Sampel Penelitian Teknik Pengumpulan Data Instrumen Penelitian

67 BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitian kuantitatif ini, peneliti menelusuri tentang kesulitan pemahaman konsep Fisika pada materi besaran dan satuan.

3.1.1 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ditentukan dengan metode simple random sampling yaitu dari 6 kelas diambil 1 kelas sebagai sampelnya. Pengambilan 1 kelas sebagai sampel tersebut dilakukan secara acak, karena dari hasil observasi yang telah dilakukan peneliti sebelum dilakukan penelitian didapatkan bahwa rata-rata nilai dari ke-6 kelas tadi tidak berbeda jauh.

3.1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang analisis kesulitan pemahaman konsep Fisika pada materi besaran dan satuan adalah sebagai berikut: 1. Dokumentasi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan teknik dokumentasi adalah studi dokumen. Adapun dokumen yang dihimpun oleh peneliti adalah data nama siswa, nilai-nilai Semester Gasal siswa kelas X SMA Negeri 1 Sale yang menjadi anggota populasi. 2. Teknik tes Tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep siswa adalah tes penguasaan konsep, yaitu tes yang berisi soal C1, C2, C3, C4, C5, dan C6.

3.1.3 Instrumen Penelitian

3.1.3.1. Uji coba soal Sebelum penulis melakukan penelitian, langkah awal yang ditempuh peneliti adalah mengadakan pengujian terhadap alat ukur yaitu berupa tes yang digunakan sebagai alat pengumpul data tentang pemahaman siswa pada konsep besaran dan satuan yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal. Berdasarkan hasil analisis uji coba instrumen tes dipilih 26 soal dari 38 soal yang kemudian digunakan. Soal yang tidak terpilih adalah soal nomor 2, 7, 8, 10, 15, 20, 26, 27, 32, 34, dan 35. Kriteria soal yang dipilih berdasarkan uji kevalidan, realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. 1. Validitas Soal Menurut Arikunto 2006 validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Keterangan r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = jumlah siswa X = skor butir soal item 1,2,3, ...,14 Y = skor total butir soal Soal dinyatakan valid apabila dalam perhitungan diperoleh t hitung t tabel . Dengan N = 31 dengan taraf signifikan 5 diperoleh r tabel = 0,355. Item soal dikatakan valid jika r hitung 0,355r hitung lebih besar dari 0,355. Dari hasilanalisis diperoleh soal valid dari 38 butir nomor soal. Soal valid tersebut yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 30, 31, 33, 36, 37, dan 38 , sedangkan soal yang tidak valid nomor 2, 7, 8, 10, 20, 26, 27, 29, 32, 34 dan 35, data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 2. Reliabilitas Menurut Arikunto 2006 reliabel artinya dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Instrumen harus reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mencari reliabilitas soal peneliti menggunakan rumus K-R 20. Keterangan: r 11 = reliabilitas instumen k = banyaknya butir pertanyaan v t = varians total p = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir proporsi subjek yang mendapat skor 1 r 11 = p = q = proporsi subjek yang mendapat skor 0 1-p Setelah r 11 diketahui, kemudian dibandingkan dengan harga r tabel jika r 11 r tabel , maka instrument tersebut reliable. r 11 yang diperoleh adalah 0,823567 dan r tabel untuk responden 31 orang dengan taraf signifikan 5 adalah 0,355. Karena r 11 r tabel maka instrumen reliabel. 3. Taraf kesukaran soal Taraf kesukaran yaitu angka yang menjadi indikator mudah sukarnya soal bagi siswa. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran soal uraian dapat dianalisis dengan rumus: Keterangan: P = indeks kesukaran. B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS = jumlah seluruh siswa peserta tes. Klasifikasi indeks kesukaran soal: 0 P ≤ 30 = sukar 30 P ≤ 70 = sedang P 70 = mudah Dari analisis tingkat kesukaran soal uji coba didapatkan soal nomor 13, 15, 19, 22, 23, 25, 26, 34, 35, 36, 37, dan 38 dengan kriteria sukar, soal nomor 3, 4, 5, 6, 9, 11, 12, 14, 17, 18, 24, 27, 28, 30, 31, 32, dan 33 dengan kriteria sedang, dan soal nomor 1, 2, 7, 8, 10, 16, 20, 21, dan 29 dengan kriteria mudah. 4. Daya beda Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda soal menurut Arikunto 2007: 213, dalam Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi adalah: Keterangan: D :indeks diskriminasi atau daya beda :banyaknya peserta kelompok atas :banyaknya peserta kelompok bawah :banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar :banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar :proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar :proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Klasifikasi daya pembeda soal. 0,00 ≤ ≤ 0,20 = Jelek 0,21 ≤ ≤ 0,40 = Cukup 0,41 ≤ ≤ 0,70 = Baik 0,71 ≤ ≤ 1,00 = Baik Sekali Dari hasil analisis uji daya pembeda soal didapatkan soal nomor 2, 7, 8, 10, 15, 20, dan 27dengan kriteria jelek, soal nomor 4, 6, 9, 14, 16, 19, 21, 22, 23, 25, 26 dan 32 dengan kriteria cukup, soal nomor 1, 5, 11, 13, 17, 18, 24, 28, dan 34 dengan kriteria baik dan soal nomor 3, 12, 29, 30, 31, 33, 35, 36, 37 dan 38 dengan kriteria baik sekali.

3.1.4 Deskripsi dan Analisis Data