tingkah lakunya harus dapat dijadikan sebagai teladan, artinya seorang guru atau dosen harus berbudi pekerti yang luhur. Dengan kata lain guru dan dosen harus
bersikap yang terbaik dan konsekuen tehadap perkataan dan perbuatannya, karena guru dan dosen adalah figur sentral yang akan dicontoh dan diteladani anak didik.
Berkaitan dengan hal tersebut sosok pendidik guru dan dosen yang dikehendaki UU Sisdiknas adalah bahwa untuk dapat diangkat menjadi tenaga
pengajar, tenaga pendidik yang bersangkutan harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwawasan Pancasila dan UUD 1945 serta memiliki
kualifikasi sebagai tenaga pengajar. Oleh karena itu seorang guru dan dosen harus benar-benar memiliki
kompetensi kepribadian yang mantap, baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga negara yang konsisten dengan profesinya.
Penelitian Witty dalam Sahertian, 1994; 57, memperlihatkan sifat-sifat kepribadian guru [dosen] yang disukai oleh peserta didik, antara lain; 1
demokratis; 2 ramah dan sabar; 3 kreatif dan inovatif; 4 santun dan jujur; 5 humoris; 6 empati dan 7 fleksibel. Parameter tersebut dapat dijadikan sebagai
rujukan kompetensi pribadi bagi guru dan dosen sebagai sosok yang ideal. Dalam lingkup yang lebih makro, sikap pribadi yang dijiwai oleh falsafah
Pancasila, akan menumbuhkan sikap mengagungkan budaya bangsa dan negaranya.
3. Kompetensi Sosial
Kemampuan sosial adalah kemampuan guru dan dosen untuk berkomunikasi secara efektif dan efisiensi dengan peserta didik, guru lain, orang
tua, dan masyarakat sekitar. Adapun menurut Arbi dalam Suryosobroto 2002: 6, kompetensi sosial adalah kemampuan guru dan dosen dalam membina dan
mengembangkan kompetensi sosial baik sebagai tenaga profesional maupun sebagai anggota masyarakat.
Senyatanya, guru dan dosen tidak bertanggung jawab di dalam kelas, tetapi juga harus mewarnai perkembangan anak didik di luar kelas. Dengan kata
lain guru dan dosen tidak hanya sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu tapi juga anggota masyarakat yang
harus ikut aktif berjiwa bebas dan kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat.
Sebagai pendidik, kehadiran guru dan dosen di dalam masyarakat sangat diharapkan baik secara langsung sebagai anggota masyarakat maupun secara tidak
langsung melalui perananya membimbing dan mengarahkan anak didik. Karena pada kenyataan di mata masyarakat, guru dan dosen merupakan panutan yang
layak diteladani. Dalam kehidupan sosial guru dan dosen merupakan figur sentral yang
menjadi standar [tolak ukur] bagi masyarakat untuk mengambil keteladanannya. Hal ini menuntut guru dan dosen berperan secara proporsional dalam kehidupan
masyarakat, sehingga guru dan dosen harus memiliki kemampuan untuk hidup bermasyarakat dengan baik. Keterlibatan guru dan dosen dalam kehidupan
masyarakat akan menjadi tuntunan bagi peserta didik. Berkaitan dengan keberadaan guru dan dosen sebagai figur sentral, dapat
dilihat juga sejauh mana seorang guru mempunyai jiwa kepemimpinan baik dan
sekaligus sebagai pemimpin dalam arti pemimpin non formal di lingkungan pendidikan sekolah kelas maupun sebagai anggota masyarakat. James M,
Kouzes dan Barry Z.Posner dalam bukunya, the leadhership challnge, 1987 dalam Triyanto 2006:68 memberikan “ Sepuluh Komitmen Pemimpin dalam
menyambut Abad XXI”, dan ini harus dimiliki pula oleh guru dan dosen, antara lain :
a. Mencari peluang-peluang yang matang. Guru dan dosen diharapkan senantiasa berusaha agar “status quo” atau
kamapanan statis” tidak perlu diperhatikan, sebaiknya segera harus dirubah demi penyesuaian dengan gelombang perubahan yang terjadi. Dengan
demikian guru harus sensitif dengan respon baru tuntutan jaman. b. Berani mencoba dan bersedia menanggung resiko
Guru dan dosen harus mempunyai tekad yang kuat dan keikhlasan yang dalam berusaha belajar dari keberhasilan dan kegagalan, walaupun harus dibayar
dengan harga yang mahal dan konsekuensi yang tinggi. Jadi seorang guru harus mempunyai terobosan-terobosan walaupun harus bertentangan dalam
kondisi sekitar, namun hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. c. Memimpin masa depan
Guru dan dosen harus memiliki pribadi yang inovatif, memancarkan suatu visi atau pandangan ke depan tentang gambaran wujud masa depan dengan kuat
dan misi yang jelas.
d. Membina kerja sama visi dan misi Guru dan dosen mampu mengkomunikasikan visi dan misinya kepada semua
pihak yang terkait, dengan upaya mewujudkanya, sehingga terjalin kebersamaan.
e. Menggalang kerja sama Di sini guru dan dosen harus bersedia untuk bekerja sama dalam suatu ikatan
dan semangat kebersamaan, demi meningkatkan keterpaduan potensi demi penyamaan tujuan dan terbinanya kepercayaan.
f. Memperkuat mitra kerja Guru dan dosen bertujuan untuk membagi atau memberikan pengaruh yang
dimilikinya agar semua pihak terlibat di dalam pembaharuan yang sama. Dalam hal ini guru harus memiliki jaringan kerja network.
g. Menunjukan keteladanan Kewajiban guru dan dosen adalah membuat orang lain dapat berbuat atau
memberikan contoh jalan awal bagi perkembangan selanjutnya. Langkah strategis yang harus dilakukan, menyamankan dasar-dasar filosofis dan nilai-
nilai, mamahami nilai-nilai utama yang diterima oleh individu dan kelompok. h. Mencanangkan keberhasilan bertahap
Selain rencana besar dalam mewujudkan visinya, hal yang terpenting adalah menciptakan rencana secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan
peluang dan kemampuan yang mungkin dilakukan dalam setiap laju perkembangan.
i. Menghargai setiap peran individu Guru dan dosen harus mampu menghargai setiap peran yang dilakukan oleh
semua pihak walau sekecil apapun dengan ikut andil demi menciptakan keberhasilan.
j. Mensyukuri setiap keberhasilan Keberhasilan yang dicapai oleh guru atau dosen dalam pembelajaran atau
tugas kemasyarakatan janganlah membuat lupa diri, namun harus disyukuri, bahkan perlu diupayakan agar keberhasilan juga dijadikan kesempatan emas
untuk mendidik, membina dan mengajarkan suatu nilai-nilai baru kepada semua pihak.
4. Kompetensi profesional