7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Efektivitas A.1 Pengertian Efektivitas
Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Menurut Bernard, bahwa
efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama Bernard, 1992 : 27.
Secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua
tugas-tugas pokoknya atau untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya Cambel, 1989 : 47. Sementara menurut Richard M.Steers, bahwa
efektifitas merupakan suatu tingkat kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas pokoknya atau pencapaian sasarannya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan pengertian efektifitas yaitu keberhasilan suatu aktivitas atau kegiatan dalam mencapai tujuan sasaran
yang telah ditentukan sebelumnya. Efektivitas dalam dunia riset ilmu-ilmu sosial dijabarkan dengan jumlah
penemuan dan produktivitas, dimana bagi sejumlah sarjana sosial efektivitas sering kali ditinjau dari sudut kwalitas pekerjaan atau program kerja.
Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas, maka tidaklah mengherankan jika terdapat sekian banyak pertentangan
pendapat sehubung dengan cara meningkatkannya, cara mengatur dan bahkan cara
8 menentukan indikator dari efektivitas. Sehingga dengan demikian akan lebih sulit
lagi bagaimana cara mengevaluasi tentang konsep efektivitas. Pengertian yang memadai mengenai tujuan ataupun sasaran organisasi,
merupakan langkah pertama dalam pembahasan efektivitas, dimana sering kali berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam awal usaha mengukur
efektivitas yang pertama sekali adalah memberikan konsep tentang efektivitas itu sendiri.
Dari beberapa uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa efektivitas merupakan kemampuan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas suatu lembaga secara fisik
dan non fisik untuk mencapai tujuan serta meraih keberhasilan maksimal.
A.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas
Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang berbeda dari lembaga dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa
berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang
kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya. 1. Pendekatan Sasaran Goal Approach
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam
pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut.
Price, 1972 : 15.
9 Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan
pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil yang maksimal berdasarkan sasaran resmi “Official Goal” dengan memperhatikan
permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu dengan mengukur keberhasilan program dalam mencapai
tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisai atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran
yang hendak dicapai. 2. Pendekatan Sumber System Resource Approach
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu
lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif.
Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang
merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input bagi lembaga tersebut dan output yang dihasilkan juga
dilemparkannya kepada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi.
Dalam mendapatkan berebagai jenis sumber untuk memelihara sistem dari suatu lembaga merupakan kriteria yang digunakan untuk mengukur efektivitas.
Secara sederhana, efektivitas seringkali diukur dengan jumlah atau kwantitas berbagai jenis sumber yang berhasil diperoleh dari lingkungan. Menurut J. Burton
Cunningham, pengukuran efektivitas dengan pendekatan sumber ini mampu untuk
10 memberikan alat ukur yang sama dalam mengukur efektivitas berbagai lembaga
yang jenis dan programnya berbeda dan tidak dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan sasaran Cunningham, 1978 : 635.
3. Pendekatan Proses Internal Process Approach. Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai efisiensi dan kondisi
kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
terkoordinasi. Pendekatan ini yidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber
yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
Hal ini didukung oleh pendapat Chris Argyris yang mengatakan bahwa pendekatan proses pada umumnya digunakan oleh pengamat pendekatan Neo
Klasik human relation dalam teori organisasi yang terutama meneliti hubungan antara efek dengan sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu lembaga
Argyris, 1964.
A.3 Masalah Dalam Pengukuran Efektivitas
Efektivitas selalu diukur berdasarkan prestasi, produktivitas dan laba. Seperti ada beberapa ancangan tentang memandang konsep ini dalam kerangka
kerja berdimensi satu, yang memusatkan perhatian hanya kepada satu kriteria evaluasi contoh, produktivitas.
11 Pengukuran efektivitas dengan menggunakan sasaran yang sebenarnya dan
memberikan hasil daripada pengukuran efektivitas berdasarkan sasaran resmi dengan memperhatikan masalah yang ditimbulkan oleh beberapa hal berikut :
1. Adanya macam-macam output Adanya bermacam-macam output yang dihasilkan menyebabkan
pengukuran efektivitas dengan pendekatan sasaran menjadi sulit untuk dilakukan. Pengukuran juga semakin sulit jika ada sasaran yang saling bertentangan dengan
sasaran lainnya. Efektivitas tidak akan dapat diukur hanya dengan menggunakan suatu
indicator atas efektivitas yang tinggi pada suatu sasaran yang seringkali disertai dengan efektivitas yang rendah pada sasaran lainnya England, 1967 :108. Selain
itu, masalah juga muncul karena adanya bagian-bagian dalam suatu lembaga yang mempunyai sasaran yang berbeda-beda secara keseluruhan, sehingga pengukuran
efektivitas seringkali terpaksa dilakukan dengan memperhatikan bermacam- macam sasaran secara slimutan.
Dengan demikian, yang diperoleh dari pengukuran efektivitas adalah provil atau bentuk dari efek yang menunjukkan ukuran efektivitas pada setiap
sasaran yang dimilikinya. Selanjutnya hal lain yang sering dipermasalahkan adalah frekwensi penggunaan kriteria dalam pengukuran efektivitas seperti yang
dikemukakan oleh R.M Steers yaitu bahwa kriteria dan penggunaan hal-hal tersebut dalam pengukuran efektivitas adalah :
Adaptabilitas dan fleksibilitas
Produktivitas
Keberhasilan memperoleh sumber
12
Keterbukaan dalam komunikasi
Keberhasilan pencapaian program
Pengembangan program Steers, 1982 : 546. 2. Subjektivitas dalam adanya penilaian
Pengukuran efektivitas dengan menggunakan pendekatan sasaran seringkali mengalami hambatan, karena sulitnya mengidentifikasikan sasaran
yang sebenarnya dan juga karena kesulitan dalam pengukuran keberhasilan dalam mencapai sasaran. Hal ini terjadi karena sasaran yang secara resmi tertulis berbeda
dengan sasaran yang sebenarnya dalam pelaksanaan. Untuk itu ada baiknya bila meninjau pendapat G.W England, bahwa perlu masuk kedalam suatu lembaga
untuk mempelajari sasaran yang sebenarnya karena informasi yang diperoleh hanya dari dalam suatu lembaga untuk melihat program yang berorientasi ke luar
atau ke masyarakat, seringkali dipengaruhi oleh subjektifitas. Untuk sasaran yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, unsure subjektif
itu tidak berpengaruh tetapi untuk sasaran yang harus dideskripsikan secara kuantitaif, informasi yang diperoleh akan sangat tergantung pada objektifitas
dalam suatu lembaga mengenai sasarannya. Hal ini didukung oleh pendapat Richard M. Steers yaitu bahwa lingkungan dan keseluruhan elemen-elemen
kontektual berpengaruh terhadap informasi lembaga, dan menentukan tercapai tidaknya sasaran yang hendak dicapai Steers, 1982 : 558.
Karena itu perbedaan karakteristik faktor-faktor kontektual ini perlu diperhatikan apabila hendak bermaksud mengukur efektivitas program yang
terdapat pada lingkungan yang berbeda.
13
B. Pelayanan dan Pelayanan Kesehatan B.1 Pelayanan