27
Lanjutan Tabel 3.1 Variabel
Definisi Indikator
Skala
masalah kejenuhan terhadap hal lama atau
biasanya. 4.
Keunggulan variasi merek
lain. Likert
Perpindahan Merek
Y Saat dimana seorang
pelanggan atau sekelompok pelanggan
berpindah kesetiaan dari merek Blackberry ke
merek lainnya. 1.
Ya. 2.
Tidak. Regresi
Logistik
Sumber : Tjiptono 2005, Setiyaningrum 2005, dan Simamora 2003, data diolah peneliti.
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert menurut Sugiyono 2006 yaitu “skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Tabel 3.2 Pengukuran Skala Likert
No Alternatif Jawaban
Skor
1 2
3 4
5 Sangat Setuju SS
Setuju S Kurang Setuju KS
Tidak Setuju TS Sangat Tidak Setuju STS
5 4
3 2
1
Sumber: Sugiyono 2006
28 Sedangkan untuk variabel Y adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Instrumen Regresi Logistik untuk Variabel Y
No Alternatif Jawaban
Skor
1 2
Ya Tidak
1 Sumber: Peneliti 2015
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi
Populasi menurut Erlina 2011 adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”
Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang perna menggunakan smartphone Blackberry.
3.6.2 Sampel
Sampel menurut Erlina 2011 adalah “bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karaktersitik populasi.”Pemilihan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Supramono, 2003 sebagai berikut:
�= Z
∝
2
pq d
2
29 Dimana:
n = Jumlah sampel
Zα = Nilai Standar normal yang besarnya tergantung kepada α
Bila α = 0,05 maka Z = 1,67 Bila α = 0,1 maka
Z = 1,96 p
= Estimasi proporsi populasi q
= 1-p d
= penyimpangan yang ditolerir
Berhubung p belum diketahui, maka peneliti mengadakan pra survey terhadap sekitar 20 mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara. Para mahasiswa yang memenuhi kriteria pernah memakai Blackberry kemudian beralih kepada merek lain adalah sekitar 14 orang
yang jika dipersentasikan 70. Dengan demikian jumlah sampel yang mewakili populasi adalah:
� = 1,96
2
0,70,3 0,1
2
n = 80,67 dibulatkan menjadi 81 orang.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode purposive sampling
yaitu pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan atau berdasarkan
kuota tertentu Sugiyono, 2006. Teknik pengambilan sampel yang
30 digunakan adalah accidentalsampling, yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel dan layak sebagai sumber
data Rochaety, 2009. Kriteria yang digunakan peneliti adalah mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara yang sudah pernah menggunakan smartphone merek Blackberry dan kemudian berpindah ke merek lain.
3.7 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sebagai berikut : 1.
Data Primer Data primer merupakan data yang dikumpulkan berdasarkan interaksi langsung
antara pengumpul data dan sumber data Erlina, 2011. Data primer ini diperoleh dengan memberikan daftar pernyataan atau kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya Erlina, 2011. Data sekunder ini
diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
31 1.
Angket Kuesioner Angket kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan
atau menyebarkan daftar pernyataanpernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut Umar 2008.
Jawaban dari setiap responden tersebut akan diberi skor dengan menggunakan skala Likert.
2. Studi Dokumentasi
Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 orang diluar sampel.
3.9.1 Uji Validitas
Validitas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut
semakin mengenai pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi, validitas menunjuk kepada ketepatan dan
kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan
fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut Rochaety dkk, 2009.
32 Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas
menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS for Windows.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kueisioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut valid. 2. Jika r
hitung
r
tabel
maka pernyataan tersebut tidak valid. 3. Korelasi tiap faktor positif.
4. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0,361. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program
Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara di luar sampel penelitian dengan jumlah 30 responden. Hasil pengolahan
dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.4 Uji Validitas
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted Scale
Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total
Correlation Cronbachs
Alpha if Item Deleted
P 1 22,43
11,220 ,655
,786 P 2
22,47 12,947
,451 ,815
P 3 22,77
12,185 ,465
,812 P 4
23,10 10,990
,549 ,803
P 5 23,03
10,999 ,662
,785 P 6
23,10 11,679
,531 ,804
P 7 24,03
11,689 ,507
,807 P 8
23,40 11,559
,546 ,802
Sumber : Hasil pengolahan SPSS April 2015 Pada Tabel 3.4 di atas dapat dilihat bahwa seluruh pernyataan yang
memiliki nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel,
33 yaitu 0,361, sehingga semua butir pernyataan dinyatakan valid. Interpretasi
Item-Total Statistics , yaitu :
1. Scale Mean if Item Deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel
P tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan P item 1 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 22,43. Jika pernyataan item 2 dihapus maka
rata-rata variabel sebesar 22,47 dan seterusnya. 2.
Scale Variance if Item Deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel pernyataan tersebut dihapus. Misalnya jika pernyataan P item
1 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar 11,220. Jika pernyataan P item 2 dihapus maka besarnya variance adalah sebesar
12,947 dan seterusnya. 3.
Corrected Item-Total Correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas
instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai r
hitung
yang akan dibandingkan dengan nilai r
tabel
untuk mengetahui validitas pada setiap butir pernyataan. Nilai r
tabel
pada uji validitas ini adalah sebesar 0,361.
3.9.2 Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang dimiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu
memberikan hasil ukur yang terpercaya reliabel. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik
Rochaety dkk, 2009.
34 Uji reliabilitas menggunakan program SPSS for Windows dengan
kriteria sebagai berikut: 1.
Jika r
alpha
positif atau r
tabel
, pernyataan dinyatakan reliabel. 2.
Jika r
alpha
negatif atau r
tabel
, pernyataan dinyatakan tidak reliabel. Hasil pengolahan uji reabilitas menggunakan SPSS dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.5 Uji Reabilitas
Reability Statistics
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS April 2015 Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha 0,8 reliabilitas sangat baik sangat meyakinkan, 0,7 Cronbach Alpha 0,8 reliabilitas baik, dan Cronbach Alpha 0,7
reliabilitas kurang meyakinkan Situmorang dan Lufti, 2014. Berdasarkan Tabel 3.5 dapat dilihat Cronbach’s Alpha 0,8 maka
dinyatakan reliabilitas sangat baik.
3.10 Metode Analisis
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif menurut Erlina 2011 adalah “statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian,
analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data.” Pada metode analisis deskriptif ini
Cronbachs Alpha N of Items
,822 8
35 data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, dan dianalisis untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek penelitan. Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden.
3.10.2 Metode Regresi Logistik
Regresi logistik menurut Situmorang dan Lufti 2014 adalah “bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen respon
merupakan variabel dikotomi.” Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian
yang biasanya diberi angka 0 atau 1. Berikut beberapa asumsi regresi logistik :
1. Tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel bebas yang digunakan
dalam model. 2.
Variabel bebas bisa variabel kontinyu, diskrit, dan dikotomis. 3.
Distribusi respon atas variabel terikat diharapkan non linear. Adapun model yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = α + βX
1
+ βX
2
+ ε
Dimana: Y : Ketidakpuasan konsumen variabel dummy, 1 jika ya berpindah
merek, 0 jika tidak berpindah merek α : Konstanta
β : Koefisien regresi X
1
: Ketidakpuasan Konsumen X
2
: Kebutuhan Mencari Variasi
36
ε : Standart error
Hipotesis: H0 : Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan merek.
H1 : Ketidakpuasan konsumen dan kebutuhan mencari variasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan perpindahan
merek.
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan Kanada, Research In Motion RIM. Didirikan oleh seorang imigran Yunani di
kota Waterloo, Kanada. Kisah sukses Research In Motion Ltd, berawal dari seorang pemuda
Yunani bernama Mike Lazardis, yang pada tahun 1967 berimigrasi dari Turki ke Kanada untuk mewujudkan mimpi dan merubah nasibnya. Ia sempat kuliah di
Universitas Waterloo, mendalami Teknik Elektro, namun karena sesuatu hal ia dikeluarkan.
Pada tahun 1984, dengan modal pinjaman dari teman dan keluarganya, Lazarsis dan dua temannya mendirikan RIM di Waterloo, Ontario Kanada.
