17
Pengalokasian Belanja Modal pada KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang di jelaskan diatas, maka perumusan masalah di uraikan menjadi 3 bagian yaitu:
1. Apakah Pajak Daerah berpengaruh secara parsial terhadap
pengalokasian Belanja Modalpada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara?
2. Apakah Retribusi Daerah berpengaruh secara parsial terhadap
pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara?
3. Apakah Pajak Daerah, Retribusi Daerah berpengaruh simultan
terhadap pengalokasian Belanja Modal pada Pemerintah KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara?
1.3 Tujuan dan manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pajak daerah terhadap
pengalokasian belanja modalpada pemerintah kabupatenkota di Sumatera Utara.
2. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh retribusi daerah terhadap
pengalokasinbelanja modal pada pemerintah kabupatenkota di Sumatera Utara.
Universitas Sumatera Utara
18
3. Untuk menguji dan mengetahui pengaruh pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap pengalokasian belanja modal pada kabupatenkota di Sumatera Utara.
1.3.2 Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan peneliti khususnya mengenai pengaruh pajak daerah dan retribusi
daerah terhadap pengalokasian belanja modal pada kabupatenkota di Sumatera Utara.
2. Bagi pemerintah daerah, untuk memberikan sumbangan informasi
tentang pengelolaan keuangan daerah berupa pajak daerah, retribusi daerah, serta pengaruhnya terhadap pengalokasian belanja modal
sehingga pemerintah daerah dapat memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
3. Bagi akademik, menjadi wacana dalam pengembangan ilmu akuntansi
sektor publik. 4.
Bagi pemerintah pusat, untuk memberikan masukan dalam hal penyusunan kebijakan di masa yang akan datang.
5. Bagi calon peneliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama mahasiswa yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan
pengaruh pajak daerah dan retribusi daerah terhadap pengalokasian belanja modalsehingga hasilnya lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Pendapatan Asli Daerah PAD
2.1.1.1 Pengertian Pendapatan Asli Daerah PAD
Menurut Halim 2007:96, “Pendapatan Asli Daerah PAD merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber
ekonomi asli daerah”. Sedangkan menurut Undang-undang No. 33 Tahun 2004 pasal 1 menyebutkan: “Pendapatan asli daerah merupakan
penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber di dalam daerahnya sendiri yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan
pendapatan asli daerah adalah penerimaan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. 2.1.1.2 Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah
Unsur terpenting dari pembiayaan pemerintah daerah adalah kontribusi dari pendapatan asli daerah. Pendapatan asli daerah
merupakan bukti nyata dukungan masyarakat lokal kepada pemerintahanya untuk menjalankan proses pemerintahan secara
Universitas Sumatera Utara
20
otonom. Berdasarkan Undang-undang No. 32 Tahun 2004 disebutkan bahwa Pendapatan asli daerah sendiri terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, hasil pengolahan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan lain- lain pendapatan asli daerah yang sah.
2.1.2 Pajak Daerah
2.1.2.1 Pengertian Pajak Daerah
Menurut UU No. 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah:
“Kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat”.
Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikan bahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah yang diatur
dalam undang-undang tentang pokok-pokok pemerintahan daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu sendiri.
Wewenang pungutan pajak daerah berada di tangan pemerintahan daerah itu sendiri.
2.1.2.2 Klasifikasi Pajak Daerah
Menurut UU No. 28 Tahun 2009 pasal 2, jenis pajak daerah terbagi dua yaitu pajak provinsi dan pajak kabupatenkota.
1. Pajak Provinsi
Jenis pajak provinsi berdasarkan UU No 28 Tahun 2009 pasal 2 antara lain:
Universitas Sumatera Utara
21
1 Pajak Kendaraan Bermotor;
Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air adalah Pajak atas kepemilikan danatau penguasaan kendaraan
bermotor. Kendaraan bermotor adalah semua kendaraan beroda beserta gandengannya yang digunakan di semua
jenis jalan darat, dan digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk
mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan,
termasuk alat-alat berat dan alat-alat besar yang dalam operasinya menggunakan roda dan motor dan tidak melekat
secara permanen serta kendaraan bermotor yang dioperasikan di air. Wajib pajaknya adalah orang pribadi
atau badan. Tarif pajak kendaraan bermotor adalah paling tinggi 10.
