pertumbuhan dipakai dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan post-natal, mendeteksi kelainan, meramal pertumbuhan selanjutnya pada waktu dewasa.
1
Antropometri kepala terdiri atas sefalometri dan kraniometri. Sefalometri adalah studi tentang morfologi kepala dan pengukuran pada kepala manusia yang masih hidup
atau kepala korban yang masih mempunyai jaringan lunak.
19
Pengukuran kepala dilakukan dengan menggunakan alat-alat tertentu untuk mengetahui ukuran seperti
panjang lingkaran kepala, lebar kepala, panjang kepala, jarak dari kedua mata, dimensi hidung, bibir, telinga dan sebagainya untuk perbandingan populasi.
6
Sedangkan kraniometri merupakan pengukuran pada tulang kranium.
19,20
Pertumbuhan memperlihatkan kisaran variasi normal yang luas, yang dipengaruhi oleh keturunan dan lingkungan, sehingga kita dapat melihat perbedaan-
perbedaan interrasial, bahkan subrasial. Diformasi seksual dapat pula dipelajari, sehingga kita dapat membedakan pertumbuhannya dan bila ada kelainan dalam
pertumbuhan, kita dapat mengetahui sebelum kelainan itu terjadi. Peran antropologi dalam ortodontik, prostodontik, periodontik, rekonstruksi muka memerlukan
penilaian dari sudut antropologi.
1, 17
Pada kedokteran gigi forensik, antropologi dapat dipakai dalam mengidentifikasi individual dengan rekonstruksi fisiognomis. Fisiognomis
merupakan singkatan dari fisioligi dan anatomi yang digunakan untuk mengamati bentuk mata, hidung, gigi, dan telinga. Kajian antropologi pada waktu ini memang
belum popular dan merupakan mata ajar baru di fakultas kedokteran gigi. Dental Anthropology baru dipopularkan oleh Brothwel pada tahun 1963 dicoba dalam bentuk
kolagium. Meskipun secara umum para dokter gigi juga mempelajari seluruh tubuh manusia, akan tetapi kajiannya lebih terfokus pada leher dan kepala, terutama gigi
kranio-dento-fasial.
1
2.3 Keragaman Bentuk Fisik Penduduk Indonesia
Daratan Indonesia mempunyai luas kurang lebih 1.904.000 kilometer persegi antara benua Asia dan Australia, dari Samudera Pasifik sampai Samudera Hindia dan
didalamnya terdapat banyak ragam lingkungan alam dan aneka ragam kelompok
manusia Indonesia menjadi empat satuan geografis, yaitu kepulauan Sunda Besar Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Sunda Kecil dari Lombok,
sampai Timor, kepulauan Maluku Halmahera, Ternate, Tidore, Seram, Ambon, dan satuan kelompok keempat adalah Irian Jaya bagian barat sekarang Papua bersama
kepulauan Aru dan pulau-pulau kecil disekelilingnya.
1
Selain terdapat keragaman ekologi dan budaya penampilan fisik manusia dan bahasanya pun beragam. Keragaman budaya dan fisik, penduduk asli dengan
pendatang yang berasal dari sebelah Barat dan Timur. Melihat bentuk fisiknya manusia Indonesia berasal dari 2 dari 3 ras utama umat manusia, yaitu negroid dan
mongoloid tiga ras utama adalah kaukasoid, negroid, mongoloid. Menurut Bellwood, bangsa Indonesia berasal dari bangsa austronesia yang mengalami
penyebaran bangsa dari utara, barat dan timur. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk diadakan penelitian intra rasial di Indonesia, baik mengenai sosial budaya
maupun fisiknya. Diluar Indonesia, kajian intra rasial yang berkaitan dengan ilmu kedokteran gigi, sudah sering dilakukan diantaranya di Amerika Serikat mengenai
Kaukasoid Amerika dan Negro Amerika, Eropa Barat, Eropa Timur maupun Medetrian di Jepang dan Cina.
1
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dimensi Tubuh Manusia
Secara umum terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang, yaitu :
A. Faktor genetik. Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung
di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat
sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor
bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju
lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga
faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian bayi sebelum mencapai usia
balita. Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti Syndrom Down, Syndrom Turner, dll.
21
B. Faktor lingkungan. Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan
memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial”
yang mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini secara garis besar dibagi menjadi :
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan faktor pranatal
- Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir faktor postnatal.
21
2.5 Indeks Sefalik