Kontrak kerja pertamanya datang dari General Motor Kanada untuk mengerjakan otomatisasi industri. Pada tahun pertamanya, dari berbagai kontrak kerja, RIM
berhasil mendapatkan penghasilan 1 juta dengan karyawan sekitar 12 orang. Pada tahun 1987, RIM menerima kontrak dari Roger Cantel Mobile
Comminications, operator pager dan telepon seluler. Dalam kontraknya, RIM bertugas mencari tahu potensi dari sistim jaringan digital nirkabel baru yang di
kenalkan Ericsson. RIM berhasil membuat modem radio nirkabel berukuran mini pada tahun 1990. Modem buatan RIM banyak dipakai oleh perusahaan untuk
berbagai produk dari komputer sampai mesin penjual otomatis.
38 Pada tahun 1991 RIM mengembangkan software untuk mendukung sistim
e-mail nirkabel. RIM bekerja sama dengan dua perusahaan besar seperti Ericsson, dan Anterior Technologi. Ericsson berhasil mengenalkan modem radio portabel th
1992, Anterior Technologi bertugas menyediakan gateway untuk sistim e-mail sementara RIM akan meyediakan aplikasi pemograman. Kerjasama tiga pihak ini
berhasil menciptakan sistim e-mail nirkabel dengan konektivitas tak terputus. Pada tahun 1996, RIM dalam mengembangkan bisnis perangkat e-mail
nirkabel mengenalkan pager yg di beri nama Interctive pager. Saat diluncurkan ke publik tahun 1997, Interctive pager yang dijual seharga 675 menjadi produk
yang sangat populer dan digemari. Pada tahun 1998 RIM mendapat banyak kontrak untuk membuat
Interctive pager bagi banyak perusahaan besar seperti IBM, Panasonic Corp, Mobile Integrated Technologies, dan Telxon Corp. Akhhir 1998 RIM
mengenalkan versi upgrade dari Interctive pager yang lebih hebat, kecil, murah dan punya daya tahan lebih lama.
Setelah dua produk Interctive pager sukses di pasaran, akhirnya pada tahun 1999, RIM memutuskan untuk fokus di perangkat e-mail koorporat dengan
mengenalkan produk barunya, yaitu BlackBerry. Sejak saat itu BlackBerry terus berkembang baik dari sisi perangkatnya yang makin canggih, solusi layanan, serta
perusahaan hardware dan software yang mendukungnya Pada awalnya BlackBerry ingin dinamakan pocket link sebuah nama yang
fungsional tapi membosankan, kemudian juga hampir dinamakan Strawberry,
39 karena mirip dengan buah strawberry, tapi terkesan terlalu jinak, Sehingga
dinamakan Blackberry, nama yang akrab tapi cerdas. Blackberry pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada pertengahan
Desember 2004 oleh operator Indosat dan perusahaan Starhub.Perusahaan Starhub merupakan pengejewantahan dari RIM yang merupakan rekan utama Blackberry.
Di Indonesia, Starhub menjadi bagian dari layanan dalam segala hal teknis mengenai instalasi Blackberry melalui operator Indosat. Indosat menyediakan
layanan Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server. Pasar Blackberry kemudian diramaikan oleh dua operator besar lainnya di
tanah air yakni Excelkom dan Telkomsel.Excelkom menyediakan dua pilihan layanan yaitu Blackberry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server+
BES+. BES adalah layanan gabungan dari BES dan BIS, ditujukan bagi pelanggan
korporasi sehingga pelanggan dapat menerima dan mengirim email kantor yang berbasis Microsoft Exchange, Novel Wise, Lotus Domino dan 10 akun e-mail
berbasis POP3IMAP melalui telepon genggam. Sementara, operator Telkomsel hanya menyediakan Blackberry sebagai bagian dari layanan korporasi dengan
Blackberry Enterprise Server. Layanan Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry
saja. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, ketiga operator ini telah menyediakan fasilitas Blackberry Connect yang memungkinkan Blackberry
Internet Solution diakses melalui smartphone jenis lain.
40
4.2 Hasil Penelitian