2 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor;
Bea balik nama kendaraan bermotor adalah Pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat
perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan,
atau pemasukan ke dalam badan usaha. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang dapat menerima
penyerahan kendaraan bermotor. Tarif bea balik nama
Universitas Sumatera Utara
22
kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi masing- masing sebagai berikut: a. penyerahan pertama sebesar 20
dan b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1. Khusus untuk kendaraan bermotor alat-alat berat dan alat-
alat besar yang tidak menggunakan jalan umum tarif pajak ditetapkan paling tinggi masing-masing sebagai berikut: a.
penyerahan pertama sebesar 0,75, b. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 0,075. Tarif bea balik nama
kendaraan bermotor ditetapkan dengan peraturan daerah. 3
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; Pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah Pajak atas
penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan bakar kendaraan bermotor adalah semua jenis bahan bakar cair
atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor. Wajib Pajaknya adalah orang pribadi atau Badan yang
menggunakan bahan bakar kendaraan bermotor. Tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor ditetapkan paling tinggi
sebesar 10. Khusus tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor untuk bahan bakar kendaraan umum dapat
ditetapkan paling sedikit 50 lebih rendah dari tarif pajak bahan bakar kendaraan bermotor untuk kendaraan pribadi.
Universitas Sumatera Utara
23
4 Pajak Air Permukaan;
Pajak air permukaan adalah Pajak atas pengambilan dan atau pemanfaatan air permukaan. Air permukaan adalah
semua air yang terdapat pada permukaan tanah, tidak termasuk air laut, baik yang berada di laut maupun di darat.
Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan danatau pemanfaatan air
permukaan. Tarif pajak air permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10.
5 Pajak Rokok;
Subjek pajak rokok adalah konsumen rokok. Wajib pajak rokok adalah pengusaha pabrik rokok produsen dan
importir rokok yang memiliki izin berupa nomor pokok pengusaha barang kena cukai. Tarif pajak rokok ditetapkan
sebesar 10 dari cukai rokok.
2. Pajak KabupatenKota
Jenis pajak kabupatenkota berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 pasal 2 antara lain:
1 Pajak Hotel;
Pajak hotel adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.Hotel adalah fasilitas penyedia jasa
penginapanperistirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel,
Universitas Sumatera Utara
24
losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan
jumlah kamar lebih dari 10. Wajib pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel. Tarif pajak
hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10. 2
Pajak Restoran; Pajak restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan
oleh restoran. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan danatau minuman dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa bogacatering. Wajib
pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang mengusahakan restoran. Tarif pajak restoran ditetapkan
paling tinggi adalah 10. 3
Pajak Hiburan; Pajak hiburan adalah pajak atas penyelenggaraan hiburan.
Hiburan adalah semua jenis tontonan, pertunjukan, permainan, danatau keramaian yang dinikmati dengan
dipungut bayaran. Wajib pajak hiburan adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan hiburan. Tarif
pajak hiburan ditetapkan paling tinggi adalah 35.
Universitas Sumatera Utara
25
4 Pajak Reklame;
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame, yaitu benda, alat, perbuatan atau media yang menurut
bentuk susuanan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan,
menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang, ataupun untuk menarik perhatian umum kepada
suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau yang dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh
umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame. Tarif pajak reklame paling tinggi adalah 25.
5 Pajak Penerangan Jalan;
Pajak penerangan jalan adalah Pajak atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun
diperoleh dari sumber lain. Wajib pajak penerangan jalan adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan tenaga
listrik. Tarif pajak penerangan jalan ditetapkan paling tinggi sebesar 10.
