dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena ikatan multiplikasi internal dan deposisi pada permukaan gigi. Meskipun, multiplikasi internal sangat lambat sampai
plak tersebut menjadi matur.
20
2.1.3.3 Kolonisasi Sekunder dan Pematangan Plak
Bakteri pengkoloni sekunder turut melekat ke plak setelah kolonisasi awal dan mengambil keuntungan atas perubahan lingkungan yang terjadi sebagai akibat
pertumbuhan plak dan metabolismenya. Pertama-tama pada proses ini, terdapat sisa ruang intersisial dibentuk oleh interaksi bakteri seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu dengan gram negatif kokus seperti jenis Neisseria dan Veilonella. Kedua, setelah 4-7 hari sebagai tanda pembentukan plak adalah adanya inflamasi
gingiva yang terus berkembang. Selama proses ini kondisi lingkungan akan berubah secara bertahap sehingga menyebabkan perubahan selektif yang lebih jauh. Hal ini
termasuk pembukaan sulkus gingiva yang merupakan bagian dari pertumbuhan bakteri yang lebih dalam, dan ditandai dengan aliran cairan dari sulkus gingiva. Ini
merupakan hasil penyediaan nutrisi dari serum yang lebih dalam. Hal ini memungkinkan bakteri lain memiliki kebutuhan metabolisme yang berbeda untuk
masuk kedalam plak, dan ini termasuk gram negatif rods seperti jenis Prevotella, Porphyromonas, Capnocytophaga, Fusobacterium dan Bacteroides. Setelah 7-11
hari, kompleksibilitas dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaran bakteri motil seperti Spirocaeta dan Vibros. Interaksi bakteri yang lebih
jauh mengakibatkan perbedaan dalam jumlah dan jenisnya. Pada kolonisasi sekunder ini juga bentuk dari beberapa kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva
pada proses pembentukan selanjutnya.
20
Pada proses ini plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merupakan tempat akumulasi bakteri dan perlekatan gigi dengan objek yang lain seperti restorasi,
gigi tiruan, dan kalkulus. Pada lapisan tipis ini hampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan menggunakan disclosing agent. Pada lapisan ini terlihat adanya deposit
warna kekuningan atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur atau irigasi, tetapi dapat dihilangkan dengan menggunakan sikat gigi. Hal
semacam ini sering ditemukan pada permukaan organ pengunyahan dari bagian yang tidak bergigi sampai pada bagian yang bergigi, ketika pembentukan deposit terjadi.
20
2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak pada umumnya merupakan langkah-langkah pencegahan yang bertujuan untuk menghilangkan plak gigi dan mencegah munculnya kembali. Hal ini
dapat dicapai baik secara mekanis maupun khemis.
18
2.3 Obat Kumur
Obat kumur telah digunakan untuk beberapa tujuan seperti membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan, sebagai pembawa agen antibakteri untuk mencegah
atau mengurangi akumulasi plak, mengandung anti-karies, fluorida, dan mengurangi aktifitas produksi mikroorganisme. Biasanya obat kumur dianjurkan digunakan
selama 30 detik dua kali sehari, sebelum atau sesudah menyikat gigi. Pemakaian obat
kumur hanyalah merupakan suplemen dan bukan pengganti prosedur pembersihan mekanis dengan sikat gigi dan dan alat pembersihan mekanis lainnya. Efek samping
menggunakan obat kumur secara berlebihan diantaranya adalah perubahan pengecapan rasa, perubahan warna pada gigi dan lidah, ekosistem rongga mulut
terganggu, deskuamasi mukosa mulut, mukositis, erythema multiforme, pertumbuhan subur candida albicans.
21
2.4 Stroberi
Stroberi dikenal dengan nama arbei yang berasal dari bahasa belanda, aardbei adalah sebuah genus tumbuhan dalam keluarga Rosaceae. Di Indonesia, buah ini
disebut stroberi, dan dijumpai kurang lebih 20 spesies stroberi. Spesies paling umum di tanam untuk dijual adalah hasil dari penyilangan Fragaria x ananassa. Stroberi
merupakan berry yang paling terkenal dari semua berry dan termasuk tanaman semak.
19
2.4.1 Klasifikasi Tanaman Stroberi