STATUS HUKUM ANAK YANG DILAHIRKAN DARI PENUTUP

xii

BAB IV STATUS HUKUM ANAK YANG DILAHIRKAN DARI

PROSES SEWA MENYEWA RAHIM DENGAN MEMPERGUNAKAN IBU PENGGANTI 4.1. Status Hukum Anak yang Dilahirkan dari Proses Sewa Menyewa Rahim dengan Mempergunakan Ibu Pengganti Menurut KUHPerdata ...... 62 4.2. Hak-hak Anak Hasil dari Proses Sewa Menyewa Rahim dengan Mempergunakan Ibu Pengganti ................................................................... 65 4.3. Hak Mewaris Anak Hasil dari Proses Sewa Menyewa Rahim dengan Mempergunakan Ibu Pengganti ................................................................... 67

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .................................................................................................. 70 5.2. Saran ........................................................................................................... 71 DAFTAR PUSTAKA xiii ABSTRAK Salah satu metode program bayi tabung yang mana sang istri tidak bisa mengandung, tetapi sel telurnya masih baik, maka ada satu solusi yang ditawarkan oleh teknologi kedokteran terkini yaitu dengan cara pembuahan luar rahim pasangan suami istri tersebut ditanam ke rahim wanita lain, dengan suatu perjanjian yang mana wanita tersebut harus mau mengandung, melahirkan dan menyerahkan kembali bayinya dengan imbalan sejumlah materi. Hal inilah yang disebut sebagai sewa rahim gestational agreement ibu pengganti Surrogate Mother. Sehingga permasalahan yang muncul bagaimanakah pengaturan tentang perjanjian sewa menyewa rahim dengan mempergunakan ibu pengganti serta bagaimanakah status hukum anak yang dilahirkan dari proses sewa menyewa rahim dengan mempergunakan ibu pengganti. Untuk memberikan kepastian hukum. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini termasuk dalam kategorijenis penelitian hukum normatif, yaitu penelitian hukum kepustakaan atau penelitian hukum yang didasarkan pada data sekunder. Kemudian dianalisis secara interpretasi. Pengaturan perjanjian sewa menyewa rahim ibu pengganti menurut Pasal 1320 KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian, perjanjian ini tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan mengikat dikarenakan syarat kausa yang halal dalam perjanjian sewa menyewa rahim ibu pengganti tidak terpenuhi, bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan, dalam hal ini bertentangan dengan Pasal 127 ayat 1 huruf a Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 40 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi. Menurut hukum perdata status hukum anak hasil sewa rahim adalah merupakan anak angkat bagi pihak yang menyewa rahim tersebut. Dianggap anak angkat dikarenakan tidak sahnya perjanjian sewa menyewa rahim ibu pengganti. Anak angkat ini menggantikan kedudukan anak kandung. Dengan demikian ia berhak untuk mendapatkan warisan dari orang tua yang mengangkatnya pewaris. Disarankan agar pasangan suami istri yang tidak bias memperoleh keturunan secara alamiah tidak melakukan perjanjian sewa menyewa rahim. Kata Kunci : Sewa Rahim, Ibu Pengganti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata xiv ABSTRACT One method of in vitro ferttilization where the wife could not conceive, but the egg cell is still good, then there is one solution offered by medical technology current is by way of fertilization outside the womb couples are implanted into the womans uterus other, with an agreement in which the woman must be willing pregnant, give birth and handed back the baby in exchange for some material. This is called a lease womb gestational agreement surrogacy Surrogate Mother. So that the problems that arise how the regulation of the lease agreement with the use of surrogate mothers womb and how the legal status of children born out of the lease by using the surrogate mothers womb. In order to provide legal certainty. The method used in writing this essay included in the category type of normative legal research, namely legal research or legal research literature that is based on secondary data. Then analyzed the interpretation. Arrangement lease agreement womb of a surrogate mother in accordance with Article 1320 of the Civil Code regarding the terms validity of the agreement, this agreement is not valid and has no binding force because the condition causes kosher in the lease agreement womb of a surrogate mother is not met, contrary to the rules legislation, in this case contrary to Article 127 paragraph 1 letter a of Law Number 36 Year 2009 on Health and Article 40 of the Indonesia Government Regulation No. 61 Year 2014 About Reproduction health. According to the civil law legal standing rental yields womb child is a foster child for those who are renting the uterus. Considered a foster child because it unlawful agreement renting the uterus af a surrogate mother. It replaces the position adopted children biological children. As such he is entitled to inherit from a parent who appointed him heir. It is recommended that couples who are not biased to conceive naturally can not do a lease agreement womb. Key Words : Rent Uterus, Surrogate Mother, Code of Civil Law

BAB I PENDAHULUAN