6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;
Pajak mineral bukan logam dan batuan adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan batuan
Universitas Sumatera Utara
26
baik dari sumber alam di dalam danatau permukaan bumi untuk dimanfaatkan. Mineral bukan logam dan batuan
adalah mineral bukan logam dan batuan sebagaimana dimaksud di dalam peraturan perundang-undangan di
bidang mineral dan batubara. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang dapat mengambil mineral bukan
logam dan batuan. Tarif pajak mineral bukan logam dan batuan paling tinggi adalah 25.
7 Pajak Parkir;
Pajak parkir adalah pajak atas penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan
dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan
bermotor. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Wajib pajaknya
adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Tarif pajaknya paling tinggi 30.
8 Pajak Air Tanah;
Pajak air tanah adalah pajak atas pengambilan danatau pemanfaatan air tanah. Air tanah adalah air yang terdapat
dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang
Universitas Sumatera Utara
27
melakukan pengambilan danatau pemanfaatan air tanah. Tarif pajak air tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20.
9 Pajak Sarang Burung Walet;
Pajak sarang burung walet adalah pajak atas kegiatan pengambilan dan atau pengusahaan sarang burung walet.
Burung walet adalah satwa yang termasuk marga collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia
maxina, collocalia esculanta, dan collocalia linchi. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pengambilan dan atau mengusahakan sarang burung walet. Tarif pajaknya adalah sebesar 10.
10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;
Pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan adalah pajak atas bumi dan atau bangunan yang dimiliki, dikuasai,
dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan
pedalaman serta laut wilayah kabupatenkota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan
secara tetap pada tanah danatau perairan pedalaman danatau laut. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau
badan yang yang secara nyata mempunyai suatu hak atas
Universitas Sumatera Utara
28
bumi danatau memperoleh manfaat atas bangunan. Tarif pajaknya paling tinggi adalah sebesar 0,3.
11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan;
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak atas perolehan hak atas tanah danatau bangunan. Perolehan
hak atas tanah danatau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak
atas tanah danatau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Hak atas tanah danatau bangunan adalah hak atas
tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang di
bidang pertanahan dan bangunan. Wajib pajaknya adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah
danatau bangunan. Tarif bea perolehan hak atas tanah dan bangunan paling tinggi adalah sebesar 5.
Dari pengertian pajak daerah tersebut diatas maka dapat diartikanbahwa pemungutan pajak daerah merupakan wewenang daerah
yang diatur dalam undang-undang tentang pokok-pokok pemerintahan daerah dan hasilnya digunakan untuk pembiayaan rumah tangga daerah itu
sendiri.
Universitas Sumatera Utara
29
2.1.3 Retribusi Daerah
2.1.3.1 Pengertian Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang No. 28 Tahun 2009, yang dimaksuddengan Retribusi Daerah adalah “Pungutan daerah sebagai pembayaran atasjasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danataudiberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi ataubadan”.
2.1.3.2 Klasifikasi Retribusi Daerah
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 108 retribusi daerah dikelompokan menjadi tiga yaitu Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa
Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu.
1. Retribusi Jasa Umum
Retribusi jasa umum adalah Jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Subjek retribusi jasa umum adalah orang pribadi
atau badan yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa umum bersangkutan. Objek retribusi jasa umum adalah
pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
Universitas Sumatera Utara
30
Jenis retribusi jasa umum antara lain adalah: a.
Retribusi Pelayanan Kesehatan; Retribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 110 ayat 1 huruf a adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas
pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang
dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah, kecuali pelayanan pendaftaran. Dikecualikan dari objek retribusi
pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak
swasta. b.
Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan; Retribusi pelayanan persampahankebersihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 110 ayat 1 huruf b adalah pelayanan persampahankebersihan yang diselenggarakan
oleh pemerintah daerah meliputi: i.
pengambilanpengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan sementara;
ii. pengangkutan sampah dari sumbernya dan atau lokasi
pembuangan sementara ke lokasi pembuanganatau pembuangan akhir sampah, dan
Universitas Sumatera Utara
31
iii. penyediaan lokasi pembuanganpemusnahan akhir
sampah. Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan
kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.
c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk
dan Akta Catatan Sipil; Retribusi penggantian biaya cetak kartu tanda penduduk
dan akta catatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat 1 huruf c adalah pelayanan:
a Kartu tanda penduduk; b Kartu keterangan bertempat tinggal;
c Kartu identitas kerja; d Kartu penduduk sementara;
e Kartu identitas penduduk musiman; f Kartu keluarga; dan
g Akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan pengakuan anak, akta
ganti nama bagi warga negara asing, dan akta kematian. d.
Pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat; Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat
sebagaimana dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf d
Universitas Sumatera Utara
32
adalah pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat yang meliputi:
a Pelayanan peguburanpemakaman termasuk penggalian
dan pengukuran, pembakaranpengabuan mayat. b
Sewa tempat pemakaman atau pembakaranpengabuan mayat yang dimiliki atau dikelola pemerintah daerah.
e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
Retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat 1 huruf e adalah
penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan f.
Retribusi Pelayanan Pasar; Pelayanan pasar sebagaimana yang dimaksud dalam pasal
110 ayat 1 huruf f adalah penyediaan fasilitas pasar tradisionalsederhana berupa pelataran, los yang dikelola
pemerintah daerah, dan khusus disediakan pedagang, dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
Pelayanan pengujian kendaraan bermotor sebagaimana yang dimaksud pada pasal 110 ayat 1 huruf g adalah
Universitas Sumatera Utara
33
pelayanan pengujian kenderaan bermotor sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah. h.
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran; Pelayanan pemeriksaan alat pemadam kebakaran
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 110 ayat 1 huruf h adalah pelayanan pemeriksaan danatau pengujian alat
pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, dan alat penyelamatan jiwa oleh pemerintah daerah terhadap
alat-alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan kebakaran, alat penanggulangan jiwa yang dimiliki danatau
dipergunakan oleh masyarakat i.
Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta; Retribusi penggantian biaya cetak peta sebagaimana yang
dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huru i adalah penyediaan peta yang dibuat oleh pemerintah daerah seperti
peta dasar garis, peta foto, peta digital, peta tematik dan peta teknis struktur.
j. Retribusi Penyediaan danatau Penyedotan Kakus;
Retribusi pelayanan penyediaan dan atau penyedotan kakus sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf
j adalah pelayanan penyediaan danatau penyedotan kaskus yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Dikecualikan dari
Universitas Sumatera Utara
34
objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan penyediaan danatau penyedotan kakus yang
disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
Retribusi pengolahan limbah cair sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf k adalah
pelayanan pengolahan limbah cair rumah tangga, perkantoran, dan industri yang disediakan, dimiliki,
danatau dikelola secara khusus oleh pemerintah daerah dalam bentuk instalasi pengolahan limbah cair.
Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan pengolahan limbah cair
yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah, BUMN, BUMD, pihak swasta, dan
pembuangan limbah cair secara langsung ke sungai, drainase, danatau sarana pembuangan lainnya.
l. Retribusi Pelayanan Tera-Tera Ulang;
Retribusi pelayanan tera-tera ulang sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf l adalah pelayanan
pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengapanya, dan pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang
Universitas Sumatera Utara
35
wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
m. Retribusi Pelayanan Pendidikan;
Retribusi pelayanan pendidikan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf m adalah
pelayanan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan teknis oleh pemerintah daerah. Dikecualikan dari objek retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah: a
Pelayanan pendidikan dasar dan menengah yangdiselenggarakan oleh pemerintah daerah;
b Pendidikan pelatihan yang diselenggarakan
olehpemerintah; c
Pendidikanpelatihan yang diselenggarakan oleh BUMN, BUMD; dan
d Pendidikanpelatihan yang diselenggarakan oleh pihak
swasta. dan n.
