Landasan Teori KAJIAN PUSTAKA

Gronross dalam Tjiptono, 2000:30 menjelaskan bahwa brand image yaitu profil, reputasi, citra umum dan daya tarik khusus suatu merek. Dewi 2009:53 mendefinisikan brand image adalah semua asosiasi tentang suatu brand yang dimiliki oleh konsumen. Asosiasi ini bisa diukur dalam tiga dimensi, yaitu kekuatan strength, kelebihan favorability, dan keunikan uniqueness brand tersebut dibandingkan brand pesaing. Fandy 2005:49 menambahkan brand image merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen tentang merek tertentu. Asosiasi tersebut merupakan atribut yang ada didalam merek itu dan memiliki suatu tingkat kekuatan. 1 Manfaat Brand Image Rangkuti 2004:17 mengemukakan berbagai manfaat brand image bagi perusahaan, yaitu: a Brand image dapat dibuat sebagai tujuan di dalam strategi perusahaan. b Brand image dapat dipakai sebagai dasar untuk bersaing dengan brand – brand lain dari produk sejenis. c Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk. d Brand image dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha- usaha strategi perusahaan. 2 Komponen yang membentuk brand image Menurut Biel dalam jurnal penelitian Setyaningsih Didit Darmawan 2004 komponen pembentuk brand image adalah: a Citra Korporat Citra yang didalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain ingin agar nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. b Citra Produk Konsumen Citra konsmen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Image dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra dari merek tersebut. c Citra Pemakai Dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontrak dengan pengguna merek tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Dimensi Brand Image Menurut European Journal of Business and Management 2013:62 dimensi brand image, yaitu: a Brand Identity Identitas Merek Brand identity merupakan identitas fisik yang berkaitan dengan merek atau produk tersebut sehingga konsumen mudah mengenali dan membedakannya dengan merek atau produk lain, seperti logo, warna, kemasan, identitas perusahaan, slogan dan sebagainya. b Brand Personality Personalitas Merek Brand personalty adalah karakter khas sebuah merek yang membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia, sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya dengan merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter tegas, kaku, kreatif, independen dan sebagainya. c Brand Association Asosiasi Merek Brand association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk, aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal sponsorship atau social responsibility, isu-isu yang sangat kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person, symbol-simbol dan makna tertentu yang sangat kuat melekat pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI suatu merek, misalnya “ ingat air mineral ingat Aqua”, “ art + technology = Apple”, “ Nike = Tiger Woods”, dan sebagainya. d Brand Attitude Sikap dan Perilaku Merek Brand attitude and behavior adalah sikap atau perilaku komunikasi dan interaksi merek dengan konsumen dalam menawarkan benefit- benefit dan nilai yang dimilikinya. Kerap sebuah merek menggunakan cara-cara yang tidak pantas dan melanggar etika dalam berkomunikasi, pelayanan yang buruk sehingga mempengaruhi pandangan publik terhadap sikap dan perilaku merek tersebut atau sebaliknya sikap dan perilaku simpatik, jujur, konsisten antara janji dan realitas, pelayanan yang baik dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas membentuk persepsi yang baik pula terhadap sikap dan perilaku merek tersebut. Jadi brand attitude behavior mencakup sikap dan perilaku komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk perilaku karyawan dan pemilik merek. e Brand Benefit and Competence Manfaat dan Keunggulan Merek Brand benefit and competence merupakan nilai-nilai dan keunggulan khas yang ditawarkan oleh suatu merek kepada konsumen yang membuat konsumen dapat merasakan manfaat karena kebutuhan, keinginan, mimpi dan obsesinya terwujudkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI oleh apa yang ditawarkan tersebut. Nilai dan benefit disini dapat bersifat functional, emotional, symbolic, maupun social, misalnya merek dengan produk deterjen dengan benefit membersihkan pakaian functional benefitvalues, pemakai pakaian menjadi percaya diri emotional benefitvalues, menjadi simbol gaya hidup masyarakat modern yang bersih symbolic benefitvalues. Manfaat, keunggulan dan kompetensi khas suatu merek akan mempengaruhi brand image produk, individu atau lembaga perusahaan tersebut. 3. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah keputusan konsumen mengenai preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan Kotler dan Keller, 2012. Proses keputusan pembelian konsumen seperti, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Gambar II.1 Model Lima Tahap Proses Pembelian Sumber: Kotler dan Keller 2012 Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evalausi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian a. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadair suatu masalah atas kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal misalnya kebutuhan umum seseorang haus yang kemudian mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Rangsangan eksternal misalnya seseorang mengangumi tas baru temannya yang memicu pemikiran kemungkinan melakukan suatu pembelian. b. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Ada dau level rangsangan yaitu level penguatan perhatian, orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level berikutnya orang tersebut mungkin akan lebih aktif dalam mencari informasi melalui bahan bacaan, melakukan kegiatan online, bertanya keteman dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tersebut. c. Evaluasi Alternatif Banyakya pilihan produk mengharuskan konsumen melakukan evaluasi alternative untuk menentukan pilihan produk yang akan menjadi pilihannya. Proses evaluasi dasar dapat membantu konsumen; pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing- masing produk sebagai sekelompok atribut dengan berbagai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. d. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang paling disukai, tetapi ada dua faktor yang muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain yaitu, pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. e. Perilaku Pasca Pembelian Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan rasa puas atau tidak puas. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembeli, tindakan pasca pembeli dan penggunaan produk pasca pembeli. 1 Kepuasan Pasca Pembeli Pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen kinerja anggapan produk. Jika kinerja tidak memenuhi harapan konsumen, konsumen akan kecewa jika memenuhi harapan, konsumen akan puas jika melebihi harapan konsumen akan merasa sangat puas. Perasaan ini akan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan membicarakan hal-hal yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tentang produk kepada orang lain. 2 Tindakan Pasca Pembelian Jika konsumen puas, konsumen akan membeli produk itu kembali. pelanggan yang puas juga cenderung mengatakan hal baik tentang merek kepada orang lain. Di pihak lain, konsumen yang kecewa mungkin akan mengabaikan dan mengembalikan produk. 3 Penggunaan dan Penyingkiran Pasca Pembelian Kunci kesuksesan penjualan adalah tingkat konsumsi produk- semakin cepat pembeli mengkonsumsi sebuah produk, semakin cepat mereka kembali kepasar untuk membelinya lagi. 4. Minat Beli Ulang a. Definisi minat beli Kotler, 2007 dalam Sudrajad, 2014:16 menyatakan minat beli adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan untuk membeli atau memilih suatu produk berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan mengiginkan suatu produk. Shah, et al.,2011 dalam Purba 2015:18 minat beli merupakan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian dimasa mendatang. Minat beli konsumen dapat berubah sesuai dengan stimulus yang diberikan. Minat beli konsumen dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor yang berhubungan dengan perasaan dan emosi yang dimiliki konsumen merupakan faktor internal. Minat beli pembelian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pemasaran maupun lingkungan. stimulus yang diperoleh konsumen kemudian akan diproses dan dipertimbangkan konsumen sesuai dengan kebutuhan pribadinya. Konsumen berkemungkinan besar akan memiliki minat membeli ketika stimuli dari luar sesuai keinginan konsumen tersebut. b. Definisi Minat Beli Ulang Cronin dkk, 1992 dalam Sudrajad, 2014:16 minat beli ulang pada dasarnya adalah perilaku pelanggan dimana pelanggan merespon positif terhadap kualitas pelayanan suatu perusahaan dan berniat melakukan kunjungan kembali atau mengkonsumsi kembali produk perusahaan tersebut. Chen Hsieh dalam Purba, 2015:18 mendefinisikan minat beli ulang sebagai bentuk respon positif yang ditunjukan konsumen terhadap suatu produk setelah melakukan evaluasi keseluruhan terhadap produk tersebut dan tujuan yang dimilikinya dimasa mendatang. c. Indikator Minat Beli Ulang Ferdinand, 2006 dalam purba, 2015:19 minat beli ulang bisa diidentifikasi oleh beberapa indikator, yaitu: 1 Minat referensial, merupakan minat seorang konsumen untuk mereferensikan sebuah produk berdasarkan pengalaman yang dimilikinya kepada konsumen lain agar konsumen tersebut ikut membeli. 2 Minat Exploratif yaitu, minat seorang konsumen mencari segala informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkannya. 3 Minat Preferensial yaitu, minat menggambarkan perilaku seorang konsumen yang menjadikan produk tersebut sebagai preferensi utama dibandingkan dengan produk - produk lain dipasaran.

B. Penelitian Sebelumnya

Gilang Sudrajad, 2014. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Ulang pada toko Buck Store yang ada di Tembalang Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra merek X1, harga X2 dan kualitas produk terhadap minat beli ulangY pada konsumen toko Buck Store Semarang. Hipotetsis dalam penelitian ini adalah: citra merek berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, harga berpengaruh positif terhadap minat beli ulang, kualitas produk berpengaruh positif terhadap minat beli ulang. Penelitian dilakukan kepada konsumen toko buku Buck Store Semarang dengan menggunakan kuesioner secara personal Personality Questitionmaires. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis menggunakan SPSS 16.0 yang meliputi uji realibilitas, uji validitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji F dan uji t, serta analisis koefisien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI determinan R 2 . Dari analisis tersebut diperoleh persamaan regresi: Y = 0,246 X1 + 0,235 X2 + 0,403 X3. Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa semua variabel independen berpengaruh terhdap minat beli ulang konsumen, hal ini berarti apabila terjadi perubahan pada satu atau lebih variabel independenya maka akan terjadi perubahan juga pada variabel dependenya. Selain itu, diperoleh juga urutan dari masing-masing variabel bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh paling besar terhadap minat beli ulang dengan koefisien regresi sebesar 0,403. Lalu variabel citra merek dengan koefisien regresi sebesar 0,246, dan harga sebagai variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap minat beli ulang dengan koefisien regresi 0,235. Maka berdasarkan penelitian sebelumnya, penulis memodifikasi penelitian terdahulu dengan memfokuskan pengaruh variabel X brand image dan objek yang diteliti.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang topik penelitian yang dibahas. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui brand image variabel independen mempengaruhi minat beli ulang variabel dependen atau minat beli ulang variabel dependen mempengaruhi brand image variabel independen. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar II.2 Hubungan variabel independen - dependen Pengaruh brand image terhadap minat beli ulang. suatu produk yang memiliki merek atau nama yang telah dkenal luas oleh masyarakat biasanya memiliki daya tarik khusus yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan pembelian ulang produk. Pembelian ulang dipengaruhi oleh faktor brand image yang positif, karena dengan brand image yang kuat dapat menyebabkan konsumen menjadi loyal Andreani et al, 2012. Dengan demikian, brand image merupakan salah satu faktor seseorang untuk melakukan pembelian ulang, karena dengan brand image yang positif tersebut dapat membuat konsumen melakukan pembelian secara berulang-ulang.

D. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan jawaban sementara berupa alternatif-alternatif jawaban yang di buat oleh peneliti terhadap masalah yang akan diteliti. Brand image adalah suatu persepsi konsumen tentang suatu merek, persepsi inilah yang nantinya akan mempengaruhi konsumen agar melakukan pembelian ulang suatu merek tertentu. Bila konsumen merasa puas, maka akan ada pembelian ulang terhadap produk tersebut. Berdasarkan uraian tersebut penulis dapat merumuskan sebagai berikut: Hipotesis H a : brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. Brand Image Minat Beli Ulang 23

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono 2001:11, penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk hubungan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal, yaitu hubungan sebab akibat.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian Subjek penelitian yang akan diteliti adalah mahasiswi kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta yang merupakan konsumen produk Oriflame 2. Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah brand image dan minat beli ulang konsumen.

C. Waktu dan Lokasi

1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2017 2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kampus 1 Universitas Sanata Dharma, Mrican, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas Independent Variable Variabel Bebas independent variable adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya variabel terikat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah brand image X Oriflame. Indikator dalam penelitian ini diturunkan dari dimensi brand image. Tabel III. 1 Dimensi dan Indikator Brand Image Dimensi Indikator 1. Brand Identity Tampilan fisik merek mudah dikenali logo dan kemasan produk 2. Brand Personality Penggunaan produk merek oriflame membentuk citra diri tertentu semakin percaya diri dan semakin keren 3. Brand Association kosmetik dengan potongan harga dan penggunaan bahan alami tumbuhan. 4. Brand Attitude Kesesuaian produk dengan penawaran dikatalog bentuk dan warna produk, janji yang diberikan. 5. Brand Benefit and Competence Manfaat yang menjadi keunggulan produk merek oriflame sesuai kebutuhan. 2. Variabel Terikat Dependent Variable Variabel terikat dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Minat Beli Ulang Y. Indikator minat beli ulang yaitu: a. Kecenderungan merekomendasikan orang lain untuk membeli produk merek Oriflame. b. Kecenderungan mengikuti informasi tentang produk merek Oriflame. c. Kecenderungan memilih produk merek Oriflame dibandingkan kosmetik yang lain. 3. Pengukuran Variabel Jenis skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2007:132. Dalam penelitian ini peneliti telah menetapkan 2 variabel yang akan diteliti yaitu brand image dan minat beli ulang. Peneliti menggunakan skala pengukuran data, yaitu teknik skala Likert yang berskala 1 sampai 5. Pernyataan kuesioner akan dibuat dalam bentuk checklist dan masing-masing item jawaban memiliki bobot yang berbeda. Bobot dari masing-masing kuesioner sebagai berikut.