Analisis Pola Distribusi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dan jagung gelondongan basah. Jagung pipilan kering umumnya adalah jagung yang sudah dipipil dan dijemur dengan kadar air30 persen, sementara jagung pipilan basah adalah jagung yang hanya dipipil saja tanpa penjemuran dengan kadar airnya 30 persen. Jagung gelondongan kering adalah jagung yang dipanen pada usia tua dan musim kemarau, sedangkan yang basah bisaanya dipanen pada musim hujan. Jagung yang dibeli diangkut dengan truk atau mobil L--300 dengan kapasitas 2.5 ton dan hino dengan kapasitas 8ton. Kendaraan tersebut bisaanya disewakan oleh seseorang yang memang menyewakan kendaraan sekaligus mesin perontok jagung. Sistem pembayaran sesuai kesepakatan pedagang dan yang menyewakan, umumnya ongkos sewa sudah umum atau pasaran yang ada didaerah tersebut. Jumlah jagung dari pedagang besar dan kecil yang dikirimkan tergantung dari jumlah yang ada, sementara jika pedagang antar pulau tergantung dari permintaan pabrik yang diluar daerah.

4. Karakteristik Konsumen

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yang menjadi konsumen jagung adalah para perusahaan pakan ternak didalam maupun diluar daerah serta peternak ayam skala mikro. Para konsumen memperoleh jagung dari para pedagang kecil dan pedagang antar daerah. Perusahaan pakan ternak memperoleh jagung dari pedagang maupun petani dengan ketentuan kualitas produk memiliki kadar air 30--45 persen sedangkan para peternak ayam membeli jagung dalam keadaan lebih kering kurang lebih 30 persen.

B. Analisis Pola Distribusi

Komoditas jagung sampai saat ini pengelolaanya banyak diserahkan pada swasta, pemerintah sampai saat ini belum banyak campur tangannya dalam upaya perbaikan system distribusi dan pemasaran jagung yang baik. Realisasi dilapangan yang terjadi dianggap mampu memenuhi sasaran yang dirumuskan oleh pemerintah daerah tahun 2008 lalu. Pemerintah belum mengatasi atau turut andil dalam penetapan kebijakan seperti kebijakan harga dan distribusi sehingga beberapa kegiatan kebijakan justru memberikan dampak yang kurang responsible. Alokasi jagung yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan antara lain dapat dilihat pada Table 22, lebih terinci dapat dilihat pada Bagan 7 pada lampiran. Tabel 22. Alokasi jagung yang diproduksi oleh Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan tempat Keterangan disalurkan ke Jumlah ton Persen Lokal: Peternakan Industri Pakan ternak lokal 216,755 9,600 74,23 3,29 Total Lokal 226,355 77,52 Luar Lampung : Jawa Sumatra 51,653 13,987 17,69 4,79 Total Luar Lampung 65,640 22,48 Total 291,995 100,00 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, 22,48 persen dari produksi jagung lampung ternyata didistribusikan keluar Propinsi Lampung dengan pertimbangan harga dan langganan para pedagang dengan perusahaan-perusahaan yang ada di luar lampung. Para pedagang mengasumsikan bahwa kebutuhan jagung pabrik yang ada di Lampung sudah dapat dipenuhi oleh petani maupun pedagang yang selama ini menjual ke pabrik. Sementara dari pihak pabrik kebutuhan dalam Lampung belum terpenuhi, terjadi keluhan kelangkaan dan harga diberbagai posisi. Mengakibatkan pabrik pakan mengambil tindakan import jagung dengan alasan memenuhi kebutuhan jagung, dan yang menjadi korbanya adalah petani karena harga jagungnya akan turun. Jagung di Kabupaten Lampung Selatan sebagian besar didistribusikan ke perusahaan pakan ternak yang ada di Provinsi Lampung karena memang Kabupaten Lampung Selatan merupakan sentra industri pakan ternak di Provinsi Lampung. Perusahaaan pakan ternak yang ada di Kabupaten Lampung Selatan ada 3 perusahaan besar yaitu PT. Japfa Confead Indonesia, PT. Sierat Produce dan PT. Caroen Pokhpan Indonesia yang berlokasi di Kecamatan Tanjung Bintang. PT. Japfa Confead Indonesia sendiri menyebar gudang dibeberapa daerah sentra produksi jagung sehingga memudahkan perolehan jagung.

C. Analisis Sistem Pemasaran