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi; Retribusi pengendalian menara telekomunikasi sebagaimana
yang dimaksud dalam pasal 110 ayat 1 huruf n adalah pemanfaatan ruang untuk menara telekomunikasi dengan
memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan umum.
Universitas Sumatera Utara
36
2. Retribusi Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial, karena
pada dasarnya jasa tersebut dapat disediakan oleh swasta, meliputi pelayanan dengan menggunakanmemanfaatkan
kekayaan daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Subjek retribusi jasa usaha adalah orang pribadi atau badan
yang menggunakan atau menikmati pelayanan jasa usaha yang bersangkutan. Objek retribusi jasa usaha adalah pelayanan
yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial.
Jenis-jenis retribusi jasa usaha adalah: a.
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah; Pelayanan pemakaian kekayaan daerah yang dimaksud
dalam pasal 127 ayat 1 huruf a adalah pemakaian tanah dan bangunan, pemakaian ruangan untuk pesta, pemakaian
kenderaanalat-alat berat alat-alat besar milik daerah. Tidak termasuk dalam pengertian pelayanan pemakaian kekayaan
daerah adalah penggunaan tanah yang tidak mengubah fungsi dari tanah tersebut, seperti pemancangan tiang
listrik telepon maupun penanaman pembentangan kabel listrik telepon di tepi jalan umum.
b. Retribusi Pasar Grosir danatau Pertokoan;
Universitas Sumatera Utara
37
Pasar grosir danatau pertokoan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf b adalah pasar
grosir berbagai jenis barang, dan fasilitas pasarpertokoan yang dikontrakkan, yang disediakandiselenggarakan oleh
pemerintah daerah, tidak termasuk yang disediakan oleh BUMD dan pihak swasta.
c. Retribusi Tempat Pelelangan;
Tempat pelelangan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huru c adalah tempat yang secara khusus
disediakan oleh pemerintah daerah untuk melakukan pelelangan ikan, ternak, hasil bumi, dan hasil hutan
termasuk jasa pelelangan serta fasilitas lainnya yang disediakan di tempat pelelangan. Termasuk dalam
pengertian tempat pelelangan adalah tempat yang dikontrka oleh pemerintah daerah dari pihak lain untuk dijadikan
sebagai tempat pelelangan. Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana yang pada ayat 1 adalah tempat
pelelangan yang disediakan dimiliki danatau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
d. Retribusi Terminal;
Retribusi terminal sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf d adalah tempat pelayanan penyediaan
tempat parkir untuk kenderaan penumpang dan bis umum,
Universitas Sumatera Utara
38
tempat kegiatan usaha dan fasilitas lainnya di lingkungan terminal, yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah
daerah. Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah terminal yang disediakan,
dimiliki, danatau dikelola oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
e. Retribusi Tempat Khusus Parkir;
Pelayanan tempat khusus parkir sebagaimana dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf e adalah pelayanan
penyediaan tempat parkir yang khusus disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk
yang disediakan dan dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
f. Retribusi Tempat PenginapanPesanggrahanVilla;
Retribusi pelayanan tempat penginapan pesanggrahan villa sebagaimana dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf
f adalah pelayanan tempat penginapan pesanggrahan villa yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah,
tidak termasuk yang dikelola oleh BUMD dan pihak swasta.
g. Retribusi Rumah Potong Hewan;
Retribusi pelayanan rumah potong hewan sebagaimana dimaksud dalama pasal 127 ayat 1 huruf g adalah
Universitas Sumatera Utara
39
pelayanan penyediaan fasilitas rumah potong hewan ternak termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan hewan sebelum
dan sesudah dipotong yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah. Dikecualikan dari objek retribusi
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah pelayanan penyediaan fasilitas rumah pemotongan hewan ternak yang
disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
Retribusi pelayanan pelabuhan kapal sebagaimana dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf h adalah
pelayanan pada pelabuhan kapal perikanan danatau bukan kapal perikanan, termasuk fasilitas lainnya di lingkungan
pelabuhan kapal yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh
Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD dan pihak swasta.
i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
Retribusi pelayanan tempat rekreasi dan olahraga sebagaimana dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf i
adalah tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah.
Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud
Universitas Sumatera Utara
40
pada ayat 1 adalah pelayanan tempat rekreasi, pariwisata, dan olahraga yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola
oleh pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta. j.
Retribusi Penyeberangan di Air; Retribusi pelayanan penyeberangan di atas air sebagaimana
dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf j adalah pelayanan penyeberangan orang atau barang dengan menggunakan
kenderaan di atas air yang dimiliki danatau dikelola oleh pemerintah daerah, tidak termasuk yang dikelola oleh
BUMN, BUMD dan pihak swasta, dan k.
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah; Retribusi penjualan produksi usaha daerah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 127 ayat 1 huruf k adalah penjualan hasil produksi usaha pemerintah daerah, antara
lain bibitbenih tanaman, bibit ternak, dan bibitbenih ikan, tidak termasuk penjualan produksi usaha BUMN dan
BUMD dan pihak swasta.
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi perizinan tertentu adalah kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang
pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan,
pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam,
Universitas Sumatera Utara
41
barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan. Subjek perizinan tertentu adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh izin tertentu dari pemerintahan
daerah. Objek perijinan retribusi perizinan tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh pemerintah daerah kepada
orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan. Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu adalah:
a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
Retribusi izin mendirikan bangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 141 huruf a adalah Pemberian izin untuk
mendirikan suatu bangunan, termasuk dalam pemberian izin ini adalah kegiatan peninjauan desain dan pemantapan
pelaksanaan pembangunannya agar tetap sesuai dengan rencana teknis bangunan dan rencana tata ruang yang
berlaku, dengan tetap memperhatikan Koefisien Luas Bangunan KLB, Koefisien Ketinggian Bangunan KKB,
dan pengawasan penggunaan bangunan yang meliputi pemeriksaan dalam rangka memenuhi syarat-syarat
Universitas Sumatera Utara
42
keselamatan bagi yang menempati bangunan tersebut. Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 adalah pemberian izin untuk bangunan milik pemerintah atau pemerintah daerah.
b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol;
Retribusi izin tempat penjualan minuman beralkohol sebagaimana dimaksud dalam pasal 141 huruf b adalah
pemberian izin untuk melakukan penjualan minuman beralkohol di suatu tempat tertentu.
c. Retribusi Izin Gangguan;
Retribusi izin gangguan sebagaimana dimaksud dalam pasal 141 huruf c adalah Pemberian izin tempat usaha
kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian atau gangguan,
tidak termasuk tempat usaha kegiatan yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
d. Retribusi Izin Trayek;
Retribusi izin trayek sebagaimana dimaksud dalam pasal 141 huruf d adalah pemberian izin kepada orang pribadi
atau badan usaha untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.
pemberian izin oleh pemerintah daerah dilaksanakan sesuai dengan kewenangan masing-masing daerah, dan
Universitas Sumatera Utara
43
e. Retribusi Izin Usaha Perikanan;
Retribusi izin usaha perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 141 huruf e adalah Pemberian izin kepada
orang pribadi atau badan untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan.
2.1.4 Belanja Modal
2.1.4.1 Definisi Belanja Modal
Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan “Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan asset tetap dan asset lainya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, dan asset tak berwujud dan
pembangunan serta perbaikan sector pendidikan, kesehatan, transportasi, sehingga masyarakat juga menikmati manfaat dari pembangunan daerah.
Sedangkan Menurut Permendagri 2006 Belanja Modal adalah “Pengeluaran yang dianggarkan untuk pembelianpengadaan asset
tetap dan asset lainya yang digunakan dalam kegiatan pemerintahan yang memiliki kriteria masa manfaatnya lebih dari 12 dua belas
bulan, merupakan objek pemeliharaan, dan jumlah nilai rupiahnya material saesuai dengan kebiajakan akuntansi”.
