f Memperkaya analisis dengan dalil-dalil al-Quran, hadits, peribahasa Indonesia maupun asing, dan juga sya’ir say’ir yang relevan
g Menuangkankan asbab nuzul ayat dan asbab wurud hadits yang terkait tema
h Mengaitkan isi ayat dengan problem faktual yang dihadapi masyarakat i Memberikan contoh atau permisalan
Sistimatika penggunaan Bahasa a Pendekatan deduktif
b Pendekatan induktif c Pendekatan campuran
d Menggunakan bahasa yang baik dan benar serta etis dalam pandangan masyarakat umum
Intonasi dan Aksentuasi a Menanjak
b Menurun c Bergantian menanjak dan menurun
d Datar e Kesesuaian volume suara dengan maksud isi syarh-an
f Menciptakan daya tarik persuasive
Gaya dan mimik a Kesatuan yang utuh dalam penampilan yang menampilkan kewibawaan
dan kejujuran b Pakaian yang elok, modis, good looking, sopan, namun tidak berlebihan
c Kesesuaian ucapan dengan gerak tubuh atau gestur d Ekspresi kejiwaan
e Daya tarik persuasif Evaluasi latihan
a Bertanya kepada yang mendengarkan b Membiasakan diri untuk selalu merekam setiap penampilan
B. Keunggulan Syarh al-Quran dalam Usaha Menyebarkan Dakwah Islamiyah
Kegiatan syarh al-Quran dengan kegiatan dakwah tidak bisa dipisahkan. Syarh al-Quran
merupakan salah satu bentuk tabligh yang merupakan bagian dari dakwah bil lisaan. Jadi dengan kata lain, apabila kita melakukan tabligh syarh al-
Quran , brarti kita telah berdakwah bi al-lisan.
Keunggulan syarh al-Quran sudah tercermin dari pada bab satu dan dua serta analisis pada sub-Bab sebelumnya yang ada dalam bab empat. Komposisi
pelaku syarh al-Quran lebih dari satu unsur, yaitu pensyarah, saritilawah, dan
qoriqori’ah. Dengan harmonisasi tiga unsur tersebut, akan melahirkan sajian yang menyenangkan untuk dinikmati namun tetap padat berisi. Ini adalah sebuah
strategi yang bisa ditempuh untuk menyampaikan isi dan kandungan al-Quran yang dalam pandangan masyarakat umum terkesan berat dan membosankan.
Syarah al-Quran kini sudah mulai populer. Tidak hanya ada dalam Musabaqah Tilawah Qur’an, tetapi sudah membumi di majelis-majelis ta’lim,
acara kedinasan, acara walimah al’ursy, dan acara – acara syukuran. Citra syarh al-Quran
yang dahulu disepelekan, kini sudah mulai dilirik sebagai alternatif tabligh selain ceramah dan khotbah.
Melalui strategi pembinaan yang tepat, strategi pemasaran yang mantap, serta peningkatan kualitas syarh al-Quran yang disesuaikan dengan kebutuhan
zaman, syarh al-Quran dapat memiliki peranan penting dalam ekspansi dakwah Islamiyah.
Jika kita pernah menyaksikan bagaimana pendeta dan pastur di agama nasrani dalam “berceramah” memiliki retorika yang unik, Islam pun memiliki
ceramah yang unik dan cukup efisien memenuhi unsur edukasi, estetika, dan
kehandalan public speaking yang memiliki tempat kekaguman tinggi di masayarakat Indonesia bahkan dunia.
Siapa yang tidak terpukau oleh orasi yang hebat, Islam memiliki contoh teladan orator yang berwibawa lagi bersahaja, Baginda Rasulullah Muhammad
Saw.Dalam usaha meneruskan jejak langkah dakwah Rasul, Syarh al-Quran mencoba menyajikan sebuah dakwah bi al-lisan yang spesial. Menggali pesan-
pesan al-Quran lebih dalam, dikaitkan dengan hadits dan sumber ilmu lainnya, disajikan dengan elok dan harmoni oleh ketiga unsur penyampainya.