Macam-macam Strategi Dakwah Strategi Dakwah

- Kalimat yang dipilih harus bersih dari kalimat-kalimat asing yang sekiranya tidak bisa dipahami oleh sasaran dakwah. - Fikrah dakwah itu hendaknya disampaikan menggunakan bahasa yang mengandung unsur harapan, khayalan, dan keinginan manusia pada umumnya. - Fikrah dakwah harus disampaikan dengan bahasa yang universal, tidak terbatas pada keuntungan kelompok tertentu. - Hindari menggunakan redaksi perintah yang membuat mad’u merasa tertekan atau terpojokkan. c. Sasaran dakwah mad’ukomunikan Secara etimologi kata mad’u memiliki asal kata da’a- yad’u dengan ism al-maf’ul kata objek mad’u yang berarti orang yang diseru. Secara terminologi, mad’u ialah orang atau kelompok orang jama’ah yang sedang menuntut ilmu agama dari seorang da’i. Mad’u yang satu dengan yang lain berbeda dalam hal kemampuan untuk menerima informasi. Perbedaan tersebut dipicu oleh beberapa faktor diantaranya 12 : Faktor sosiologis, yaitu mad’u yang dilihat berdasarkan wilayah tinggalnya. Orang yang tinggal di daerah pedesaan, perkotaan dan pinggiran memiliki daya tangkap yang berbeda. 12 Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011, h.279-280. - Faktor struktur kelembagaan, berupa masyarakat, pemerintahan, dan keluarga. - Faktor sosial kultural, meliputi golongan priyayi, abangan, dan santri. - Faktor usia, berupa golongan anak-anak, remaja, dewasa, orang tua, dan lansia. - Faktor ekonomi, mad’u pada jenis ini diklasisfikasikan pada tingkat ekonomi rendah, sedang, dan tinggi. - Faktor okupasional pendidikan dan profesi, penggolonganya disesuaikan dengan pendidikan dan profesi. - Faktor jenis kelamin, materi dakwah dengan mad’u mayoritas perempuan tentulah bukan seputar kewajiban mencari nafkah, namun disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab perempuan. - Faktor golongan masyarakat. Pada faktor ini seorang da’i harus bisa melihat mad’u apakah berasal dari golongan biasa atau seorang tuna wisma, tuna karya, narapidana, dan lain sebagainya. d. Waktu dan Tempat Penentuan waktu dan tempat mempunyai pengaruh bagi kelancaran dakwah.Lokasi haruslah memiliki segi yang menguntungkan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tempat atau lokasi ialah; macam kegiatan dakwah yang akan dilaksanakan, sumber tenaga pelaksana, fasilitas atau alat yang diperlukan, serta keadaan lingkungan. 13 Sedangkan penentuan waktu sangat berkaitan dengan urutan pelaksanaan dan penyelesaian dari kegiatan dawah. Dengan diketahuinya kapan setiap kegiatan dakwah itu harus dilakukan, maka para pelaku dakwah dapat mempersiapkan materi, fasilitas, dan biaya yang perlu dikeluarkan untuk menunjang kegiatan dakwah. Di samping itu, akan memudahkan pimpinan dakwah untuk mengorganisir dan mengkoordinasikan peserta jama’ah dakwah secara efisien dan efektif. e. Tema Tema merupakan inti pesan yang akan disampaikan oleh da’i komunikator kepada mad’unya komunikan. Oleh karena itu, tema menjadi penting. Dalam menentukan tema, maka perlu lah seorang da’i atau organisasi dakwah mempelajari problematika ummat yang sesuai dengan kondisi lingkunan mad’u. Tema merupakan fikrah utama yang akan mengantarkan pesan dakwah pada efek yang diharapkan dan mengawal da’i agar tidak keluar dari substansi pesan ketika menyampaikan dakwah. f. Publikasi Penyebaran Informasi Efektivitas komunikasi sangat ditentukan oleh cara penyampaian dan nilai dari informasi yang akan disampaikan. Oleh sebab itu, sebelum 13 Abd. Rosyad Shaleh, Manajemen Dakwah Islam, Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1997, hal.75. dilakukan penyebaran, ada baiknya informasi diteliti terlebih dahulu. Berkaitan dengan penyelenggaraan kegiatan dakwah, maka informasi tersebut harus diteliti terlebih dahulu apakah waktu, tempat, dan tema yang dicantumkan telah sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Baru kemudian, informasi tersebut didistribusikan kepada khalayak.

B. Dakwah dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari kata da’wah yang merupakan bentuk mashdar dari da’a-yad’u yang berarti seruan, ajakan, atau panggilan. 14 Seruan ini dapat dilakukan melalui kata-kata atau perbuatan. Dalam al-Quran banyak ayat yang berkaitan dengan dakwah, baik menyangkut materi, metodologi, subjek maupun objeknya. Secara bahasa, dakwah berarti memanggil, mengajak, atau menyeru. Menurut Muhammad al-Wakil dalam Ushuhlud-Dakwah Waadabud- Duat , dakwah artinya “mengumpulkan manusia dalam kebaikan dan menunjukan mereka kepada jalan yang benar dengan cara amar ma’ruf nahi munkar.” 15 Sandaran dari pendapat ini merujuk pada firman Allah Swt, 14 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani. 2008, h.144 15 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani. 2008, h.125                 “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung ,” QS Ali Imran [3]: 104.

2. Tujuan Dakwah

a. Tujuan Umum mayor objective Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia meliputi orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik kepada jalan yang benar dan diredhai Allah Swt. agar mau menerima ajaran Islam dan mengamalkannya dalam dataran kenyataan kehidupan sehari-hari, baik yang bersangkutan dengan masalah pribadi, maupun sosial kemasyarakatan agar mendapat kehidupan di dunia dan di akhirat. 16 b. Tujuan Khusus minor objective Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagai perincian dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini di maksudkan agar dalam pelaksanaan aktifitas dakwah dapat di ketahui arahnya secara jelas, maupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan, kepada siapa berdakwah dan media 16 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani. 2008, h.130 apa yang dipergunakan agar tidak terjadi miscommunication antara pelaksana dakwah dengan audience penerima dakwah yang hanya di sebabkan karena masih umumnya tujuan yang hendak dicapai. Tujuan khusus tersebut adalah: membentuk masyarakat Islam dengan predikat khairu ummah. Dan tujuan kedua adalah menghendaki manusia menjadi Islam, yaitu berserah diri, tunduk dan patuh kepada Allah swt. 17

3. Fungsi Dakwah

a. Menyampaikan Kebenaran Islam Tabligh wal Bayan Tugas menyampaikan kebenaran disebut dengan tabligh. Secara harfiyah berarti menyampaikan sesuatu kepada pihak lain. Dalam al-Quran, tabligh dalam berbagia bentuknya diulang sebanyak 25 kali. Dalam bentuk ballagha tujuh kali, ablagha empat kali, dan balagh sebanyak 14 kali. 18 Namun, dakwah tidak cukup hanya mengajak melalui lisan, tapi juga harus melalui keteladanan. Menyampaikan kebaikan tidak hanya melalui pidato tapi juga dengan mencontohkannya kepada anak-anak, sahabat, dan orang-orang di manapun kita berada. 17 A. Ilyas Ismail, Paradigma Dakwah Sayyid Quthub: Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Harakah, Jakarta: Penamadani. 2008, h.141 18 Muhammad Fuad abd al-Baqi, al-Mu’jam al Mufahros lil Fadzhil Qur’an, Beirut: Daarul fikr, 1987, h.125