2.1.4.2Klasifikasi Belanja Modal
Berdasarkan permendagri 2006 jenis belanja modal terdiri dari 5 kategori utama yaitu:
Universitas Sumatera Utara
44
1.
Belanja modal tanah
Belanja modal tanah adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpembelianpembebasanpenyelesaian, balik nama
dan sewa tanah, pengosongan, pengurungan, pematangan tanah, pembuatan sertifikat, dan pengeluaran lainya, sehubungan dengan
perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
2.
Belanja modal peralatan mesin
Belanja modal peralatan mesin adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpergantian dan
peningkatan kapasitas peralatan dan mesin serta investor kantor yang memberikan manfaat lebih dari 12 bulan dan sampai peralatan
dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. 3.
Belanja modal gedung dan bangunan
Belanja modal gedung dan bangunan adalah pengeluaranbiaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian dan
termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan, pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah
kapasitas gedung sampai gedung dalam kondisi siap pakai. 4.
Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan
Belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan adalah pengeluaran biaya yang digunakan untuk pengadaanpenambahanpenggantian
peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan dan
Universitas Sumatera Utara
45
termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas
sampai jalan irigasi dan jaringan yang dimaksud dalam keadaan siap pakai.
5.
Belanja modal fisik lainya
Belanja modal fisik lainya adalah pengeluaran, biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian
peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja
modal tanah, peralatan, mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan termasuk dalam belanja modal ini adalah
belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala, dan barang untuk museum, hewan
ternak, dan tanaman, buku-buku dan jurnal ilmiah.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian.
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Variabel yang
Digunakan Hasil Penelitian
1. Novi Aninta
Mindasari 2008
Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi
Daerah terhadap APBD pada
Provinsi Sumatera Utara.
Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, APBD. secara parsial Pajak
Daerah berpengaruh signifikan terhadap
APBD dan Retribusi Daerah tidak
berpengaruh signifikan terhadap
APBD. Secara simultan, Pajak
Derah dan Retribusi Daerah berpengaruh
signifkan terhadap APBD.
2. Anton Dwi
Handoko 2009
Pengaruh pertumbuhan
pendapatan asli daerah terhadap
peningkatan belanja modal pada
kabkota sumatera utara
Pendapatan asli daerah dan
belanja modal. Pertumbuhan PAD
mempunyai pengaruh signifikan
positif terhadap peningkatan belanja
modal.
3. Nur Indah
Rahmawati 2010
Pengaruh Pendapatan asli
daerah PAD dan dana alokasi umum
Pendapatan Asli Daerah
PAD, Dana Alokasi Umum
DAU dan PAD mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap
Universitas Sumatera Utara
47
DAU terhadap alokasi belanja
daerah studi Pemerintahan di
kabupatenkota jawa tengah
″ DAU, Belanja
Daerah. alokasi belanja
daerah.
Sumber: data diolah oleh penulis, 2012
Mindasari 2008 meneliti pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah terhadap APBD di Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menunjukkan bahwa
secara parsial variabel Pajak Daerah berpengaruh secara signifikan terhadap APBD dan variabel Retribusi Daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
APBD. Secara simultan, Pajak Derah dan Retribusi Daerah berpengaruh secara signifkan terhadap APBD.
Handoko 2009 judul penelitian adalah “pengaruh pertumbuhan pendapatan asli daerah terhadap peningkatan belanja modal pada pemerintah
kabupatenkota di sumatera utara”. Penelitian ini menunjukan Pertumbuhan PAD mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap peningkatan belanja modal.
Rahmawati 2010 meneliti Pengaruh Pendapatan asli daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU terhadap alokasi Belanja Daerah studi Pemerintahan
di KabupatenKota Jawa Tengah ″. Peneliti ini menunjukan bahwa DAU dan
PAD mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap alokasi belanja daerah. Jika dilihat lebih lanjut, tingkat ketergantungan alokasi belanja daerah lebih dominan
terhadap PAD dari pada DAU.
Universitas Sumatera Utara
48
2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis