak 1,3596 g raksa II klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling hingga 60 ml. Pada wadah lain ditimbang sebanyak 5 g kalium
iodida lalu dilarutkan dalam 10 ml air suling. Kemudian keduanya dicampur dan ditambahkan air suling hingga 100 ml.
3.3.4 Pereaksi besi III klorida 1 bv
Sebanyak 1 g besi III klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam
air hingga 100 ml. 3.3.5 Pereaksi Molisch
Sebanyak 3 g α-naftol ditimbang, kemudian dilarutkan dalam asam nitrat 0,5 N hingga 100 ml.
3.3.6 Pereaksi timbal II asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbondioksida hingga 100 ml.
3.3.7 Pereaksi kloralhidrat
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 50 g kloralhidrat dilarutkan dalam 20 ml air suling.
3.3.8 Pereaksi asam klorida 0,2 N
Sebanyak 1,7 ml asam klorida pekat diencerkan dalam air suling hingga 100 ml.
3.3.9 Pereaksi asam klorida 2 N
Sebanyak 17 ml asam klorida pekat diencerkan dalam air suling hingga 100 ml.
3.3.10 Pereaksi natrium hidroksida 2 N
Sebanyak 8,002 g kristal natrium hidroksida ditimbang, kemudian
dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml. 3.3.11 Pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 5 ml asam asetat anhidrat dicampurkan dengan 5 ml asam sulfat pekat, lalu ditambahkan 50 ml etanol ke dalam campuran tersebut.
3.4 Pengumpulan dan Pengolahan Tumbuhan