Prestasi Santri Padepokan Syarhil Qur’an Lampung PSyQL

Juara 3 7 2013 Lampung Tengah Juara 1 Juara 2 Juara 3

BAB IV ANALISIS

A. Strategi Dakwah Padepokan Syarhil Qur’an Lampung PSyQL

Pengembangan Syarh al-Quran

1. Pembinaan Hafalan Teks Syarh al-Quran

Dalam pembinaan hafalan, ada pola yang diterapkan dalam pembinaan syarh al Quran di Padepokan Syarhil Qur’an Lampung, yaitu: a. Pada pertemuan perdana, setiap anggota baru diberikan sebuah teks syarh al Quran. Kemudian dalam waktu satu pekan, mereka diharuskan dapat menyetorkan hafalan mereka minimal dua halaman serta dapat memahami maksud dari teks syarh al Quran tersebut. b. Pada pertemuan berikutnya, dijelaskan apa dan bagaimana maksud sesungguhnya dari teks syarh al Quran yang ia sedang pelajari. Diajarkan bagaimana cara menghayatinya. Kemudian diberitahukan tekanan-tekanan penting dalam naskah tersebut. c. Selanjutnya mereka anggota baru diharuskan untuk menyelesaikan hafalan teks perdana tersebut dan diwajibkan untuk menyetorkan hafalan teks secara utuh dalam waktu tiga pekan. d. Pada pekan ke empat, barulah perangkat elektronik ataupun gadget seperti recorder , hand phone, dan mp4 diperkenankan untuk digunakan merekam suara para anggota baru. Kemudian diperdengarkan kembali kepada anggota baru, agar mereka dapat menilai penyampaian mereka sendiri. Sudah baik ataukah belum baik dari segi intonasi, artikulasi, dan lainnya. e. Setelah itu, setiap bulan, anggota mendapatkan sebuah contoh rekaman suara Pembina atau para mentor untuk didengarkan kapan pun agar mereka terbiasa dengan penyampaian yang benar. f. Pada pekan ke enam, para anggota baru atau peserta binaan harus sudah dapat menyampaikan teks syarh-an sesuai dengan apa yang telah diarahkan dalam rekaman yang telah diterima oleh masing–masing peserta. g. Bagi mereka yang telah mampu menyampaikan teks syarh-an dengan vokal yang baik, maka akan dilanjutkan ke pelatihan hafalan berikut dengan gestur dan mimik yang tepat. h. Pada akhir pekan ke delapan, dilakukan evaluasi keseluruhan dengan masing-masing mentor. Kemudian ditampilkan di hadapan Pembina agar mendapat arahan yang lebih baik dan sesuai dengan kaidah penyampaian syarh al-Quran

2. Pembinaan Mental

Sudah menjadi rahasia umum, tampil di depan banyak orang membutuhkan kesiapan fisik, kecerdasan dan mental. Banyak orang yang gugup dan gemetar untuk berbicara di depan audiens yang banyak. Bahkan, banyak para pemimpin Negara yang sengaja meminta jasa penasihat komunikasi untuk melatih gaya berpidato mereka di depan masyarakatnya. Pembinaan yang cepat dan tepat untuk menhadapi hal tersebut ialah dengan melawan arus rasa takut sesuai dengan ketakutan masing-masing individu. Adapun pembinaan mental yang dilakukan oleh padepokan adalah dengan langsung turun ke area keramaian seperti Lapangan Enggal, PKOR Way Halim, Bundaran Tugu Adipura Bandar Lampung, area pasar, dan tempat- tempat lain di mana orang-orang banyak berkumpul, terutama di hari Minggu. Kemudian membiasakan untuk tampil satu grup dalam acara majelis ta’lim, dan pengajian. Pembinaan mental ini menjadi prioritas kedua setelah menghafal, karena penampilan syarh al-Quran sangat berbeda dengan yang lain. Selain karena penampilan yang harus disajikan sejara berdiri tanpa mimbar, syarh al-Quran juga sangat menguras tenaga. Dengan pelatihan mental yang kuat, otak kanan dan kiri akan bekerja secara sinergi. Pikiran, ucapan, dan gestur akan selaras dalam penyampaiannya. Ada empat tahap pembinaan mental di Padepokan Syarh il Qur’an Lampung: a. Pembinaan mental tahap satu Latihan awal ini dilakukan dengan cara menyampaikan secara bersama-sama naskah yang sudah dihafal dengan suara yang lantang. Di sini akan terhilat kekuatan hafalan dan kekuatan konsentrasi peserta binaan syarh al-Quran. Latian seperti ini harus terus dilakukan berulang-ulang hingga semua pesrta binaan memiliki konsentrasi yang kuat terhadap hafalannya.