Analisis Data ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

terendah yang termasuk dalam kategori cukup yaitu item nomor 4 dengan rata-rata 3,16. 2 Hasil dari rata-rata minat beli ulang yang didapat akan dimasukkan dalam kelompok dimana skor 1,00 – 1,79 termasuk sangat rendah SR, 1,80 – 2,59 termasuk rendah R, 2,60 – 3,39 termasuk cukup C, 3,40 – 4,19 termasuk tinggi T, 4,20 – 5,00 termasuk sangat tinggi ST. Tabel V.7 Deskriptif Variabel dan Indikator Minat Beli Ulang Variabel Mean Indikator Mean Minat Beli Ulang 3,21 Referensial minat mereferensikan kepada orang lain 3,63 Exploratif minat mencari informasi 3,08 Prefensial minat menjadikan produk sebagai preferensi utama 2,94 Sumber: Data yang Diolah, Maret 2017 Berdasarkan tabel V.7 secara umum keseluruhan rata-rata minat beli ulang yaitu 3,21 yang termasuk dalam kategori cukup yang berarti bahwa konsumen berminat untuk membeli produk merek Oriflame kembali. jika dilihat dari rata-rata skor indikator yang tertinggi adalah minat referensial dengan rata-rata 3,63 yang termasuk dalam kategori tinggi dan yang terendah yaitu minat preferensial untuk menjadi produk merek Oriflame sebagai pilihan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI utama dengan rata-rata 2,94 yang termasuk dalam kategori sangat rendah. 2. Analisis Regresi a. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data. Normal atau tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai signifikansi pada tabel Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 sign0,05 berarti data berdistribusi normal. Adapun uji normalitas pada tabel berikut: Tabel V.8 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .40960640 Most Extreme Differences Absolute .067 Positive .042 Negative -.067 Kolmogorov-Smirnov Z .665 Asymp. Sig. 2-tailed .768 a. Test distribution is Normal. Sumber: Data SPSS, 2017 Berdasarkan tabel V.8, dapat dilihat nilai sig. pada bagian Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,768 0,05. Jadi, semua variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal. b. Persamaan Regresi 1 Analisis Regresi Sederhana Analisis regresi sederhana bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Selain untuk mengetahui arah hubungan kedua variabel analisis regresi sederhana juga untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan. Adapun hasil analisis regresi linier sederhana sebagai berikut: Tabel V.9 Analisis Regresi Linier Sederhana Sumber: Data SPSS, April 2017 Dari hasil perhitungan tabel V.9, maka dapat dapat dibentuk persamaan Y= 0,526 + 0,741 X. Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .526 .452 1.162 .248 Brand Image .741 .121 .528 6.147 .000 a. Dependent Variable: Minat Beli Ulang 2 Uji Hipotetsis Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara signifikan antara variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. lihat tabel V.10. a Menentukan rumusan hipotesis H : β = 0, artinya Brand Image tidak berpengaruh terhadap minat beli ulang. H a : β ≠ 0, artinya Brand Image berpengaruh terhadap minat beli ulang. b Menentukan level of significance α: Taraf signifikansi yang digunakan 0,05. c Menentukan nilai t hitung dan t tabel Nilai t hitung adalah 6,147 lihat pada tabel V.10. Dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95, maka nilai α= 0,05. Derajat bebas df = n-k atau 100 – 1 = 99. Kemudian dicari pada distribusi nilai t angka 0,05 ; 99 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,66039. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d Kriteria Pengujian H diterima dan H a ditolak , jika t hitung ≤ t tabel. H ditolak dan H a diterima, jika t hitung t tabel. e Membuat Kesimpulan Dapat dilihat pada tabel V.10 bahwa nilai t hitung untuk brand image X sebesar 6,147 dan nilai signifikansi 0,000. Nilai signifikan tersebut lebih kecil dari 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari 1,66039 maka H a diterima. Artinya brand image X berpengaruh terhadap minat beli ulang Y.

C. Pembahasan

Berdasarkan program studi, responden yang diperoleh penulis mayoritas adalah program studi manajemen dengan proporsi 26 dan yang terkecil adalah program studi ekonomi dengan frekuensi 6. Penulis berpendapat bahwa mayoritas program studi manajemen karena penulis sendiri banyak berkeliaran dilingkup manajemen dan dibeberapa program studi lain penulis masih banyak menemukan mahasiswi-mahasiswi calon konsumen Oriflame. Berdasarkan kategori produk merek Oriflame yang pernah atau sering dibeli oleh konsumen diperoleh jenis produk yang digemari responden yaitu jenis make-up dengan proporsi 61. Penulis berpendapat bahwa make-up memiliki proporsi yang tinggi karena subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswi dimana biasanya mahasiswi sangat mengikuti perkembangan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI produk. selain itu penulis menemukan bahwa ada satu jenis produk yang memiliki proporsi 0 artinya, mahasiswi yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini tidak melalukan pembelian produk tersebut. Berdasarkan pada jenis kulit responden dalam penelitian ini mayoritas konsumen yang menjadi responden memiliki kulit normal dengan proporsi 25. Penulis berpendapat bahwa responden dengan kulit normal lebih banyak memilih produk-produk Oriflame karena kulit normal perlu untuk selalu dirawat dan dilindungi. Dalam deskriptif ini ada responden dengan proporsi 6 yang tidak mengetahui jenis kulit yang dimilikinya tetapi memilih untuk menggunakan produk merek Oriflame. Penulis berpendapat bahwa responden merasa yakin akan kualitas produk Oriflame mengingat produk-produk Oriflame yang menggunakan bahan alami sehingga tidak berbahaya untuk kulit. Hasil analisis deskriptif pada tabel V.6 dapat dilihat dimensi brand identity, brand association, brand attitude, serta brand benefit and competence memiliki skor rata-rata yang masuk dalam kategori baik B artinya Oriflame memiliki daya tarik khusus yang mampu membuat konsumen yakin akan merek tersebut. Skor rata-rata tertinggi adalah dimensi brand identity dengan skor 3,85. Hal ini menunjukan identitas merek Oriflame sudah melekat dibenak responden terbukti dengan responden mampu mengenali logo dan bentuk unik produk merek Oriflame dengan baik. Nilai rata-rata terendah adalah brand personality yang masuk kategori cukup C. hal ini menunjukan bahwa responden merasa biasa-biasa saja dalam pengunaan produk oriflame tidak ada kepercayaan diri ataupun merasa semakin keren akan dirinya akan bertambah ketika menggunakan produk tersebut, maka dari itu sebaiknya Oriflame meningkatkan citra dirinya sebagai perusahaan kosmetik yang berkualitas dan terpercaya. Jika dilihat dari rata- rata skor setiap item pernyataan brand image masuk dalam kategori baik B karena skor jawaban masih dalam rentang 3,40-4,19. Skor tertinggi adalah logo Oriflame yang mudah dikenali dengan skor 4,04 artinya responden mampu mengingat bentuk fisik dari produk merek Oriflame. Sedangkan skor terendah yaitu item nomor 4 merasa semakin keren yang artinya responden merasa bahwa menggunakan produk merek Oriflame sama saja dengan menggunakan produk lain sejenis. Dapat dilihat hasil analisis deskritif tabel V.7 variabel minat beli ulang memiliki jumlah skor rata-rata 3,21 yang masuk dalam kategori cukup C yang artinya konsumen berminat melakukan pembelian kembali dimasa mendatang berdasarkan pengalaman yang dimilikinya dipembelian sebelumnya. Skor tertinggi dengan pernyataan minat mereferensikan kepada orang lain 3,63 yang mengindikasikan bahwa konsumen akan menceritakan tentang produk – produk merek Oriflame kemudian mendorong orang lain tersebut untuk melakukan pembelian. Konsumen Oriflame yang menjadi responden dalam penelitian ini dapat dikatakan cenderung untuk mencari informasi dengan rata-rata 3,08 C. Skor terendah adalah konsumen yang menjadi responden cenderung tidak menjadikan Oriflame sebagai pilihan utama dengan rata-rata 2,94 yang masuk dalam kategori rendah R artinya responden tidak merasakan manfaat penuh yang ditawarkan Oriflame. Berdasarkan hasil analisis regresi brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. hal ini dilihat dari hasil uji hipotesis Uji t yaitu 6,147 1,66039 adalah H ditolak dan H a diterima. pengaruh brand image ini bersifat positif signifikan dengan nilai sig. 0,000 artinya apabila brand image semakin baik, maka hal tersebut akan semakin menimbulkan atau mendorong minat beli ulang. Oleh karena itu bila perusahaan ingin mendorong minat beli ulang, maka perusahaan harus meningkatkan brand image menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang variabel brand image perusahaan dapat memperbaiki tiga skor terendah dari dimensi brand image yaitu yang pertama brand personality dalam dimensi ini item pernyataan terendah terdapat pada item ke-4 dengan skor 3,16 dan item pernyataan terendah selanjutnya ialah item pernyataan ke-3 dengan skor 3,40. Dimensi terendah ke-2 yaitu brand association, dalam dimensi ini item pernyataan terendah terdapat pada item ke-5 dengan skor 3,44 dan item pernyataan yang rendah selanjutnya ialah item pernyataan ke-6 dengan skor 3,66. Dimensi ketiga yaitu brand benefit and competence dengan skor 3,67. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini peneliti bermaksud untuk mengetahui apakah brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang. Adapun hasil yang didapatkan setelah menyelsaikan seluruh pengujian sebagai berikut: 1. Profil konsumen Oriflame yang penulis peroleh mayoritas dari prodi manajemen dengan jenis kulit normal dan produk yang banyak digemari yaitu, kategori make-up. 2. Brand image Oriflame menurut konsumen di kampus 1 Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori baik. 3. Minat beli ulang Oriflame pada konsumen di kampus 1 Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori baik. 4. Brand image berpengaruh terhadap minat beli ulang dan pengaruhnya positif.

B. Saran

1. Bagi pihak pemasar perusahaan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti pada bab sebelumnya terdapat tiga dimensi brand image yang memiliki skor terendah. Bila perusahaan ingin melakukan peningkatan, maka perusahaan bisa memulai dari dimensi brand personality untuk item pernyataan 1 dan 2 perusahaan bisa meningkatkan dengan cara melakukan promosi menggunakan artisendorser yang terkenal yang mampu menarik perhatian konsumen dan mampu membuat konsumen yakin bahwa ada kesamaan antara dirinya dengan artisendorser tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Peningkatan yang kedua dapat dilakukan pada dimensi brand association untuk item pernyataan nomor 5, perusahaan dapat melakukan peningkatan dengan cara menambah isi katalog dengan memperlihatkan bahan-bahan alami yang digunakan untuk pembuatan produk, cara ini akan membuat konsumen merasa yakin bahwa produk-produk merek Oriflame menggunakan bahan alami yang berasal dari alam. Sedangkan untuk item pernyataan nomor 6 perusahaan bisa meningkatkan dengan cara pemberian diskon disetiap pembelian pada minggu ke dua disetiap bulannya. Peningkatan ketiga dilakukan pada dimensi brand benefit and competence dengan cara melakukan survei dilapangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian menunjukan bahwa brand image memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang. Ada baiknya peneliti selanjutnya menambahkan variabel lain, yang mungkin juga memiliki pengaruh sepertti brand awareness dan brand relationship sehingga penelitian ini tidak berhenti hanya sampai disini saja.

C. Keterbatasan

1. Variabel yang diteliti oleh peneliti hanya berfokus pada brand image dan minat beli ulang sehingga mengabaikan variabel lain. 2. Sampel dalam penelitian menggunakan nonbrobability sampling sehingga penelitian belum ideal, nonprobability sampling lebih cocok digunakan untuk penelitian deskriptif sedangkan dalam penelitian ini digunakan dua analisis yaitu analisis deskriptif dan inferensial.