BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor menunjukkan bahwa
tumbuhan yang diteliti termasuk suku Lamiaceae spesies Plectranthrus amboinicus Lour. Spreng. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1,
halaman 64.
4.2 Hasil Karakterisasi Tumbuhan dan Serbuk Simplisia
Hasil pemeriksaan makroskopik daun bangun-bangun segar menunjukkan daun berwarna hijau, helaian daun berbentuk bundar telur,
kadang-kadang agak membundar, panjang helaian daun 3,5 cm sampai 7 cm, lebar 4 cm sampai 7 cm, pinggir daun agak bergerigi atau berombak. Pada
keadaan segar helaian daun tebal, sangat berdaging dan berair, tulang daun bercabang-cabang, permukaan atas dan bawah berambut halus berwarna putih.
Pada keadaan kering helaian daun tipis dan sangat berkerut, permukaan atas kasar, warna coklat sampai coklat tua, permukaan bawah berwarna lebih muda
dari permukaan atas, pada kedua permukaan terdapat rambut halus berwarna putih.
Universitas Sumatera Utara
Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia daun bangun-bangun terlihat fragmen rambut penutup, rambut kelenjar, pembuluh kayu, epidermis,
kristal kalsium oksalat berbentuk prisma. Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia daun bangun-bangun dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1. Hasil karakterisasi simplisia dari daun bangun-bangun
No Karakteristik Simplisia
Hasil Persyaratan MMI
Jilid V 1
Kadar air 7,94
Tidak kurang dari 10
2 Kadar sari yang larut dalam air
29,44 Tidak kurang dari
29 3
Kadar sari yang larut dalam etanol 8,12 Tidak Kurang dari 5
4 Kadar abu total
0,87 -
5 Kadar abu yang tidak larut dalam
asam 0,44 Tidak Lebih dari 1
Hasil penetapan kadar air yang diperoleh lebih kecil dari 10 yaitu 7,94 memenuhi persyaratan yang ditetapkan, kadar air yang melebihi 10
dapat menjadi media yang baik untuk pertumbuhan jamur. Perubahan senyawa kimia berkhasiat dan aktivitas enzim karena enzim tertentu dalam sel masih
dapat bekerja dalam menguraikan senyawa aktif setelah sel mati dan selama bahan simplisia masih mengandung jumlah air tertentu Depkes RI, 1989.
Penetapan kadar sari larut air bertujuan untuk mengetahui kadar senyawa kimia bersifat polar yang terkandung di dalam simplisia daun bangun–bangun.
Sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk
mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia, misalnya logam-logam
Universitas Sumatera Utara
dan silikat, sedangkan penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam, misalnya
silikat. Hasil penetapan kadar sari, kadar abu total dan kadar abu tidak larut asam yang dilakukan memenuhi persyaratan yang terdapat pada Materia
Medika Indonesia Jilid V.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia Simplisia Daun Bangun-Bangun