Sarana dan Prasaran GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan banyak memanfaatkan kegiatan berkenaan dengan hasil alam yang sudah diturun-temurunkan dari nenek moyang, dan juga merupakan penompang bagi kegiatan lainnya. Usaha perniagaan sepertinya sudah dilirik dan ditekuni hampir seperempat penduduk di Kabupaten Lampung Selatan, sebagian penduduk sudah memulai untuk mengembangkan industri pengolahan guna menampung berbagai hasil bumi masyarakatnya, kemudian jasa dan jenis pekerjaan yang lainya.

D. Sarana dan Prasaran

Kesediaan sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan dalam mendukung kegiatan dan aktifitas penduduk, keadaan sarana dan sarana yang dimiliki sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan penduduk khususnya pertanian, selain itu keadaan sarana dan prasarana menunjukkan tingkat kesejahteraan dan keadaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan. Kondisi Kabupaten Lampung Selatan yang sangat mendukung dilihat dari sarana dan prasarana diantaranya adalah wilayahnya yang dilewati dua jalur jalan lintas Sumatera tengah dan timur, terdapat bandar udara Branti, termasuk kawasan industri Tanjung bintang serta terdapat pelabuhan penyeberangan Bakauheni yang berperan sebagai salah satu pintu penghubung Pulau Sumatra dan Pulau Jawa. Jarak pelabuhan Bakauheni ke pelabuhan Merak yang berada di Pulau Jawa yaitu + 30 km, dengan waktu tempuh kapal penyeberangan sekitar 2,5 jam. Hal ini menunjukkan potensi besar dalam perdagangan di Kabupaten Lampung Selatan karena wilayahnya berdekatan dengan Pulau Jawa khususnya Jakarta, kota tersebut merupakan pusat perkembangan industri. Intensitas permintaan berbagai jenis barang di daerah tersebut cukup tinggi. Sarana dan prasarana yang ada di Kabupaten Lampung Selatan khususnya jalan dan angkutan sudah memadai, sebagaimana dapat dilihat pada Table 12, Tabel 8. Sarana Jalan dan Angkutan di Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan jenis permukaan tahun 2007 Keadaan Jalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten Jumlah Jalan km Jenis permukaan:  Aspal  Kerikil  Tanah  Tidak dirinci Angkutan Darat unit  Truk  Pick up  Bus  Angkutan desa  Kendaraan tak umum 159,95 - - - 315,36 - - - 850,48 224,80 204,30 2,22 1325,79 224,80 204,30 2,22 657 274 60 197 2.071 Sumber: Lampung Selatan Dalam Angka 2008 Table diatas menunjukkan sarana dan prasarana berbentuk jalan dan angkutan di Kabupaten Lampung Selatan sudah memadai, sebagian besar jalan negara dan jalan propinsi sudah diaspal. Jalan kabupaten sebagian besar juga sudah diaspal hanya beberapa yang masih kerikil dan tanah yaitu sekitar kurang lebih 30persen. Keadaan tersebut menandakan bahwa kondisi jalan untuk perhubungan dan distribusi barang seharusnya tidak mendapat kendala berat. Sarana dan prasarana lain diantaranya adalah silo jagung. Silo jagung yang dimaksud adalah silo jagung yang dikelola oleh beberapa gapoktan yang merupakan salah satu usaha pengembangan dan perbaikan penanganan pascapanen serta pemasaran jagung dilakukan melalui pengembangan alat pengering dan silo di setiap sentra produksi jagung. Pengembangan silo jagung diarahkan untuk mewujudkan sistem usaha agroindustri yang terpadu dengan gapoktan yang berperan sebagai pemasok jagung pipilan kering bermutu kepada industri pakan ternak atau pasar. Keberadaan silo jagung ditujukan untuk menampung hasil panen anggota kelompoknya meningkatkan mutu serta memperkuat posisi di pasar. Silo jagung di Propinsi Lampung sudah dikembangkan di beberapa daerah sentra produksi jagung dan salah satunya berada di Kabupaten Lampung Selatan. Tabel 9. Pengembangan silo jagung di Propinsi Lampung Tahun 2007 No. Kabupaten Kecamatan Desa Jumlah unit Pelaksana Gapoktan 1 Lampung Selatan Ketapang Sumur 1 Sri Merta 2 Lampung Timur Bandar Sribhawono Bandar Agung 1 Harapan Jaya 3 Lampung Tengah Bandar Mataram Terbanggi Ilir 1 Sumber Tani 4 Tanggamus Sukoharjo Panggung Rejo 1 Maju Lestari Sumber : Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi Lampun g, 2007 Keberadaan silo jagung memberikan keuntungkan lebih bagi petani terutama dalam kegiatan pemasaran, sehingga petani jagung di daerah tersebut memiliki alternatif lebih banyak dalam memasarkan jagung, serta memperoleh kesempatan lebih untuk meningkatkan nilai hasil usahataninya. Sarana lain yang juga penting adalah keberadaan koperasi sebagai lembaga penunjang dalam kegiatan permodalan dan pengadaan barang. Keberadaan koperasi dapat mendukung kelancaran perekonomian suatu daerah. Koperasi merupakan salah satu lembaga yang disarankan dikembangkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan anggotanya. Koperasi terdiri dari beberapa jenis koprasi yang dibedakan berdarkan fungsi dan kegunaanya, seperti pada tabel berikut. Tabel 10. Perkembangan Koperasi menurut jenisnya di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2007-2008 No Jenis Koperasi Jumlah Koperasi 2007 2008 1 Koperasi unit desa 23 23 2 Koperasi pertanian 92 95 3 Koperasi simpan pinjam 6 6 4 Koperasi perkebunan 4 4 5 Koperasi peternakan 2 2 6 Koperasi perikanan 13 13 7 Koperasi perkreditan 10 10 8 Koperasi serba usaha 1 1 9 Koperasi pondok pesantren 30 33 10 Koperasi pedagang pasar 10 10 11 Primkopti 1 1 12 Koperasi pegawai RI 32 32 13 Koperasi TNI 3 3 14 Koperasi Pepabri 2 2 15 Koperasi industri 5 6 16 Koperasi wanita 10 12 17 Koperasi angkatan 3 3 18 Koperasi buruh 36 35 19 Koperasi jasa 15 15 20 Koperasi mahasiswa 1 1 21 Koperasi pedagang kaki lima 1 1 22 Koperasi jamu 1 1 23 Koperasi produksi 2 2 24 Koperasi konsumsi 1 1 25 Koperasi lainya 9 10 Jumlah 315 326 Sumber: Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM Kab. Lampung Selatan. Lampung Selatan Dalam Angka Tahun 2009. BPS Tabel diatas menunjukkan keberadaan koperasi di Kabupaten Lampung Selatan yang tergolong lengkap jenisnya dan banyak jumlahnya, sehingga dapat dikatakan mampu mendukung kelancaran perekonomian daerah Kabupaten Lampung Selatan. Koperasi yang paling dekat dengan petani diantaranya adalah koperasi unit desa, koperasi pertanian serta koperasi simpan pinjam yang dapat membantu mereka yang bermasalah dalam permodalan dan pemasaran pada kegiatan pertanian.

E. Kondisi Umum Perdagangan dan Perindustrian