sebagai rujukan tetap dalam melaksanakan dan memelihara sistem mutu tentang kehalalan produk tersebut.
4. Produsen mempersiapkan prosedur baku pelaksanaan Standard operating procedure atau SOP untuk mengawasi setiap tahap proses
yang kritis, agar kehalalan produknya dapat terjamin. 5. Baik panduan mutu dan prosedur baku pelaksana operasi yang
disiapkan untuk dimasyarakatkan dan diuji coba dilingkungan produsen, sehingga seluruh jajaran dari mulai direksi sampai karyawan memahami
betul bagaimana memproduksi produk yang baik dan halal. 6. Produsen melakukan pemeriksaan audit secara internal dan
pengevaluasiannya, apakah sistem mutu menjamin kehalalan produk ini dilakukan sebagaimana mestinya. Sistem mutu termasuk panduan mutu
dan prosedur baku pelaksanaan tersebut dilampirkan pada surat pengajuan sertifikasi halal.
Masa berlaku dari sertifikat halal adalah satu tahun, kecuali untuk daging impor yang sertifikat halalnya hanya berlaku untuk setiap kali
pengapalan. Produk kosmetik memang tidak dimakan dan masuk ke dalam tubuh.
Oleh karena itu kosmetik biasanya dikaitkan dengan masalah suci dan najis. Produk tersebut bisa dikatakan haram jika produk kosmetika tersebut
mengandung bahan-bahan najis, seperti turunan hewan haram misalnya kolagen atau pun bagian dari tubuh manusia contohnya plasenta.
Sedangkan produk kosmetika halal adalah produk yang tidak mengandung bahan-bahan najis seperti tersebut di atas http:www.republika.co.id, 2006
2.6. Label
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia PPRI No. 69 tahun 1999 tentang label dan iklan pangan halal dalam www. tempo interaktif.com
2004, label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang
disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Keterangan yang dimaksud sekurang-
kurangnya memuat :
a. Nama produk. b. Daftar bahan yang digunakan.
c. Berat bersih atau isi bersih. d. Nama dan alamat pihak yang memproduksi atau memasukkan pangan ke
dalam wilayah Indonesia. e. Tanggal, bulan dan tahun kadaluarsa.
Label mempunyai beberapa fungsi Kotler, 2003, yaitu : a. Identifies mengidentifikasi : label dapat menerangkan mengenai
produk. b. Grade nilaikelas : label dapat menunjukkan nilaikelas dari produk.
Produk buah peach kalengan diberi label nilai A, B dan C menunjukkan tingkat mutu.
c. Describe memberikan keterangan : label menunjukkan keterangan mengenai siapa produsen dari produk, dimana produk dibuat, kapan
produk dibuat, apa komposisi dari produk dan bagaimana cara penggunaan produk secara aman.
d. Promote mempromosikan : label mempromosikan produk lewat gambar dan warna yang menarik.
Menurut PPRI No.69 pasal 10, setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk
diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam, bertanggungjawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib
mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label.
2.7. Merek
Merek adalah indikator nilai yang anda tawarkan kepada pelanggan. Merek merupakan aset yang menciptakan nilai bagi pelanggan dengan
memperkuat kepuasan dan loyalitasnya. Merek menjadi “alat ukur“ bagi mutu nilai yang Anda tawarkan Kartajaya, 2004
Dalam UU No. 15 tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombisasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. Ada beberapa tanda yang tidak boleh dijadikan merek http:idkm.deperin.go.id, 2006. Tanda-tanda tersebut
adalah : a. Tanda yang tidak memiliki daya pembeda, misalnya hanya sepotong
garis, garis yang sangat rumit atau kusut. b. Tanda yang bertentangan dengan kesusilaan dan ketertiban umum,
misalnya gambar porno atau menyinggung perasaan keagamaan. c. Tanda berupa keterangan barang, misalnya merek kacang untuk produk
kacang. d. Tanda yang telah menjadi milik umum, misalnya tanda lalu lintas.
e. Kata-kata umum, misalnya kata rumah, kota dan sebagainya. Menurut Durianto, dkk 2004
a
, merek mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada
pembeli. Merek lebih dari sekedar jaminan, mutu karena di dalamnya tercakup 6 pengertian berikut :
1. Atribut produk, seperti halnya mutu, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain.
2. Manfaat. Meskipun suatu merek membawa sejumlah atribut, konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut.
3. Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4. Budaya. Merek mencerminkan budaya tertentu.
5. Kepribadian. Merek mencerminkan kepribadian tertentu. 6. Pemakai. Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau
menggunakan produk tersebut. Merek menjadi sangat penting saat ini, karena beberapa faktor
Durianto, dkk 2004
b
, seperti : a. Emosi konsumen terkadang turun naik. Merek mampu membuat janji
emosi menjadi konsisten dan stabil. b. Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan bangsa.
c. Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen. d. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk pribadi konsumen.
e. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian.
f. Merek berkembang menjadi sumber aset terbesar bagi perusahaan. Konsumen yang merasa puas terhadap produk atau merek yang
dikonsumsi atau dipakai akan melakukan pembelian ulang terhadap produk tersebut di masa datang. Pembelian ulang terhadap produk yang sama terus
menerus menunjukkan loyalitas konsumen terhadap merek. Sumarwan 2002 mendefinisikan loyalitas merek brand loyalty sebagai sikap positif
seorang konsumen terhadap suatu merek. Konsumen memiliki keinginan yang kuat untuk membeli ulang merek yang sama pada saat sekarang
maupun masa datang. Keinginan kuat tersebut dibuktikan dengan selalu membeli merek yang sama.
Mowen and Minor dalam Sumarwan 2002 mengemukakan bahwa ada dua pendekatan untuk memahami loyalitas merek, yaitu pendekatan
perilaku behavioral approaches to brand loyalty dan pendekatan sikap attitudinal measures of brand loyalty. Pendekatan perilaku melihat
loyalitas merek berdasarkan kepada pembelian merek. Pendekatan perilaku tidak mengungkapkan alasan seorang konsumen loyal terhadap suatu merek.
Sedangkan dalam pendekatan sikap, menyatakan bahwa konsumen yang loyal terhadap suatu merek adalah konsumen yang menyatakan sangat
menyukai merek tersebut dan kemudian membeli dan menggunakan merek tersebut. Loyalitas merek dibagi ke dalam beberapa kategori berikut :
1. Loyalitas Tak Terbagi Undivided Loyalty 2. Kadang Mengganti Occasional Switch
3. Loyalitas Mengganti Switch Loyalty 4. Loyalitas Terbagi Divided Loyalty
5. Merek tidak berbeda Brand Indifference
2.8. Kesadaran merek Brand awareness