Metode Pengumpulan Data Model Tahapan Analisis

1035 Sample desa Ruguk = 589 51 = 29,0232 = 29 1035 Untuk lembaga pemasaran diambil lembaga pemasaran yang terlibat langsung dalam pemasaran jagung di lokasi penelitian, menggunakan snowball sampling, cara pengambilan sample dengan teknik ini dilakukan secara berantai. Mulai dari ukuran yang terkecil makin lama makin besar. Dalam pelaksanaannya pertama-tama dilakukan interview terhadap seorang responden petani, selanjutnya yang bersangkutan diminta untuk menyebutkan calon responden berikutnya. Hal ini dilakukan sedemikian rupa sehingga didapat suatu rantai pemasaran.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui observasi, wawancara dan penyebaran angket atau kuisioner, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan teknik sampling. Data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapat melalui hasil wawancara langsung kepada responden berdasarkan atas daftar pertanyaan yang telah disusun. Responden dalam penelitian ini adalah para petani, pedagang kecil, pedagang besar, serta lembaga lain yang terlibat dalam saluran tataniaga jagung di Kabupaten Lampung Selatan. Data sekunder diperoleh dari lembaga terkait yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder tersebut antara lain didapat didapat dari Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik, website Departemen Perdagangan Indonesia, skripsi peneliti terdahulu, jurnal penelitian dan literature yang berhubungan dengan topik penelitian. Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi: biaya produksi, jumlah produksi, nilai penjualan, volume penjualan, harga jual, harga beli, volume pembelian, biaya pemasaran, keuntungan yang diperoleh lembaga pemasaran, margin pemasaran, dan lembaga pemasaran. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan pada pengkajian pola distribusi, saluran pemasaran dan jenis konsumen, keuntungan petani, dan distribusi keuntungan. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis margin pemasaran, korelasi harga dan elastisitas transmisi harga.

D. Model Tahapan Analisis

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistic. Analisis deskriptif meliputi gambaran hasil pengamatan di lapangan untuk melihat pola distrbusi, struktur pasar, distribusi jagung beserta lembaga-lembaga yang terlibat. Analisis statistic digunakan untuk mengetahui efisiensi pemasaran yang meliputi analisis margin pemasaran, koefisiensi harga dan elastisitas transmisi harga. Jenis model tahapan analisis yang dapat digunakan pada analisis pemasaran antara lain: Kinerja pasar a. Saluran pemasaran Saluran pemasaran dianalisis secara deskriptif kualitatif, mulai dari tingkat produsen jagung melalui lembaga-lembaga pemasaran hingga sampai pada konsumen. Selain itu dilihat juga fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh masing-masing lembaga pemasaran jagung. b . Analisis Margin Pemasaran MP = Pr – Pf atau MP = ΣBi + ΣKi Keterangan: MP = Margin pemasaran Pr = Harga tingkat pengecer Pf = Harga tingkat petani ΣBi= Jumlah biaya yang dikeluarkan lembaga – lembaga pemasaran B 1 ,B 2 ,B 3 …..B n ΣKi= Jumlah keuntungan yang diperoleh lembaga-lembaga pemasaran K 1 ,K 2 ,K 3... K n Rasio profit marjin RPM, RPM = i i bt  c. Analisis Elastisitas Transmisi Harga Elastisitas transmisi harga menggambarkan sejauh mana dampak perubahan harga suatu barang disuatu tingkat pasar terhadap perubahan harga barang itu di tempat atau tingkat pasar lainnya. Hasyim 2003 dalam Setiawan 2010 Rumus elastisitas Transmisi Harga: Et = δPf x Pr δPr Pf Karena harga ditingkat produsen Pf linear terhadap harga ditingkat konsumen Pr atau secara matematis dituliskan sebagai berikut: Pf = a + b Pr Keterangan: Et = Elastisitas Transmisi harga a = intersep titik potong b = koeficien regresi atau slope Pr = Harga rata-rata komoditas di tingkat konsumen Pf = Harga rata-rata komoditas di tingkat petani Criteria pengukuran yang digunakan pada analisis transmisi harga adalah Hasyim, 1994: 1. Et = 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen sama dengan laju perubahan harga di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah bersaing sempurna, dan system tataniaga yang terjadi sudah efisien. 2. Et 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih kecil dari pada laju perubahan harga di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopoli atau oligopoly dalam system tataniaga tersebut sehingga system tataniaga yang berlaku belum efisien. 3. Et 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen lebih besar dari pada laju perubahan harga di tingkat petani. Hal ini berarti bahwa pasar yang dihadapi oleh seluruh pelaku pasar adalah pasar tidak bersaing sempurna, yaitu terdapat kekuatan monopsoni atau oligopsoni dalam system tataniaga tersebut sehingga system tataniaga yang berlaku belum efisien.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN