Peran Antropologi dalam Kedokteran Gigi

rumit, yaitu dengan mengitung indeks. Indeks adalah cara perhitungan yang dikembangkan untuk mendeksripsikan bentuk melalu keterkaitan antar titik pengukuran. Perhitungan indeks, titik pengukuran dan cara pengukuran berkembang pesat yang berdampak pada banyaknya variasi cara klasifikasi. 18 Pada awalnya tiap-tiap ahli antropologi dapat melakukan pengukuran dengan berbagai macam cara sehingga akan mengakibatkan perbedaan hasil pengukuran antara seorang ahli antropologi dengan yang lainnya. Perbedaan hasil pengukuran tersebut merupakan akibat adanya perbedaan metode pengukuran dan tidak adanya patokan atau kriteria yang baku, sehingga akan mengakibatkan kesulitan dalam membandingkan hasil pengukuran antara seorang ahli antropologi dengan ahli lainnya. Berdasarkan kenyataan ini, maka seorang ahli antropologi dari Jerman bernama Rudolf Martin, menyusun suatu metode pengukuran antropometri yang dipublikasikan melalui satu buku yang berjudul “Lehr Buch der Antroplogie” yang diterbitkan pada tahun 1928. Adanya metode antropometri yang dipelopori oleh Rudolf Martin, maka antropometri berkembang terus sehingga sangat membantu dalam kegiatan penelitian-penelitian antropologi, penelitian anatomi serta penelitian bidang kedokteran forensik. 1

2.2 Peran Antropologi dalam Kedokteran Gigi

Antropometri digunakan antara lain untuk melakukan penelitian dan membandingkan secara fisik antara satu manusia dengan manusia yang lain. Hal itu dimungkinkan karena walaupun satu spesies, manusia mempunyai variasi perbedaan yang memungkinkan adanya pengelompokan rasial, suku bangsa, disamping adanya perbedaan umur dan jenis kelamin. Untuk membedakan dan membandingkan ciri-ciri fisik manusia, diperlukan metode-metode yang tepat dan teliti serta obyektif, antara lain menggunakan metode pengukuran antropometri. 1 Peran antropologi dalam kedokteran gigi sesungguhnya tak banyak beda dengan perannya dalam disiplin kedokteran umum yang telah diuraikan diatas. Antropometri telah banyak dilakukan dalam kedokteran gigi, seperti pengukuran bagian-bagian kepala, pengukuran gigi dalam berbagai dimensi. Antropologi pertumbuhan dipakai dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan post-natal, mendeteksi kelainan, meramal pertumbuhan selanjutnya pada waktu dewasa. 1 Antropometri kepala terdiri atas sefalometri dan kraniometri. Sefalometri adalah studi tentang morfologi kepala dan pengukuran pada kepala manusia yang masih hidup atau kepala korban yang masih mempunyai jaringan lunak. 19 Pengukuran kepala dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu untuk mengetahui ukuran seperti panjang lingkaran kepala, lebar kepala, panjang kepala, jarak dari kedua mata, dimensi hidung, bibir, telinga dan sebagainya untuk perbandingan populasi. 6 Sedangkan kraniometri merupakan pengukuran pada tulang kranium. 19,20 Pertumbuhan memperlihatkan kisaran variasi normal yang luas, yang dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan, sehingga kita dapat melihat perbedaan- perbedaan interrasial, bahkan subrasial. Diformasi seksual dapat pula dipelajari, sehingga kita dapat membedakan pertumbuhannya dan bila ada kelainan dalam pertumbuhan, kita dapat mengetahui sebelum kelainan itu terjadi. Peran antropologi dalam ortodontik, prostodontik, periodontik, rekonstruksi muka memerlukan penilaian dari sudut antropologi. 1, 17 Pada kedokteran gigi forensik, antropologi dapat dipakai dalam mengidentifikasi individual dengan rekonstruksi fisiognomis. Fisiognomis merupakan singkatan dari fisioligi dan anatomi yang digunakan untuk mengamati bentuk mata, hidung, gigi, dan telinga. Kajian antropologi pada waktu ini memang belum popular dan merupakan mata ajar baru di fakultas kedokteran gigi. Dental Anthropology baru dipopularkan oleh Brothwel pada tahun 1963 dicoba dalam bentuk kolagium. Meskipun secara umum para dokter gigi juga mempelajari seluruh tubuh manusia, akan tetapi kajiannya lebih terfokus pada leher dan kepala, terutama gigi kranio-dento-fasial. 1

2.3 Keragaman Bentuk Fisik Penduduk Indonesia